BAB II
KONSEP DASAR
I. KONSEP MEDIS
A. Pengertian
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari kekuatan tersebut, keadaan tulang
itu sendiri dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah
fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Anderson, 2005).
Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. Ada lebih dari 150
1. Incomplit
2. Complit
posisi normal).
3. Tertutup (simple)
4. Terbuka (compound)
7
7
(Mansjoer, 2000).
Fraktur Tibia adalah fraktur yang terjadi pada bagian tibia sebelah
kanan maupun kiri akibat pukulan benda keras atau jatuh yang bertumpu
pada kaki. Fraktur ini sering terjadi pada anak- anak dan wanita lanjut
usia dengan tulang osteoporosis dan tulang lemah yang tak mampu
1998).
8
B. Anatomi dan Fisiologi
( Sumber, Http://www.docpods.com/im )
1. Tulang panjang (long bone), misalnya femur, tibia, fibula ulna, dan
pembuluh darah.
3. Tulang pipih (flet bone), misal tulang iga, skapula, dan pelvis.
Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada daerah luar disebut
tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan,
dan terletak medial dari fibula atau tulang betis ; tibia adalah tulang
a. Ujung atas :
kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan paling pinggir
femur.
b. Batang :
linia poplitea yaitu garis meninggi diatas tulang yang kuat dan
c. Ujung bawah :
d. Permukaan lateral
C. Etiologi
berikut :
tulang seperti pada kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, dan
3. Trauma pathologis
D. Patofisiologi
Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi revral vaskuler yang
gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Baik
fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf yang dapat
1. Fase inflamasi
Fase inflamasi terjadi segera setalah luka dan berakhir 3-4 hari, dua
proses utama yang terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan
yang keluar dari monosit selama kurang lebih 24 jam setelah cedera.
sedikit bengkak.
sekitar lokasi fraktur sel-sel ini menjadi osteoblast, sel ini aktif
imatur. Jika terlihat massa kallus pada X-ray maka fraktur telah
menyatu. Pada fase ini terjadi setelah 6-10 hari setelah fraktur.
4. Fase konsolidasi
Pada fase ini kallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi, fraktur
teraba telah menyatu secara bertahap menjadi tulang mature. Fase ini
5. Fase remodeling
tulang yang kompak dan kallus bagian bagian dalam akan mengalami
dimulai dari minggu ke 8-12 dan berahir sampai beberapa tahun dari
terjadinya fraktur.
16
E. Pathways
Fraktur
Kerusakan arteri,
Gangguan rasa Post Op orif nekrosis vaskular
nyaman : nyeri
Perdarahan
lokal
Efek anestesi Luka insisi
Defisit
Hematom
perubahan sistem Imobilisasi cairan
fraktur
tubuh
Proses
penyembuuhan Aliran darah ke
Gastro kardiovaskuler Sistem luka periver jaringan
intestinal pernafasan berkurang/lambat
F. Komplikasi
1. Komplikasi awal
terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-
d. Infeksi. Sistem pertahanan tubuh akan rusak bila ada trauma pada
masuk kedalam.
cedera, emboli lemak, yang dapat terjadi dalam 48 jam atau lebih,
2. Komplikasi lanjut
waktu 3-5 bulan untuk anggota gerak atas dan 5 bulan untuk
menurun.
b. Non-union adalah fraktur yang tidak sembuh antara 6-8 bulan dan
G. Manifestasi klinis
berubahan warna.
frekmen tulang.
karena kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur.
akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa
Tidak semua tanda dan gejala terdapat pada setiap fraktur, pada fraktur
H. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan kedaruratan
b. Penatalaksanaan fraktur
mengetahui berapa lama perjalanan kerumah sakit, jika lebih dari 6 jam,
lunak.
anti biotik untuk kuman gram positif dengan dosis tinggi. Lakukan
pemeriksaan kultur dan resistensi kuman dari dasar luka fraktur terbuka
( Smeltzer, 2001 ).
I. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Rongent
posterior lateral.
menurun.
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
meliputi:
Gejala: keterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin
segera akibat langsung dari fraktur atau akibat sekunder pembengkakan jaringan
dan nyeri).
b. Sirkulasi
1) Peningkatan tekanan darah mungkin terjadi akibat respon terhadap nyeri atau
perdarahan.
2) Takikardia
3) Penurunan atau tak ada denyut nadi pada bagian distal area cedera, pengisian
c. Neurosensori
Gejala:
2) Kesemutan (parestesia)
Tanda:
Gejala:
1) Nyeri hebat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area
e. Keamanan
Tanda:
1) Imobilisasi.
4) Pemeriksaan Penunjang :
a. Pemeriksaan Rongent
lateral.
c. Arteriogram
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
imobilisasi.
ketidaknyamanan nyeri.
kesadaran.
imobilisasi
C).
c. Intervensi
penujuk nonverbal.
perhatian.
3) Lakukkan imobilisasi
prosedur pembedahan
jam.
c. Intervensi
c. Intervensi
secara efektif.
aktivitas.
terapeutik.
terapi.
meningkatkan kepatuhan.
dirumah.
30
Rasional : meyakinkan klien untuk menangani farktur
dirumah.
c. Intervensi
saraf.
kontaminasi fekal.
c. Intervensi
menimbulkan infeksi.
cuci tangan
infeksi.
24 jam.
c. Intervensi
dibutuhkan.
makan.
c. Intervensi
tambahan cairan.
b. Kriteria hasil : tanda-tanda vital stabil, kulit hangat dan teraba nadi.
c. Intervensi
sianosis.
peningkatan nyeri.
hal 763-776)