PESTISIDA
DOSEN PEMBIMBING :
Ir.Anizar , M.Kes
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INDUSTRI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga makalah ini yang membahas tentang “Pestisida“ dapat terselesaiakan. Penyusunan
makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Kimia Industri.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan .
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen
danseluruh pembaca makalah ini agar dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................22
3.2 Saran................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................23
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pestisida adalah subtansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau menendalikan
berbagai hama. Kata pestisida berasal dari kata pest = hama dan cida = pembunuh, jadi
artinya pembunuh hama. Pestisida adalah racu untuk membunuh serangga (insektisida), fungi
atau cendawan, nematode, dan lain-lain hama pengganggu tanaman. Untuk itulah
kehadirannya di dunia pertanian tidak bias dihindari lagi. Tanpa adanya pestisida bias
diramalkan bahwa produksi tanaman tidak bisa mencapai optimum, apalagi selama ini
pemberantasan secara biologis, yaitu dengan musuh alami belum bias menyaingi
semakin semakin ramai. Tetapi yang sering menjadi masalah adalah sifat racunnya. Racun
pestisida dapat meracuni manusia, ternak, serangga penyerbuk, musuh alami serangga hama,
tanaman, serta lingkungan bisa terpolusi. Bahkan pemakain dosis yang tidak tepat dapat
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah datas, maka tujua dari oembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui apa pengertian dari pestisida
2. Mengetahui apa bahan baku pestisida
3. Mengetahui apa jenis-jenis pestisida
4. Mengetahui bagaimana proses pembuatan pestisida
5. Mengetahui dampak positif dan negatif pengolahan pestisida
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pestisida adalah substansi kimia (bahan kimia, campuran bahan kimia atau bahan-bahan lain)
bersifat racun dan bioaktif yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai
hama, baik insekta, jamur maupun gulma. Pestisida (Inggris = Pesticide) berasal dari kata pest
yang berarti organisme pengganggu tanaman (hama) dan cide yang berarti mematikan atau
racun.
Berikut ini pengertian dan dafinisi pestisida dari beberapa sumber buku:
zat atau campuran yang digunakan untuk mencegah, memusnahkan, menolak, atau
(Zulkanain, 2010).
2. Menurut The United State Federal Environmental Pesticide Control Act, pestisida
merupakan suatu zat yang fungsinya untuk memberantas atau mencegah gangguan OPT
Pengertian pestisida menurut Permentan No. 24 Tahun 2011 adalah semua bahan kimia, binatang
maupun tumbuhan dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk:
3
1. Mengendalikan atau memberantas hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman,
5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan dan ternak.
manusia dan binatang-binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman,
Bagian tumbuhan yang diambil untuk bahan pestisida organik biasanya mengandung zat aktif
dari kelompok metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia lainnya.
Bahan aktif ini bisa mempengaruhi hama dengan berbagai cara seperti penghalau (repellent),
(attractant) dan sebagai racun mematikan. Sedangkan, pestisida organik yang terbuat dari bagian
hewan biasanya berasal dari urin. Beberapa mikroorganisme juga diketahui bisa mengendalikan
hama yang bisa dipakai untuk membuat pestisida. Berikut ini beberapa bahan yang sering
4
dikendalikan
Adas Biji Kutu (beras, sereal, palawija)
Alang-alang Rimpang Antraknosa pada buncis
Babandotan Seluruh tanaman Nematode pada kentang
Bawang-bawangan Umbi Busuk batang pada panili
Bengkoang Biji Ulat pada kubis
Lalat buahKutu aphids pada
5
Hama gudang, Antraknosa pada
6
panjang, jagung, kapas,
tembakau
Sirsak Biji, daun Wereng coklat pada padi
Ulat grayak pada famili terung-
terkena uap atau gas. Contoh: Methyl bromide, Gammexane dan Karbondisulfida.
3. Pestisida Sistemik, yaitu pestisida yang dapat ditranslokasi melalui tanaman. Hama akan
mati apabila menghisap atau memakan jaringan tanaman. Contoh: Furadan, Curater dan
Dimecron.
4. Pestisida Lambung, yaitu pestisida yang mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran
jenis, yaitu:
1. Golongan Organofosfat. Jenis pestisida ini mengandung unsur-unsur phosphat,
carbon,dan hidrogen. Pestisida ini terdiri dari satu gugus atau lebih fosfor yang terkait
7
pada molekul organik. Organophosphat dibuat dari suatu molekul organik yang
direaksikan dengan fosforilat. Contoh: Parathion, Malathion dan Tetra Ethyl Pyro
Phosphat (TEPP). Di Indonesia yang paling banyak dipakai adalah Diazinon dan
Dursband.
2. Golongan Karbamat. Karbamat adalah jenis pestisida yang mengandung gugus
karbamat. Contoh pestisida yang mengandung gugus karbamat adalah Sevin, Baygon dan
Isolan. Sevin dibuat dari alpha napthol yang dikondensasi dengan fosgen dan direaksikan
dengan metilamin.
3. Golongan Organochlorin. Organochlor adalah pestisida yang mengandung unsur-unsur
karbon, hydrogen dan chlorine. Atom-atom chlor dalam komposisinya terikat pada atom
1. Akarisida, berasal dari kata akari, yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu.
Akarisida sering juga disebut Mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
Streptomycin.
8
5. Fungsida, berasal dari kata latin fungus, atau kata Yunani spongos yang artinya jamur,
berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan. Dapat bersifat fungitoksik (membunuh
Dithane M-45 80P, Antracol 70 WP, Cupravit OB 21, Delsene MX 200, Dimatan 50 WP.
6. Herbisida, berasal dari kata lain herba, artinya tanaman setahun, berfungsi untuk
membunuh gulma. Contohnya Gramoxone, Basta 200 AS, Basfapon 85 SP, Esteron 45
Pg.
7. Insektisida, berasal dari kata latin insectum, artinya potongan, keratan segmen tubuh,
berfungsi untuk membunuh serangga. Contohnya Lebaycid, Lirocide 650 EC, Thiodan,
10 G, Vydate.
10. Ovisida, berasal dari kata latin ovum berarti telur, berfungsi untuk merusak telur. J.
Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis, berarti kutu, tuma, berfungsi untuk membunuh
pembunuh predator.
13. Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodere, berarti pengerat berfungsi untuk
membunuh binatang pengerat. Contohnya Dipachin 110, Klerat RMB, Racumin, Ratikus
untuk membunuh rayap. Contohnya Agrolene 26 WP, Chlordane 960 EC, Sevidol 20/20
9
15. Silvisida, berasal dari kata latin silva berarti hutan, berfungsi untuk membunuh pohon
Ada berbagai cara atau resep untuk membuat pestisida organik. Hingga saat ini tidak ada
dari pengalaman para petani, kearifan lokal masyarakat, hasil percobaan para praktisi dan
berdasarkan penelitian ilmiah. Berikut ini beberapa cara membuat pestisida organik yang sering
Siapkan bahan-bahan berikut, daun surian 1 kg, daun tembakau 1kg, daun lagundi 1 kg, daun
titonia 1 kg, air kelapa sebanyak 2 liter, gambir 0,5 ons, garam dapur 1 ons dan air panas 500 ml.
Kemudian siapkan penumbuk dari batu. Tumbuk daun tembakau, daun surian daun lagundi dan
daun titania, aduk hingga rata. Apabila sudah lembut, rendam dalam air kelapa dan aduk-aduk.
Kemudian ekstrak campuran tersebut dengan cara diperas dengan kain. Saring kembali hasil
perasan dan tambahkan garam lalu kocek larutan. Siapkan cairan gambir dengan cara melarutkan
setengah ons gambir dalam 500 ml air panas, lalu saring dengan kain halus. Langkah terakhir
campurkan larutan daun-daunan dan larutan gambir. Masukkan dalam botol atau jerigen plastik.
Cara menggunakan pestisida organik ini adalah dengan mengencerkan 500 ml larutan dalam 10
liter air bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Lakukan
10
penyemprotan pada pucuk tanaman terlebih dahulu kemudian permukaan atas dan bawah daun.
Frekuensi penyemprotan dianjurkan dua kali seminggu hingga populasi larva atau kutu
Siapkan bahan-bahan yang diperlukan antara lain, air kelapa 2 liter, ragi tape 1 butir, bawang
putih 4 ons, deterjen 0,5 ons dan kapur tohor 4 ons. Langkah pertama adalah tumbuk bawang
putih hingga halus. Kemudian larutkan deterjen kedalam air kelapa dan aduk hingga merata.
Setelah itu, masukan hasil tumbukan bawang putih, ragi tape dan kapur tohor. Saring campuran
tersebut dengan kain halus. Langkah terakhir, fermentasikan cairan selama 20 hari dalam wadah
Cara penggunaan, encerkan larutan pestisida organik sebanyak 500 ml dengan 10 liter air bersih.
Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Frekuensi penggunaan sebanyak 2
kali seminggu, lakukan terus sampai serangan ulat menurun sampai taraf aman.
Siapkan bahan-bahan berikut, daun dakinggang gajah 5 ons, lengkuas 3 ons, jahe 3 ons, bawang
putih 3 ons dan ekstrak titonia 3 liter. Tumbuk daun galinggang gajah, kemudian parut jahe dan
lengkuas. Siapkan larutan daun titonia dengan cara menumbuk daun titonia hingga halus dan
campurkan dengan 3 liter air, kemudian saring dengan kain halus. Setelah itu, masukkan bahan-
bahan yang telah ditumbuk dan diparut ke dalam larutan titonia, aduk hingga merata. Saring dan
peras campuran tersebut. Pestisida organik pengendali cendawan atau jamur siap digunakan.
Penggunaan, encerkan 500 ml pestisida organik ini dengan 10 liter air, aduk hingga rata dan
masukkan kedalam tangki semprotan. Penyemprotan dilakuan pada seluruh bagian tanaman
11
seperti pucuk, daun dan batang. Frekuensi penggunaan yang dianjurkan 2 kali dalam seminggu
Siapkan bahan-bahan berikut, daun sirih satu ikat, kunyit 2 ons, bawang putih 3 ons dan ekstrak
daun titonia 3 liter. Tumbuk bahan-bahan tersebut satu per satu atau secara bersamaan. Rendam
dalam ekstrak daun titonia selama beberapa menit, kemudian saring dengan kain halus. Pestisida
pengusir bakteri siap digunakan. Cara penggunaannya dengan mengencerkan 500 ml larutan
Siapkan daun inggu 1,5 kg, bunga tahi ayam 1,5 kg, gambir 0,5 ons, air kelapa 3 liter dan air
bersih panas 500 ml. Daun inggu dan bunga tahi ayam ditumbuk hingga halus dan rendam dalam
air kelapa. Peras dan saring campuran tersebut. Lalu siapkan larutan gambir dengan air panas
yang sudah disaring. Camprkan dual larutan tersebut, pestisida organik daun inggu siap
digunakan.
Cara penggunaan, 1 liter pestisida organik diencerkan dengan 10 liter air bersih. Aduk hingga
rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Semprot seluruh bagian tanaman, frekuensi
Siapkan daun galinggang gajah 2,5 ons; daun tembakau 2,5 ons; daun thitonia 2,5 ons; daun
lagundi 2,5 ons; garam 1 ons dan gambir 3 buah. Tumbuk halus daun galinggang,
tembakau,thitonia dan daun lagun. Kemudian masukan kedalam ember yang berisi 1 liter air
bersih, lalu tambahkan garam dan biarkan selama satu malam. Setelah itu saring larutan tersebut
dan peras airnya sampai kering. Cairkan tiga buah gambir dengan satu gelas air panas dan
12
campurkan kedalam larutan, aduk hingga merata. Pestisida organik untuk mengendalikan
Cara menggunakannya, masukkan larutan di atas ke dalam tangki semprot 15 liter. Penuhkan
dengan air bersih dan aduk-aduk. Penggunaan pestisida organik ini sebiknya dilakukan sejak
tanaman cabe mulai berbuah, semprotkan seminggu sekali. Kemudian amati tanaman, apabila
ada buah cabe yang terserang antraknosa segera dipetik dan dibuang keluar lahan. Hendaknya
penyemprotan dilakukan pagi atau sore hari. Air semprotan harus berbentuk kabut biar merata
dan teknik penyemprotan dilakukan dari bawah ke atas. Pada musim hujan kita bisa
Berdasarkan pengalaman, pestisida organik ini bisa mengendalikan serangan antraknosa sampai
80 %. Ramuan tidak tahan lama dan masih bisa dipakai selagi aromanya masih khas. Apabila
aromanya sudah berubah maka kemampuannya pun sudah menurun. Sebaiknya dibuat setiap kali
Berikut ini akan diuraikan beberapa dampak negatif penggunaan pestisida yang berhubungan
a. Punahnya Spesies
Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan dan
kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka,
ada pula yang tahan. Hewan muda dan larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan
pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar dan ada
13
pula yang tidak. Meskipun hewan mampu beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi
hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati.
b. Peledakan Hama
Penggunaan pestisida dapat pula mematikan predator. Jika predator punah, maka serangga dan
Punahnya spasies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan aliran energi menjadi berubah. Akibatnya keseimbangan
Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah dan dapat juga menurunkan kesuburan
tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Sehingga
Kerusakan tanah atau lahan dapat disebabkan oleh kemerosotan struktur tanah (pemadatan tanah
dan erosi), penurunan tingkat kesuburan tanah, keracunan dan pemasaman tanah, kelebihan
garam dipermukaan tanah, dan polusi tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi degradasi tanah
atau lahan adalah : (1) pembukaan lahan (deforestration) dan penebangan kayu hutan secara
peternakan/penggembalaan secara berlebihan (over grazing), dan (3) aktivitas pertanian dalam
14
Dampak Positif penggunaan pestisida:
• Kulit
Hal ini dapat terjadi apabila pestisida terkena pada pakaian atau langsung pada kulit. Ketika
petani memegang tanaman yang baru saja disemprot, ketika pestisida terkena pada kulit atau
pakaian, ketika petani mencampur pestisida tanpa sarung tangan, atau ketika anggota keluarga
mencuci pakaian yang telah terkena pestisida. Untuk petani atau pekerja lapangan, cara
• Pernafasan
Hal ini paling sering terjadi pada petani yang menyemprot pestisida atau pada orang-orang yang
ada di dekat tempat penyemprotan. Perlu diingat bahwa beberapa pestisida yang beracun tidak
berbau.
• Mulut
15
Hal ini terjadi bila seseorang meminum pestisida secara sengaja ataupun tidak, ketika seseorang
makan atau minum air yang telah tercemar, atau ketika makan dengan tangan tanpa mencuci
• Sistem Syaraf
Banyak pestisida yang digunakan di bidang pertanian sangat berbahaya bagi otak dan syaraf.
Bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi sistem syaraf disebut neurotoksin. Beberapa gejala dari
penyakit pada otak yang disebabkan oleh pestisida adalah masalah ingatan yang gawat, sulit
• Hati / Liver
Karena hati adalah organ tubuh yang berfungsi menetralkan bahan-bahan kimia beracun, maka
hati itu sendiri sering kali di rusak oleh pestisida. Hal ini dapat menyebabkan hepatitis.
• Perut
Muntah-muntah, sakit perut dan diare adalah gejala umum dari keracunan pestisida. Banyak
orang yang bekerja dengan pestisida selama bertahun-tahun, mengalami masalah sulit makan.
Orang-orang yang menelan pestisida (baik sengaja atau tidak) efeknya sangat buruk pada perut
dan tubuh secara umum. Pestisida merusak langsung melalui dinding-dinding perut.
• Sistem Kekebalan
Reaksi alergi adalah gangguan sistem kekebalan tubuh manusia. Hal ini adalah reaksi yang
diberikan tubuh kita terhadap bahan-bahan asing. Pestisida bervariasi dalam mengakibatkan
reaksi alergi, setiap orang memberi reaksi berbeda untuk derajat penggunaan pestisida yang
16
berbeda pula. Beberapa jenis pestisida telah diketahui dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh
manusia dengan cara yang lebih berbahaya. Beberapa jenis pestisida dapat melemahkan
kemampuan tubuh untuk menahan dan melawan infeksi. Ini berarti tubuh kita menjadi lebih
mudah terkena infeksi. Atau, jika telah terjadi infeksi penyakit ini menjadi lebih serius dan makin
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pestisida adalah subtansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau menendalikan
berbagai hama. Kata pestisida berasal dari kata pest = hama dan cida = pembunuh,
jadi artinya pembunuh hama. Pestisida adalah racu untuk membunuh serangga
tanaman. Untuk itulah kehadirannya di dunia pertanian tidak bias dihindari lagi.
17
Tanpa adanya pestisida bias diramalkan bahwa produksi tanaman tidak bisa mencapai
optimum, apalagi selama ini pemberantasan secara biologis, yaitu dengan musuh
alami belum bias menyaingi pemberantasan secara kimia yaitu denan pestisida.
2. Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obat nya baik, namun
konsentrasi, alat semprot, ukuran doplet, parikel, molekul serta memilih pestisida
dengan lingkungan dan ekosistem, yaitu punahnya spesies, peledakan hama, ganggun
3.2 Saran
Pestisida adalah subtansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau menendalikan
berbagai hama. Kata pestisida berasal dari kata pest = hama dan cida = pembunuh, jadi
artinya pembunuh hama. Pestisida adalah racu untuk membunuh serangga (insektisida),
fungi atau cendawan, nematode, dan lain-lain hama pengganggu tanaman. Untuk itulah
kehadirannya di dunia pertanian tidak bias dihindari lagi. Jadi menurut kami pestisida
18
merupakan suatu hasil senyawa kimia yang sangat berguna bagi kita dalam pertanian
tetapi kita harus menggunakannya dengan benar dan sesuai dengan aturan pakainya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20