Anda di halaman 1dari 4

C.

Rentang Normal Leukosit

Diameter lekosit sekitar 10 μm. Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan
rasio 1 : 700. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam
seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter
kubil darah terdapat 6000 sampai 10000 (rata-rata 8000) sel darah putih. Dalam kasus leukemia,
jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Jika jumlahnya lebih dari 11000 sel/mm3 maka
keadaan ini disebut leukositosis
dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka disebut leukopenia.

Kiswari, R. Hematologi & Transfusi. Jakarta. Erlangga; 2014.

G. Penyakit yang disebabkan tinggi dan rendahnya jumlah leukosit


Ada beberapa kelainan pada leukosit :
a. Leukopenia
Lekopenia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah lebih rendah daripada normal, dimana
jumlah leukosit lebih rendah dari 5000/mm³. Penyebab Infeksi virus dan sepsis bakterial yang
berlebihan dapat menyebabkan leukopenia. Penyebab tersering adalah keracunan obat seperti
fenotiazin, begitu juga clozapine yang merupakan suatu neuroleptika atipikal. Obat antitiroid,
sulfonamide, fenilbutazon, dan chloramphenicol juga dapat menyebabkan leukopenia. Selain itu,
radiasi berlebihan terhadap sinar X dan γ juga dapat menyebabkan terjadinya leukopenia.
b. Leukositosis
Leukositosis adalah keadaan dengan jumlah sel darah putih dalam darah meningkat, melebihi nilai
normal. Leukosit merupakan istilah lain untuk sel darah putih, dan biasanya tertera dalam formulir hasil
pemeriksaan laboratorium atas permintaan dokter. Peningkatan jumlah sel darah putih ini menandakan
ada proses infeksi di dalam tubuh. Nilai normal leukosit adalah kurang dari 10.000/mm3. Leukositosis
adalah peningkatan jumlah sel darah putih dalam sirkulasi. Leukositosis adalah suatu respon normal
terhadap infeksi atau peradangan. Keadaan ini dapat dijumpai setelah gangguan emosi, setelah
anestesia atau berolahraga, dan
selama kehamilan.31 Leukositosis abnormal dijumpai pada keganasan dan gangguan sumsum tulang
tertentu. Semua atau hanya salah satu jenis sel darah putih dapat terpengaruh. Sebagai contoh, respon
alergi dan asma secara spesifik berkaitan dengan peningkatan jumlah eosinofil.32
Hoffbrand,A.V. Kapita Selekta Hematologi edisi keempat.Jakarta:EGC; 2012.
4. Cara Kerja
Hitung Limfosit:

Isap darah kapiler atau EDTA sampai garis tanda 0,5 tepat. Kemudian, Bersihkan darah pada ujung
pipet. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk, isap sampai garis tanda 11, jangan sampai ada
gelembung udara lalu angkat pipet lepaskan karet pengisap, kocoklah pipet selama 1530 detik.
Letakkan kamar hitung yg bersih dgn kaca penutupnya mendatar di atas meja. Kocok pipet dgn hati-
hati jangan sampai ada yg terbuang. Buang cairan dalam batang kapiler 3-4 tetes segera sentuhkan
ujung pipet dgn kamar hitung. Biarkan kamar hitung selama 2 – 3 menit i) Pakai pembesaran 10x atur
diafragma dan kondensor. Hitung semua leukosit dalam 4 bidang besar sel yg menyinggung batas
sebelah kiri dan atas harus dihitung, sebaliknya sel yg menyingging batas kanan dan bawah tidak
dihitung lalu jumlahkan semua sel yang ditemukan di 4 bidang besar. Hasilnya dikalikan 50 = jumlah
leukosit/ul darah.

Hitung Jenis Leukosit:

Teteskan satu tetes darah di atas kaca obyek 2 cm dari tepi lalu letakkan kaca obyek di
atas meja dengan darah disebelah kanan kemudian dengan tangan kanan letakkan kaca
penggeser disebelah kiri tetesan darah. Gerakkan ke kanan hingga menyentuh tetesan
tersebut. Biarkan sediaan apus sampai kering lalu letakkan sediaan apus di tempat
pewarnaan, permukaan rata kemudian Fiksasi methanol absolut 2 – 3 menit. Genangi
sediaan apus dengan Wright 3 – 5 menit. Cuci sediaan dengan air mengalir, biarkan
kering dengan posisi tegak apusan tipis di posisi atas. Tetesi minyak imirsi pada kaca
objek lalu periksa di bawah mikroskop pada perbesaran 100× lalu Catat laporan, jumlah
dinyatakan dalam persen.

Fungsi reagen

Metode manual pada pemeriksaan jumlah leukosit yaitu menggunakan larutan turk yang
terdiri dari larutan asam asetat glasial 1 mL ditambah dengan pewarna gentian violet 1
% didalam aquadest 100 mL. Asam asetat glasial berfungsi untuk melisiskan sel lain
selain leukosit dan gentian violet berfungsi untuk memberi warna pada inti dan granula
leukosit.

Gandasoebrata, R. Penuntun Laboratorium Klinik edisi ke 16. Jakarta: Dian Rakyat.


2010.

Methyl alcohol atau methanol sebagi zat fiksatif merupakan bentuk alkohol yang paling
sederhana. Kegiatan fiksasi bertujuan mematikan sel-sel darah dengan mempertahankan
bentuk, struktur, maupun ukurannya. Methanol pada proses pembuatan preparat apus
darah mampu mengubah permeabilitas membran sel darah sehingga zat warna Giemsa
dapat masuk ke dalam sel dan mewarnai sel-sel darah

Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi Fmipa Unnes. 2015.

Anda mungkin juga menyukai