Anda di halaman 1dari 3

Wilayah Indonesia memiliki sumberdaya alam pesisir dan lautan yang sangat

potensial untuk dikembangkan. Apalagi akhir-akhir ini sumberdaya daratan yang


selama ini menjadi tumpuan hidup semakin menipis seiring dengan pertambahan
penduduk dan proses pembangunan. Tidak mengherankan jika sumberdaya pesisir dan
lautan akan menjadi sumberdaya alternatif, serta tumpuan utama bagi kesinambungan
bangsa melalui berbagai kegiatan pemanfaatan yang dapat dilakukan. Salah satu
kegiatan pemanfaatan sumberdaya pesisir yang dapat dilakukan adalah budidaya
tambak.

Pendefenisian wilayah pesisir dilakukan atas tiga pendekatan, yaitu pendekatan


ekologis, pendekatan administratif, dan pendekatan perencanaan. Dilihat dari aspek
ekologis, wilayah pesisir adalah wilayah yang masih dipengaruhi oleh proses-proses
kelautan, dimana ke arah laut mencakup wilayah yang masih dipengaruhi oleh proses-
proses daratan seperti sedimentasi. Dilihat dari aspek administratif, wilayah pesisir
adalah wilayah yanag secara administrasi pemerintahan mempunyai batas terluar
sebelah hulu dari Kecamatan atau Kabupaten atau kota yang mempunyai hulu, dan
kearah laut sejauh 12 mil dari garis pantai untuk Provinsi atau 1/3 dari 12 mil untuk
Kabupaten/Kota. Sedangkan dilihat dari aspek perencanaan, wilayah pesisir adalah
wilayah perencanaan pengelolaan dan difokuskan pada penanganan isu yang akan
ditangani secara bertanggung jawab (Naskah Akademik Pengelolaan Wilayah Pesisir,
2000). Dahuri et al. (2004) menyatakan bahwa, pengelolaan wilayah pesisir dan laut
secara terpadu adalah pendekatan pengelolaan wilayah pesisir yang melibatkan dua
atau lebih ekosistem, sumberdaya, dan kegiatan pemanfaatan (pembangunan) secara
terpadu (integrated) guna mencapai pembangunan wilayah pesisir secara
berkelanjutan.

Dalam kontek ini, keterpaduan (integration) mengendung tiga dimensi:


sektoral, bidang ilmu, dan keterkaitan ekologis. Keterpaduan secara sektoral berarti
bahwa perlu ada koordinasi tugas, wewenang dan tanggung jawab antar sektor atau
instansi pemerintah pada tingkat pemerintah tertentu (horizontal integration); dan antar
tingkat pemerintahan dari mulai tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, sampai
tingkat pusat (vertical integration). Keterpaduan sudut pandang keilmuan
mensyaratkan bahwa didalam pengelolaan wilayah pesisir hendaknya dilaksanakan
atas dasar pendekatan interdisiplin ilmu (interdisciplinary approaches), yang
melibatkan bidang ilmu ekonomi, ekologi, teknik, sosiologi, hukum dan lainnya yang
relevan karena wilayah pesisir pada dasarnya terdiri dari sistem sosial dan sistem alam
yang terjalin secara kompleks dan dinamis. Clark (1996) menyatakan bahwa
pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu merupakan suatu kegiatan perencanaan
untuk mengelola sumberdaya pesisir melalui partisipasi atau keterlibatan oleh sektor-
sektor ekonomi, lembaga pemerintah, dan lembaga-lembaga non-pemerintah yang
memiliki keterkaitan dengan pengelolaan wilayah pesisir tersebut.

Salam (2003) menyatakan bahwa, secara filofofi, penyelenggaraan otonomi


daerah merupakan bentuk pengakuan pemerintah pusat terhadap kemandirian
masyarakat dan pemerintah kabupaten dan kota. Karena itu sasaran akhir
penyelenggaraan otonomi daerah adalah pemberdayaan masyarakat dan pemkerintah
daerah serta mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Sementara itu
juga dikemukakan bahwa desentralisasi adalah penyerahan kekuasaan (wewenang,
hak, kewajiban dan tanggung jawab) sejumlah urusan pemerintah dari pemerintah
pusat ke daerah otonom sehingga daerah otonom itu dapat melakukan pengambilan
keputusan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam masalah-masalah
pengelolaan pembangunan untuk mendorong dan meningkatkan kinerja pembangunan.
Dahuri (1999) meyatakan bahwa, berlakunya otonomi daerah merupakan peluang
mengoptimalkan pegelolaan wilayah pesisir bagi pemerintah daerah, dan memberikan
wewenang dalam hal: (1) adanya yuridiksi untuk mendapatkan tambahan dari
sumberdaya alam hayati dan non hayati dan dapat menggali potensi-potensi lainnya
yang ada di wilayah pesisir, (2) dalam menata dan melakukan pembangunan wilayah,
pemerintah daerah dapat melakukannya sesuai dengan kemampuan wilayah pesisir
serta pembangunan sarana dan prasarana. Selain itu otonomi daerah bermanfaat pula
dalam hal : (1) Adanya kerjasama antara pemerintah dan pemerintah pusat dan daerah
di dalam pembangunan wilayah pesisir, (2) Pajak dan retribusi serta perijinan usaha
baik itu sektor perikanan maupun sektor pariwisata dapat dilakukan dan ditangani
langsung oleh daerah, (3) Adanya pertumbuhan ekonomi di wilayah pesisir menjadikan
mandat tambahan tidak langsung.

Dimasa otonomi daerah, optimalisasi pengelolaan wilayah pesisir dan dapat


berhasil karena: (i) Pengelolaan sumberdaya wilayah di dekatkan pada pelaku dan
stakeholder terdekat (masyarakat dan daerah), (ii) penghargaan dan akomodasi trhadap
kearifan lokal dan hukum-hukum adat setempat, (iii) Transparansi dalam alokasi dan
penetapan kebijaklan ruang dan sumberdaya, (iv) Pelibatan partisipasi aktif masyarakat
dalam setiap pengambilan kebijakan, (v) Meningkatnya rasa memiliki masyarakat
terhadap sumberdaya yang ada di wilayah pesisir (Idris, 2001). Pendekatan
desentralisasi pengelolaan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir secara terdapadu
(Integrated Coastal Zone Management/ICZM) adalah dengan memberikan
kewenangan penuh kepada pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan pada
wilaya pesisir di daerahnya, melalui pengaturan dan pemilihan rencana dan kegiatan
pengeloaan yang lebih khusus untuk kegiatan konservasi, ekonomi, dan dan
kebutuhan-kebutuhan sosial masyarakat yang berperan dalam pengelolaan wilayah
pesisirnya (Clark, 1996).

Tambak adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan
dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang
dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang.Penyebutan
“tambak” ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut.Kolam yang berisiair
tawar biasanya disebut kolam saja atau empang.Tambak merupakan salah satu jenis
habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang be
lokasi di daerah pesisir.

Anda mungkin juga menyukai