Disusun Oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga, pikiran
yang penulis miliki akhirnya Makalah ini dapat terselesaikan. Salam dan
salawat tak lupa penulis ucapkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad
SAW yang telah memberi hasanah bagi umat Islam.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Fisika Modern mengenai
Energy Level and Spectra, Correspondence Principle. Yang mana mata kuliah
ini diampu oleh Bapak Alrizal, S.Pd., M.Si.
Sebagai manusia biasa, penulis sadar bahwa makalah ini sangat jauh
dari kesempurnaan karena suatu pemikiran yang sangat terbatas. Penulis
mangharapkan bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan diterima oleh semua
pihak.
Akhirnya, segala kebenaran itu datangnya dari Allah SWT dan
kesalahan datangnya dari hambanya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang dapat membangun serta bimbingannya untuk perbaikan
pada penyusunan makalah berikutnya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB I
BAB II : PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………….24
3.2 Saran……………………………………………………25
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...26
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Bohr sendiri menggunakan prinsip korespondensi secara terbalik, untuk
mencari kondisi stabilitas orbit. Mulai dari Persamaan. (4.19) ia dapat
menunjukkan bahwa orbit yang stabil harus memiliki momentum sudut orbital
electron.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perumusan tingkatan energy model atom Bohr?
2. Bagaimana hubungan antara tingkatan energy dan spectrum?
3. Apa sajakah deret yang menggambarkan garis spectrum emisi atom
hydrogen?
4. Bagaimana perbandingan teori atom dari fisika klasik dan teori Bohr
mengenai atom?
5. Bagaimana perumusan persamaan untuk frekuensi evolusi electron dan
frekuensi foton?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perumusan tingkatan energy model atom Bohr.
2. Untuk mengetahui hubungan antara tingkatan energy dan spectrum.
3. Untuk mengetahui deret yang menggambarkan garis spectrum emisi atom
hydrogen.
4. Untuk mengetahui perbandingan teori atom dari fisika klasik dan teori
Bohr mengenai atom.
5. Untuk mengetahui perumusan persamaan untuk frekuensi evolusi electron
dan frekuensi foton.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tingkat Energi
Berbagai orbit yang diijinkan berkaitan dengan energi elektron yang
berbeda-beda. Energi elektron En dinyatakan dalam jejari orbit rn diberikan dalam
persamaan :
e2
En
80 rn
n 2 h 2 0
Disubstitusikan rn ke persamaan : rn n= 1, 2, 3,...
me 2
Sehingga,
me 4 1
E n n= 1,2,3,....
8 02 h 2 n 2
Energi yang ditentukan oleh persamaan tersebut disebut tingkat energi dari
atom hidrogen yang diplot dalam gambar dibawah. Tingkat energi ini semuanya
negatif; hal ini menyatakan bahwa elektron tidak memiliki energi yang cukup
untuk melarikan diri dari atom. Tingkat energi yang terendah E1 disebut keadaan
dasar (status dasar) dari atom itu dan tingkat energi yang lebih tinggi E2, E3, E4, ....
disebut keadaan eksitasi (status eksitasi). Ketika bilangan kuantum n bertambah,
energi En yang bersesuaian mendekati nol; dalam limit n = ∞, E∞ = 0 dan
elektronnya tidak lagi terikat pada inti untuk membentuk atom. (Energi positif
untuk kombinasi inti elektron berarti bahwa elektronnya tidak terikat pada inti dan
tidak ada syarat kuantum yang harus dipenuhinya ; kombinasi seperti itu tidak
membentuk atom).
5
Deretan tingkat energi merupakan karakteristik semua atom, bukan hanya
hidrogen. Seperti dalam kasus partikel dalam kotak, pembatasan elektron dalam
satu daerah ruang menimbulkan pembatasan pada fungsi gelombang yang
diperbolehkan, sehingga membatasi energi yang diijinkan hanya pada energi
tertentu saja. Terdapatnya tingkat energi atomic merupakan contoh lebih lanjut
dari kuantisasi, atau kecatuan dari kuantitas fisis dalam skala mikroskopik. Dalam
dunia kita sehari-hari, materi, muatan listrk, energi dan sebagainya kelihatannya
malar. Dalam dunia atom, materi terdiri dari partikel elementer yang memiliki
massa diam tertentu; muatan selalu merupakan kelipatan bilangan bulat dari +е
atau –e; gelombang elektromagnetik dengan frekuensi v muncul sebagai arus
foton, masing-masing energi hv; dan sitem partikel yang mantap seperti atom,
hanya dapat memiliki energi tertentu. Seperti yang akan didapati kemudian,
kuantitas lain dalam alam juga terkuantisasi, dan kuantisasi ini memasuki segala
segi bagaimana elektron, proton, dan netron berinteraksi membentuk materi yang
ada disekeliling kita( dan yang membentuk kita) dengan sifat-sifat yang kita
kenal.
6
Kehadiran tingkat energi diskrit tertentu dalam atom hidrogen
menyarankan adanya hubungan dengan spektrum garis. Anggaplah jika sebuah
elektron pada tingkat eksitasi jatuh ke tingkat yang lebih rendah, kehilangan
energinya dipancarkan sebagai foton cahaya tunggal. Menurut model kita,
elektron tidak mungkin ada dalam atom kecuali jika elektron itu memiliki tingkat
energi tertentu. Loncatan sebuah elektron dari sebuah elektron dari sebuah tingkat
ke tingkat yang lain., dengan perbedaan energi antara tingkat itu dilepas sekaligus
sebagai sebuah foton alih-alih sebagai sesuatu yang gradual, cocok dengan model
ini. Jika bilangan kuantum keadaan awal (energi lebih tinggi) ialah ni dan bilangan
kuantum keadaan akhir (energi lebih rendah) ialah nf, kita nyatakan bahwa
Ei E f hv (4.24)
Keadaan awal dan akhir atom hydrogen yang bersesuaian dengan bilangan
kuantum ni dan nf , menurut persamaan 4.23 berenergi
me 4 1
Energi awal E i
8 0 h 2 ni
2 2
me 4 1
Energi akhir E f
8 0 h 2 n f
2 2
me 4 1 1
Ei E f 2
8 0 h 2 ni n 2
2
f
me 4 1 1
Ei E f
8 0 h 2 n f ni
2 2 2
7
v Ei E f
me 4 1 1 (4.25)
v
8 0 h 3 n f ni
2 2 2
1 me 4 1 1
2 3
2 (4.26)
8 0 h n f ni
2
1 me 4 1 1
n f 1: 2 2 2
2 n = 2, 3, 4 … (Lyman)
8 0 h 1 n
1 me 4 1 1
nf 2: 2 3 2
2 n = 3, 4, 5, … (Balmer)
8 0 h 2 n
1 me 4 1 1
nf 3: 2 3 2
2 n = 4, 5, 6, … (Paschen)
8 0 h 3 n
1 me 4 1 1
nf 4: 2 3 2
2 n = 5, 6, 7, … (Brackett)
8 0 h 4 n
1 me 4 1 1
nf 5: 2 3 2
2 n = 6, 7, 8, … (Pfund)
8 0 h 5 n
Deret ini bentuknya sama dengan deret spectral empiris yang telah
dibicarakan. Deret Lyman bersesuaian dengan nf = 1; deret Balmer bersesuaian
dengan nf = 2; deret Paschen bersesuaian dengan nf = 3; deret Brackett
bersesuaian dengan nf = 4; dan deret Pfund bersesuaian dengan nf = 5.
8
Sampai di sini kita belum memperoleh kepastian bahwa spektrum garis
hidrogen berasal dari transisi electron dari tingkat energi tinggi ke tingkat energi
rendah. Langkah terakhir ialah membandingkan harga tetapan dalam persamaan di
atas dengan tetapan Rydberg R dari persamaan empiris 4.15 hingga 4.19. harga
tetapan ini ialah
me 4
9,1x10 31
kg x 1,6 x10 19 C
4
1,96897 x10 7 m 1
8 0 h 3
2
8 x 8,85 x10 12 2
8
F / m x 3x10 m. / s x 6,63x10 34
J s
3
Yang ternyata sama dengan R. Model atom hidrogen ini yang pada hakekatnya
sama dengan yang dikembangkan oleh Bohr dalam tahun 1913 (walaupun tidak
mempunyai konsep gelombang de Broglie untuk memandu pikirannya), sesuai
eksperimen. Gambar 4.21 menunjukkan secara skematik bagaimana garis spektral
hidrogen berkaitan dengan tingkat energy hidrogen.
Contoh soal :
1. Berapakah energi teresar yang dipancarkan pada perpindahan pada
perpidahan elektron dalam deret balmer?
Penyelesaian :
Diketahui :
n=2
9
Ditanya :
Emax ?
Jawab:
Energy maksimum akan terpenihi jika electron beransisi dari kuliit
denngan energy paling tunggi yaitu kulit tak terhingga. Karena deret yang
dihasilkan adalah dderet barmer, maka electron dari kulit tak berhingga
akaan bertransisi menuju kulit ke-2.
Denngan demikian panjang gelombang yang dihasilkan adalah :
2. Pada model atom Bohr, energy electron atom hydrogen pada keadaan
dasar -13,6 eV. Jika electron mengalami eksitasi dari kulit M ke kulit L
maka besar perubahan energy electron adalah…
Pembahasan :
Kulit atom dimulai dari K, L, M, N dari urutannya kulit L merupakan
kulit ke-2 sedangkan kulit M merupakan ke-3 sehingga diperoleh besarnya
energy electron yang tereksitasi dari kulit M ke kulit L, yaitu:
10
2.2 Spektrum Emisi Atom Hidrogen
Tabung sinar hidrogen merupakan suatu tabung tipis yang berisi gas
hidrogen pada tekanan rendah dengan elektroda pada tiap-tiap ujungnya. Jika anda
melewatkan tegangan tinggi (katakanlah, 5000 volt), tabung akan
menghasilkan sinar berwarna merah muda yang terang.Jika sinar tersebut
dilewatkan pada prisma atau kisi difraksi, sinar akan terpecah menjadi beberapa
warna. Warna yang dapat anda lihat merupakan sebagian kecil dari spektrum
emisi hidrogen. Sebagian besar spektrum tak terlihat oleh mata karena berada
pada daerah infra-merah atau ultraviolet.
Pada foto berikut, sebelah kiri menunjukkan bagian dari tabung sinar
katoda, dan sebelah kanan menunjukkan tiga garis yang paling mudah dilihat
pada daerah tampak (visible)dari spektrum. (mengabaikan “pengotor” “ biasanya
berada di sebelah kiri garis merah, yang disebabkan oleh cacat pada saat foto
diambil. Lihat catatan)
Ada lebih banyak lagi spektrum hidrogen selain tiga garis yang dapat
anda lihat dengan mata telanjang. Hal ini memungkinan untuk mendeteksi pola
garis-garis pada daerah ultra-violet dan inframerah spektrum dengan baik.Hal ini
memunculkan sejumlah “deret” garis yang dinamakan nama penemunya. Gambar
di bawah ini menunjukkan tiga dari deret garis tersebut, deret lainnya berada di
daerah infra-merah, jika digambarkan terletak di sebelah kiri deret Paschen.
11
Deret Lyman merupakan deret garis pada daerah ultra-violet.
Perhatikan bahwa garis makin merapat satu sama lain dengan naiknya frekuensi.
Akhirnya, garis-garis makin rapat dan tidak mungkin diamati satu per satu,
terlihat seperti spektrum kontinu. Hal itu tampak sedikit gelap pada ujung
kanan tiap spektrum. Spektrum emisi atom hidrogen bebas dalam keadaan
tereksitasi ternyata terdiri atas beberapa set garis-garis spektrum yaitu satu
set dalam daerah uv (ultra violet), satu set dalam daerah tampak (visible,
artinya tampak oleh mata manusia) dan beberapa set dalam daerah inframerah
(IR, infrared) dari spektrum elektro magnetik seperti ditunjukkan oleh Gambar
Spektrum ini diperoleh bila cahaya pucat kebiruan dari gas hidrogen yang
dipijarkan (artinya teratomisasi) dilewatkan pada sebuah prisma gelas.
4
z 8,2202 x 1014 1 - 2 Hertz (dengan n= 3, 4, 5, 6, ....... ) ......... (1.1)
n
Oleh karena 1/? = ν (bilangan gelombang) dan z z= c /z, maka persamaan (1.1)
dewasa ini sering diungkapkan sebagai berikut:
12
1 1
v 109679 2 2 cm 1 (dengan n= 3,4,5,6, ...........)
2 n
me 4 1 1
zE 2 2 2
2
8 0 h n 2
zE = h f = h c
me 4
z ( - ) ......... (1.2)
8 02 h 3
dan = ( - ) .........
13
Ritz (1.5), sehingga tetapan Rydberg, RH, dapat dihitung secara teoretik yaitu
sebesar 109708 cm-1; suatu hasil yang sangat mentakjubkan dibandingkan dengan
hasil eksperimen, RH = 109679 cm-1. Dengan demikian, Bohr mampu
mendemonstrasikan perhitungan-perhitungan yang cukup akurat terhadap
spektrum garis atom hidrogen.
Contoh Soal
Dik : n = 1 m = 3
Dit : λ
Jawab :
14
3. Cari panjang gelombang garis spectra yang bersesuaian dengan transisi
hidrogen dari keadaan
n = 6 ke n = 3.
Diketahui : n1 = 3 , n2 = 6
Ditanya : 𝝀 = ⋯?
Jawab :
1 1 1
R 2 2
n1 n2
1 1 1
1,097 x10 7 2 2
3 6
1 1 1
1,097 x10 7
9 36
1 4 1
1,097 x10 7
36 36
1 3
1,097 x10 7
36
1
0,09 x10 7
1
9 x10 9
0,1x109
15
1x1010 m = 1Å
1 1 1
R 2 2
n1 n2
1 1 1
1,097 x10 7 2 2
1 10
1 1 1
1,097 x10 7
1 100
1 100 1
1,097 x10 7
100 100
1 99
1,097 x10 7
100
1
1,08 x10 7
1
1,08 x10 7
16
4
ℷ = 3𝑅 = 121, 52 nm
Jawab :
Pada deret paschen berlaku :
Sedangkan berdasarkan postulat bohr yang kedua yaitu Emisi atau absorpsi radiasi
terjadi bila elektron melompat (bertransisi) dari satu orbit stasioner ke orbit
stasioner lainnya. Bila elektron melompat dari orbit stasioner berenergi Ei ke orbit
17
dibawahnya yang berenergi Ef, maka elektron akan mengemisikan cahaya dengan
foton yang berenergi sama dengan beda energi keduanya:
Selanjutnya, secara klasik seperti diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini, gaya
tarikan inti pada elektron di suatu orbit berjari-jari r adalah:
e =9,11x 10-31 kg adalah massanya, maka gaya sentrifugal pada elektron adalah:
Karena stasioner, kedua gaya dalam persamaan gaya tarik pada electron dan gaya
sentrifugal yang saling meniadakan, sehingga didapatkan kecepatan elektron
adalah
18
Kita ketahui bersama bahwa persamaan untuk frekuensi revolusi dari sebuah
electron adalah
Dalam situasi seperti apa atom Bohr menjadi kelasik? Jika orbit electron begitu
besar kita mungkin bisa mengukurnya secara langsung, efek kuantum seharusnya
tidak mendominasi. Orbit 0.01 mm misalnya, memenuhi spesifikasi ini. Seperti
yang kita temukan dalam contoh 4.3, angka kuantumnya adalah n = 435. Apa
yang diprediksi teori Bohr mengenai atom yang akan menghasilkan radiasi.
Menurut persamaan (4.17), atom hydrogen urun dari tingkat energy ke-n ke
tingkat energy ke-n memancarkan foton yang frekuensinya adalah
Mari kita tuliskan n untuk bilangan kuantum awal n dan n-p (dimana p = 1, 2, 3 ..)
untuk bilangan kuantum terakhirnya. Dengan substitusi ini,
19
Ketika ni dan nf keduanya sama besar, n jauh lebih besar daripada p dan
Maka
Ketika p=1, frekuensi 𝑣 radiasi persis sama dengan frekuensi rotasi f elektron
orbital yang diberikan dalam Persamaan(4.19). Kelipatan frekuensi ini
dipancarkan ketika p 2, 3, 4,. . . . Oleh karena itu baik gambar kuantum dan klasik
atom hidrogen membuat prediksi yang sama dalam batas jumlah kuantum yang
sangat besar. Ketika n=2, Persamaan(4.19). memprediksi frekuensi radiasi yang
berbeda dari yang diberikan oleh Persamaan. (4,20) hampir 300 persen. Ketika
n=10.000, perbedaan hanya sekitar 0,01 persen.
20
Karena panjang gelombang elektron de Broglie adalahℎ⁄𝑚𝑣, Persamaan.
(4.21) sama dengan Persamaan. (4.12), 𝑛𝜆 = 2𝜋𝑟, yang menyatakan bahwa orbit
elektron harus mengandung jumlah panjang gelombang yang tidak terpisahkan.
Contoh soal
21
a. Energi foton yang di pancarkan
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ei E f hv
23
me 4 1 1
Ei E f 2 2
8 0 h 2 ni n f
2
me 4 1 1
Ei E f
8 0 h 2 n f ni
2 2 2
v Ei E f
me 4 1 1
v
8 0 h 3 n f ni
2 2 2
1 me 4 1 1
8 0 h 3 n f ni
2 2 2
Sedangkan berdasarkan postulat bohr yang kedua yaitu Emisi atau absorpsi radiasi
terjadi bila elektron melompat (bertransisi) dari satu orbit stasioner ke orbit
stasioner lainnya.
3.2 Saran
Untuk memperdalam materi mengenai tingkat energy, spectrum emisi
atom hidrgen dan correspondence principle penulis menyarankan pembaca untuk
mencari berbagai referensi, tidak hanya dari makalah yang kami buat. Karena
kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Dan dari ini
kami berharap pembaca memberikan masukan baik berupa kritik maupun saran
untuk perbaikan makalah ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Retno, Suyanti. 2009. Efektifitas Praktikum Multimedia Struktur Atom dalam
Mengatasi Miskonsepsi Kimia Anorganik Mahasiswa.
Setyorini, Evi Sulis., Kholis, Fatma R R. 2012. Tingkat Energi dan Spektrum.
Jurnal Matematika dan Sains. Vol.17 No. 2.
Suparmi, dkk. 2012. Analisis Fungsi Gelombang dan Spektrum Energi Potensial
Rosen Morse Menggunakan Metode Hipergeometri. Jurnal Matematika &
Sains. Vol. 17 No. 2
25