Pengaturan dan pengawasan bank diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia
sebagai:
3. Lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta pemerataan; agar
tercipta sistem perbankan yang sehat,baik sistem perbankan secara menyeluruh maupun individual,
dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan
bermanfaat bagi perekonomian nasional.
3. Pengawasan bank yang mendorong bank untuk melaksanakan secara konsisten ketentuan intern
yang dibuat sendiri (self regulatory banking) dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan
tetap mengacu kepada prinsip kehati-hatian.
2. Kewenangan memberikan izin (right to license), yaitu kewenangan untuk menetapkan tatacara
perizinan dan pendirian suatu bank. Cakupan pemberian izin oleh BI meliputi pemberian izin dan
pencabutan izin usaha bank, pemberian izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank,
pemberian persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, pemberian izin kepada bank untuk
menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
3. Kewenangan untuk mengatur (right to regulate), yaitu kewenangan untuk menetapkan ketentuan
yang menyangkut aspek usaha dan kegiatan perbankan dalam rangka menciptakan perbankan sehat
yang mampu memenuhi jasa perbankan yang diinginkan masyarakat.
4. Kewenangan untuk mengawasi (right to control), yaitu kewenangan melakukan pengawasan bank
melalui pengawasan langsung (on-site supervision) dan pengawasan tidak langsung (off-site
supervision). Pengawasan langsung dapat berupa pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus,yang
bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan keuangan bank dan untuk memantau
tingkat kepatuhan bank terhadap peraturan yang berlaku serta untuk mengetahui apakah terdapat
praktik-praktik yang tidak sehat yang membahayakan kelangsungan usaha bank. Pengawasan tidak
langsung yaitu pengawasan melalui alat pemantauan seperti laporan berkala yang disampaikan
bank,laporan hasil pemeriksaan dan informasi lainnya. Dalam pelaksanaannya, apabila diperlukan BI
dapat melakukan pemeriksaan terhadap bank termasuk pihak lain yang meliputi perusahaan induk,
perusahaan anak, pihak terkait, pihak terafiliasi dan debitur bank. BI dapat menugasi pihak lain untuk
dan atas nama BI melaksanakan tugas pemeriksaan.
5. Kewenangan untuk mengenakan sanksi (right to impose sanction), yaitu kewenangan untuk
menjatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terhadap bank apabila suatu
bank kurang atau tidak memenuhi ketentuan. Tindakan ini mengandung unsur pembinaan agar bank
beroperasi sesuai dengan asas perbankan yang sehat.
Dalam menjalankan tugas pengawasan bank, saat ini BI melaksanakan sistem pengawasannya dengan
menggunakan 2 pendekatan yakni pengawasan berdasarkan kepatuhan (compliance based
supervision) dan pengawasan berdasarkan risiko (risk based supervision/RBS). Dengan adanya
pendekatan RBS tersebut, bukan berarti mengesampingkan pendekatan berdasarkan kepatuhan,
namun merupakan upaya untuk menyempurnakan sistem pengawasan sehingga dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pengawasan perbankan. Secara bertahap, pendekatan pengawasan yang
diterapkan oleh BI akan beralih menjadi sepenuhnya pengawasan berdasarkan risiko.
· Risiko Kredit : Risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi
kewajibannya.
· Risiko Pasar : Risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar (adverse movement)
dari portofolio yang dimiliki oleh Bank,yang dapat merugikan Bank. Variabel pasar antara lain adalah
suku bunga dan nilai tukar.
· Risiko Likuiditas : Risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban
yang telah jatuh waktu.
· Risiko Operasional : Risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak
berfungsinya proses internal,kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal
yang mempengaruhi operasional Bank.
· Risiko Hukum
· Risiko Reputasi
· Risiko Strategik
· Risiko Kepatuhan
SISTEM INFORMASI PELAPORAN BANK KEPADA BANK INDONESIA
SIMSPBI merupakan sistem informasi terpadu untuk mendukung tugas pengawasan, pemeriksaan
dan pengaturan perbankan BI.
· Mengoptimalkan Pengawas dan Pemeriksa Bank dalam menganalisa kondisi bank sehingga
dapat meningkatkan mutu pengawasan dan pemeriksaan bank;
SID adalah sistem yang menyediakan informasi mengenai debitur baik perorangan maupun badan
usaha, yang diolah berdasarkan laporan penyediaan dana yang diterima Bank Indonesia dari Pelapor.
SID dikembangkan dengan tujuan untuk membantu :
o Membantu dalam mempercepat proses analisis dan pengambilan keputusan pemberian kredit
o Nasabah baru,khususnya yang tergolong sebagai UMKM,a kan mendapat akses yang lebih luas
kepada pemberi kredit dengan mengandalkan reputasi keuangannya tanpa harus tergantung pada
kemampuan untuk menyediakan agunan.
Sumber : http://www.ojk.go.id/pengaturan-pengawasan-bank
http://emelliadesriyanti.blogspot.com/2014/06/tujuan-pengaturan-dan-pengawasan-bank.html
http://stiebanten.blogspot.com/2011/06/sistem-pengawasan-bank.html
Kewenangan untuk menetapkan tata cara perizinan (right to license) dan pendirian suatu
bank, meliputi pemberian izin dan pencabutan izin usaha bank, pemberian izin pembukaan,
penutupan dan pemindahan kantor bank, pemberian persetujuan atas kepemilikan dan
kepengurusan bank, pemberian izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha
tertentu.
Kewenangan untuk menetapkan ketentuan (right to regulate) yang menyangkut aspek usaha
dan kegiatan perbankan dalam rangka menciptakan perbankan sehat guna memenuhi jasa
perbankan yang diinginkan masyarakat.
1. pengawasan bank secara langsung (on-site supervision) terdiri dari pemeriksaan umum dan
pemeriksaan khusus dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran keadaan keuangan bank dan
untuk memantau tingkat kepatuhan bank terhadap peraturan yang berlaku, serta untuk mengetahui
apakah terdapat praktik-praktik tidak sehat yang membahayakan kelangsungan usaha bank; dan
2. pengawasan tidak langsung (off-site supervision) yaitu pengawasan melalui alat pemantauan seperti
laporan berkala yang disampaikan bank, laporan hasil pemeriksaan, dan informasi lainnya.
Kewenangan untuk mengenakan sanksi (right to impose sanction), yaitu kewenangan untuk
menjatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terhadap bank apabila suatu
bank kurang atau tidak memenuhi ketentuan. Tindakan ini mengandung unsur pembinaan agar
bank beroperasi sesuai dengan asas perbankan yang sehat.
Kewenangan untuk melakukan penyidikan (right to investigate), yaitu kewenangan untuk
melakukan penyidikan di Sektor Jasa Keuangan (SJK), termasuk perbankan. Penyidikan dilakukan
oleh penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia (RI) dan pejabat Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan OJK. Hasil penyidikan disampaikan kepada Jaksa untuk dilakukan penuntutan.
Kewenangan untuk melakukan perlindungan konsumen (right to protect), yaitu kewenangan
untuk melakukan perlindungan konsumen dalam bentuk pencegahan kerugian Konsumen dan
masyarakat, pelayanan pengaduan konsumen, dan pembelaan hukum.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/ikhtisar-perbankan/Pages/Peraturan-dan-Pengawasan-
Perbankan.aspx