Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ENERGY LEVELS, SPECTRA AND CORRESPONDENCE PRINCIPLE

Disusun Oleh:

M. Akbar Pisnaji (A1C318034)

Hikma Ramadhani (A1C318003)

Yuli Astuti (A1C318011)

Haini Safitri (A1C318027)

Fauziah Yolviansyah (A1C318020)

PRORAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga, pikiran
yang penulis miliki akhirnya Makalah ini dapat terselesaikan. Salam dan
salawat tak lupa penulis ucapkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad
SAW yang telah memberi hasanah bagi umat Islam.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Fisika Modern mengenai
Energy Level and Spectra, Correspondence Principle. Yang mana mata kuliah
ini diampu oleh Bapak Alrizal, S.Pd., M.Si.
Sebagai manusia biasa, penulis sadar bahwa makalah ini sangat jauh
dari kesempurnaan karena suatu pemikiran yang sangat terbatas. Penulis
mangharapkan bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan diterima oleh semua
pihak.
Akhirnya, segala kebenaran itu datangnya dari Allah SWT dan
kesalahan datangnya dari hambanya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang dapat membangun serta bimbingannya untuk perbaikan
pada penyusunan makalah berikutnya.

Jambi, 20 November 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar i

Daftar isi ii

BAB I

1.1. Latar belakang………………………………………….3

1.2. Rumusan masalah………………………………………4

1.3 Tujuan penulisan………………………………………..4

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Tingkat Energi………………………………………….5

2.2 Spektrum Emisi Atom Hidrogen……………………….11

2.3 Correspondence Principle………………………………17

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………….24

3.2 Saran……………………………………………………25

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...26

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 1914 James Franck dan Gustav Hertz melakukan eksperimen
untuk menguji secara langsung hipotesis Bohr yang menyebutkan bahwa energi
atom itu terkuantisasi.Atom gas bertumbukan dengan elektron –elektron dan
memperoleh energfi dari tumbukan hanya jika energi elektron melampaui ambang
tertentu.Eksperimen ini menunujukkan secara langsung bahwa tingkat energi
atomik memang ada dan tingkat – tingkat ini sama dengan tingkat – tingkat yang
terdapat pada spektreum garis.
Teori atom Bohr memperkenalkan atom sebagai sejenis miniatur planit
mengitari matahari, dengan elektron-elektron mengelilingi orbitnya sekitar bagian
pokok, tapi dengan perbedaan yang sangat penting. Bilamana hukum-hukum
fisika klasik mengatakan tentang perputaran orbit dalam segala ukuran, Bohr
membuktikan bahwa elektron-elektrondalam sebuah atom hanya dapat berputar
dalam orbitnya dalam ukuran spesifik tertentu. Atau dalam kalimat rumus lain :
elektron-elektron yang mengitari bagian pokok berada pada tingkat energi (kulit)
tertentu tanpa menyerap atau memancarkan energi. Elektron dapat berpindah dari
lapisan dalam ke lapisan luar jika menyerap energi. Sebaliknya,elektron akan
berpindah dari lapisan luar ke lapisan lebih dalam dengan memancarkan energi.
Kemampuan teori Bohr yang menjelaskan spektrum dari hydrogen atom,
yakni telah diketahui bahwa gas hydrogen jika dipanaskan pada tingkat kepanasan
tinggi, akanmengeluarkan cahaya dari suatu frekuensi tertentu. Nilai terbesar teori
Bohr tentang atom dari hipotesa sederhana tapi sanggup menjelaskan dengan
ketetapan yang mengagumkan tentang gelombang panjang yang persis dari semua
garis spektral (warna) yangdikeluarkan oleh hidrogen.
Persyaratan bahwa fisika kuantum memberikan hasil yang sama dengan
fisika klasik dalam batas bilangan kuantum yang besar disebut oleh Bohr sebagai
prinsip korespondensi. Prinsip ini telah menjadi peran penting dalam
pengembangan teori materi kuantum.

3
Bohr sendiri menggunakan prinsip korespondensi secara terbalik, untuk
mencari kondisi stabilitas orbit. Mulai dari Persamaan. (4.19) ia dapat
menunjukkan bahwa orbit yang stabil harus memiliki momentum sudut orbital
electron.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perumusan tingkatan energy model atom Bohr?
2. Bagaimana hubungan antara tingkatan energy dan spectrum?
3. Apa sajakah deret yang menggambarkan garis spectrum emisi atom
hydrogen?
4. Bagaimana perbandingan teori atom dari fisika klasik dan teori Bohr
mengenai atom?
5. Bagaimana perumusan persamaan untuk frekuensi evolusi electron dan
frekuensi foton?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perumusan tingkatan energy model atom Bohr.
2. Untuk mengetahui hubungan antara tingkatan energy dan spectrum.
3. Untuk mengetahui deret yang menggambarkan garis spectrum emisi atom
hydrogen.
4. Untuk mengetahui perbandingan teori atom dari fisika klasik dan teori
Bohr mengenai atom.
5. Untuk mengetahui perumusan persamaan untuk frekuensi evolusi electron
dan frekuensi foton.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tingkat Energi
Berbagai orbit yang diijinkan berkaitan dengan energi elektron yang
berbeda-beda. Energi elektron En dinyatakan dalam jejari orbit rn diberikan dalam
persamaan :
e2
En  
80 rn

n 2 h 2 0
Disubstitusikan rn ke persamaan : rn  n= 1, 2, 3,...
me 2

Sehingga,

me 4  1 
E n    n= 1,2,3,....
8 02 h 2  n 2 

Energi yang ditentukan oleh persamaan tersebut disebut tingkat energi dari
atom hidrogen yang diplot dalam gambar dibawah. Tingkat energi ini semuanya
negatif; hal ini menyatakan bahwa elektron tidak memiliki energi yang cukup
untuk melarikan diri dari atom. Tingkat energi yang terendah E1 disebut keadaan
dasar (status dasar) dari atom itu dan tingkat energi yang lebih tinggi E2, E3, E4, ....
disebut keadaan eksitasi (status eksitasi). Ketika bilangan kuantum n bertambah,
energi En yang bersesuaian mendekati nol; dalam limit n = ∞, E∞ = 0 dan
elektronnya tidak lagi terikat pada inti untuk membentuk atom. (Energi positif
untuk kombinasi inti elektron berarti bahwa elektronnya tidak terikat pada inti dan
tidak ada syarat kuantum yang harus dipenuhinya ; kombinasi seperti itu tidak
membentuk atom).

5
Deretan tingkat energi merupakan karakteristik semua atom, bukan hanya
hidrogen. Seperti dalam kasus partikel dalam kotak, pembatasan elektron dalam
satu daerah ruang menimbulkan pembatasan pada fungsi gelombang yang
diperbolehkan, sehingga membatasi energi yang diijinkan hanya pada energi
tertentu saja. Terdapatnya tingkat energi atomic merupakan contoh lebih lanjut
dari kuantisasi, atau kecatuan dari kuantitas fisis dalam skala mikroskopik. Dalam
dunia kita sehari-hari, materi, muatan listrk, energi dan sebagainya kelihatannya
malar. Dalam dunia atom, materi terdiri dari partikel elementer yang memiliki
massa diam tertentu; muatan selalu merupakan kelipatan bilangan bulat dari +е
atau –e; gelombang elektromagnetik dengan frekuensi v muncul sebagai arus
foton, masing-masing energi hv; dan sitem partikel yang mantap seperti atom,
hanya dapat memiliki energi tertentu. Seperti yang akan didapati kemudian,
kuantitas lain dalam alam juga terkuantisasi, dan kuantisasi ini memasuki segala
segi bagaimana elektron, proton, dan netron berinteraksi membentuk materi yang
ada disekeliling kita( dan yang membentuk kita) dengan sifat-sifat yang kita
kenal.

6
Kehadiran tingkat energi diskrit tertentu dalam atom hidrogen
menyarankan adanya hubungan dengan spektrum garis. Anggaplah jika sebuah
elektron pada tingkat eksitasi jatuh ke tingkat yang lebih rendah, kehilangan
energinya dipancarkan sebagai foton cahaya tunggal. Menurut model kita,
elektron tidak mungkin ada dalam atom kecuali jika elektron itu memiliki tingkat
energi tertentu. Loncatan sebuah elektron dari sebuah elektron dari sebuah tingkat
ke tingkat yang lain., dengan perbedaan energi antara tingkat itu dilepas sekaligus
sebagai sebuah foton alih-alih sebagai sesuatu yang gradual, cocok dengan model
ini. Jika bilangan kuantum keadaan awal (energi lebih tinggi) ialah ni dan bilangan
kuantum keadaan akhir (energi lebih rendah) ialah nf, kita nyatakan bahwa

Energi awal – energy akhir = energy foton

Ei  E f  hv (4.24)

Dengan v menyatakan frekuensi foton yang dipancarkan.

Keadaan awal dan akhir atom hydrogen yang bersesuaian dengan bilangan
kuantum ni dan nf , menurut persamaan 4.23 berenergi

me 4  1 
Energi awal  E i  
8 0 h 2  ni 
2 2

me 4  1 
Energi akhir  E f  
8 0 h 2  n f 
2 2

Jadi, perbedaan energy antara kedua keadaan itu adalah

me 4  1   1
  


Ei  E f    2
8 0 h 2  ni   n 2 
2
  f 
me 4  1 1 
Ei  E f  
8 0 h 2  n f ni 
2 2 2

Frekuensi foton yang dipancarkan dalam transisi ini ialah

7
v  Ei  E f

me 4  1 1  (4.25)
v 
8 0 h 3  n f ni 
2 2 2

Dinyatakan dalam panjang gelombang λ, karena λ=c/v, kita dapatkan

1 me 4  1 1 
 2 3 
 2 (4.26)
 8 0 h  n f ni 
2

Persamaan 4.26 menyatakan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh atom


hidrogen yang tereksitasi hanya mengandung panjang gelombang tertentu saja.
Panjang gelombang ini jatuh pada deret tertentu yang bergantung dari bilangan
kuantum nf dari tingkat akhir electron. Karena bilangan kuantum awal ni harus
selalu lebih besar dari bilangan kuantum akhir nf, supaya terdapat kelebihan
energy yang dilepas sebagai foton, rumus perhitungan untuk lima deret yang
pertama ialah

1 me 4  1 1 
n f  1:  2 2  2
 2  n = 2, 3, 4 … (Lyman)
 8 0 h  1 n 

1 me 4  1 1 
nf  2:  2 3  2
 2  n = 3, 4, 5, … (Balmer)
 8 0 h  2 n 

1 me 4  1 1 
nf  3:  2 3  2
 2  n = 4, 5, 6, … (Paschen)
 8 0 h  3 n 

1 me 4  1 1 
nf  4:  2 3  2
 2  n = 5, 6, 7, … (Brackett)
 8 0 h  4 n 

1 me 4  1 1 
nf  5:  2 3  2
 2  n = 6, 7, 8, … (Pfund)
 8 0 h  5 n 

Deret ini bentuknya sama dengan deret spectral empiris yang telah
dibicarakan. Deret Lyman bersesuaian dengan nf = 1; deret Balmer bersesuaian
dengan nf = 2; deret Paschen bersesuaian dengan nf = 3; deret Brackett
bersesuaian dengan nf = 4; dan deret Pfund bersesuaian dengan nf = 5.

8
Sampai di sini kita belum memperoleh kepastian bahwa spektrum garis
hidrogen berasal dari transisi electron dari tingkat energi tinggi ke tingkat energi
rendah. Langkah terakhir ialah membandingkan harga tetapan dalam persamaan di
atas dengan tetapan Rydberg R dari persamaan empiris 4.15 hingga 4.19. harga
tetapan ini ialah

me 4

9,1x10 31

kg x 1,6 x10 19 C 
4

 1,96897 x10 7 m 1
8 0 h 3
2

8 x 8,85 x10 12 2
 8

F / m x 3x10 m. / s x 6,63x10 34
J s 
3

Yang ternyata sama dengan R. Model atom hidrogen ini yang pada hakekatnya
sama dengan yang dikembangkan oleh Bohr dalam tahun 1913 (walaupun tidak
mempunyai konsep gelombang de Broglie untuk memandu pikirannya), sesuai
eksperimen. Gambar 4.21 menunjukkan secara skematik bagaimana garis spektral
hidrogen berkaitan dengan tingkat energy hidrogen.

Contoh soal :
1. Berapakah energi teresar yang dipancarkan pada perpindahan pada
perpidahan elektron dalam deret balmer?
Penyelesaian :
Diketahui :
n=2

9
Ditanya :
Emax ?
Jawab:
Energy maksimum akan terpenihi jika electron beransisi dari kuliit
denngan energy paling tunggi yaitu kulit tak terhingga. Karena deret yang
dihasilkan adalah dderet barmer, maka electron dari kulit tak berhingga
akaan bertransisi menuju kulit ke-2.
Denngan demikian panjang gelombang yang dihasilkan adalah :

2. Pada model atom Bohr, energy electron atom hydrogen pada keadaan
dasar -13,6 eV. Jika electron mengalami eksitasi dari kulit M ke kulit L
maka besar perubahan energy electron adalah…
Pembahasan :
Kulit atom dimulai dari K, L, M, N dari urutannya kulit L merupakan
kulit ke-2 sedangkan kulit M merupakan ke-3 sehingga diperoleh besarnya
energy electron yang tereksitasi dari kulit M ke kulit L, yaitu:

10
2.2 Spektrum Emisi Atom Hidrogen
Tabung sinar hidrogen merupakan suatu tabung tipis yang berisi gas
hidrogen pada tekanan rendah dengan elektroda pada tiap-tiap ujungnya. Jika anda
melewatkan tegangan tinggi (katakanlah, 5000 volt), tabung akan
menghasilkan sinar berwarna merah muda yang terang.Jika sinar tersebut
dilewatkan pada prisma atau kisi difraksi, sinar akan terpecah menjadi beberapa
warna. Warna yang dapat anda lihat merupakan sebagian kecil dari spektrum
emisi hidrogen. Sebagian besar spektrum tak terlihat oleh mata karena berada
pada daerah infra-merah atau ultraviolet.
Pada foto berikut, sebelah kiri menunjukkan bagian dari tabung sinar
katoda, dan sebelah kanan menunjukkan tiga garis yang paling mudah dilihat
pada daerah tampak (visible)dari spektrum. (mengabaikan “pengotor” “ biasanya
berada di sebelah kiri garis merah, yang disebabkan oleh cacat pada saat foto
diambil. Lihat catatan)

Ada lebih banyak lagi spektrum hidrogen selain tiga garis yang dapat
anda lihat dengan mata telanjang. Hal ini memungkinan untuk mendeteksi pola
garis-garis pada daerah ultra-violet dan inframerah spektrum dengan baik.Hal ini
memunculkan sejumlah “deret” garis yang dinamakan nama penemunya. Gambar
di bawah ini menunjukkan tiga dari deret garis tersebut, deret lainnya berada di
daerah infra-merah, jika digambarkan terletak di sebelah kiri deret Paschen.

11
Deret Lyman merupakan deret garis pada daerah ultra-violet.
Perhatikan bahwa garis makin merapat satu sama lain dengan naiknya frekuensi.
Akhirnya, garis-garis makin rapat dan tidak mungkin diamati satu per satu,
terlihat seperti spektrum kontinu. Hal itu tampak sedikit gelap pada ujung
kanan tiap spektrum. Spektrum emisi atom hidrogen bebas dalam keadaan
tereksitasi ternyata terdiri atas beberapa set garis-garis spektrum yaitu satu
set dalam daerah uv (ultra violet), satu set dalam daerah tampak (visible,
artinya tampak oleh mata manusia) dan beberapa set dalam daerah inframerah
(IR, infrared) dari spektrum elektro magnetik seperti ditunjukkan oleh Gambar
Spektrum ini diperoleh bila cahaya pucat kebiruan dari gas hidrogen yang
dipijarkan (artinya teratomisasi) dilewatkan pada sebuah prisma gelas.

Bertahun-tahun para ilmuwan berusaha mendapatkan suatu pola formula


yang melukis-kan hubungan antar panjang gelombang ( z) garisgaris spektrum
atom hidrogen, dan akhirnya pada tahun 1885 J. Balmer (Swiss) berhasil
menunjukkan bahwa grafik hubungan antara frekuensi ( z) dengan 1/n2
ternyata berupa garis lurus dengan mengikuti rumusan:

 4 
z  8,2202 x 1014 1 - 2  Hertz (dengan n= 3, 4, 5, 6, ....... ) ......... (1.1)
 n 

Oleh karena 1/? = ν (bilangan gelombang) dan z z= c /z, maka persamaan (1.1)
dewasa ini sering diungkapkan sebagai berikut:

12
 1 1 
v  109679 2  2 cm 1 (dengan n= 3,4,5,6, ...........)
2 n 

Bila elektron menempati orbit pertama (n = 1), dikatakan bahwa atom


hidrogen dalam keadaan dasar atau ground state karena atom ini mempunyai
energi terendah yang umumnya dicapai pada temperatur kamar untuk hampir
sebagian besar unsur maupun molekul. Untuk keadaan tingkat energi yang
lebih tinggi, yaitu n > 1 untuk atom hidrogen, dikatakan atom dalam keadaan
tereksitasiyang tentunya relatif kurang stabil daripada keadaan dasarnya. Suatu
atom atau molekul dapat berada dalam keadaan tereksitasi karena pengaruh
pemanasan atau listrik, dan akan kembali ke keadaan dasar dengan
memancarkan energi radiasi sebagai spektrum garis yang besarnya sama dengan
perbedaan energi antara kedua tingkat energi yang ber-sangkutan.Dari persamaan
(1.10) perbedaan energi, zE, antara dua orbit elektron n1 dan n2 (n2 > n1) dapat
dinyatakan dengan formula:

me 4  1 1 
zE  2 2  2
 2
8 0 h  n 2 

Dengan mengenalkan besaran energi cahaya menurut Einstein ,

zE = h f = h c

ν , ke dalam persamaan (1.11) diperoleh:

me 4
z ( - ) ......... (1.2)
8 02 h 3

dan = ( - ) .........

Persamaan diatas ini jelas identik dengan persamaan

13
Ritz (1.5), sehingga tetapan Rydberg, RH, dapat dihitung secara teoretik yaitu
sebesar 109708 cm-1; suatu hasil yang sangat mentakjubkan dibandingkan dengan
hasil eksperimen, RH = 109679 cm-1. Dengan demikian, Bohr mampu
mendemonstrasikan perhitungan-perhitungan yang cukup akurat terhadap
spektrum garis atom hidrogen.

Contoh Soal

1. Dalam spectrum pancaran atom hydrogen, rasio antara panjang gelombang


untuk radiasi (n=2 ke n=1) terhadap radiasi balmer (n=3 ke n=2) adalah
….
Diketahui :
Panjang gelombang L, n= 2 ke n=1
Panjang gelombang B, n=3 ke n= 2
Ditanya
Rasio antar panjang gelombang ?
1 1 1
ℷ𝐿 ℷ𝐵 𝑅( 2 − 2) 5
2 3
= 1 = 1 1 =
ℷ𝐵 𝑅( 2 − 2) 27
ℷ𝑙 1 2

2. Atom hidrogen berpindah lintasan dari n = 3 ke n = 1. Jika R adalah


konstanta Reidberg, berapakah panjang gelombang foton yang
dipancarkan?

Dik : n = 1 m = 3
Dit : λ
Jawab :

14
3. Cari panjang gelombang garis spectra yang bersesuaian dengan transisi
hidrogen dari keadaan
n = 6 ke n = 3.
Diketahui : n1 = 3 , n2 = 6
Ditanya : 𝝀 = ⋯?
Jawab :

1  1 1 
 R 2  2 
  n1 n2 

1  1 1 
 1,097 x10 7  2  2 
 3 6 

1 1 1 
 1,097 x10 7   
  9 36 

1  4 1 
 1,097 x10 7   
  36 36 

1  3
 1,097 x10 7  
  36 

1
 0,09 x10 7

1

9 x10 9

  0,1x109

15
  1x1010 m = 1Å

4. Cari panjang gelombang foton yang dipancarkan bila atom hidrogen


bertransisi dari keadaan n = 10 ke keadaan dasar.
Diketahui : n1 = 1, n2 = 10
Ditanya : 𝝀 = ⋯?
Jawaban:

1  1 1 
 R 2  2 
  n1 n2 

1 1 1 
 1,097 x10 7  2  2 
  1 10 

1 1 1 
 1,097 x10 7   
  1 100 

1  100 1 
 1,097 x10 7   
  100 100 

1  99 
 1,097 x10 7  
  100 

1
 1,08 x10 7

1

1,08 x10 7

  0,92 x10 7 m = 9,2x 10 4 Å

5. Tentukan panjang gelombang saat transisi electron ke n = 2 pada deret


Lyman. Deret Lyman m = 1.
Jawab :
1 1 1
Maka : ℷ = R (12 − 22 )
1 1
= R (1 − 4)

1 3
= R (4 )

16
4
ℷ = 3𝑅 = 121, 52 nm

6. Spektrum deret Paschen menghasilkan panjang gelombang 1,28 x 10−6 m.


tentukan nilai n pada deret paschen tersebut. Jika konstanta Rydberg R = 1,097 X
107 𝑚−1

Jawab :
Pada deret paschen berlaku :

2.3 Coresponden Principle


Fisika kuantum, yang sangat berbeda dari fisika klasik di dunia mikro di
luar jangkauan akal sehat kita, tetap harus memberikan hasil yang sama dengan
fisika klasik di dunia mikro di mana eksperimen menunjukkan bahwa yang
terakhir itu valid. Kita telah melihat bahwa persyaratan dasar ini berlaku untuk
teori gelombang benda bergerak. Kita sekarang akan menemukan bahwa itu juga
berlaku untuk model atom hidrogen Bohr. Menurut teori elektromagnetik, sebuah
elektron yang bergerak dalam orbit melingkar memancarkan gelombang yang
frekuensinya sama dengan frekuensi revolusi dan harmonik (yaitu, kelipatan
integral) dari frekuensi tersebut. Dalam atom hidrogen kecepatan elektron adalah

Sedangkan berdasarkan postulat bohr yang kedua yaitu Emisi atau absorpsi radiasi
terjadi bila elektron melompat (bertransisi) dari satu orbit stasioner ke orbit
stasioner lainnya. Bila elektron melompat dari orbit stasioner berenergi Ei ke orbit

17
dibawahnya yang berenergi Ef, maka elektron akan mengemisikan cahaya dengan
foton yang berenergi sama dengan beda energi keduanya:

Selanjutnya, secara klasik seperti diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini, gaya
tarikan inti pada elektron di suatu orbit berjari-jari r adalah:

di mana e=1,6 x 10-19 C, Ɛo = adalah permitivitas ruang hampa, dan 1/(4𝜋𝜀0)=


9 𝑥109 𝑁𝑚2 /𝐶 2 .Pada saat yang sama, jika v adalah kecepatan elektron dan

e =9,11x 10-31 kg adalah massanya, maka gaya sentrifugal pada elektron adalah:

Karena stasioner, kedua gaya dalam persamaan gaya tarik pada electron dan gaya
sentrifugal yang saling meniadakan, sehingga didapatkan kecepatan elektron
adalah

18
Kita ketahui bersama bahwa persamaan untuk frekuensi revolusi dari sebuah
electron adalah

Kita substitusikan persamaan Rn yang kita ketahui, sehingga didapatkan

Dalam situasi seperti apa atom Bohr menjadi kelasik? Jika orbit electron begitu
besar kita mungkin bisa mengukurnya secara langsung, efek kuantum seharusnya
tidak mendominasi. Orbit 0.01 mm misalnya, memenuhi spesifikasi ini. Seperti
yang kita temukan dalam contoh 4.3, angka kuantumnya adalah n = 435. Apa
yang diprediksi teori Bohr mengenai atom yang akan menghasilkan radiasi.
Menurut persamaan (4.17), atom hydrogen urun dari tingkat energy ke-n ke
tingkat energy ke-n memancarkan foton yang frekuensinya adalah

Mari kita tuliskan n untuk bilangan kuantum awal n dan n-p (dimana p = 1, 2, 3 ..)
untuk bilangan kuantum terakhirnya. Dengan substitusi ini,

19
Ketika ni dan nf keduanya sama besar, n jauh lebih besar daripada p dan

Maka

Ketika p=1, frekuensi 𝑣 radiasi persis sama dengan frekuensi rotasi f elektron
orbital yang diberikan dalam Persamaan(4.19). Kelipatan frekuensi ini
dipancarkan ketika p 2, 3, 4,. . . . Oleh karena itu baik gambar kuantum dan klasik
atom hidrogen membuat prediksi yang sama dalam batas jumlah kuantum yang
sangat besar. Ketika n=2, Persamaan(4.19). memprediksi frekuensi radiasi yang
berbeda dari yang diberikan oleh Persamaan. (4,20) hampir 300 persen. Ketika
n=10.000, perbedaan hanya sekitar 0,01 persen.

Persyaratan bahwa fisika kuantum memberikan hasil yang sama dengan


fisika klasik dalam batas bilangan kuantum yang besar disebut oleh Bohr sebagai
prinsip korespondensi. Prinsip ini telah menjadi peran penting dalam
pengembangan teori materi kuantum.

Bohr sendiri menggunakan prinsip korespondensi secara terbalik, untuk


mencari kondisi stabilitas orbit. Mulai dari Persamaan. (4.19) ia dapat
menunjukkan bahwa orbit yang stabil harus memiliki momentum sudut orbital
electron. Kondisi orbit yang stabil yaitu:

20
Karena panjang gelombang elektron de Broglie adalahℎ⁄𝑚𝑣, Persamaan.
(4.21) sama dengan Persamaan. (4.12), 𝑛𝜆 = 2𝜋𝑟, yang menyatakan bahwa orbit
elektron harus mengandung jumlah panjang gelombang yang tidak terpisahkan.

Contoh soal

1. Elektron atom hydrogen berada pada orbit Bohr n = 2. Jika k = 9 x 109


𝑁𝑚2 /𝑐 2 , dengan e = 1,6 x 10−19 C, me = 9,1 x 10−31kg, tentukan
a. Jari-jari orbit
b. Gaya elektrostatik yang bekerja pada electron
c. Kelajuan electron
Jawab :
a. Jari-jari orbit (𝑟𝑛 )
m = 0,53 . 𝑛2
= 0,53 . 22
= 2,12
b. Gaya elektrostatik yang bekerja pada electron (𝐹𝑐 )

c. kelajuan electron (𝑣𝑒 )

2. Sebuah electron berpindah lintasan dari n = 2 ke n = 1 dengan


memancarkan energy. Tentukan :
a. Energy foton yang dipancarkan
b. Frekuensi foton
c. Panjang gelombang foton
Jawab :

21
a. Energi foton yang di pancarkan

∆E = -1,632 x 10−18 𝐽 (tanda (-) menyatakan pemancaran energi)

b. Frekuensi foton (f)

c. panjang gelombang foton

22
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Jumlah garis spektral atom unsur tergantung pada konfigurasi elektron


atau banyaknya elektron dalam orbital yang terdapat pada suatu sub kulit.
Karakteristik suatu garis spektra ditentukan oleh panjang gelombang dan
intensitas garis spektra tersebut. Jika gas atomik atau uap atomik yang
bertekanan sedikit di bawah tekanan atmosfer dieksitasi dengan mengalirkan
arus listrik radiasi yang dipancarkan hanya mempunyai spektrum yang berisi
panjang gelombang tertentu saja. Yang ternyata harga tetapannya sama dengan
R. Model atom hidrogen ini yang pada hakekatnya sama dengan yang
dikembangkan oleh Bohr dalam tahun 1913, sesuai eksperimen, menunjukkan
secara skematik bagaimana garis spektral hidrogen berkaitan dengan tingkat
energy hidrogen.

Kehadiran tingkat energi diskrit tertentu dalam atom hidrogen


menyarankan adanya hubungan dengan spektrum garis. Anggaplah jika sebuah
elektronpada tingkat eksitasi jatuh ke tingkat yang lebih rendah, kehilangan
energinya dipancarkan sebagai foton cahaya tunggal. Menurut model kita,
elektron tidak mungkin ada dalam atom kecuali jika elektron itu memiliki tingkat
energi tertentu. Loncatan sebuah elektron dari sebuah elektron dari sebuah tingkat
ke tingkat yang lain., dengan perbedaan energi antara tingkat itu dilepas sekaligus
sebagai sebuah foton alih-alih sebagai sesuatu yang gradual, cocok dengan model
ini. Jika bilangan kuantum keadaan awal (energi lebih tinggi) ialah ni dan bilangan
kuantum keadaan akhir (energi lebih rendah) ialah nf, kita nyatakan bahwa

Energi awal – energy akhir = energy foton

Ei  E f  hv

Jadi, perbedaan energy antara kedua keadaan itu adalah

23
me 4  1   1 

Ei  E f    2   2
8 0 h 2  ni   n f 
2

me 4  1 1 
Ei  E f  
8 0 h 2  n f ni 
2 2 2

Frekuensi foton yang dipancarkan dalam transisi ini ialah

v  Ei  E f

me 4  1 1 
v 
8 0 h 3  n f ni 
2 2 2

Dinyatakan dalam panjang gelombang λ, karena λ=c/v, kita dapatkan

1 me 4  1 1 
 
 8 0 h 3  n f ni 
2 2 2

Menurut teori elektromagnetik, sebuah elektron yang bergerak dalam orbit


melingkar memancarkan gelombang yang frekuensinya sama dengan frekuensi
revolusi dan harmonik (yaitu, kelipatan integral) dari frekuensi tersebut. Dalam
atom hidrogen kecepatan elektron adalah

Sedangkan berdasarkan postulat bohr yang kedua yaitu Emisi atau absorpsi radiasi
terjadi bila elektron melompat (bertransisi) dari satu orbit stasioner ke orbit
stasioner lainnya.
3.2 Saran
Untuk memperdalam materi mengenai tingkat energy, spectrum emisi
atom hidrgen dan correspondence principle penulis menyarankan pembaca untuk
mencari berbagai referensi, tidak hanya dari makalah yang kami buat. Karena
kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Dan dari ini
kami berharap pembaca memberikan masukan baik berupa kritik maupun saran
untuk perbaikan makalah ini.

24
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur . 1999. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.

Dwi Retno, Suyanti. 2009. Efektifitas Praktikum Multimedia Struktur Atom dalam
Mengatasi Miskonsepsi Kimia Anorganik Mahasiswa.

Prasetyo, Eko, dkk. 2007. Identifikasi Unsur-Unsur Berdasarkan Spektrum Emisi


Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan. Jurnal Sains & Matematika (JSM)
ISSN 0854-0675.

Setyorini, Evi Sulis., Kholis, Fatma R R. 2012. Tingkat Energi dan Spektrum.
Jurnal Matematika dan Sains. Vol.17 No. 2.

Siregar, Rustam E. 2018. Fisika Kuantum Teori dan Aplikasi. Padjajaran :


Universitas Padjajaran.

Suparmi, dkk. 2012. Analisis Fungsi Gelombang dan Spektrum Energi Potensial
Rosen Morse Menggunakan Metode Hipergeometri. Jurnal Matematika &
Sains. Vol. 17 No. 2

25

Anda mungkin juga menyukai