Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan rawat jalan (ambulatory services) adalah salah satu bentuk dari pelayanan
kedokteran. Karena tingginya biaya perawatan pasien yang kompleks maka diperlukan suatu
fasilitas yang bisa memberikan pengobatan yang adekuat dengan biaya yang lebih sedikit dan
lebih sedikit intervensi. Bentuk pelayanan ini akan mengurangi pengeluaran biaya rumah sakit
pasien dengan adanya diagnosis awal dan pengobatan dini. Secara sederhana pelayanan rawat
jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap
(Hospitalization)(Feste,1989).

Tujuan dari pelayanan rawat jalan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan
pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan.
(standart pelayanan Rumah sakit, dirjen yanmed depkes RI thn 1999). Sedangkan Fungsi dari
pelayanan rawat jalan adalah sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan
pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang
membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan
perawatan. poliklinik juga berfungsi sebagai tempat untuk penemuan diagosis dini,yaitu tempat
pemriksaan pasien pertama dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut dalam tahap pengobatan
penyakit.

Pelayanan rawat jalan dibagi menjadi beberapa bagian yang menggambarkan banyaknya
pelayanan spesialistik,subspesialistik dan pelayanan gigi spesialistik dari staf medis yang ada
pada rumah sakit.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dari berbagai kebijakan dan prosedur terkait dengan pelayanan Unit
Rawat Jalan di BLUD RS Bombana
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan Rawat Jalan yang efektif, dan memuaskan bagi pasien
yang menjalani pemeriksaan
b. Menanggulangi masalah nyeri, baik akut maupun kronis pada pasien yang
melakukan pemeriksaan di BLUD RS Bombana
c. Mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien secara optimal melalui
prosedur dan tindakan yang dapat di pertanggung jawabkan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Unit Rawat Jalan BLUD RS Bombana meliputi:
1. Poli Umum
2. Poli Gigi
3. Poli Spesialis Penyakit Dalam
4. Poli Spesialis Anak
5. Poli spesialis Bedah
6. Poli Obgyn
D. Batasan Operasional
Untuk lebih mengarahkan pemahaman dibuat batasan istilah penting yang terkait
dengan kerangka pelayanan Unit Rawat Jalan.
1. Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.

2. Rumah sakit Tipe C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas.

3. Unit Rawat Jalan adalah bagian pelayanan di rumah sakit yang memberikan
pelayanan pencegahan, pengobatan serta pemulihan terhadap penderita dengan waktu

kurang dari 24 jam dimana dalam pelayanannya terkait dengan kegiatan penunjang
lain seperti fisioterapi, laboratorium, radiologi dan farmasi.

4. Poli Umum adalah unit yang melayani pelayanan rawat jalan yang meliputi tindakan
pencegahan, pengobatan dan pemulihan terhadap pasien umum atau yang
membutuhkan tindakan dasar.
5. Poli Spesialis adalah unit yang melayani pelayanan rawat jalan yang meliputi
tindakan pencegahan, pengobatan dan pemulihan terhadap pasien yang membutuhkan
tindakan spesialistik .
6. Poli Gigi adalah unit yang melayani pelayanan rawat jalan yang meliputi tindakan
pencegahan, pengobatan dan pemulihan terhadap pelayanan gigi dan mulut.

E. Landasan Hukum
Penyelenggaraan pelayanan Rawat Jalan BLUD RS BOMBANA sesuai dengan:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
2. Undang Undang Nomor 32 tahun 2004
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457/2003 tentang standar pelayanan minimal
bidang kesehatan di Kabupaten/Kotamadya
4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1091/2004
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 228/2003
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Kualifikasi Tenaga Dokter di Unit Rawat BLUD RS Bombana adalah Dokter
Umum, Dokter Gigi Menggunakan jasa pelayana dokter tetap Dan Dokter Spesialis
menggunakan jasa Pelayanan dokter di luar Rumah Sakit(konsultan)
2. Kualifikasi Tenaga perawat dan bidan di Unit Rawat Jalan BLUD RS Bombana
adalah tenaga perawat dan bidan di Unit Rawat Jalan BLUD RS Bombana yang
berpengalaman di bidang paramedik.
B. Distribusi Ketenagaan
Dalam pelayanan Rawat Jalan perlu menyediakan sumber daya manusia yang
kompeten, cekatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi
sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal, efektif, dan efisien. Atas dasar
tersebut di atas, maka perlu kiranya menyediakan, mempersiapkan dan mendayagunakan
sumber-sumber yang ada. Untuk menunjang pelayanan Rawat Jalan di unit Rawat Jalan,
maka dibutuhkan tenaga dokter umum,dokter gigi, dokter spesialis, perawat dan bidan
yang mempunyai pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang sesuai.

No Tenaga Medis Jumlah


1. Dokter umum
2 Dokter Spesialis (Konsultan)
3 Dokter gigi
4 Perawat
5 Bidan
6 Perawat poli gigi C. P
engaturan Dinas
Pengaturan jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi perawat dan bidan
untuk melaksanakan tugas pelayanan di Unit Rawat Jalan BLUD RS Bombana.
Pelayanan shift yaitu:
 Shift pagi: pukul 07.30-14.00 WIB untuk poli umum poli gigi dan poli spesialis pagi
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan Poli

Poli spesialis penyakit


Poli Gigi Poli Anak Poli Obgyn
dalam

Fisioterapi Poli Umum Poli Bedah WC

B. Standar Fasilitas
Fasilitas yang tersedia pada pelayanan rawat jalan terdiri dari:
1. Alat yang Tersedia Unit Rawat Jalan
Nama Alat Jumlah Keadaan Merk
No.
Poli Umum
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
Poli Anak
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 2 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
Poli Penyakit Dalam
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
Poli Bedah
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
14 Xray Viewer 1 Baik

Poli Gigi
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
POLI GIGI
1 Dental unit 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Lemari alat 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Suctio 1 Baik
11 sterilisator 1 Baik
12 Set alat cabut 1 Baik
13 Set alat tumpat 1 Baik
14 Set alat bedah mulut 1 Baik
15 Alat dasar 1 Baik
16 Set alat cetak model gigi 1 Baik
17 Head lamp 1 Baik
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Penerimaan Pasien

1. Pasien datang di Unit Rawat Jalan, mendaftarkan identitas di bagian Tempat


Penerimaan Pasien (TPP).

2. Pendataan dilakukan sesuai tujuan poli.

3. Data pasien atau kartu pasien sudah berada di masing-masing tujuan, poli Umum,
Poli gigi dan poli Spesialis pagI

B. Tata Laksana Pelayanan

1. Poliklinik Umum

Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poliklinik umum dilakukan oleh dokter


umum setiap hari kerja (Senin sampai dengan Sabtu) mulai pukul 07.30 sampai
dengan pukul 13.30 WIB, kecuali hari libur.

Kegiatan layanan berupa anamnesa keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan


penunjang (laboratorium, radiologi) jika diperlukan, pemberian resep, dan edukasi
kepada pasien mengenai problem kesehatan yang akan atau sedang mereka alami.

Layanan perawatan luka dilakukan di Unit UGD setiap hari kerja (Senin sampai
dengan Sabtu) pukul 07.30 sampai dengan 14.00 WIB. Pasien rawat luka adalah
pasien kontrol setelah mendapat perawatan pertama di UGD maupun lembaga
kesehatan lain, atau pasien baru dengan luka yang tidak membutuhkan jahitan.

2. Poli Gigi

Layanan di poli gigi dilakukan di ruang poli gigi setiap hari kerja mulai pukul
07.30 sampai dengan 14.00 WIB oleh 2 tenaga dokter gigi dan 2 perawat gigi. Jenis
pelayanan yang diberikan adalah:

1. Saluran akar gigi dan tumpatan


2. Pemeriksaan kesehatan gigi rutin

3. Pembersihan karang gigi

4. Cabut gigi

5. Bedah mulut

6. Pemasangan Gigi palsu

7. Meratakan gigi

3.Poli Spesialis
1. Poliklinik anak
a. Pelayanan Imunisasi
Layanan imunisasi di poliklinik anak meliputi program imunisasi wajib dan
imunisasi tambahan. Pelaksanaan imunisasi dilakukan setiap jam praktek poli anak dari
jam 16.00 sampai dengan 18.00 WIB. Selain imunisasi wajib, poli spesialis anak juga
melayani imunisasi lain seperti: MMR, Hib, tifoid, hepatitis A, dan varicella.
b. Pemeriksaan dan pengobatan
Kegiatan layanan berupa anamnesa keluhan, penimbangan berat badan,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi) jika diperlukan,
pemberian resep, dan edukasi kepada orang tua (dan pasien) mengenai masalah kesehatan
yang akan atau sedang mereka alami.
c. . Tumbuh kembang
Pemeriksaan tumbuh kembang anak dilakukan oleh dokter spesialis anak meliputi
pemeriksaan tinggi badan dan berat badan (status gizi), deteksi perkembangan dengan
menggunakan KPSP serta alat peraga atau permainan. Setiap kasus gangguan tumbuh
kembang anak akan ditindaklanjuti, bekerja sama dengan fisioterapi.

2. Poli Penyakit Dalam


Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poli penyakit dalam setiap hari kerja
(Senin sampai dengan sabtu) mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 14.00
WITA.Kegiatan layanan berupa anamnesa keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang (laboratorium, radiologi, fisioterapi dan penunjang medic lainnya) jika
diperlukan, pemberian resep, edukasi kepada pasien mengenai problem kesehatan dan
melakukan perawatan luka pada pasien post operasi Layanan perawatan luka dilakukan
di ruang
3. Poli Bedah
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poli bedah setiap hari kerja (Senin dan
sabtu) oleh dr. Eko, Sp.B dan hari kerja. .Kegiatan layanan berupa anamnesa keluhan,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi dan fisioterapi dan
penunjang lainnya) jika diperlukan, pemberian resep, edukasi kepada pasien mengenai
problem kesehatan yang akan atau sedang mereka alami dan melakukan perawatan luka
pada pasien post operasi Layanan perawatan luka dilakukan di ruang poli bedah.
4. Poli Obgyn
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poli Obgyn setiap hari kerja (Senin sampai
dengan Sabtu) mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 14.00 WITA.Kegiatan layanan
berupa anamnesa keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, Dan
radiologi) jika diperlukan, pemberian resep, edukasi kepada pasien mengenai problem
kesehatan yang akan atau sedang mereka alami.

ALUR RAWAT JALAN

Datang Sendiri
Tempat Penerimaan Pasien
Dokter Praktek
(TPP) POLI GIGI
Rujukan Lain

PULANG POLI SPESIALIS


POLI UMUM
IGD

PEMERIKSAAN RAWAT
PENUNJANG INAP
BAB V

LOGISTIK

A. Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat Unit Rawat Jalan

1. Pengertian

Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat di Unit Rawat Jalan adalah permintaan obat dan
alat kesehatan ke unit farmasi atas permintaan dokter.

2. Prosedur

1. Permintaan obat atau alat kesehatan ditulis pada resep rangkap 3 untuk pasien
intern dan 2 rangkap untuk pasien yang di tulis oleh dokter umum atau dokter
spesialis.

2. Resep obat dilengkapi nama dokter, tanggal, nama pasien, Jenis pasien dan
nomor Rekam Medis.

3. Resep diberikan TPP untuk proses administrasi selanjutnya.

B. Perencanaan Peralatan atau Peremajaan

1. Pengertian

Suatu kegiatan untuk merencanakan pengadaan peralatan baru, sesuai kebutuhan saat
itu atau sebagai pengganti alat yang rusak atau harus diganti karena keausannya.

2. Tujuan
Tujuan dari perencanaan pengadaan dan peremajaan peralatan adalah agar peralatan
dapat digunakan setiap saat tanpa adanya hambatan dan menunjang proses pelayanan
di masing-masing poli.

3. Prosedur Kegiatan

a. Dilakukan pengecekan rutin, sehingga diketahui peralatan yang tidak dapat


digunakan atau tidak dapat diperbaiki, dan direncanakan dalam anggaran rutin
atau diganti yang baru.

b. Pengajuan pembelian peralatan baru diketahui Kepala Unit Rawat Jalan


kepada Ka Unit Personalia rumah sakit disertai perkiraan harga.

c. Bila sudah terealisasi kepala unit menerima alat dan menandatangani buku
penerimaan barang serta menuliskan pada buku inventaris

BBA VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, dan lain-
lain) yang tidak seharusnya terjadi.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya keselamatan
pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju keselamatan
pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan dan
budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan
jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan proses
pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada KKP-RS
(Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit)
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara komunikasi
yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan untuk
melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu
timbul.
7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan
informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada
sistem pelayanan.
Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus diterapkan.
Standar tersebut adalah:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan pasien.
Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit:
1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan pasien
rumah sakit.
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1-2 tahun
3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran manajemen dan
karyawan
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti tersebut di
atas
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di atas) dan
melakukan self assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien
rumah sakit
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit dan
kejadian tidak diharapkan.

C. Sasaran Keselamatan Pasien di Unit Rawat Jalan BLUD RS Bombana

1. Ketepatan Identifikasi Pasien

Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas pasien sejak awal
pasien masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang diterima
oleh pasien.

2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi lisan yang menggunakan prosedur: Write
back, Read back dan Repeat Back (reconfirm).

3. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

Infeksi biasa dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi
saluran kemih, infeksi pada aliran darah, pneumonia yang sering berhubungan dengan
ventilasi mekanis. Pokok eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci
tangan (hand hygiene) yang tepat.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, maka saat ini
masyarakat semakin memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya.
Pengendalian mutu di unit rawat jalan harus dilakukan demi kepentingan dan kepuasan dari
pasien sehingga nantinya dapat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di Unit Farmasi
pada khususnya dan pelayanan kesehatan di BLUD RS Bombana pada umumnya. Indikator
Mutu Pelayanan Unit Rawat Jalan BLUD RS Bombana mengacu pada Pedoman Indikator Mutu
BLUD RS Bombana yaitu:
1. Waktu Tunggu Di Rawat Jalan
Ruang lingkup : waktu Tunggu Di Rawat Jalan

Dimensi mutu : Efisiensi dan efektivitas


Tujuan : Tersedianya pelayanan rawat jalan pada hari kerja
Definisi operasional : Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien
mendaftar sampai dilayani oleh dokter.
Kriteria inklusi : -
Kriteria eksklusi : -
Numerator : Jumlah pasien rawat jalan yang menunggu lebih dari 15
menit
Denominator : Jumlah seluruh pasien rawat jalan dalam bulan tersebut.
Standar : 1%

2. Pasien Rawat Jalan Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi DOTS

Ruang lingkup : Pasien Rawat Jalan Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan


Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse)
Dimensi mutu : Akses, efisiensi
Tujuan : Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasien tuberkulosis
dengan strategi DOTS
Definisi operasional : Pelayanan rawat jalan tuberkulosis dengan strategi DOTS adalah
pelayanan tuberkulosis dengan 5 strategi penanggulangan
tuberkulosis nasional. Penegakan diagnosis dan follow up
pengobatan pasien tuberkulosis harus melalui

pemeriksaan mikroskopis tuberkulosis, pengobatan harus menggunakan paduan obat anti


tuberkulosis yang sesuai dengan standar penanggulangan tuberkulosis nasional, dan semua pasien
yang tuberkulosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan penanggulangan
tuberkulosis nasional.
Kriteria inklusi : Pasien tuberkulosis yang diterapi dengan strategi DOTS
Kriteria eksklusi : Pasien tuberkulosis yang tidak diterapi dengan strategi DOTS
Numerator : Jumlah semua pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani
dengan strategi DOTS
Denominator : Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani di
rumah sakit dalam bulan tersebut.
Standar : 100%

Insiden Komunikasi Yang Kurang Efektif


Ruang lingkup : Komunikasi lisan atau melalui telepon yang kurang efektif antar
pemberi pelayanan tentang pelaporan kembali hasil pemeriksaan
dan kondisi pasien.
Dimensi mutu : Keselamatan pasien
Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien melalui komunikasi lisan yang
efektif
Definisi operasional : Komunikasi yang kurang efektif adalah komunikasi lisan yang
tidak menggunakan prosedur: Write back, Read back dan Repeat
Back (reconfirm)
Kriteria inklusi :
- Kesalahan Prosedur komunikasi lisan atau via telepon: Write
back, Read back dan Repeat Back (reconfirm)
- Pelaporan secara lisan yang tidak menggunakan prosedur SBAR
- Prosedur spelling atau ejaan tidak digunakan untuk obat yang
bersifat LASA atau NORUM

Kriteria eksklusi : Komunikasi non lisan atau tertulis


Numerator : Jumlah ketidaktepatan komunikasi lisan atau via telepon
Denominator : -
Standar : 0

BAB IX
PENUTUP
Demikian telah disusun suatu Pedoman Pelayanan Unit Rawat Jalan, yang dapat dipakai
sebagai acuan di dalam pelayanan rawat jalan untuk meningkatkan kualitas pelayanan secara
keseluruhan di BLUD RS Bombana. Pedoman ini akan mengalami perbaikan dalam upaya
peningkatan kualitas dari waktu ke waktu sehingga diperlukan suatu evaluasi secara teratur dan
berkelanjutan dalam hal pemantauannya. Dengan adanya suatu pedoman pelayanan maka
kegiatan pelayanan secara khusus di Unit Rawat Jalan dapat mengutamakan kepuasan dan
keselamatan pada setiap pasien.

Anda mungkin juga menyukai