Anda di halaman 1dari 3

Prosedur Pembidaian

Oleh : Ariyani Pradana Dewi


NIM. SR072010013
*Mahasiswi Prodi S1 Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Pemasangan bidai adalah suatu tindakan untuk mengatasi atau membantu pasien yang
mengalami patah tulang sehingga tidak terjadi pergerakan / pergeseran sehingga pasien tidak
merasa sakit. Prosedur ini dilakukan sebagai acuan dan langkah-langkah dalam pelaksanaan
pemasangan bidai / spalk pada pasien. Pemasangan bidai / spalk pada pasien patah tulang
dilakukan oleh petugas IGD untuk mencegah komplikasi.
Selain itu pembidaian juga dikombinasikan dengan tekhnik pembalutan perban atau
dengan kain mitela, dengan tujuan untuk :
1. Mencegah pergerakan bagian tubuh yang cidera.
2. Menyangga luka.
3. Mengurangi atau mencegah edema.
4. Mengamankan bidai dan balutan.
Adapun jenis-jenis pemasanagn perban diantaranya dapat dilihat pada table dibawah
ini :
Jenis Deskripsi Tujuan atau Manfaat
Melingkar Perban dilitkan ai atas lilitan Menahan perban pada lilitan pertama
sebelumnya sampai ujung terakhir dan terakhir, menutupi bagian tubuh
perban. yang kecil (jari tangan, jari kaki).
Spiral Lilitkan perban ke arah atas bagian Menutupi bagian tubuh yang
tubuh melintasi setengah atau dua berbentuk silinder seperti pergelangan
pertiga lebar lilitan sebelumnya. tangan atau lengan bagian atas.
Spiral terbalik Balikkan lilitan perban pada Menutupi bagian tubuh yang
pertengahan setiap lilitan perban yang berbentuk kerucut seperti lengan
dibuat. bawah, paha atau betis. Berguna bila
menggunakan perban yang tidak
elastis seperti perban kassa atau
flannel.
Bentuk delapan Lilitkan perban secara miring pada Menutupi sendi, bentuk yang pas
lilitan sebelumnya kea rah aats dan memberikan dampak imobilisasi yang
bawah dari bagian yang akan di sangat baik.
perban. Setiap lilitan melintasi lilitan
sebelumnya untuk membuat bentuk
delapan.
Rekuren Pertama-tama ikatkan perban dengan Menutupi bagian tubuh yang tidak
lilitan sirkular pada ujung proksimal rata misalnya kepala atau tempat
bagian tubuh sebanyak dua kali. Buat dilakukan amputasi.
setengah lilitan tegak lurus dengan
tepi perban. Perban dililitkan ke
ujung distal bagian tubuh yang akan
ditutupi oleh setiap lilitan dengan
setiap lilitan dilipat kea rah belakang.

A. Persiapan Alat
1. Perban dengan ukuran sesuai yang akan digunakan. Lebar dan nomor perban disesuaikan
dengan kebutuhan. Untuk bahan elastic biasanya tersedia dalam ukuran 20cm serta 135 dan
270cm, ukuran 7,5cm dan 10cm yang paling sering digunakan.
2. Kain mitela (sesuai kebutuhan).
3. Spalk (sesuai kebutuhan).
4. Peniti pengaman (sesuai kebutuhan).
5. Plester
6. Gunting Plester.

B. Persiapan Pasien
1. Inspeksi adanya gangguan integritas kulit yang ditandai dengan abrasi, perubahan warna,
luka, atau edema. (Lihat dengan teliti daerah penonjolan tulang).
2. Observasi sirkulasi dengan mengukur suhu permukaan, warna kulit, dan sensasi bagian tubuh
yang akan dibalut.
3. Khusus untuk di Unit Gawat Darurat, perhatikan jika ada luka maka bersihkan luka, dan
berikan balutan atau jahitan jika luka terbuka.
4. Khusus untuk di Unit Perawatan, Kaji ulang adanya program khusus dalam catatan medis
yang berhubungan dengan pemasangan perban elastic. Perhatikan area yang akan dipasang
perban, jenis perban yang dibutuhkan, frekuensi penggantiannya dan respon sebelumnya
terhadap terapi.
5. Kaji kebutuhan atau kelengkapan alat.
6. Identifikasi rencana perawatan dan pengobatan.
7. Menjelaskan prosedur kepada klien. Jelaskan bahwa tekanan lembut dan ringan yang
diberikan bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi vena, mencegah terbentuknya bekuan
darah, mencegah gerakan lengan, menurunkan/mencegah timbulnya bengkak, memfiksasi
balutan operasi dan memberikan tekanan.
8. Mengatur posisi pasien. Bantu agar pasien mendapat posisi yang nyaman dan benar sesuai
anatomik.
9. Mencuci tangan.

C. Prosedur
1. Tutup pintu kamar atau gorden.
2. Pasang spalk pada area yang mengalami cidera (disesuaikan).
3. Pegang gulungan perban dengan tangan yang dominan dan gunakan tangan yang lainnya
untuk memegang permulaan perban pada bagian distal tubuh. Teruslah memindahkan
gulungan ke tangan yang dominan sampai perban terpasang.
4. Pasang perban dari arah bagian distal ke proksimal dengan menggunakan berbagai variasi
pemasangan untuk menutup sesuai dengan bentuk tubuh.(Lihat didalam tabel).
5. Buka gulungan perban dan regangkan sedikit. Lilitkan perban di atas lilitan sebelumnya.
6. Fiksasi perban pertama sebelum memasang gulungan perban tambahan.
7. Mengatur posisi pasien ke posisi semula.
8. Evaluasi sirkulasi bagian distal bila pemasangan perban telah selesai dan lakukan minimal 2
kali selama periode 8 jam.
9. Dokumentasikan
10. Merapikan alat.
11. Mencuci tangan.

D. Pendokumentasian
1. Mencatat tindakan pemasangan perban dan respon klien dalam catatan keperawatan.
2. Mencatat warna, kehangatan, nadi, dan mati rasa.
3. Mencatat hasil tindakan perawatan luka yang mencakup data subyektif dan obyektif, analisa
dan planning.

E. Komunikasi
1. Menjelaskan prosedur sebelum perawatan.
2. Berkomunikasi selama melakukan pembidaian secara efektif dan atau teraupetik.

Anda mungkin juga menyukai