Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Gunawan (2003:177-178) menyatakan bahwa keterampilan

berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level yang kompleks

dan menggunakan proses analisis dan evaluasi. Berpikir kritis melibatkan

keahlian berpikir induktif seperti mengenali hubungan, manganalisis masalah

yang bersifat terbuka, menentukan sebab dan akibat, membuat kesimpulan

dan mem-perhitungkan data yang relevan. Sedang keahlian berpikir deduktif

melibatkan kemampuan memecahkan masalah yang bersifat spasial, logis

silogisme dan membedakan fakta dan opini. Keahlian berpikir kritis lainnya

adalah kemampuan mendeteksi bias, melakukan evaluasi , membandingkan

dan mempertentangkan. Berpikir kritis mengandung aktivitas mental dalam

hal memecahkan masalah, menganalisis asumsi, memberi rasional,

mengevaluasi, melakukan penyelidikan, dan mengambil keputusan.

Dalamproses pengambilan keputusan, kemampuan mencari, menganalisis

dan mengevaluasi informasi sangatlah penting. Orang yang berpikir kritis

akanmencari, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat

kesimpulan berdasarkan fakta kemudian melakukan pengambilan keputusan.

Berpikir kritis digunakan perawat untuk beberapa alasan :

1. Mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

2. Penerapan profesionalisme

1
3. Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberi asuhan

keperawatan.

4. Berpikir kritis merupakan jaminan yang terbaik bagi perawat dalam

menuju keberhasilan dalam berbagai aktifitas.

A. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan dalam penulisan

makalah ini sebagai berikut :

1. Bagaimana Tahapan dan Proses dalam Berpikir dan Belajar ?

2. Apa saja hal yang berkaitan dengan Peta Informasi ( Siklus, rantai,

spider) ?

3. Bagaimana Pengertian serta Aspek yang berkaitan dengan Berpikir Kritis

4. Apa saja Komponen Berpikir Kritis dalam Keperawatan ?

5. Bagaimana Sikap dan Standar Berpikir Kritis ?

6. Apa saja yang hal yang berkaitan dengan Kompetensi Berpikir Kritis

serta Sintesa Pemikiran Kritis ?

B. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjawab pertanyaan

yang telah dirumuskan. Jawaban dari pertanyaan tersebut sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Tahapan dan Proses dalam Berpikir dan Belajar

2
2. Untuk mengetahui Hal yang berkaitan dengan Peta Informasi (Siklus,

rantai, spider)

3. Untuk mengetahui Pengertian serta Aspek yang berkaitan dengan

Berpikir Kritis

4. Untuk mengetahui Komponen Berpikir Kritis dalam Keperawatan

5. Untuk mengetahui Sikap dan Standar Berpikir Kritis

6. Untuk mengetahui Hal yang berkaitan dengan Kompetensi Berpikir

Kritis serta Sintesa Pemikiran Kritis

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Berpikir Kritis

1. Pengertian

Berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut

untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat

sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan

ilmu pengetahuan dan pengalaman. (Pery & Potter,2005). Menurut

Bandman dan Bandman (1988), berfikir kritis adalah pengujian secara

rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,

masalah, kepercayaan dan tindakan. Untuk mendapatkan suatu hasil

berpikir yang kritis, seseorang harus melakukan suatu kegiatan (proses)

berfikir yang mempunyai tujuan (purposeful thinking), bukan “asal”

berfikir yang tidak diketahui apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut.

Artinya, walau dalam kehidupan sehari-hari seseorang sering melakukan

proses berpikir yang terjadi secara “otomatis”.

2. Unsur – unsur dan Kualitas

a. Sistematik dan senan tiasa menggunakan kriteria yang tinggi (terbaik)

dari sudut intelektual untuk hasil yang ingin dicapai.

b. Individu brtanggung jawab sepenuhnya atas proses kegiatan berfikir

kritis.

c. Selalu menggunakan kriteria berdasarkan standar yang telah

ditentukan dalam memantau proses berpikir.

4
d. Melakukan evaluasi terhadap efektivitas kegiatan berfikir yang

ditinjauh dari pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

3. Karakteristik berfikir kritis dalam keperawatan

a. Rasional, reasonable, reflektif (berdasarkan alasan - alasan dan bukti)

bukan atas dasar keinginan pribadi (pemikir kritis “melompat pada

kesimpulan” butuh waktu untuk koleksi data, timbang fakta, dan

fikirkan permasalahan).

b. Melibatkan skepticism yang sehat dan kontruktif tidak menerima dan

menolak ide – ide, kecuali karna mengerti hal tersebut menaati

peraturan setelah berfikir panjang dengan mencari pemahaman,

merasioanalisasikannya, mengikuti yang masuk akal, dan bekerja

untuk memperbaiki yang tidak masuk akal.

c. Otonomi tidak mudah dimanipulasi.

d. Berfikir dengan pemikiran sendiri, dibandingkan diarahkan oleh

anggota grupnya.

e. Kreaktif, menciptakan ide – ide orisinal dengan cara menghubungkan

pemikiran – pemikiran dan kosep.

f. Adil atau tidak berpihak siapapun.

g. Dapat dipercaya dan dilakukan, memutuskan tindakan yang dapat

dilakukan. Membuat observasi yang dapat dipercaya, menegakkan

kesimpulan secara tepat, mengatasi masalah dan mengevaluasi

kebijakan, tuntutan dan tindakan.

5
4. Aspek Prilaku dan Keterampilan Berpikir Kritis

a. Percaya Diri

Belajar bagaimana memperkenalkan diri kepada klien,berbicara

secara meyakinkan saat memulai terapi atau prosudur.dengan membuat

klien mengira ada tidak dapat melakukan perawatan yang aman.selalu

mempersiapkan segala sesuatu sebelum melakukan tindakan

keperawatan.dorong klien untuk bertanya.

b. Berpikir Independen

Baca literatur tetag keperawatan terutama jika terdapat berbagai

pedapat mengenai satu subjek yang sama.berbicaralah dengan perawat

lain dan berbagi ide mengenai tindakan keperawatan.

c. Tanggung Jawab dan Otoritas

Mintalah batuan jika anda tidak yakin bagaimana melakukan

ketrampilan keperawatan selalu merujuk pada aturan dan prosudur

manual untuk mengulang langkah langkah suatu keterampilan.laporka

semua masalah secepat mungkin,ikuti semua standar praktikum

keperawatan yang anda miliki.

d. Mau mengambil resiko

Jika pengetahuan yang anda punya membuat anda bertanya

mengenai perintah dari klinik anda,maka lakukanlah.bersedia untuk

merekomendasikan pendekata alternatif dalam perawtan,jika teman

anda hanya mendapatkan sedikit keberhasilan dalam merawat kliennya.

6
e. Disiplin

Selalu sistematis dalam setiap hal yang anda lakuka.gunakan

criteria berdasarka ilmu dan bukti yang dikenal untuk aktivitas seperti

pengkajian dan evaluasi.luangkan waktu untuk menjadi lebih sistematis

dan gunakan waktu anda yang seefektif mungkin.

f. Persisten

Hati hati dengan jawaban mudah,jika teman kerja anda

memberikan informasi yang tidak lengkap tentang klien,maka perjelslah

informasi tersebut dan bicaralah dengan klien secara langsung.jika

msalah yang sama terus berlangsung di divisi keperawatan,maka

ajaklah teman kerja anda,lihatlah polanya dan carilah penyelesaiannya

bersama.

g. Kreatif

Lihatlah pendekatan berbeda lainnya jika tindakan yang anda

berikan tudak berhasil pada klien.sebagai contoh,klien yang sedang

mengalami rasa nyeri muingkin memerlukan posisi yang berbeda atau

teknik distraksi.jika mungkin , libatkanlah anggota keluarga klien dalam

beradaptasi terhadap pendekatan keperawatan yang anda lakukan agar

dapat dilakukn dirumah.

h. Rasa ingin tahu

Selalu bertanya mengapa.sebuah tanda klinis atau gejala sering

merupakan indikasi dari berbagai masalah. Eksplorasi dan belajar lagi

7
segala hal mengenai klien agar dapat membuat keputusan klinis yang

tepat.

i. Intregitas

Kenali saat dimana pendapat anda bertentangan dengan

pendapat lain,lihat kembali posisi anda dan putuskan bagaimana cara

terbaik yang dapat memuskan semua orang.jangan melanggar standart

keperawatan dan kejujuran dalam memberikan perawtan pada klien

j. Rendah hati

Kenali situasi dimana anda memerlukan informasi lebih untuk

membuat suatu keputusan .jika anda merupakan orang baru di suatu

divisi, maka mintlah untuk di orientasikan pada area divisi tersebut.

Meintalah perawat yang telah bekerja didivisi tersebut untuk

membimbing anda secara teratur

5. Model Berpikir Kritis dan Tingkatannya

Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan

keperawatan, dapat digunakan tiga model, yaitu: feeling, vision model, dan

examine model yaitu sebagai berikut:

a. Feling Model

Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta

yang ditemukan. Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan

dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas

keperawatan dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam

8
pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk dan

perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.

b. Vision model

Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir,

mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan

hipotesis, analisis, dugaan dan ide tentang permasalahan perawatan

kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-

prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk

merespon ekspresi.

c. Exsamine model

Model ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi.

Perawat menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini

digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari,

meguji, melihat konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan dan menentukan

sesuatu yang berkaitan dengan ide.

B. Lima model berpikir kritis

1. Total recall

Total recall atau kemampuan mengingat adalah kemampuan

mengingat kembali fakta dimana dan bagaimana menemukan

pengalaman dalam memorinya ketika dibutuhkan. Fakta – fakta

9
keperawatan didapatkan berasal dari berbagai sumber, abik dikelas, buku,

informasi dari klien atau sumber lainnya.

2. Habits ( kebiasaan)

Pola pikir yang diulang – ulang akan menjadi suatu kebiasaan

baru (Second Nature) yang secara spontan dapat dilakukan. Hasil dari

kebiasaan tersebut menjadi cara baru dalam melakukan suatu kebiasaan.

Orang sering mengartikan bahwa suatu kebiasaan itu dilakukan tanpa

berpikir.

3. Inquiry ( penyelidikan / menanyakan keterangan )

Inquiry (Penyelidik) adalah suatu penemuan fakta melalui

pembuktian dengan pengujian terhadap suatu isu penting atau pertanyaan

yang membutuhkan suatu jawaban. Penyelidikan merupakan buah

pikiran utama yang digunakan dalam memperoleh suatu kesimpulan.

4. New ideas and creativity

New ideas and kreativity (ide – ide baru dan kreativitas) adalah

ide – ide dan kreativitas yang menentukan bentuk berpikir yang sangat

khusus. Berpikir kreatif (creatuve thinkig) adalah kebalikan dari

kebiasaan (habits). Berpikir kritis sangat menghargai adanya kesalahan

dan perbedaan terhadap nilai – nilai yang dipelajari. Ide – ide baru dan

kreativitas dasar perlu dikembangkan dalam keperawatan, karena

10
keperawatan memiliki bannyak standar yang dapat menjamin pekerjaan

lebih baik.

5. Knowing how you think (mengetahui apa yang kamu pikirkan)

Knowing How You Think ( Tahu Bagaimana Kamu

Berpikir)adalah kemampuan mengetahui kita tentang bagaimanakita

berpikit. Model “tahu bagaimana kita berpikir” ini dapat membantu

perawat bekerja secara kolaborasi dengan kesehatan lain. Satu hala yanga

sangat penting dari tahu bagaimana kamu berpikir ini adalah mereka

bekerja dengan refleksi, bagaimana yang telah perawat dan klien pikirkan

dalam bekerja sama sewaktu menjalankan asuhan keperawatan.

C. Komponen Berpikir Kritis dalam Keperawatan

Terdapat beberapa komponen berpikir kritis dalam keperawatan yang

dapat menjadi sebuah acuan dalam menghasilkan pemikiran kritis. Komponen

berpikir kritis tersebut antara lain :

1. Relevance

Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.

2. Importance

Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.

3. Novelty

Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi

baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain.

11
4. Outside material

Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang

diterimanya dari perkuliahan (refrence).

5. Ambiguity clarified

Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada

ketidakjelasan.

6. Linking ideas

Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data

baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.

7. Justification

Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau

kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa

memberi penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian

(kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.

8. Critical assessment

Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi / masukan yang datang

dari dalam dirinya maupun dari orang lain.

9. Practical utility

Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut

keperaktisan / kegunaanya dalam penerapan.

12
10. Width of understanding

Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi atau materi

diskusi. Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan

dalam beberapa kegiatan :

a. Berpusat pada pertanyaan (focus on question)

b. Analisa argument (analysis arguments)

c. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and

answer questions of clarification and/or challenge)

d. Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility

sources of information)

D. Sikap dan Standar Berpikir Kritis

1. Sikap Berpikir Kritis

Definisi dari kritis itu sendiri adalah Sikap Kritis itu, sebenarnya sikap

spontan seseorang terhadap sesuatu yang terjadi secara tidak terduga,

mungkin lewat perkataan, atau perbuatan. Supaya terjadi komunikasi

secara 2 arah dan tidak adanya doktrin. Sikap kritis itu mempunyai 3 arti

yaitu pertama sikap tidak mudah percaya, besusaha selalu menemukan

kesalahan, dan rasa ingin tahu yang tajam.

a. Tidak mudah percaya

Tidak mudah percaya adalah hal yang sangat penting bukan berarti

harus tidak percaya setiap apa yang orang bicarakan, disini

pengertian dari tidak mudah percayanya itu adalah supaya kita tidak

13
mudah tertipu oleh omongan orang, banyak orang yang terkena

doktrin.

b. Selalu mencari kesalahan

Mungkin kedengarannya memang sangat egois tetapi sebenarnya

tidak ada unsur egois dari arti ini, karena memang selalu mencari

kesalahan itu mengandung banyak arti. Memang sikap kritis itu selalu

mencari kesalahan tetapi mencari kesalahan yang bisa membuat

orang yang kita kritik itu tahu apa sebenernya yang mereka bicarakan

dan supaya mereka tahu apa kesalahan mereka jadi mereka juga bisa

intropeksi diri karena banyak sekali orang di dunia yang pintar dalam

berbicara banyak hal padahal sebenarnya mereka tidak mengerti apa

yang mereka bicarakan, Sebab itu lah disini selalu mencari kesalahan

dalam arti kritis itu bukan lah sifat egois melainkan untuk memberi

tahu apa kekurangan dari orang lain dan agar yang mengkritis juga

bisa lebih mengerti.

c. Rasa ingin tahu yang tajam

Sebenarnya ini adalah hal yang paling penting yang harus dimiliki

oleh setiap orang yang mempunyai sikap kritis karena banyak orang

bilang semakin banyak kita mengetahui sesuatu semakin banyak ilmu

yang kita miliki, disini saya ingin memberikan sesuatu kata2 yang

mungkin bisa berguna “jangan pernah menyesal jika dunia tidak

mengenal kamu, tetapi menyesal lah jika kamu tidak mengenal apa

itu dunia”

14
Betapa pentingnya jika kita mempunyai rasa ingin tahu yang tajam maka

dalam kehidupan kita bisa mengetahui apa sebenarnya dunia itu sendiri,

banyak hal yang belum kita ketahui dari dunia. Kembali ke sikap kritis

rasa ingin tahu yang tajam sebenarnya adalah hal yang paling dasar kita

perlukan agar kita menjadi berani untuk berbicara di depan umum dan

berbicara kepada setiap orang di lingkungan kita, karena jika kita sudah

banyak tahu dan berani untuk memberikan pendapat atau solusi kepada

setiap orang yang berbicara dengan kita maka dengan itu lah kita sudah

mudah untuk melakukan sikap kritis.

15
BAB III

CONTOH KASUS

Klien Tn. N 25 tahun di rawat oleh seorang perawat di sebuah ruangan

dengan kanker colon yang sudah mengalami metastase mengeluh nyeri yang tidak

berkurang dengan dosis morphin yang telah ditetapkan dokter. Masalah yanag

terjadi adalah keluarga klien meminta penambahan dosis pemberian morphin

untuk mengurangi keluhan nyeri klien. Bagaimana cara mengatasi masalah

tesebut ?

16
BAB IV

PEMBAHASAN

Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pasien tersebut perawat harus

sebisa mungkin memenuhi kebutuhan klien agar terhindar dari pelanggaran hak

klien yang dapat melanggar nilai autonomy. Jadi tindakan yang harus di lakukan

perawat adalah menjelaskan kepada klien atau keluarga bahwa pemberian

morphin adalah atas resep dokter dan saya sebagai perawat tidak bisa memberikan

penambahan dosis pemberian morphin tanpa atas resep dokter yang di berikan,

sebab apabila penambahan dosis morphin yang berlebihan dapat berakibat buruk

untuk klien yang berarti melanggar prinsip etik Beneficience- Nonmaleficience.

Jadi silahkan klien dan keluarga bersabar saya konsultasikan terlebih dahulu

kepada dokter.

17
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level

yang kompleks dan menggunakan proses analisis dan evaluasi.

2. Berpikir kritis melibatkan keahlian berpikir induktif seperti mengenali

hubungan, manganalisis masalah yang bersifat terbuka, menentukan

sebab dan akibat, membuat kesimpulan dan mem-perhitungkan data yang

relevan.

3. Aspek Prilaku dan Keterampilan Berpikir Kritis

a. Percaya Diri

b. Berpikir Independen

c. Tanggung Jawab dan Otoritas

d. Mau mengambil resiko

e. Disiplin

f. Persisten

g. Kreatif

h. Rasa ingin tahu

i. Intregitas

j. Rendah hati

4. Komponen berpikir kritis tersebut antara lain:

a. Relevance

Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.

18
b. Importance

Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.

c. Novelty

Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau

informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru

orang lain.

d. Outside material

Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang

diterimanya dari perkuliahan (refrence).

e. Ambiguity clarified

Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada

ketidakjelasan.

f. Linking ideas

Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari

data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.

g. Justification

Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi

atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa

memberi penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian

(kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.

h. Critical assessment

Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi / masukan yang

datang dari dalam dirinya maupun dari orang lain.

19
i. Practical utility

Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut

keperaktisan / kegunaanya dalam penerapan.

j. Width of understanding

Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi atau

materi diskusi.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat penulis selesaikan, jika terdapat

kesalahan pada penulisan, penulis ingin memohon bimbingan untuk

kedepannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Internet:

Ns. M. Abdul Jabbar, S.Kep. 2014. Berfikir kritis dalam keperawatan.


http://www.ilmukesehatan.online/2014/09/berfikir-kritis-dalam-
keperawatan.html. diaksespada tanggal 22 Oktober 2019

Daniel Nathan. 24 Juni 2015. Sikap kritis itu penting.


http://www.kompasiana.com/danielnathanlelouch/sikap-kritis-itu-
penting.diakses pada tanggal 22 Oktober 2019

Muhammad Firdaus Aprilio. 20 Juli 2014. Pengertian Peta Konsep.


http://www.jeli.web.id/2014/07/pengertian-peta-konsep.html. Diakses pada
tanggal 22 Oktober 2019

21

Anda mungkin juga menyukai