Anda di halaman 1dari 21

PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dalam perkembangan sebuah industri yang mengolah material berupa mineral


– mineral tertentu, terdapat proses pengayakan ataupun screening.Pada salah satu
proses awal untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Pengayakan
(screening) adalah suatu metode untuk memisahkan partikel semata – mata menurut
ukuran.Dalam proses pengayakan disini yang dilaksanakan di industri zat padat itu
dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang dibawah
ukuran atau yang kecil ( undersize ) atau halusan ( fines), lulus melewati bukaan
ayak, sedangkan yang diatas ukuran atau yang besar ( oversize ) atau buntut tidak
lulus. Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran yang akan
dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat
dipisahkan antara butiran halus dengan butiran kasar.Ukuran butiran tertentu yang
dapat melewati ayakan adalah butiran batas. Partikel halus diukur dalam satuan
mikrometer dan nanometer.
Pada percobaan pengukuran butiran padatan ini, terdapat beberapa prosedur
yaitu, pertama menyiapkan alat ayakan (screen) dengan ukuran 10 mesh, 30 mesh,
dan 50 mesh. Kedua, timbang gula seberat 650 gram. Setelah itu, ayak gula dengan
menggunakan screen. Langkah pertama ukuran 10 mesh, lalu timbang gula yang
tertahan (oversize). Selanjutnya ukuran 30 mesh, lalu timbang gula yang tertahan
(oversize). Selanjutnya ukuran 50 mesh, lalu timbang gula yang tertahan (oversize)
dan yang lolos (undersize). Langkah terakhir hitung hasil percobaan prosentase
oversize dan undersize.
Adapun tujuan dilaksanakan praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara
pengelompokkan partikel padatan yang berbeda ukuran menjadi seragam. Selain
itu, untuk mempersiapkan produk butiran padatan sesuai dengan ukuran yang
diinginkan untuk beberapa proses selanjutnya. Dan juga untuk mencegah masuknya

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 1


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

mineral yang tidak sempurna dalam permukaan (primary crushing) atau oversize
kedalam proses pengolahan berikutnya (secondary crushing).

I.2. Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui cara pengelompokan partikel padatan yang berbeda ukuran
menjadi seragam.
2. Untuk mempersiapkan produk butiran padatan yang sesuai dengan ukuran yang
diinginkan untuk beberapa proses selanjutnya.
3. Untuk mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam permukaan
(primary crushing) dan oversize kedalam proses pengolahan berikutnya
secondary crushing.

I.3. Manfaat Percobaan


1. Agar praktikan dapat mengetahui dan memahami cara – cara menentukan ukuran
butiran padatan.
2. Agar praktikan dapat mengetahui fraksi massa bahan percobaan.
3. Agar praktikan dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi
pengayakan (screening).

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 2


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Secara Umum


Pengayakan (screening) adalah suatu metode untuk memisahkan partikel
semata – mata menurut ukuran.Dalam proses pengayakan disini yang dilaksanakan
di industri zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak.
Partikel yang dibawah ukuran atau yang kecil ( undersize ) atau halusan ( fines),
lulus melewati bukaan ayak, sedangkan yang diatas ukuran atau yang besar (
oversize ) atau buntut tidak lulus.Satu ayak tunggal hanya dapat memisahkan
menjadi dua fraksi saja setiap kali pemisahan. Kedua fraksi tersebut fraksi yang
belum berukuran ( unsized fractions ), karena baik ukuran besar maupun kecil
daripada partikel partikel yang terkandung tidak diketahui. Bahan yang lulus
melalui sederet ayak dengan bermacam – macam ukuran akan terpisah menjadi
beberapa fraksi berukuran ( size fractions), yaitu fraksi – fraksi yang ukuran partikel
maksimum atau minimumnya diketahui.Pengayakan itu kadang – kadang dilakukan
dalam keadaan basah, tetapi lebih lazim lagi dalam keaadan kering.
( McCabe, 1993 )
Pengayakan merupakan pemisahan berbagai macam campuran partikel
padatan yang mempunyai berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan.
Proses pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan
yang ukurannya berbeda dengan bahan baku. Selain itu pengayakan juga
memudahkan kita untuk mendapatkan serbuk dengan ukuran yang seragam.
Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu metoda pemisahan
berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel yang seragam
serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda dengan
menggunakan alat pengayakan.
Pengayakan memiliki dua teknik pengayakan, yaitu teknik pengayakan
manual dan teknik pengayakan mekanik. Teknik pengayakan manual bahan dipaksa
melewati lubang ayakan, umumnya dengan bantuan sebilah kayu atau sebilah bahan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 3


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

sintetis atau dengan sikat. Teknik ini dapat dilakukan untuk campuran heterogen
khususnya dalam fasa padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran
partikeldidalam campuran tersebut sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau
lubang tertentu, yang dinyatakan dalam satuan mesh. Sedangkan pengayakan secara
mekanik ( pengayakan getaran, guncangan atau kocokan ) dolakukan dengan
bantuan mesin, yang umumnya mempunyai satu set ayakan dengan ukuran lebar
lubang standart yang berlainan. Satu set ayakan terdiri dari bingkai ayakan dan
jaringan ayakan yang dikenal dengan istilah mesh.
( Soed, 2012 )
Mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam ayakan tiap 1 inchi
persegi. Jadi jika ada ayakan yang memiliki keterangan 5 mesh artinya tiap 1 inchi
persegi terdapat 5 lubang. Kesimpulannya makin besar jumlah mesh berarti
ukuran lubang semakin kecil. Untuk konversi dari mesh ke millimeter disajikan
pada table berikut :
Tabel 1. Konversi Dari Mesh Ke Milimeter
U.S MESH MILIMETERS
3 6.730
4 4.760
5 4.000
6 3.360
7 2.830
8 2.380
10 2.000

( Elaila, 2016 )
II.1.1 Jenis Ayakan

Berdasarkan gerak pengayakan, alat ayakan dibagi menjadi 2 jenis yaitu


stationary screen dan dynamic screen.Beberapa alat ayakan dynamic screen, yaitu:

1. Grizzly
Merupakan jenis alat ayakan statis dimana material yang akan diayak mengikuti
aliran pada posisi kemiringan tertentu.
2. Vibrating screen

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 4


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Merupakan ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring,


digerakan pada frekuensi 1000 sampai 7000 Hz. Ayakan jenis ini mempunyai
kapasitas tinggi, dengan efisiensi pemisahan yang baik, yang digunakan untuk
range yang luas dari ukuran partikel.
3. Oscilating screen
Merupakan ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari vibrating
screen (100 – 400 Hz) dengan waktu yang lebih lama, lebih linier dan tajam.
4. Reciprocating sceen
Merupakan ayakan dinamis dengan gerakan menggoyang, pukulan yang
panjang (20 - 2000 Hz). Digunakan untuk pemindahan dengan pemisah ukuran.
5. Shifting screen
Merupakan ayakan dinamis dioperasikan dengan gerakan memutar dalam
bidang ayakan.Gerakan actual dapat berupa putaran atau gerakan memutar. Alat
ini digunakan untuk pengayakan material basah atau kering.
6. Revolving sceen
Merupakan ayakan dinamis dengan posisi miring, berotasi pada kecepatan
rendah (910 – 20 rpm). Alat ini digunakan untuk pengayakan basah material –
material yang relative kasar, tetapi memiliki pemindahan yang kasar dengan
vibrating screen.

Kapasistas screen secara umum tergantung pada :

a. Luas penampang screen


b. Ukuran bahan
c. Sifat dari umpan seperti berat jenis, kandungan air, dan temperature
d. Tipe mechanical screen yang digunakan

II.1.2 Menentukan Ukuran Partikel

Beberapa dimensi atau ukuran yang digunakan untuk menyatakan ukuran suatu
campuran antara lain :
1. True Arithmatic Average Diameter (TAAD)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 5


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Dalam prakteknya, menghitung jumlah partikel sangatlah sulit, lebih


menentukan massa dari masing-masing ukuran. Oleh karena itu, dicari
hubungan antara jumlah partikel dengan massa pada masing-masing ukuran
tersebut.
∑ Di
TAAD = M Xi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1)

ρ. c Di³

Keterangan : M = Massa partikel (gram)


𝜌 = Berat jenis partikel (gram/in³)
Xi = Fraksi massa partikel
Di = Diameter partikel (in)
2. Mean Surface Diameter (Dp)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung luas permukaan total.

Xi

Di
Dp = √ Xi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)

Di³

Keterangan : Xi = Fraksi massa partikel


Di = Diameter partikel (in)

3. Mean Volume Diameter (Dv)


Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung volume total campuran.

3 ∑ Xi
Dv = √ Xi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
C∑
Di³

Keterangan : Xi = Fraksi massa partikel


Di = Diameter partikel (in)
C = Konstanta partikel
Pengukuran berat jenis zat padat

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 6


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Massa jenis atau berat jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula
setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya. Satuan SI massa jenis adalah kg/m3. Berat jenis
zat padat dapat diketahui dengan rumus:
𝑚
𝜌= .................................................. ( 4)
𝑣

Keterangan:
𝜌 = massa jenis zat (gr/ml)
m = massa zat padat (gram)
v = volume zat padat(ml)
(Rochmah, 2014)
Adapun cara lain untuk menentukan ukuran partikel adalah sebagai berikut :
1. Mikroskop, untuk partikel berukuran sekitar 1μm = 0,001 mm.
2. Screening : melewatkan bahan melalui ayakan seri (sieve shaker) yang
mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan padatan
berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. Standar screen mampu mengukur
partikel dari 76 mm sampai 38 μm. Operasi screening dilakukan dengan jalan
melewatkan material pada suatu permukan yang banyak lubang atau openings
dengan ukuran yang sesuai.
Fraksi pada sebuah ayakan :
Fraksi oversize = fraksi padatan yang tertahan ayakan.
Fraksi undersize = fraksi padatan yang lolos ayakan.
Jika ayakan lebih dari 2 ayakan yang berbeda ukuran lubang-lubangnya,
maka akan diperoleh fraksi-fraksi padatan dengan ukuran padatan sesuai
dengan ukuran lubang ayakan.
3. Sedimentasi (fluida diam, zat padat mengendap dengan gaya gravitasi). Teori
gerak partikel dalam fluida menyatakan bahwa partikel berukuran kecil yang
jatuh dalam fluida, pada suatu kecepatan tertentu adalah setara dengan ukuran
partikelnya.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 7


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

4. Elutriasi : aliran fluida ke atas dengan kecepatan tetap, sehingga butiran dengan
ukuran tetentu terbawa ke atas, sedangkan ukuran yang lebih besar sebagai hasil
bawah.
5. Sentrifugasi, seperti sedimentasi, tetapi zat padat diendapkan dengan gaya
sentrifugal (memutar dan turun).
( Tim Dosen, 2018 )
II.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengayakan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos


ukuran ayakan adalah :
1. Ukuran bukaan ayakan
Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material yang
lolos.
2. Ukuran relatif partikel
Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan
memiliki kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya
berbeda, yaitu yang satu melintang dan lainnya membujur.
3. Pantulan dari partikel
Pada waktu material jatuh ke screen, maka material akan membentur kisi-kisi
screen sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.
4. Kandungan air
Kandungan air yang banyak akan sangat membantu, tetapi bila hanya sedikit
akan menyumbat screen.
( Elaila, 2016 )

II.2. Sifat Bahan


1. Garam

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 8


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

A. Sifat Fisika
a. Berupa padatan kristal
b. Berwarna putih
c. Tidak berbau
d. Larut dalam air
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : NaCl
b. Densitas : 2,165 gr/cm³
c. Berat molekul : 58,44 gr/mol
(MSDS, 2013, “Sodium Chloride”)

II.3. Hipotesa
Pada percobaan pengukuran butiran padatan, semakin besar ukuran mesh,
maka semakin kecil feed yang lolos.

II.4. Diagram Alir

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 9


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Menyiapkan alat ayakan (screen) dengan ukuran 10 mesh, 30


mesh, dan 60 mesh

Menimbang berat garam sebesar 410 gram

Ayak garam menggunakan screen ukuran 10 mesh lalu timbang


bahan yang tertahan (oversize)

Ayak garam menggunakan screen ukuran 30 mesh lalu timbang


bahan yang tertahan (oversize)

Ayak garam menggunakan screen ukuran 60 mesh lalu timbang


bahan yang tertahan (oversize) dan undersize

Menghitung hasil percobaan prosentase antara oversize dan


undersize

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 10


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

III.1. Bahan
1. Garam 410 gram

III.2. Alat
1. Neraca Analitik
2. Ayakan
3. loyang

III.3. Gambar Alat

Neraca Analitik Ayakan Loyang

III.4. Rangkaian Alat

III.5. Prosedur
1. Siapkan alat ayakan (screen) ukuran 10 mesh, 30 mesh, dan 60 mesh.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 11


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

2. Timbang garam sebesar 410 gram.


3. Ayak garam dengan menggunakan secreen
- Pertama ukuran 10 mesh, lalu timbang gula yang tertahan (oversize).
- Ukuran 30 mesh, lalu timbang gula yang tertahan (oversize).
- Ukuran 60 mesh, lalu timbang gula yang tertahan (oversize) dan yang
lolos (undersize)
4. Hitung hasil percobaan prosentase oversize dan undersize.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 12


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Tabel Hasil Pengamatan


Bahan = Garam
Massa Awal = 410 gram
Bahan Mesh Oversize (gr) Undersize (gr)
10 65 -
Gula 30 255 -
60 89,7 0,3
Total 410

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 13


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

IV.2 Tabel Hasil Perhitungan


IV.2.1 Tabel Hasil Perhitungan
ρ = 2,165 g/𝑐𝑚3
c = 0,5233
Berat Jumlah Fraksi
Massa 𝑥 𝑥 𝑥
Awal Mesh Partikel Massa D (in) D3 (in3) Ni
Partikel 𝐷 𝐷3 𝐷3 . 𝐶
(gram) (N) (x)
4,8744 x 7,0171 x
10 65 0,1586 0,0787 9266,791 2,0152 325,3734 621,7722
10−4 10−3
1,2487 x 6,0979 x
30 255 0,6220 0,0232 418209,547 26,8103 49811,8043 95187,8545
10−5 10−4
410
1,0880 x
60 89,7 0,2187 0.0098 9.41192 824145,22 22,3163 232364,916 444037,6762
10−7 10−4
60 1,0880 x
0,3 0,0007 0.0098 9.41192 2637,867 0,0714 7437,3773 1421,2454
(undersize) 10−7 10−4
5,0181 x 7,8445 x
Jumlah 410 1 0,1215 1254259,425 52,2132 289939,471 541268,5483
10-4 10-3

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 14


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

IV.2.2 Perhitungan
1. Fraksi Massa (x)
berat partikel
Fraksi massa partikel =
berat total campuran
65 gram
a. 10 mesh : = 0,1586 gram
410 gram
255 gram
b. 30 mesh : = 0,6220 gram
410 gram
89,7 gram
c. 60 mesh (oversize) : = 0,2187 gram
410 gram
0,3 gram
d. 60 mesh (undersize) : = 0,0007 gram
410 gram

2. Fraksi massa total = oversize 10 + oversize 50 + oversize 60 + undersize 60

= 0,1586 + 0,6220 + 0,2187 + 0,0007

=1

3. Massa Partikel
a. Oversize pada screen 10 mesh = ρ x C x D3
= 2,165 x 0,5233 x (0,0787)3
= 7,0171 x 10−3gram

b. Oversize pada screen 30 mesh = ρ x C x D3


= 2,165 x 0,5233 x (0,0232)3
= 6,0979 x 10−4gram

c. Oversize pada screen 60 mesh = ρ x C x D3


= 2,165 x 0,5233 x (0,0098)3
= 1,0880 x 10−4gram

d. Undersize pada screen 60 mesh = ρ x C x D3


= 2,165 x 0,5233 x (0,0098)3

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 15


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

= 1,0880 x 10−4gram
Massa partikel total = Oversize (10 + 30 + 50) + Undersize 50

= (7,0171 x 10−3 gram) + (6,0979 x 10−4 gram) + (1,0880


x 10−4gram) + (1,0880 x 10−4gram)

= 7,8445 x 10-3gram
4. Jumlah Partikel Ni
berat awal x fraksi
Jumlah Partikel =
mp
410 x 0,1586
a. 10 mesh (N1) : = 9266,791
7,0171 x 10-3
410 x 0,6220
b. 30 mesh (N2) : = 418209,547
6,0979 x 10-4
410 x 0,2187
c. 60 mesh (N3) : = 824145,22
1,0880 x 10−4
410 𝑥 0,0007
d. 60 mesh (N4) : = 2637,867
1,0880 x 10−4

Jumlah partikel total :

∑ 𝑁𝑖 = N1 + N2 + N3 + N4
= 9266,791+ 418209,547+ 824145,22+ 2637,867
= 1254259,425
5. D avarege
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ 10 + 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ 30 0,0787 + 0,0232
𝑎. =
2 2
= 0,05095
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ 30 + 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ 60 0,0232 + 0,0098
𝑏. =
2 2
= 0,0165
∑D
6. TAAD = M X

ρ. c D³

0,1215
= 410
𝑥 289939,471
2,165 x 0,5233

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 16


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

= 1,1579 x 10-9

X

D
7. Mean Surface Diameter (Dp) =√ X

52,2132
= √289939,471

= 0.0134

3 ∑X
8. Mean Volume Diameter (Dv) =√ X
C∑

3 1
= √
0,5233 x 289939,471

= 0,0187

IV. 3 Grafik
(Tidak Ada)

IV.4 Pembahasan
Pengayakan (screening) adalah suatu metode untuk memisahkan partikel
semata – mata menurut ukuran.Dalam proses pengayakan disini yang dilaksanakan
di industri zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak.
Partikel yang dibawah ukuran atau yang kecil ( undersize ) atau halusan ( fines),
lulus melewati bukaan ayak, sedangkan yang diatas ukuran atau yang besar (
oversize ) atau buntut tidak lulus.Satu ayak tunggal hanya dapat memisahkan
menjadi dua fraksi saja setiap kali pemisahan.Tujuan dilaksanakan praktikum ini
yaitu untuk mengetahui cara pengelompokan partikel padatan yang berbeda ukuran
menjadi seragam.Selain itu juga untuk mempersiapkan produk butiran padatan
sesuai dengan ukuran yang diinginkan untuk beberapa proses selanjutnya. Dan juga
untuk mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam permukaan (

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 17


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

primary crushing) atau oversize kedalam proses pengolahan berikutnya ( secondary


crushing ).
Bahan yang digunakan dalam melakukan percobaan pengukuran butiran
padatan adalah gula seberat 410 gram dan gula diayak dengan menggunakan 3
screen yang memiliki ukuran berbeda yaitu 10 mesh, 30 mesh, dan 60 mesh.
Hasil percobaan butiran padatan yang telah kami lakukan diperoleh, fraksi
pada ayakan 10, 30, dan 60 mesh (oversize dan undersize) masing – masing yaitu
0.1586, 0.6220, dan fraksi pada ayakan 60 mesh 0.2187 dan 60 mesh (undersize)
yaitu 0,0007. Sedangkan presentase oversize pada ayakan 10, 30, dan 50 mesh
masing – masing yaitu 15,85%, 62,2%, 21,88%. Kemudian presentase undersize
pada ayakan 10, 30, dan 50 mesh masing – masing yaitu 84,15%, 21,95%, 0,07%.
Dari hasil tersebut, didapatkan total presentase sebesar 100 %, fraksi total sama
dengan 1. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, dimana masa yang masuk sama
dengan massa yang keluar. Secara teori, semakin besar nilai mesh maka ukuran
lubang akan semakin kecil sehingga produk yang dihasilkan semakin seragam.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 18


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Semakin besar ukuran mesh pada screen maka semakin sedikit garam yang
terayak sebagai undersize dan partikelnya memiliki banyak ukuran yang
seragam
2. Jumlah prosentase gula sebesar 100% sehingga berat jumlah garam yang
masuk sama dengan berat garam yang keluar
3. Semakin banyak kandungan air disuatu bahan maka akan semakin lama
waktu yang digunakan untuk pengayakan

V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menimbang suatu bahan.
2. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati saat proses pengayakan agar partikel
tidak banyak yang jatuh.
3. Sebaiknya praktikan memahami tentang prosedur dan perhitungan pada
praktikum ini sebelum melaksanakan praktikum.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 19


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

DAFTAR PUSTAKA

Elaila,Indah.2016.“Screening”.(https://www.academia.edu/34730638/SCREENIN
G.pdf). Diakses pada tanggal 14 April 2018 pukul 19.45 WIB.
McCabe, Warren L, dkk. 1993. “Unit Operations of Chemical Engineering Fifth
Edition”. New York : McGraw-Hill, Inc.
MSDS. 2013. “Sand”. (www.sciencelab.com). Diakses pada tanggal 14 April 2018
pukul 19.45 WIB.
MSDS. 2013. “Sucrosa”. (www.sciencelab.com). Diakses pada tanggal 14 April
2018 pukul 19.45 WIB.
MSDS. 2013. “Sodium Chlorida”. (www.sciencelab.com). Diakses pada tanggal 14
April 2018 pukul 19.45 WIB.
Rochmah, Siri. 2014. “Screening”. (http://academia.edu.com). Diakses pada
tanggal 14 April 2018 pukul 19.45 WIB.
Soed, Faun. 2012. “Metode Dan Teknik Pengayakan”.
(https://tsfaunsoed2009.wordpress.com). Diakses pada tanggal 14 April
2018 pukul 19.45 WIB.
Tim Dosen OTK I. 2018. “Pengukuran Butiran Padatan”. Surabaya : Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 20


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

APPENDIX

1) Persentase Undersize :
- 10 mesh
345
% undersize = 410 x 100 % = 84,15 %

- 30 mesh
90
% undersize = x 100 % = 21,95 %
410

- 60 mesh
0,3
% undersize = 410 x 100 % = 0,07 %

2) Persentase Oversize :
- 10 mesh
65
% undersize = 410 x 100 % = 15,85 %

- 30 mesh
255
% undersize = 410 x 100 % = 62,2 %

- 60 mesh
89,7
% undersize = x 100 % = 21,88 %
410

3) Persentase Total = % 10 mesh Oversize + % 30 mesh Oversize + % 60


mesh Oversize + % 60 meshUndersize
= 15,85 % + 62,2 % + 21,88 % + 0,07%
= 100%

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 21

Anda mungkin juga menyukai