Anda di halaman 1dari 38

BAB IV

KEGIATAN YANG DIAMATI

4.1. Pekerjaan yang Diamati

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada proyek pembangunan

Rumah Dinas Operasional Karyawan Bandara Supadio Pontianak sejak tanggal 28

Maret 2016– 27 Mei 2016.Proyek tersebut merupakan bangunan yang terdiri dari

1 lantai, struktur pondasi menggunakan cerucuk dan pelat. Adapun pekerjaan

yang kami amati di lapangan adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan Bangunan Bawah:

1. Pelaksanaan pekerjan pondasi

Pondasi adalah suatu kontruksi bagian dasar atau struktur bagian bawah

yang gunanya untuk memikul beban bangunan diatasnya termasuk beban

dirinya sendiri untuk diteruskan secara merata ke lapisan tanah keras.

Yang harus diperhatikan pada pekerjaan pondasi adalah dasar pondasi

harus mempunyai lebar yang cukup dan harus diletakan pada lapisan tanah

asli dan keras. Untuk itu pondasi haruslah kuat, stabil, aman, agar tidak

mengalami penurunan, tidak mengalami patah, karena akan sulit untuk

memperbaiki suatu sistem pondasi.

2. Pelaksanaan pekerjaan pondasi

Pondasi adalah struktur bangunan yang berada dibawah dinding dan tepat

di atas pondasi, pondasi memang tidak terlihat karena penepatannya.

Fungsi dari pondasi ialah sebagai penopang tekanan dari struktur

42
43

bangunan dan menyalurkan tekanan bangunan ke pondasi sehingga

bangunan dapat berdiri dengan kokoh.

b. Pekerjaan Bangunan Atas

1. Pelaksanaan pekerjaan lantai

Lantai adalah permukaan datar dan merupakan permukaan dasar dari

ruang dalam, merupakan bidang alas sebagai tumpuan fisik dan

merupakan alas visual bentuk bangunan. Berhubung bidang lantai

mendukung aktivitas kita didalam bangunan, maka lantai harus horizontal

dan tahan secara struktural. Lantai dapat diartikan suatu konstruksi yang

berfungsi sebagai beban merata yang langsung berhubungan dengan balok

sloof.

2. Pelaksanaan pekerjaan kolom

Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peran

penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom

merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya lantai yang

bersangkutan dan juga runtuh total seluruh struktur. Fungsi dari kolom itu

sendiri adalah meneruskan beban dari struktur atas ke struktur bawah

hingga sampai tanah melalui pondasi

3. Pelaksanaan pekerjaan ring balok

Ring balok adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang

terletak diatas dinding bata, yang berfungsi sebagai pengikat pasangan

bata dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang berada diatasnya,

seperti beban yang diterima oleh kuda-kuda.


44

4. Pelaksanaan pekerjaan dinding batako

Dinding adalah salah satu elemen non-struktur yang terdapat dalam suatu

bangunan gedung maupun rumah yang berfunsi sebagai penyetabil,

mengikat balok dan kolom, penyekat ruangan, pelindung dari pengaruh

alam ( iklim dan cuaca )

5. Pekerjaan pelaksanaan atap

Atap adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam

bangunan dari hujan maupun panas. Konstruksi kerangka atap tidak hanya

terbuat dari kayu, melainkan menggunakan dari konstruksi baja yang kuat,

ringan dan banyak keunggulan.

4.2. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan dari pelaksanaan pekerjaan yang kami ikuti

pelaksanaannya di lapangan adalah sebagai berikut:

1. Pelaksaan Pekerjaan Pondasi

a. Persiapan pelaksanaan pekerjaan pondasi

b. Penggalian lubang pondasi dan pemasangan cerucuk

c. Pekerjaan tulangan pondasi

d. Pekerjaan bekesting pondasi

e. Pekerjaan pengecoran pondasi

f. Pekerjaan pembongkaran bekesting pondasi

2. Pelaksanaan Pekerjaan Kolong dan Balok Sloof

a. Persiapan pelaksanaan Kolong dan Balok Sloof


45

b. Pekerjaan tulangan Kolong dan Balok Sloof

c. Pekerjaan bekesting Kolong dan Balok Sloof

d. Pekerjaan pengecoran Kolong dan Balok Sloof

e. Pekerjaan pembongkaran Kolong dan Balok Sloof

4.2.1. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi

4.2.1.1.Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi

Persiapan pelaksanaan pekerjaan pondasi adalah sebagai berikut:

1. Persiapan bahan

2. Persiapan alat

3. Persiapan tenaga kerja

Berikut merupakan gambar denah pondasi yang akan dihitung kebutuhan

bahannya. Pelat pondasi yang akan dihitung berukuran 60 x 60 cm dangan tebal

20 cm. dan ukuran tiang pondasi 15 x 15 cm dengan tinggi 125 cm. Berikut

gambar denah pondasi yang akan di hitung:

Gambar 4.1 Denah Pondasi


46

Gambar 4.2 Pondasi dan

detail pondasi

Adapun penjelasan dari

hal yang telah disebutkan di atas

adalah sebagai berikut:

1. Persiapan bahan

a. Perhitungan bahan

Diketahui:

 Pelat Pondasi dengan ukuran 60/60 cm dan tebal 20cm

 Kolom pondasi dengan ukuran 15/15 cm dan tinggi 125cm

1. Tulangan pokok pelat pondasi (menggunakan besi D 13)

Gambar 4.3 Tulangan pokok pelat pondasi

Tulangan lebih = 1,25d + 5d

Tulangan pokok

=(1 x 0.56 m) + (2(1,25 x 0,013 m) + (2(5 x 0,013 m)) = 0.56 m + 0.0325m

+0.13 m = 0.7225 m

Tulangan yang dibutuhkan untuk satu buah pelat pondasi ukuran 60 x 60 cm

sebanyak 8 batang, maka panjang besi yang dibutuhkan:

= 0.7225 m x 8 = 5.78 m

Panjang satu buah besi 12 m, maka jumlah besi yang dibutuhkan


47

= 5.78 m / 12 m = 0.481 batang

Selimut beton

Tulangan pokok
pelat pondasi

Gambar 4.4 Susunan tulangan pokok pelat pondasi

2. Tulangan Kolom Pondasi (menggunakan besi D10)

Gambar 4.5 Tulangan pokok kolom pondasi

Tulangan lebih = 1,25d + 5d

Tulangan pokok

=(1 x 1.25 m) + (1,25 x 0,013 m) + (1x 0.225) + (1.75 x 0.010) + (5 x 0,010

m)

= 1.25m + 0.0125 m + 0.225 m + 0.0175 m +0.05 m= 1.555 m


48

Tulangan pokok yang dibutuhkan untuk satu buah kolom pondasi ukuran 15 x

15 cm sebanyak 4 batang, maka panjang besi yang dibutuhkan:

= 1.555 m x 4 = 6.22 m

Panjang satu buah besi 12 m, maka jumlah besi yang dibutuhkan

= 6.22 m / 12 m = 0.5181 batang

3. Tulangan beugel (menggunakan besi Ø 8)

Gambar 4.6 Detail tulangan beugel kolom pondasi

Beugel menggunakan besi diameter 8 mm dengan jarak 150 mm = D8 – 150

Jumlah beugel yang dibutuhkan

= panjang kolom/jarak beugel

= 1.25m/0,15 m = 8.33 9 buah beugel

Ukuran pondasi = (15 x 15) cm

Selimut beton = 2 cm

r1 = 1,25 db = 1,25 x 8 mm = 10 mm

r2 = 1,75 db = 1,75 x 8 mm = 14 mm
49

a = 110 mm – 2(r1 + db) = 110 mm – 2(10 mm + 8 mm) = 74 mm

b = 110 mm – 2(r1 + db) = 110 mm – 2(10 mm + 8 mm) = 74 mm

c = 90°/360° x 2πr1 = ¼ x 2 x π x 10 mm = 15,71 mm

d = 135°/360° x 2πr2 = 3/8 x 2 x π x 14 mm = 32,99 mm

e = 5 x db = 5 x 8 mm = 40 mm

Panjang tulangan beugel

= 2a + 2b + 3c + 2d + 2e

= 2 (74) + 2 (74) + 3 (15,71) + 2 (32,99) + 2 (40)

= 148 + 148 + 47,13 + 65,98 + 80

= 489.11 mm 0.489 m

Panjang besi yang dibutuhkan = 0.489 m x 9 = 4.401m

Panjang satu buah besi 12 m, maka jumlah besi yang dibutuhkan

= 4.401 m / 12 m = 0.3671batang

Tulangan pokok
kolom pondasi D10

Tulangan Beugel ∅8

Tulangan pokok pelat


pondasi D13
Gambar 4.7 Rencana tulangan pondasi

4. Bekesting (menggunakan kayu klas II)


50

a. Pelat Pondasi

Gambar 4.8 Papan Bekesting pelat pondasi

Dimensi pelat pondasi = 60 cm x 60 cm dengan tinggi 20cm

Untuk mal dinding:

Menggunakan papan kayu ukuran (400 x 12 x 1,5) cm

Panjang = 600 cm = 0.6 m

Kebutuhan papan = 0.6 m/4 m = 0.15keping papan

Mal untuk dinding kolom pondasi sebanyak 4 sisi, sehingga total papan yang

dibutuhkan = 4 x 0.15 keping papan = 0.61 keping papan

Untuk klam dinding:

Kasau yang digunakan untuk klam ukuran 4/6 dengan jarak antar klam 50 cm

Ukuran kasau = (400 x 4 x 6) cm

Panjang pelat pondasi = 0.6 m

Kebutuhan klam = 0.6 m/0.5 m = 1.2 buah

Lebar pelat pondasi = 60 cm = 0.6 m

Kasau yang dibutuhkan = 1.2 x 0.6 m = 0.72 m x 4 sisi = 2.88 m

Total kebutuhan kasau = 2.88 m / 4 m = 0.72 1 batang kasau


51

Papan bekesting

Klam

Gambar 4.9 Bekesting pelat pondasi

b. Kolom pondasi

Gambar 4.10 Papan bekesting kolom pondasi

Dimensi kolom pondasi = 15 cm x 15 cm dengan tinggi 125cm

Untuk mal dinding:

Menggunakan papan kayu ukuran (400 x 12 x 1,5) cm

Panjang = 125 cm = 1.25 m

Kebutuhan papan = 1.25 m/4 m = 0.31keping papan

Mal untuk dinding kolom pondasi sebanyak 4 sisi, sehingga total papan yang

dibutuhkan = 4 x 0.31 keping papan = 1.242 keping papan

Untuk klam dinding:

Kasau yang digunakan untuk klam ukuran 4/6 dengan jarak antar klam 50 cm

Ukuran kasau = (400 x 4 x 6) cm

Tinggi kolom pondasi = 1.25 m

Kebutuhan klam = 1.25 m/0.5 m = 2.5 buah


52

Lebar kolom pondasi = 15 cm = 0.15 m

Kasau yang dibutuhkan = 2.5 x 0.15 m = 0.375 m x 4 sisi = 1.5 m

Total kebutuhan kasau = 1.5 m / 4 m = 0.375 1 batang kasau

Papan bekesting

Klam

Gambar 4.11 Bekasting kolom pondasi

5. Beton

Beton yang digunakan merupakan beton di buat secara manual oleh

tukan menggunakan mesin molen dengan mutu beton K-225.K-225 berarti

kekuatan karakteristik tekan beton tersebut 225 kg/cm2.

Ukuran pelat pondasi = 0.6 m x 0.6 m x 0.2 m

Ukuran kolom pondasi = 0,15 m x 0,15 m x 1,25 m = 0.028125

Volume beton = 0,072 m3+ 0.028125 m3 =0.100125 m3

b. Bahan yang dibutuhkan


53

Dari hasil perhitungan di atas, didapatlah bahan yang dibutuhkan untuk

membuat pondasi1 buah pondasi ukuran 60 cm x 60 cm x 20 cm. Adapun

bahan-bahan tersebut adalah:

a. Papan mal klas II (400 x 12 x 1,5) cm:

 Dinding pelat pondasi sebanyak 1 keping papan

 Dinding kolom pondasi 2 keping papan

b. Cerucuk diameter 10-12 cm

c. Paku 2” dan 4”

d. BesiD13:

 Tulangan pokok sebanyak 1 batang

e. Besi D10

 Tulangan pokok sebanyak 1 batang

f. Besi Ø 8 untuk tulangan beugel sebanyak 1 batang

g. Plastik

h. Benang

i. Kawat baja

j. Kasau 4/6 klas II sebanyak 2 batang

k. Beton K-225 sebanyak 0.100125 m3

2. Persiapan alat

Alat-alat yang harus disiapkan untuk pelaksanaan pekerjaan pondasi

adalah sebagai berikut:

a. Gergaji

b. Palu
54

c. Mesin molen manual (mesin molen yang mampu menampung adukan beton

maksimal sebanyak 0.35 m3)

d. Meteran

e. Siku

f. Artco

g. Alat pemotong besi

h. Kakak tua

i. Bending

j. Selang

3. Persiapan tenaga kerja

a. Tukang Semen: 6 Orang

Operator mesin molen 1 orang, yang membawa adukan menggunakan artco 4

orang, melakukan pengecoran 1 orang

b. Tukang kayu: 4 Orang

2 orang bertugas membuat mal bekesting dan 2orang bertugas menyetel acuan

pondasi.

c. Tukang Besi:2 Orang

2 orang sebagai perakit tulangan pondasi.

4.2.1.2.Penggalian lubang pondasi dan pemasangan cerucuk

Pelaksanaan pekerjaan Penggalian lubang pondasi dan pemasangan

cerucuk untuk ukuran lubang galian 1 m x 1 m dengan tinggi galian 70 cm.

Pelaksanaan pekerjaan galian pondasi meliputi:


55

1. Persiapan pekerjaan galian pondasi

2. Proses penggalian pondasi dengan eksavator dan pemancangan cerucuk

Adapun penjelasan dari hal yang telah disebutkan diatas adalah sebagai berikut:

1. Persiapan pekerjaan galian pondasi

a. Menyiapkan mobilisasi untuk eksavator.

Eksavator yang diunakan memiliki kapasitas bucket 0.9 M3. Eksavator yang

digunakan adalah eksavator homatsu PC200 . Langkah kerjanya sebagai

berikut:

a. Menyiapkan kendaraan pengangkut eksavator dari gudang perusahaan

menuju lokasi proyek.

b.Setelah eksavator sampai di lokasi proyek, eksavator di kendarai untuk

menuju titik penggalian

b. Menyiapakan alat

Alat yang dibutuhkan dalam pekerjaan penggalian lubang pondasi dan

pemasangan cerucuk adalah:

- Eksavator, digunakan untuk menggali dan menekan cerucuk masuk ke

tanah

- Penggali, untuk merapikan hasil galian eksavator.

c. Menyiapkan cerucuk

Mengambil cerucuk dari tempat penyimpanan dan membawanya menuju

lokasi penggalian pondasi. Cerucuk yang digunakan dengan panjang 400 cm

2. Proses penggalian pondasi dengan eksavator dan pemancangan cerucuk


56

Selama pelaksanaan galian lubang pondasi ukuran 1 m x 1 m dengan

kedalaman 70 cm waktu pengerjaan dilapangan sekitar  1 hari dan 3 orang

tenaga kerja dalam pelaksanaannya.

a. Langkah Kerja Pelaksanaan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Sebelum pelaksanan galian dimulai terlebih dahulu dilkaksanakan

pekerjaan bowplank. Bowplank adalah tanda-tanda yang dipasang untuk

menentukan posisi pembuatan struktur-struktur bangunan. Tujuan utama

bowplank ialah menentukan titik-titik posisi, kelurusan, dan galian pondasi

rumah. Bowplank berperan penting sebagai patokan dalam penentuan

ketinggian, pengukuran lebar dan panjang, serta penentu titik struktur yang

satu dengan yang lainnya. Menentukan tinggi bowplank dengan cara di

levelkan menggunakan selang berisi air dari muka jalan ke patok duga T1,

T2, T3, T4 dan diberi tanda.

Gambar 4.12 melevelkan patok papan bowplank dengan selang berisi air
57

Gambar 4.13 Titik as bowplank

3. Menentukan titik as pondasi dengan cara mengukur jarak T1, T2, T3, T4

ke arah dalam sejauh 1 m pada posisi vertikal maupun horizontal

Kemudian tandai menggunakan paku – paku dengan ukuran sesuai

rencana pondasi dan kemudian dihubungkan dengan benang. Pada posisi

benang yang berpotongan ditarik unting – unting untuk menentukan as

pondasi. Di pasang patok dengan ukuran tingga dari muka tanah sebesar

50 cm. Sebagai penanda titik as pondasi. Patok yang digunakan

menggunakan kasau 5/7 dengan panjang 80 cm.

Gambar 4.14 Rencana galian pondasi


58

Patok

Rencana galian

Gambar 4. 15 Penanda as pondasi menggunakan patok

4. Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan eksavator, dengan kapasitas

bucket eksavator 0,97 M3, volume galian sebesar 0.7 M3. Cukup 1 kali

penggalian menggunakan bucket eksavator. Galian untuk pondasi

dilakukan sampai kedalaman dan lebar yang telah direncanakan

Gambar 4.16 Dimensi ukuran galian

Gambar 4.17 Proses penggalian lubang pondasi


59

5. Merapikan sisi galian dengan menggunakan penggali. Galian untuk

pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar yang telah direncanakan.

Bersamaan dengan menguras genangan air dan pembersihan endapan

lumpur yang ada di dalam galian dengan menggunakan pompa Robin dan

ember.

6. Penancapan cerucuk Ø10 – 4 m sebanyak 5 buah ditancapkan pada galian

pondasi dengan bantuan tekan bucket eksavator. Dimensi eksavator adalah

Bucket Eksavator

Cerucuk

Gambar 4.18 Proses penancapan cerucuk

7. Pada proses penancapan cerucuk, cerucuk tidak sepenuhnya tertancap

kedalam tanah. Tetapi masih menyisakan 7 cm di atas permukaan tanah

galian. Hal ini berfungsi sebagai stabilisasi tanah.

Gambar 4.19 detail rencana penancapan cerucuk


60

8. Tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan agar tidak menggangu

pekerjaan, yaitu 50 cm dari lubang pondasi agar tanah tidak masuk ke

dalam galian dan saat pengurukan tanah tidah terlalu jauh

Gambar 4.20 Pembuangan tanah disamping galian pondasi

7. Setelah cerucuk di tancapakan kemudian di urug dengan pasir setebal 10

cm dan diratakan dengan kayu. Tidak adanya proses pemadatan

dikarenakan kondisi lubang galian pondasi tergenang air. Dan di buat

lantai kerja dengan mutu beton K-100 dengan tebal 5 cm.

Gambar 4.21 Detail Pondasi Tapak

4.2.1.3. Pekerjaan penulangan pondasi


61

Pekerjaan penulangan pondasi adalah pekerjaan pembuatan serta perakitan

tulangan untuk pondasi, yang berfungsi untuk menahan gaya tarik dan mencegah

retak beton agar tidak melebar. kami hanya mengamati pekerjaan tulangan

pondasi dari perakitan sampai dengan penyetelan tulangan di lapangan di

karenakan tulangan yang datang di lapangan sudah dalam keadaan di potong dan

di bengkokkan, sehingga kami tidak mengamati pengerjaan penulangan dari awal.

Tetapi kami akan memberikan langkah kerja dari pekerjaan persiapan tulangan

hingga penyetelan tulangan di lapangn. Pelaksanaan pekerjaan tulangan pondasi

meliputi:

1. Persiapan pekerjaan tulangan pelat pondasi dan kolom pondasi

2. Pemotongan tulangan pelat pondasi dan kolom pondasi

3. Pembengkokkan tulangan pelat pondasi dan kolom pondasi

4. Perakitan tulangan pelat pondasi dan kolom pondasi

Adapun penjelasan dari hal yang telah disebutkan diatas adalah sebagai berikut:

1. Persiapan pekerjaan tulangan pelat pondasi dan kolom pondasi

a. Menyiapkan meja untuk tulangan. Langkah kerjanya sebagai berikut:

1. Membuat meja untuk membengkokkan tulangan, dengan cara sebagai

berikut:

 Mendirikan kayu cerucuk sebanyak 4 buah (membentuk persegi

panjang).

 Memasang papan pada bagian atas cerucuk. Bagian atas papan dibuang

sedalam ±2,5 cm untuk perletakan lantai kerja.

 Memasang sengkang pada tiap bagian bawah cerucuk.


62

 Memasang skor diagonal agar lebih kuat.

 Meletakkan kayu pada bagian atasnya sebagai lantai kerja untuk

membengkokkan tulangan.

 Membuat mal jarak pembengkokkan tulangan. Membuat mal jarak

pembengkokan menggunakan besi polos yang di potong pendek lalu di

tancapkan pada meja pembengkokkan sesuai dengan mal yang sudah

diperhitungkan sebelumnya, dengan cara seperti pada gambar berikut:

Gambar 4.22 Meja pembengkokkan tulangan pondasi

2. Membuat meja untuk merakit tulangan. Langkah kerjanya sebagai berikut:

 Menancapkan kayu cerucuk ketanah sebanyak dua buah.

 Memasang papan yang menghubungkan kedua kayu cerucuk tersebut.

 Dua buah kayu cerucuk dan papan yang menghubungkannya dibuat

sebanyak 3 buah dengan jarak antara satu dengan yang lainnya kira-

kira 3 m.

3. Menyiapkan alat

Alat yang dibutuhkan dalam pekerjaan tulangan pelat pondasi dan kolom

pondasi adalah meja bending, alat bending, pemotong besi.

4. Menyiapkan besi
63

 Mengambil tulangan dari tempat penyimpanan.

 Meluruskan tulangan dengan cara menarik tulangan dari ujung-ujung

tulangan tersebut.

Bending

Besi Tulangan

Gambar 4.23 Pelaksanaan meluruskan besi untuk tulangan pondasi

 Lalu ketika sudah lumayan lurus, tulangan diletakkan ketanah lalu

menumbuk bagian yang masih bengkok menggunakan bending.

 Pemotongan tulangan pelat pondasi dan kolom pondasi

b. Persiapan

 Menyediakan besi yang akan dipotong.

 Menyediakan alat pemotong besi.

c. Pelaksanaan pemotongan besi

 Mengangkat lengan pemotong besi dengan begitu mata pemotong besi

akan terbuka.

 Meletakkan tulangan pada mata pemotong tersebut.

 Menekan lengan pemotong kebawah dengan kuat.


64

Gambar 4.24 Alat pemotong besi

 Besi tulangan pondasi:

1. Tulangan pelat : besi D 13 dengan panjang 0,7225 m sebanyak 8 batang.

2. Tulangan Kolom :Besi D 10 dengan panjang 1,555 m sebanyak 4 batang

3. Tulangan beugel: besi Ø 8 dengan panjang 0,489 m sebanyak 9 buah.

2. Pembengkokkan tulangan pelat pondasi dan kolom pondasi

a. Persiapan

1. Menyediakan tulangan yang akan dibengkokkan.

 Tulangan pelat: besi D 13

 Tulangan kolom : besi D 10

 Tulangan beugel: besi Ø 8

2. Menyediakan meja bending dan alat bending.

b. Pelaksanaan pembengkokkan besi

1. Tulangan pelat:

 Meletakkan tulangan pada meja bending.

 Meletakkan tulangan sesuai mal yang telah dibuat.

Gambar 4.25 Tulangan pelat pondasi yang diletakkan sesuai mal

 Menempelkan mata bending pada tulangan.


65

Gambar 4.26 Bending yang ditempelkan pada tulangan pelat pondasi

 Menekan bending kearah samping hingga membentuk bengkokkan

tulangan 90°

Gambar 4.27 Tulangan pelat pondasi sloof yang dibengkokkan

Berikut hasil tulangan pokok yang sudah dibengkokkan dan siap

untuk dirakit:

Gambar 4.28 Tulangan pokok pelat pondasi

2. Tulangan kolom pondasi:

 Meletakkan tulangan pada meja bending.

 Meletakkan tulangan sesuai mal yang telah dibuat.

Gambar 4.29 Tulangan pokok kolom pondasi yang diletakkan sesuai

mal
66

 Menempelkan mata bending pada tulangan.

Gambar 4.30 Bending yang ditempelkan pada tulangan kolom pondasi

 Menekan bending kearah samping hingga membentuk bengkokkan

tulangan 90°

Gambar 4.31 Tulangan kolom pondasi yang dibengkokkan

Berikut hasil tulangan pokok yang sudah dibengkokkan dan siap

untuk dirakit:

Gambar 4.32 Tulangan kolom pondasi yang dibengkokkan

3. Tulangan beugel

 Meletakkan tulangan pada meja bending.

 Meletakkan tulangan sesuai mal yang telah dibuat.


67

Gambar 4.33 Tulangan beugel kolom pondasi yang diletakkan sesuai mal

 Menempelkan mata bending pada tulangan.

Gambar 4.34 Bending yang ditempelkan pada tulangan beugel kolom pondasi

 Menekanbending kearah samping hingga membentuk bengkokkan

tulangan 135° dan 90°

Gambar 4.35 Pembengkokkan tulangan beugel kolom

pondasi
Berikut hasil tulangan pokok yang sudah dibengkokkan dan siap

untuk dirakit:

Gambar 4.36 Tulangan beugel kolom pondasi yang dibengkokkan

3. Perakitan tulangan pelat pondasi dan kolom pondasi

a. Persiapan

1. Menyediakan besi yang siap untuk dirakit.


68

2. Menyediakan alat untuk perakitan tulangan, yaitu kakak tua.

3. Menyediakan bahan untuk perakitan tulangan, yaitu kawat baja.

b. Pelaksanaan perakitan

 Perakitan tulangan pelat

1. Meletakkan dan menyusun tulangan pondasi diatas lantai sebanyak

8 buah tulangan. 4 buah arah vertikal dan 4 buah arah horizontal.

Ukuran pondasi 60/60 dan ukuran tulangan pelat pondasi

sepanjang 56 cm dengan selimut beton 2 cm. Kemudian Kaitkan

tulangan vertikal dan horizontal menggunakan kawat baja dengan

bantuan kakak tua.

Gambar 4.37 tulangan pelat yang di rencanakan

 Perakitan tulangan kolom

1. Meletakkan tulangan pokok sebanyak 1 buah pada meja perakitan.

Gambar 4.38 Meletakkan satu buah tulangan kolom pondasi


69

2. Kemudian merakit tulangan kolom pondasi meletakkan tulangan

kolom pondasi sebanyak 2 buah pada meja perakitan

Gambar 4.39 Meletakkan dua buah tulangan kolom pondasi

3. Memasang beugel pada tulangan pokok dengan cara memasukkan

tulangan pokok pada beugel. Tulangan pokok diangkat agar

tulangan beugel dapat melewati meja perakitan. Mengikat tulangan

dengan beugel menggunakan kawat baja, jarak antar beugel

masing-masing 15 cm. Beugel adalah tulangan melingkar yang

mengikat tulangan utama pada balok maupun kolom. Tulangan

beugel di ikat ke tulangan pokok adalah untuk memegang tulangan

utama, dan sebagai tulangan geser (menahan gaya dalam geser)

Gambar 4.40 Pelaksanaan memasukkan tulangan pokok bagian atas

pondasi

4. Memasukkan tulangan kolom pondasi bagian bawah kedalam beugel dan

mengikat tulangan dengan beugel menggunakan kawat baja, jarak antar

beugel masing-masing 15 cm.


70

Tul. Kolom

Gambar 4.41 Pelaksanaan memasukkan beugel ke tulangan pokok kolom pondasi

Gambar 4.42 Perakitan tulangan kolom pondasi

4.2.1.4.Pekerjaan bekesting pelat pondasi dan kolom pondasi

Dalam Pelaksanaa pekerjaan bekesting pelat pondasi dan kolom pondasi,

untuk ukuran pelat 60/60/20 dan kolom pondasi dengan ukuran 15/15/125 .Mulai

dari memotong hingga menjadi bekesting yang kami lihat di lapangan

membutuhkan waktu ± 20 menit/1 pondasi. Pekerjaan pelaksanaan bekesting

pondasi meliputi:

1. Persiapan pekerjaan bekesting pelat pondasi dan kolom pondasi

2. Pemotongan bekesting pelat pondasi dan kolom pondasi

3. Perakitan bekesting pelat pondasi dan kolom pondasi

Adapun penjelasan dari hal yang telah disebutkan diatas adalah sebagai berikut:
71

1. Persiapan pekerjaan bekesting pelat pondasi dan kolom pondasi

a. Menyiapkan alat yang digunakan, yaitu: gergaji, palu, meteran, siku,

benang, dan selang.

b. Menyiapkan bahan yang digunakan, yaitu: papan, paku, kasau, dan

cerucuk.

2. Pemotongan bekesting pelat pondasi dan kolom pondasi

a. Memotong papan klas II yang akan dijadikan bekesting pelat pondasi dan

kolom pondasi, yaitu dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 60 cm dabn

tinggi 20 cm. sebanyak 4 buah.

b. Memotong kasau 4/6 sebagai klamnya. Kasau dengan panjang 20 cm

sebanyak 1 buah untuk satu sisi mal kolom pondasi.

Gambar 4.43 Papan dan kasau untuk bekesting pondasi

3. Perakitan bekesting pelat pondasi dan kolom pondasi

a. Menyusun papan sesuai dengan ukuran mal pelat pondasi dan kolom

pondasi. Mal pondasi 60/60/20 dan mal kolom pondasi 15/15/125.


72

Gambar 4.44 Rencana bekesting pelat pondasi dan kolom pondasi

b. Memasang klam pada papan yang telah disusun tadi. Klam di pasang

dengan posisi melintang dan berada di tengah.

50 cm

Gambar 4.45 papan pelat pondasi dan kolom pondasi


73

4.2.1.5.Pemasangan dan penyetelan bekesting pelat pondasi dan kolom

pondasi.

Dalam Pelaksanaa pekerjaan pemasangan dan penyetelan pelat pondasi

dan kolom pondasi, untuk ukuran pelat 60/60/20 dan kolom pondasi dengan

ukuran 15/15/125 .Mulai dari membawa bekestinga dan tulangan pondasi hingga

terpasang dilapangan dan siap di cor, yang kami lihat di lapangan membutuhkan

waktu ± 45 menit/1 pondasi. Pekerjaan pelaksanaan pemasangan dan penyetelan

pondasi sebagai berikut:

1. Membawa acuan pelat pondasi dan kolom pondasi yang sudah dirakit ke

lokasi pemasangan bekesting dengan cara dipikul. Jarak yang ditempuh

dari tempat perakitan sampai lokasi penyetelan ±50 m.

2. Meletakkan mal pelat pondasi didalam lubang galian pondasi. Yang

sebelumnya telah di beri urug pasir dan lantai kerja.

3. Masukan tulangan pelat pondasi dan kolom pondasi yang telah disatukan.

Penyatuan pelat pondasi dan kolom pondasi di lakukan dengan mengikat

kolom pondasi ke tulangan as pelat pondasi menggunakan kawat dan

kakak tu. Cara menentukan as tulangan pondasi adalah dengan menarik

benang dan benang yang berpotongan itu adalah titik as tulangan pelat

pondasi.
74

Benang
Tulangan Pelat
As Tulangan Pelat

Gambar 4.46 menentukan as tulangan pelat pondasi

4. Memasukan bekesting kolom pondasi ke tulangan kolom pondasi.

Kemudian diskor agar tidak bergerak saat pengecoran.

Gambar 4.47 Pondasi yang sudah di pasang dan di setel dengan bekesting

4.2.1.6.Pekerjaan pengecoran pelat pondasi dan kolom pondasi

Pelaksanaan pekerjaan pengecoran pelat pondasi dan kolom pondasi untuk

ukuran 60/60 dengan tebal 20 cm dan kolom pondasi dengan ukuran

15/15cm,dengan tinggi 125 cm. Mulai dari adukan di buat sampai dengan

pengecoran selesai, yang kami lihat dilapangan membutuhkan waktu ± 55 menit.

Adapun pekerjaan pelaksanaan pengecoran pelat pondasi dan kolom pondasi

meliputi:

a. Persiapan pekerjaan pengecoran pelat pondasi dan kolom pondasi


75

b. Pelaksanaan pengecoran pelat pondasi dan kolom pondasi

Adapun penjelasan dari hal yang telah disebutkan diatas adalah sebagai berikut:

1. Persiapan pekerjaan pengecoran pelat pondasi dan kolom pondasi

a. Menyiapkan alat yang digunakan, yaitu: artco, mesin molen manual,

sendok spesi, dan cerucuk atau kasau pendek.

b. Menyiapkan adukan beton mesin molen manual K-225

 Satu molen manual mampu menampung 0.35 m3 adukan beton. Artco

yang digunakan mampu menampung 60 liter atau 0,06 m3, sehingga

untuk satu molen manual dibutuhkan 6 kali angkut menggunakan artco.

 Volume seluruh pelat pondasi dan kolom pondasi adalah 2.0025m3,

dibutuhkan adukan molen manual sebanyak 7 kali. Sesuai perhitungan,

volume pengecoran satu buah pondasi adalah 0.100125 m3, dibutuhkan

0.3 kali adukan beton molen manual dan 2 kali angkut menggunakan

artco .

2. Pelaksanaan pengecoran pelat pondasi dan kolom pondasi

a. Membuat beton K-225 dengan mesin molen. Pelaksanaan pembuatan

adukan beton di lapangan yang kami lihat tidak sesuai dengan teori yang

kami dapatkan, karena tidak berurutan ketika memasukkan campuran

beton yaitu memasukkan air terlebih dahulu, kerikil, semen, pasir, dan

berdampak pada berkurangnya mutu beton. Langkah yang benar dari teori

yang kami dapat diperkuliahan adalah dalam pelaksanaan pembuatan

adukan beton adalah mencampurkan antara pasir dan semen baru

kemudian memasukan batu dan kemudian air.


76

Gambar 4.48 Adukan beton dikeluarkan dari mesin molen manual

b. Tuangkan ke artco dan adukan dibawa menuju lokasi pengecoran pondasi.

Jarak dari lokasi pengeluaran molen manual menuju lokasi pengecoran

±20 m. Dikarenakan jalan yang kan dilalui artco tergenang air maka

diletakkan papan sebagai jalannya artco.

Gambar 4.49 Membawa adukan menuju lokasi pengecoran

c. Menuangkan adukan beton ke acuan pelat pondasi dan kolom pondasi.

Pada saat melakukan pengecoran lubang pondasi dalam kondisi tergenang

air. Untuk menghindari muka air tanah yang tinggi adalah dengan

meninggikan urug pasir dan lantai kerja untuk mengurangi tinggi muka air.

Sebenarnya pengecoran di air tergenang tersebut tidak baik untuk mutu

beton di karenakan karakteristik air tanah yang banyak mengandung asam.

Pengecoran seharusnya dilakukan dalam kondisi tanah kering.


77

Gambar 4.50 Proses penuangan adukan beton

c. Agar adukan beton pada acuan pelat pondasi dan kolom pondasi padat,

adukan ditusuk-tusuk menggunakan cerucuk atau kasau pandek yang tidak

terpakai.

d. Pelaksanaan pengecoran untuk seluruh pelat pondasi dan kolom pondasi

dilaksanakan selama 1 hari, sehingga tidak ada pemberhentian pengecoran.

Gambar 4.51 proses pengecoran

4.2.1.7.Pekerjaan pembongkaran pelat pondasi dan kolom pondasi

Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran pada pelat pondasi dan kolom

pondasi yang kami lihat di lapangan dilakukan setelah pelat pondasi dan kolom
78

pondasi berusia ± 3 hari. Pekerjaan pelaksanaan pembongkaran bekesting pelat

pondasi dan kolom pondasi meliputi:

1. Persiapan pekerjaan pembongkaran pelat pondasi dan kolom pondasi

2. Pelaksanaan pembongkaran pelat pondasi dan kolom pondasi

Adapun penjelasan dari hal yang telah disebutkan diatas adalah sebagai berikut:

1. Persiapan pekerjaan pembonglaran pelat pondasi dan kolom pondasi

Menyiapkan alat yang digunakan untuk membongkar acuan perancah pelat

pondasi dan kolom pondasi yaitu palu cakar.

2. Pelaksanaan pembongkaran pelat pondasi dan kolom pondasi

1. Membuka skor acuan yang terletak di samping acuan menggunakan palu

cakar.

2. Mengangkat/menarik acuan mal pondasi.

Gambar 4.52 Acuan dan perancah pondasi yang sudah dibongkar

3. Di lapangan, hasil pengecoran pelat pondasi dan kolom pondasi yang

dibongkar tidak dapat di lihat karena tergenang air. Sehingga tidak

diketahui hasil dari pengecoran tersebut. Beton yang sudah mengeras dan

terendam air merupakan salah satu bentuk perawatan beton.


79

Anda mungkin juga menyukai