PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga. Selain itu keluarga juga diartikan ikatan/persekutuan hidup
atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau
seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah hidup sendirian dengan atau tanpa anak,
baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga (Friedman 1998).
Dari dua pengertian diatas kita ketahui pasangan suami istri yang baru menikah yang
belum mempunyai anak juga termasuk keluarga (keluarga baru menikah).Banyak yang perlu kita
ketahui dan kita kaji pada keluarga baru menikah. Keluarga baru menikah perlu diberi asuhan
keperawatan karena banyak masalah yang muncul pada keluarga.
Pernikahan adalah hubungan yang sangat unik walaupun tidak ada aturan yang
menjamin pernikahan yang sukses. Beberapa pedoman bermanfaat untuk membangun
pernikahan yang bahagia adalah pertama, mereka harus memastikan emosi mereka
berdasarkan daripada ketertarikan fisik atau seksual. Kedua, pasangan harus menggali motifasi
keinginan untuk menikah. Ketiga, mereka harus berfokus pada pengembangan komunikasi yang
jelas. Keempat, mereka harus memahami pola prilaku dan kebiasaan yang menggangu yang
tidak mungkin berubah setelah menikah. Terakhir, mereka harus menetapkan kompatibilitas
dalam keyakinan dan nilai yang penting.
Hubungan pernikahan mencakup tahapan yang berbeda. Tahap permulaan mulai saat
pernikahan dan berlanjut sejalan dengan usaha pasangan untuk berfungsi sebagai
pasangan. Tahapan orientasi keluarga ditujukan pada aktivitas menanti kelahiran anak dan
mengasuh anak. Peranan orang tua harus dipahami dan dipraktikan.
b. Tujuan
Tujuan Umum :
Setelah diberikan Asuhan keperawatan pada keluarga baru menikah diharapkan masalah-
masalah yang muncul dapat teratasi dan tidak terjadi lagi masalah yang sama pada keluarga dan
keluarga mamapu mengatasi masalah kesehatan yang dialami secara mandiri.
Tujuan Khusus
3. Melakukan tindakan perawatan, kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang sakit,
mempunyai gangguan fungsi tubuh, dan atau keluarga yang membutuhkan bantuan,
sesuai dengan kemampuan keluarga.
4. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis, dan sosial) sehingga dapat
meningkatkan kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misal, puskesmas, posyandu, atau
sarana kesehatan lain) untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
keluarga.
a. Pengertian
Keluarga baru menikah adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang belum
mempunyai
anak (baru menikah).
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
b. Tugas Perkembangan
9. Memilih nilai, moral, dan ideologi yang dapat diterima oleh keduanya
Peran Formal :
Peran Informal :
Bahaya Fisik
- Penyakit
Pada keluarga baru menikah penyakit yang mungkin timbul adalah penyakit menular seksual
Bahaya Psikologis
- Percekcokan dalam rumah tangga
Pada keluarga baru menikah butuh waktu untuk penyesuaian diri, dan sering menimbulkan
percekcokan atau perbedaan pendapat.
Ketidak mampuan keluarga (suami/istri) memenuhi kebutuhan sek pada kelurga yang baru
dibina
Walaupun dalam kenyataan sekarang penyesuaian seksual lebih mudah, ketimbang pada
masa dulu. Karena banyak informasi tentang seks yang tersedia baik dirumah, disekolah, di universitas
dan di perguruan tinggi, dan ditempat-tempat lain, kebanyakan pasangan suami istri juga menerima
sedikit persiapan dibidang ketrampilan domestik, mengasuh anak, dan manajemen uang.
Kecenderungan terhadap perubahan peran dalam perkawinan bagi pria dan wanita, dan
konsep yang berbeda tentang peran ini yang menganut kelas sosial dan kelompok religius yang
berbeda penyesuaian dalam perkawinan sulit sekarang daripada di masa ketika peran masih begitu
ketet dianut.
- Kawin muda
Perkawinan dan kedudukan sebagai oarangtua sebelum oarang muda menyelesaikan pendidikan
mereka dan secara ekonomis independent membuat mereka tidak mempunyai kesempatan untuk
mempunyai pengalaman yang dipunyai teman-teman yang tidak kawin atau oarang-oarang yang telah
mandiri sebelum kawin.Hal ini mengakibatkan sikap iri hati dan menjadi halangan bagi penyesuaian
perkawinan.
- Perkawinan campuran
Penyesuaian terhadap kedudukan sebagai orang tua dan dengan para saudara dari piahak istri
dan sebaliknya, jauh lebih sulit dalam perkawinan antar agama daripada bila keduanya berasal dari
latar belakang budaya yang sama.
Periode atau masa pacaran lebih singkat sekarang atau ketimbang masa dulu, dan karena itu
pasangan hanya punya sedikit waktu untuk memecahkan banyak masalah tentang penyesuaian
sebelum mereka melangsungkan perkawinan
Banyak orang dewasa mempunyai konsep perkawinan yang romantis yang berkembang pada
masa remaja. Harapan yang berlebihan tentang tujuan dan hasil perkawinan sering membawa
kekecewaan yang menambah kesulitan penyesuaian terhadap tugas dan tanggung jawab perkawinan.
- Kurangnya identitas
Apabila seseorang merasa bahwa keluarga, teman, dan rekannya memperlakukannya sebagai
”suami jane”atau apabila wanita merasa bahwa kelompok sosial menganggap dirinya hanya sebagai
”ibu rumah tangga”, walaupun dia seorang wanita karir yang berhasil, ia bisa saja kehilangan identitas
diri sebagai individu yang sangant dijunjung dan dinilai tinggi sebelum perkawinan.
Data umum : nama suami dan istri, alamat dan telepon, pekerjaan suami dan istri,
pendidikan suami dan istri, usia, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi
keluarga, dan aktivitas rekreasi.
Tahap perkembangan keluarga baru menikah, tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi, riwayat kesehatan keluarga baru menikah, riwayat kesehatan keluarga
sebelumnya.
Data lingkungan
Struktur keluarga
Struktur peran, nilai atau norma keluarga, pola komunikasi kelaurga, struktur kekuatan
keluarga,
Fungsi keluarga
Fungsi ekonomi, fungsi mendapatkan status sosial, fungsi pendidikan, fungsi sosialisasi, fungsi
pemenuhan kesehatan, fungsi religius, fungsi rekreasi, fungsi reproduksi, fungsi afeksi.
Pengkajian fokus
- Bagaimana keadaan orang tua masing-masing dan hubungannya dengan orang tua setelah
perkawinan?
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah lingkungan
Masalah koping
Diagnosa keperawatan
3. Intervensi
Diagnosa 1
- Beri penjelasan pada keluarga khususnya suami tentang bahaya yang dapat timbul dari
kekerasan yang terjadi
Diagnosa 2
- Beri penjelasan pentingnya hubungan sosial dengan anggota masyarakat lainnya kepada
keluarga.
- Anjurkan kepada keluarga untuk membuka diri dengan anggota masyarakat lainnya
- Anjurkan kepada keluarga untuk mengikuti kegiatan-kegiatan masyarakat seperti PKK,
karang taruna, dll.
Diagnosa 3
- Beri penjelasan kepada keluarga tentang peran baru yang dialami keluarga
- Anjurkan kepada keluarga untuk mendiskusikan tentang tugas keluarga yang baru
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall.2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGC.
Friedman, Marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik (Edisi 3). Jakarta : EGC.
Perry and Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan I: konsep, proses, dan praktik Edisi 4 /
Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahsa, Yasmin Asih [et all]; editor edisi bahasa
Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. Jakarta : EGC.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Unknown d