Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang INVESTIGASI WABAH
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini,khususnyadosen pembimbing kami
yang telah membimbing kami hingga terselesaikan makalah ini
Penyusun menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu
penyusun sangatmengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing
maupun teman-teman atau pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1.1 Latar Belakang ................................................................

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................

1.3 Tujuan .............................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................

2.1 Definisi ............................................................................

2.2 komponen wabah ............................................................

2.3 kriteria kerja wabah..........................................................

2.4 langkah investigasi wabah ..............................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................

3.1 Kesimpulan......................................................................

3.2 saran ................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya


penemuan kuman cholera oleh john snow sehingga ia terkenal dengan metode
investigasi wabah cholera di London ( 1854 ).

Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau


peristiwa yang lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode
waktu tertentu di area tertentu atau diantara kelompok tertentu. Disebuah
fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul
ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu isolate microbial
atau kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus
yang signifikan dari jumlah biasanya.

Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam


masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari
pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka. Menteri menetapkan dan mencabut daerah tertentu
dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah wabah. (PMK
No.949, Tahun 2004).

Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya


kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya wabah. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu
Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya.
Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika
dokter, perawat , atau petugas laboraturium yang menyadari terjadinya
serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah kelompok kasus penyakit atau
peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalm rentang waktu dan tempat yang
berdekatan. Didalam sautu kluster banyaknya kasus yang dapat atau tidak
dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakan
tidak diketahui.Karena rate endemic penyakit nosokomial, cedera, dan
kejadian yang merugikan lainnya berbeda untuk masing-masing fasilitas
pelayanan kesehatan , hanya ada sedikit criteria pasti untuk menentukan
kepada yang diperlukan upaya evaluasi pada suatu masalah yang potensial
atau memulai investigasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan investigasi wabah ?


2. Langkah dalam melakukan investigasi wabah ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah tugas dari mata kuliah
epidemiologi dan menambah wawasan penulis tentang epidemiologi
khususnya tentang Investigasi Wabah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Banyak definisi yang diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun


para ahli diantaranya

1. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989)


Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang
sejumlah besar orang di daerah yang luas.

2. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit


Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (1981)
Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah
meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit .

3. Undang-undang RI No 4 th. 1984 tentang wabah penyakit menular


Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari
pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.

4. Benenson, 1985
Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada
penduduk suatu daerah, yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa .

5. Last 1981
Wabah adgalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa
penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau
kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih
banyak dari keadaan biasa.

Selain kata wabah dikenal pula dengan kata letusan ( outbreak) dan
kejadian luar biasa (KLB). Di Indonesia perntaan adanya wabah hanya boleh
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Apabila peningkatan penderita penyakit
yang memenuhi kriteria definisi wabah diatas, akan dinyatakan sebagai suatu
letusan penyakit bila kejadian tersebut terbatas dan dapt ditanggulangi ki oleh
pemerintah dan dinyatakan sebagai KLB.

Secara umum Wabah dapat diartikan sebagai kejadian penyakit


melebihi dari normal (kejadian yang biasa terjadi). Banyak definisi yang
diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun para ahli diantaranya :

 Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat,


menyerang sejumlah besar orang didaerah luas ( KBBI : 1989 ).
 Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang
telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah
terjangkit ( depkes RI, DirJen P2MPLP : 1981).
 Wabah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu
serta dapat menimbulkan malapetaka ( UU RI No. 4 tahun 1984 ).
 Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada
penduduk suatu daerah, yang nyata jelas melebihi jumlah biasa
( Benenson : 1985 )
 Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat
berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan
yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa ( Last : 1981 )

Selain kata wabah dikenal pula letusan ( outbreak ) apabila kejadian


tersebut terbatas dan dapat ditanggulangi sendiri oleh pemerintah daerah dan
kejadian luar biasa ( KLB ) apabila penanggulangannya membutuhkan
bantuan dari pemerintah pusat ( DirJen P2MPLP tahun 1981 ). Di Indonesia
pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh mentri kesehatan.

2.2 Komponen Wabah

 Kenaikan jumlah penduduk


 Kelompok penduduk disuatu daerah
 Waktu tertentu

2.3 Kriteria Kerja Wabah / KLB

Kepala wilayah / daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka


wabah (KJB penyakit menular) diwilayahnya atau tersangka penderita penyakit
yang dapat menimbulkan wabah, wajib seera melakukan tindakan – tindakan
penanggulangan seperlunya, dengan bantuan unit kesehatan setempat, agar tidak
berkembang menjadi wabah (UU No. 4 dan PerMenKes 560/ MenKes/ Per/ VIII/
1989).

Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut

 Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak


dikenal.
 Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus – menerus selama tiga
kurun waktu berturut – turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari,
minggu).
 Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).
 Jumlah penderita baru dalam suatu bulan menunjukan kenaikan dua kali
atau lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.
 Angka rata – rata perbulan selama satu tahun menunjukan kenaikan dua
kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dari
tahun sebelumnya.
 Case fatality rate ( CFR ) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu
menunjukan kenaikan 50% atau lebih, dibandingkan dengan CFR dari
periode sebelumnya.
 Proportional rate ( PR ) penderita dari suatu periode tertentu menunjukan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan periode,
 kurun waktu atau tahun sebelumnya.
 Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus : cholera dean
demam berdarah dengue.
 Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya ( pada daerah
endemis ).
 Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode empat minggu
sebelumnya, daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang
bersangkutan.
 Beberapa penyakit seperti keracunan, menetapkan satu kasus atau lebih
sebagai KLB.
 Keracunan makanan
 Keracunan pestisida
 Satu kenaikan yang kecil dapat saja merupakan KLB yang perlu ditangani
seperti penyakit poliomylitis dan tetanus neonatorum kasus dianggap KLB
dan perlu penanganan khusus.
Peningkatan jumlah kasus atau penderita yang dilaporkan belum tentu suatu
wabah (pseudo epidemik) karena peningkatan penderita tersebut bisa karena :

 Perubahan cara pencatatan


 Ada cara – cara dignosis baru
 Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
 Ada penyakit lain dengan gejala sama
 Jumlah penduduk bertambah

2.4 Langkah Investigasi Wabah

Langkah melakukan investigsi wabah dilakukan dengan menggunakan


pendekatan yang sistemik yang terdiri dari :

1. Persiapan Investigasi di Lapangan


Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu:

a. Investigasi : pengetahuan ilmiah perlengkapan dan alat


b. Administrasi : prosedur administrasi termasuk izin dan pengaturan
perjalanan.
c. Konsultasi : peran masing – masing petugas yang turun kelapangan

2. Memastikan adanya Wabah

Dalam mementukan apakah wabah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai


berikut :

a) Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah


beberapa minggu atau bulan sebelumnya.

b) Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah


yang diharapkan.

c) Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya

 Catatan hasil surveilans


 Catatan keluar dari rumah sakit, statistic kematian, register, dan
lain-lain.
 Bila data local tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di
dekatnya atau data nasional.
 Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat menentukan
kondisi penyakit yang biasanya ada.
d) Pseudo endemik ( jumlah kasus yang dilaporkan belum tentu suatu
wabah ) :

 Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita


 Adanya cara diagnosis baru
 Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
 Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa
 Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan
3. Memastikan diagnosis

Semua temuan secara klinis harus dapat memastikan diagnosis wabah,


hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

a) Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan patut

b) Untuk menyingkirkan kesalahan laboraturium yang menyebabkan


peningkatan kasus yang dilaporkan

c) Semua temuan klinis harus disimpulakan dalam distribusi frekuensi

d) Kunjungan terhadap satu atau dua penderita

4. Membuat definisi kasus


Pembuatan definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk
menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak.
Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang. Penyelidikan sering
membagi kasus menjadi pasti ( compirmed), mungkin ( probable), meragukan
( possible ), sensivitasdan spefsifitas.

5. Menemukan dan menghitung Kasus


Metoda untuk menemukan kasus yang harus sesuai dengan
penyakit dan kejadian yang diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu
memberikan diagnosis. Informasi berikut ini dikumpulakan dari setiap kasus :

a) Data identifikasi ( nama, alamat, nomor telepon )

b) Data demografi ( umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan )

c) Data klinis
d) Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit

e) Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau member


umpan balik

6. Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)

1. Gambaran Waktu Berdasarkan Waktu


Perjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafik
histogram yang berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu :

a) Member informasi samapai dimana proses wabah itu dan bagaimana


kemungkinan kelanjutannya

b) Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan


penyelidikan pada periode tersebut, bila telah diketahui penyakit dan masa
inkubasinya.

c) Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian


mengetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang,
atau campuran keduanya

Kemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan :

a) Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata

b) Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung


mundur satu masa inkubasi rata-rata

c) Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa


inkubasi terpendek

Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit


sampai timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi
bermanfaat billa penyakit belum diketahui sehingga mempersempit
diagnosis diferensial dam memperikan periode pemaparan. Cara
menghitung median masa inkubasi :

a) Susunan teratur ( array) berdasarkan waktu kejadiannya

b) Buat frekuensi kumulatifnya

c) Tentukan posisi kasus paling tengah

d) Tentukan kelas median

e) Median masa inkubasiditentukan dengan menghitung jarak antara


waktu pemaparan dan kasus median

2. Gambaran wabah berdasarkan tempat


Gambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik
berbentuk Spot map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/symbol
tempat tertentu yang menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian
menurut golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan populasi.

3. Gambaran wabah berdasarkan ciri orang


Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu
yang ada hubungannya dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu
penyakit.Misalnya karakteristik inang ( umur, jenis kelamin, ras/suku, status
kesehatan) atau berdasarkan pemaparan ( pekerjaan, penggunaan obat-
obatan)

7. Membuat hipotesis

Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas


memformulasikan hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan,
dan pemaparan yang mengakibatkan sakit.
a) Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:

 Apa reservoir utama agen penyakitnya?


 Bagaimana cara penularannya?
 Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
 Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?

b) Wawancara dengan beberapa penderita

c) mengumpulkan beberapa penderita  mencari kesamaan pemaparan.

d) Kunjungan rumah penderita

e) Wawancara dengan petugas kesehatan setempat

f) Epidemiologi diskriptif

8. Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-kontrol)

Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari
dua cara

a) Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau

b) Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan


menyelidiki peran kebetulan.

c) Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat.

9. Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan

10. Melaksanakan pengendalian dan pencegahan


Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya
penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah
diketahui Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai
yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin
diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.

11. Menyampaikan hasil penyelidikan

Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama


Laporan lisan pada pejabat setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat
dan mereka yang bertugas mengadakan pengendalian dan pencegahan dan
yang kedua laporan tertulis.Penyamapin penyelidikan diantaranya

a) Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan


beralasan

b) Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan


saran harus dapat dipertahankan secara ilmiah

c) Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai


dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi,
kesimpulan, dan saran)

d) Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan

e) Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan


merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang .
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam


masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka. Menteri menetapkan dan mencabut daerah tertentu dalam wilayah
Indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah wabah

Penyelidikan epidemiologi merupakan penyelidikan atau survei yang


bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap masalah kesehatan atau
penyakit secara lebih menyeluruh. Kegiatan dalam penyelidikan epidemiologi
yaitu investigate, collecting, analyze dan conclusion.

Peraturan dalam Peyelidikan dan Penanggulangan diantaranya yaitu KLB


UU No. 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut, UU No. 2 Tahun 1962 tentang
Karantina Udara, UU RI No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, UU
RI No. 6 Tahun 1962 tentang Wabah, ,PP No. 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.949/Menkes//SK/VIII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kewaspadaan Dini KLB, dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang
Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis jauh dari kata sempurna, kesepannya penulis


akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan makalah dengan sumber- sumber
yang lebih banyak dan terbaru. Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat
bermanfaat bagi oembaca. Apabila ada saran dan kritik, silahkan sampaikan
dengan kami

Apabila terdapat kesahalan mohon maaf dsn memak;umi, karena kami


adalah hamba allah ang tak luput dari kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Rajab Wahyudin, M,Epid . 2008 . Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan .
Jakarta: EGC .
http://epid-infokes.blogspot.com/2007/08/investigasi-wabah.html

http://www.google.com

Seri Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) / General Emergency Life


Support (GELS) : Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
Cetakan ketiga. Dirjen Bina Yanmed Depkes RI, 2006.

Anda mungkin juga menyukai