Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN UMUM TENTANG BERBAGAI TERMINOLOGY

DASAR DAN DASAR HUKUM TENTANG AKUNTANSI


PEMERINTAHAN
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Akuntansi Pemerintahan
dibimbing oleh
Karhi Nisjar Sardjudin, Prof. Dr. H, Ak., M.M

Disusun oleh :
Alnovtia Puspita Putri (1518204002)

UNIVERSITAS WIDYATAMA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Akuntansi pemerintahan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang baru
berkembang di Indonesia akhir-akhir ini. Perkembangan akuntansi pemerintahan secara
umum di seluruh Negara juga sudah berkembang meskipun tidak sepesat perkembangan
akuntansi bisnis.
Di dalam sejarah akuntansi, akuntansi pemerintahan lebih dahulu muncul sebelum
adanya akuntansi bisnis. Adanya tulis-menulis dan angka di dalam peradaban manusia,
serta adanya sistem bilangan desimal di Arab semakin mempercepat akuntansi
pemerintahan tumbuh di dalam rangka administrasi keuangan penguasa di beberapa
Negara saat itu. Akan tetapi, dunia bisnis yang semakin berkembang dengan berbagai
jenis transaksi yang muncul, menuntut akuntansi bisnis berkembang. Standar akuntansi
dan berbagai perlakuan akuntansi di dunia bisnis harus dibuat dalam rangka pemenuhan
akuntabilitas keuangan yang baik.
Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin
meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak
manajemen suatu entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggungjawaban
(accountability) kepada banyak pihak yang memerlukan. Hal ini ditunjang oleh semakin
berkembangnya teknologi informasi yang memungkinkan masyarakat untuk menilai dan
membandingkan suatu entitas dengan entitas lain. Untuk itu, tuntutan penyediaan
informasi termasuk informasi keuangan dan akuntansi semakin dibutuhkan. Di dalam
dunia bisnis (commercial), akuntansi telah berkembang secepat perkembangan bisnis itu
sendiri.
Perkembangan akuntansi pemerintahan tidaklah secepat akuntansi bisnis. Salah
satu penyebabnya adalah karakteristiknya yang tidak banyak mengalami perubahan.
Akan tetapi, akhir-akhir ini tuntutan masyarakat menjadikan penting akuntansi
pemerintahan. Semakin besarnya dana yang dikelola oleh pemerintah, semakin besar pula
tuntutan akuntabilitas keuangan yang semakin baik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Akuntansi Pemerintahan


Akuntansi pemerintahan merupakan salah satu cabang dari bidang akuntansi yang
sudah cukup lama dkenal di Negara-negara maju, khususnya di Amerika Serikat. Hal ini
terbukti, karena sejak tahun 1921, Amerika Serikat telah memiliki Undang-undang
(Budget and Accounting Act tahun 1921) yang kemudian pada tahun 1950
disempurnakan menjadi Budget and Accounting Procedure Act tahun 1950. Pada intinya
dalam Undang-undang tersebut telah diatur mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan praktik akuntansi pemerintahan di Amerika Serikat, misalnya adanya
ketentuan yang mengharuskan kepada Kepala GAO (Governmental Accounting
Office/Comptroller General) untuk menetapkan :
1. Formulir, sistem dan prosedur mengenai penyediaan dana dan akuntansi dana pada
badan-badan federal
2. Prinsip-prinsip, standar dan persyaratan akuntansi lainnya yang harus
dilaksanakan oleh badan-badan federal, termasuk integrasi akuntansi antara
eksekutif dan Treasury Departement.
Selama ini praktik akuntansi pemerintahan yang dikenal di Indonesia lebih banyak
bersumber dari ICW (Indische Comptabilities Wet), yang dalam hal ini tidak dapat
dilepaskan keterkaitannya dengan pelaksanaan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara). Sedangkan akuntansi pemerintahan dalam arti akuntansi dana, baru dikenal di
Indonesia pada sekitar tahun 1980. Sejak itu perhatian terhadap perkembangan akuntansi
pemerintahan mulai terlihat menonjol.

2.2 Akuntansi Pemerintahan


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun 2010
Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan bahwa Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah
rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaopran keuangan
di lingkungan organisasi pemerintah.

2.2.1 Pengertian Akuntansi Pemerintahan


Pada hakekatnya akuntansi pemerintahan adalah aplikasi akuntansi di bidang
keuangan Negara (public finance), khususnya pada tahapan pelaksanaan anggaran
(budget execution), termasuk segala pengaruh yang ditimbulkannya, baik yang bersifat
seketika maupun yang lebih permanent pada semua tingkatan dan unit pemerintahan.
Akuntansi pemerintahan meliputi kegiatan penganalisaan, pencatatan, penyimpulan,
pelaporan dan penginterpretasian transaksi-transaksi unit dan agensi pemerintah.
Akuntansi pemerintahan termasuk didalamnya akuntansi untuk lembaga-lembaga
non-profit pada umumnya, adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan lembaga
pemerintahan dan lembaga-lembagayang tidak bertujuan mencari laba lainnya.
Pengertian akuntansi pemerintahan tidak terlepas dari pengertian akuntansi secara
umum. Akuntansi didefinisikan sebagai aktivitas pemberian jasa (service activity) untuk
menyediakan infromasi keuangan kepada para pengguna (users) dalam rangka
pengambilan keputusan. Pengertian akuntansi pemerintahan dapat didefinisikan menjadi
suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah
berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi
keuangan pemerintah serta penafsiran atas informasi keuangan tersebut.
Dengan diakuinya akuntansi pemerintahan di dalam disiplin ilmu akuntansi,
akuntansi menjadi lebih variatif. Jika diklasifikasikan berdasarkan ruang lingkupnya,
akuntansi dapat dibagi menjadi dua, yaitu akuntansi mikro dan akuntansi makro.
Akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis termasuk ke dalam akuntansi mikro,
sementara akuntansi social dan national accounting termasuk ke dalam akuntansi makro.
Pada hakikatnya, sifat transaksi pemerintah sama dengan transaksi perusahaan meskipun
terdapat perbedaan pada tujuan dan beberapa jenis transaksi. Akuntansi pemerintahan
memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan akuntansi bisnis. Meskipun
demikian, akuntansi pemerintahan masih tergolong akuntansi mikro.
2.2.2 Tujuan Pemerintah dalam Akuntansi Pemerintah
Penyelenggaraan akuntansi pemerintahan (governmental accounting), bertujuan
untuk menyediakan informasi keuangan (financial information) mengenai pemerintahan
di semua tingkatan dan unitnya yang ada.
Sasaran pemerintah sebagai salah satu bentuk organisasi sekor publik berbeda
dengan organisasi bisnis. Di dalam Manajemen Keuangan (Financial Management),
organisasi bisnis bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan (value maximization)
dengan meningkatkan laba dan arus kas hasil operasi (cash operating income) secara
berkelanjutan. Adapun pemerintah memiliki tujuan secara umum yakni untuk
mensejahterakan masyarakat.
Meskipun ada perbedaan tujuan antara akuntansu pemerintahan dan akuntansi
bisnis, namun pada hakikatnya keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan
informasi keuangan atas transaksi keuangan yang dilakukan organisasi tersebut dalam
periode tertentu dan posisi keuangan pada tanggal tertentu kepada para penggunanya
dalam rangka pengambilan keputusan. Secara khusus akuntansi pemerintah dan akuntansi
bisnis memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Akuntabilitas
Tujuan utama dari akuntabilitas ditekankan karena setiap pengelola atau
manajemen dapat menyampaikan akuntabilitas keuangan dengan menyampaikan
suatu laporan keuangan. Di dalam pemerintahan, keuangan Negara yang dikelola
harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai amanat konstitusi. Pelaksanaan fungsi
ini di Indonesia diatur dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat (5) yang mengatur bahwa
untuk memeriksa tanggung jawab keuangan negara maka dibentuklah suatu Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI).
2. Manajerial
Akuntansi pemerintahan memungkinkan pemerintah untuk melakukan
perencanaan berupa penyusunan APBN dan strategi pembangunan lain, untuk
melaksanakan kegiatan pembangunan dan pengendalian atas kegiatan tersebut
dalam rangka pencapaian ketaatan kepada peraturan perundang-undangan,
efisiensi, efektivitas dan ekonomis.
3. Pengawasan
Akuntansi pemerintahan diadakan untuk memungkinkan diadakannya pengawasan
pengurusan keuangan Negara dengan lebih mudah oleh aparat pemeriksa.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akuntansi Pemerintah


Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi Akuntansi Pemerintah, diantaranya :
1. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan sangat mempengaruhi akuntansi pemerintahan. Di dalam
sistem monarki atau kerajaan akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh
raja jika dibandingkan dengan parlemen. Akan tetapi, di dalam sistem demokrasi
parlementer atau presidential akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh
lembaga eksekutif dan legislatif yang mengalami check and balances.
2. Sifat Sumber Daya
Sumber daya akuntansi pemerintahan bersifat tidak berhubungan langsung dengan
hasilnya. Seorang warga yang menyetorkan pajak, tidak mengharapkan kontra
prestasi langsung dari kontribusinya tersebut. Berbeda dengan hal ini, pada
akuntansi bisnis yang sumber dayanya terkait secara langsung dengan hasilnya,
seperti adanya dividen.
3. Politik
Akuntansi pemerintahan sangat dipengaruhi oleh politik. Sebagai contoh adalah
anggaran yang sarat dengan aspek politik. Anggaran diartikan sebagai alat politik,
maka dalam proses persetujuan anggaran, terjadi negosiasi politik antara lembaga
legislative yang terdiri dari wakil partai politik dan pemerintah (sebagai pemenang
proses politik suatu jangka tertentu).
2.2.4 Karakteristik Akuntansi Pemerintahan
Terdapat beberapa karakteristik yang berbeda antara akuntansi bisnis dengan
akuntansi pemerintahan, diantaranya :
1. Pemerintah tidak berorientasi laba, sehingga dalam akuntansi pemerintahan tidak
ada laporan laba. Kegiatan operasionalnya dilaporkan dalam laporan operasional
dan hasilnya adalah surplus atau defisit.
2. Pemerintah membukukan anggaran ketika anggaran tersebut dibukukan. Anggaran
merupakan hal yang penting bagi pemerintah karena menjadi dasar pelaksanaan
kegiatan. Sedangkan pada akuntansi bisnis, anggaran tidak dibukukan karena
bukan merupakan bukti transaksi.
3. Dalam akuntansi pemerintahan memungkinkan menggunakan lebih dari satu jenis
dana karena volume transaksi dari setiap jenis dana dalam akuntansi pemerintahan
sangat banyak. Sedangkan pada akuntansi bisnis volume transaksi relative tidak
begitu banyak tetapi jenisnya yang banyak, sehingga hanya dilakukan dalam satu
jenis data.
4. Dalam akuntansi pemerintahan, pengeluaran modal seperti untuk membangun
gedung dan mengadakan kendaraan dalam perkiraan neraca dan hasil operasional
akan dibukukan. Sedangkan dalam akuntansi bisnis, pengeluaran modal hanya
dicatat perkiraan di neraca.
5. Akuntansi pemerintahan bersifat kaku karena sangat bergantung pada perundang-
undangan. Sedangkan untuk akuntansi bisnis bersifat fleksibel karena tidak terlalu
dipengaruhi oleh perundang-undangan.
6. Tidak mengenal perkiraan modal dan laba yang di tahan di neraca. Sedangkan
dalam akutansi bisnis, ada perkiraan modal.

Selain adanya perbedaan antara akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis,


terdapat juga persamaan di antara keduanya :
1. Memberikan informasi atas posisi keuangan dan hasil operasi.
2. Mengikuti prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang diterima umum.
3. Bersama-sama mengembangkan prinsip-prinsip dan standar akuntansi.
4. Menggunakan sistem bagan perkiraan standar.

2.2.5 Syarat Akuntansi Pemerintahan


Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh akuntansi pemerintahan sesuai
dengan karakteristik dan tujuan untuk memenuhi akuntabilitas keuangan Negara yang
memadai. Berikut pedoman akuntansi pemerintahan yang dikeluarkan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) :
1. Dapat memenuhi persyaratan UUD, UU dan peraturan lain
Akuntansi pemerintahan dirancang untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan
oleh UUD , UU dan peraturan lain. Apabila terdapat dua pilihan yaitu untuk
kepentingan efisiensi dan ekonomi di satu sisi, sedangkan di sisi lain hal tersebut
bertentangan dengan UUD, UU atau peraturan lainnya, akuntansi pemerintahan
harus disesuaikan dengan UUD, UU dan peraturan lainnya.
2. Dikaitkan dengan klasifikasi anggaran
Sistem akuntansi pemerintahan harus dikembangkan sesuai dengan klasifikasi
anggaran yang telah disetujui pemerintah dan lembaga legislative. Fungsi
anggaran dan akuntansi harus saling melengkapi di dalam pengelolaan keuangan
Negara serta harus diintegrasikan.
3. Perkiraan-perkiraan harus diselenggarakan
Sistem akuntansi pemerintahan harus mengembangkan perkiraan untuk mencatat
transaksi yang terjadi. Perkiraan yang dibuat harus dapat menunjukan akuntabilitas
keuangan Negara yang andal dari sisi objek dan tujuan penggunaan dana serta
pejabat atau organisasi yang mengelolanya.
4. Memudahkan pemeriksaan oleh aparat pemeriksaan
Sistem akuntansi pemerintahan yang dikembangkan harus memungkinkan aparat
pemeriksaan untuk melakukan tugasnya.
5. Sistem akuntansi harus terus dikembangkan
Sistem akuntansi pemerintahan harus terus disesuaikan dan dikembangkan
sehingga tercapai efisiensi, efektivitas dan relevansi.
6. Perkiraan harus dikembangkan secara efektif
Sistem akuntansi pemerintahan harus mengembangkan perkiraan secara efektif
sehubungan dengan sifat dan perubahan lingkungan sehingga dapat
mengungkapkan hasil ekonomi dan keuangan dari pelaksanaan suatu program,
pengukuran pendapatan, evaluasi belanja serta penetapan surplus atau deficit
anggaran.
7. Sistem harus dapat melayani kebutuhan dasar informasi keuangan guna
pengembangan, rencana dan program
Sistem akuntansi pemerintahan harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
para pengguna informasi keuangan, yaitu pemerintah, rakyat (lembaga legislative),
lembaga donor seperti IMF, Bank Dunia dan lain-lain.
8. Pengadaan suatu perkiraan
Perkiraan yang dibuat harus memungkinkan analisis ekonomi atas data keuangan
dan mereklasifikasi transaksi-transaksi pemerintah baik pusat maupun daerah
dalam rangka perkembangan perkiraan-perkiraan nasional.

2.2.6 Ruang Lingkup Akuntansi Pemerintahan


Terdapat 4 (empat) pilar utama dalam Akuntansi Pemerintahan, yakni sebagai
berikut :
1. Manajemen
Dari sisi kebijakan publik, sektor publik dipahami sebagai tuntutan pajak,
birokrasi yang berlebihan, pemerintahan yang besar dan nasionalisasi versus
privatisasi. Jadi sektor publik disebut bidang yang membicarakan metode
manajemen Negara. Bidang manajemen merupakan bidang akuntansi sektor
publik yang mengupas akuntansi dari sisi internal organisasi.
2. Akuntansi
Dari beberapa literature disebutkan bahwa pengertian akuntasi tidak hanya sekedar
melakukan pembukuan pencatatan transaksi saja, tetapi juga merupakan wahana
pelayanan jasa yang berfungsi mempersiapkan informasi keuangan untuk
pengambilan keputusan bagi pemakai laporan keuangan. Di samping untuk
organisasi bisnis yang berorientasi pada laba, akuntansi bisa juga diterapkan pada
organisasi sektor publik seperti di pemerintahan pusat dan daerah, badan layanan
umum, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, BUMN/BUMD, rumah sakit serta
organisasi nirlaba lainnya.
3. Pembelanjaan
Strategi membangun organisasi tidak hanya dilakukan dalam organisasi bersifat
privat tetapi juga dilakukan pada organisasi sektor publik. Pemerintahan sebagai
salah satu organisasi sektor publik mempunyai pengaruh besar pada kebijakan
kegiatan bisnis yang dijalankan organisasi seperti menilai syarat infrastruktur fisik
dan social, kebijakan fiskal dan moneter, kebijakan perdagangan, kebijakan
investasi, kebijakan industri dan lain lain. Jadi investasi merupakan unsur penting
dalam membangun dan mengembangkan suatu daerah.
4. Audit
Pengaturan tentang audit keuangan Negara telah diatur dalam salah satu pasal di
UUD 1945, tetapi dalam prakteknya masih terjadi benturan tentang kelembagaan
audit. Organisasi audit sektor publik adalah organisasi sektor publik yang
mempunyai rincian tugas untuk melakukan pemeriksaan praktek keuangan dan
kepatuhan hukum/prosedur dari berbagai organisasi sektor publik. Ini artinya
setiap unit kerja dapat berubah menjadi lembaga auditor sewaktu-waktu. Hal ini
kurang baik dari sisi kompetensi professional. Tetapi perjalanan birokrasi
pemerintah lebih ditentukan oleh hukum atau keputusan lembaga yang lebih
tinggi, artinya faktor politik masih sangat kental dalam penunjukkan suatu
lembaga auditor. Bidang audit merupakan bidang yang dikembangkan sebagai
prasarana pengendalian.
2.3 Dasar Hukum Tentang Akuntansi Pemerintahan
Meskipun lembaga pemerintahan bukanlah organisasi yang memiliki tujuan
menghasilkan laba, tetapi dalam aktivitasnya tetaplah melakukan transaksi pengeluaran
dan penerimaan pendapatan. Oleh karena itu, terdapat 6 (enam) dasar Undang-undang
yang mengatur tentang akuntansi pemerintahan, diantaranya adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah.
5. Undang-Undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah di sajikan, dapat disimpulkan bahwa Akuntansi
Pemerintah merupakan suatu sistem yang dirancang sedimikian rupa agar pengelolaan
keuangan yang dilakukan oleh pemerintah dapat menghasilkan informasi yang relevan,
akurat, handal dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

3.2 Saran
Bagi pemerintah diharapkan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara agar masyarakat mengetahui seberapa besar
dana yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Karena masyarakat
memiliki suatu kewajiban kepada Negara berupa pembayaran pajak, masyarakat sendiri
ingin memiliki taraf kehidupan yang lebih baik setelah melaksanakan kewajibannya.
DAFTAR PUSTAKA

Arif Bachtiar, Muchlis, Iskandar. 2001. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : Salemba


Empat.
Arinta, Kustadi. 1996. Pengantar Akuntansi Pemerintahan. Bandung : Citra, Aditya
Bakti.

Anda mungkin juga menyukai