Anda di halaman 1dari 32

I.

TUJUAN
 Dapat memahami prinsip kerja alat penukar panas lempeng (Plate HE).
 Mengetahui karakteristik alat penukan panas dengan menghitung:
- LMTD pada aliran panas tetap dan dingin tetap.
- Koefisien perpindahan panas keseluruhan.

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
- Alat penukar panas tipe Plate Heat Exchanger
- Gelas ukur 500 mL
- Thermocouple
- Thermometer
- Wadah (baskom)
- Stopwatch
- Sarung tangan

B. Bahan
- Air
- Uap dari steam

III. DASAR TEORI


Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang
digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa
perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai
pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan
sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar
panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar dluida dapat
berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik
antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur
langsung (direct contact).
A. Tipe Aliran pada Alat Penukar Panas
Tipe aliran didalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu:
- Counter current flow (aliran berlawanan arah).
- Pararel flow/co current flow (aliran searah).
- Cross flow (aliran silang).
- Cross counter flow (aliran silang berlawanan)
B. Jenis-jenis penukar panas, yaitu:
- Double Pipe Heat Exchanger
- Plate and Frame Heat Exchanger
- Shell and Tube Heat Exchanger
- Adiabatic wheel Heat Exchanger
- Pillow plate Heat Exchanger
- Dynamic scraped surface Heat Exchanger
- Phase-Change Heat Exchanger
C. Proses terjadinya perpindahan panas ada tiga, yaitu:
1. Perpindahan panas secara konduksi ( rambatan )
Adalah perpindahan panas secara rambatan, yang kebanyakan terjadi pada
benda padat, didalam benda padat itu sendiri (anatara satu titik dalam benda
padat ke titik yang lainnya dalam benda yang sama ) ataupun antara dua
benda padat yang bersinggungan tetap.
Dasar perpindahan panas secara konduksi adalah HUKUM FOURIER :
dQ dT
k.A pers (1)
dt dx
Dimana :
dQ/dt : adalah jumlah panas yang dipindahkan persatuan waktu
k : konstanta perpindahan panas
A : Luas permukaan perpindahan
-dT/dx : kecepatan perubahan temperature yang tergantumg dari jarak
dalam/diluar benda padat
Dalam keadaan steady, maka harga dQ/dt dari persamaan (1) tetap, sehingga
dapat diganti dengan q, sehingga persamaan tersebut dapat disederhanakan
menjadi :
Q = k Aavg ( t2 – t1 ) / (x2 - x1 ) pers (2)
Dimana :
A adalah luas permukaan berlangsung perpindahan panas rata-rata ( avg )
( t2 - t1 ) merupakan daya dorong untu terjadinya perpindahan panas antara 2
batas perpindahan.
Sebagai penghambat berlangsungnya perpindahan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
R = x / (k. A ) pers (3)
dimana ; R adalah tahanan/hambatan terhadap berlangsungnya perpindahan
panas.

2. Perpindahan panas secara aliran (konveksi)


Adalah perpindahan panas dimana panas berpindah dari satu posisi ke
posisi lainnya didalam fliuda secara aliran yang biasanya disertai dengan
adanya perpindahan massa (disebabkan adanya diffuse ataupun arus eddy ).
Pancaran lebih sering terjadi pada media fluida ( cair atau gas ) atau pada
batas permukaan antara padatan dan fluida ( kasus khusus ).
Perpindahan panas yang terjadi antara dua fluida ( cairan dan gas ) pada
umumnya disertai dengan terjadinya perpindahan masa, baik pada konveksi
alamiah ataupun konveksi paksa.

3. Perpindahan panas secara radiasi


Dimana panas berpindah dari sumber panas menuju suatu benda secara
pancaran melalui gelombang-gelombang elektromagnetik tertentu tanpa
memerlukan media penghantar ( fluida ataupun padat ). Keberlangsungan
ketiga proses perpindahan panas di atas dapat terjadi pada waktu yang
bersamaan, yang amat ditentukan oleh peruses yang terjadi saat perpindahan
panas. Menjerang air menggunakan kayu bakar ataupun bahan bakar lain,
merupakan salah satu contoh sederhana yang selalu aktual dalam kejadian
sehari-hari dari berlangsungnya ketiga proses perpindahan panas pada saat
yang bersamaan.
Gambar 1. Perpindahan panas radiasi

Koefisien Perpindahan Panas Keseluruhan


Dalam pengujian alat penukar panas tidak dilakukan pengukuran
temperature antara kedua fluida dengan permukaan lempeng, sehingga
koefisien perpindahan panas yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan
luas permukaan perpindahan digunakan koefisien panas keseluruhan, U.
Sehingga persamaan yang digunakan berdasar pada perbedaan temperature
rata-rata antara kedua fluida yang mengalami pertukaran panas.
Q = U . A . LMTD
Dimana :
Q : merupakan jumlah panas yang berpindah persatuan waktu
U : koefisien perpindahan panas keseluruhan
A : luas permukaan perpindahan panas
LMTD : beda suhu rata-rata logaritma
Pada proses perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi berbagai
macam jenis konveksi, dari konveksi alamiah yang berdasarkan pada
perbedaan density fluida, konveksi paksa laminar, sampai ke konveksi fasa
turbulen dll, atau konveksi yang tergantung pada fluida yang terlihat.
Penggambaran dari berbagai macam factor tersebut dapat disajikan melalui
persamaan sebagai berikut :
NNu = O NRe . NPr . NGr
NNu : bilangan Nusselt
NRe : bilangan Reynold
NGr : bilangan Grassof
NPr : bilangan Prandtl

Penukar Panas Lempeng


Pertukaran panas yang terjadi pada alat penukar panas lempeng
didasrkan pada permukaan pertukaran yang berbentuk datar/lempengan,
dimana lempengan tersususn sedemikian rupa sehingga menyajikan luas
permukaan pertukaran yang diperlukan.
Penukar panas lempeng terdapat dalam beberapa bentuk dasar :
- Penukar panas lempeng dimana susunan dari lempngan mempunyai
prinsip yang menyerupai dengan PLATE dan FRAME FILTER PRESS,
dinamkan PLATE (FRAME) HEAT EXCHANGER.
- Spiral-spiral Exchanger, yang tersusun dari gulungan lempeng.
- Brazed-plate-fin Heat Exchanger, yang terdiri dari lempengan bersirip,
biasa digunakan untuk pesawat (1950) atau untuk proses pertukaran pada
temperatur yang cukup rendah (10oC atau -200oC).
- Plate dan fin tube surface.
- Graphite block exchanger.
Masing-masing bentuk ari penukar panas lempeng tersebut mempunyai
kelebihan dan kekurangan, dikarenakan mentesuaikan dengan kebutuhan.
Pada umumnya penukar panas lempeng dogunakan unutk pertukaran panas
pada tekanan dibawah 20 atm, yang cukup bersaing dengan shell & tube heat
exchanger, dengan temperature maksimum 150oC, dan cukup memenuhi
syarat untuk fluida dengan viskositas (kekentalan) diatas 300 P.
Spiral plate exchanger melangsungkan pertukaran panas secara counter-
current (berlawanan arah alir), merupakan desain yang cukup kompak dan
mempunyai efek turbulensi terhadap aliran dengan bilangan Reynold yang
cukup rendah bila dibandngkan dengan aliran pada pipa. Dimensi ruang yang
diperlukan untuk alat dengan luas permukaan pertukaran yang tersedia cukup
memuaskan, bila dibandingkan dengan bentuk penukar panas yang lain
(dimensi dengan diameter 42 in dan panjang 60 in dapat menyajikan panjang
permukaan pertukaran 100 ft).
Plate (frame) Heat Excanger terdiri dari lempeng standar sebagai
permukaan berlangsungnya perpindahan dan rangka penyangga dimana
susunan lempeng tersebut. Pressure drop yang terjadi pada penukar panas
lempeng relative kecil.
Permukaan PHE (Plate Heat Exchanger) bergelombang untuk
memberikan efek turbulensi terhadap aliran. Kelebihan PHE disbanding
penukar panas lain adalah mudahnya untuk melakukan perawatan
(maintenance) untuk pembersihan dan dapat digunakan untuk banyak macam
fluida (tergantung dari bahan konstruksi yang digunakan), dan mudah untuk
dilakukan modifikasi (penambahan luas permukaan perpindahan atau
merubah posisi keluar masuk fluida). Aliran dalam penukar panas dapat
berlangsung secara counter-current (berlawanan arah) ataupun searah. Antara
kedua lempeng pada PHE terdapat gasket sebagai penyekat dan juga
menyediakan ruang, yang menyerupai pada plate & frame filter press.
Gambar 2. Alat Heat Exchanger saat Praktikum
IV. PROSEDUR KERJA
1. Ditimbang wadah(ember) kosong kondensat dan mencatat beratnya.
2. Dialirkan fluida dengan harga skala 200 dan katup steamnya diputar
kurang lebih 2 putaran.
3. Ditunggu 2 menit agar temperatur aliran panas keluar dan temperatur
aliran dingin masuk stabil.
4. Dicatat temperatur fluida masuk dan fluida keluar.
5. Dilakukan percobaan untuk harga skala 300, 400, 500 dan 600.
6. Ditimbang wadah kondensat beserta dengan kondensatnya dan
mencatatnya.
7. Dilakukan lagi percobaanya dengan memutar katup steamnya kurang
lebih 1 putaran.
8. Ditutup katup steam dan katup fluida setelah percobaan selesai.

V. DATA PENGAMATAN
 Ukuran Plate : Panjang = 49,8 cm
Lebar = 12,5 cm
 Terdapat 21 plate (lempengan), dengan 10 rongga dimana 5 adalah steam
dan 5 adalah air.
 Berat wadah kosong = 0,32 Kg
 Berat wadah+semua kondensat percobaan 1 = 11,04 Kg
 Berat wadah+semua kondensat percobaan 1 = 4,16 Kg

Tabel 1. Data hasil Percobaan 1


T1 (˚C) T2 (˚C) t1 (˚C) t2 (˚C)
Laju alir Waktu Waktu
Skala Steam Steam FD FD
(ml/s) (menit) (detik)
masuk keluar masuk keluar
200 52 111,8 59 30 94 2 120
300 81 111,8 62 38 89 2 120
400 110 111,8 61 39 96 2 120
500 140 111,8 75 40 100 2 120
600 170 111,8 80 41 105 2 120

Tabel 2. Data hasil Percobaan 2


T1 (˚C) T2 (˚C) t1 (˚C) t2 (˚C)
Laju alir Waktu Waktu
Skala Steam Steam FD FD
(ml/s) (menit) (detik)
masuk keluar masuk keluar
200 52 111,6 44 44 62 2 120
300 81 111,6 49 44 69 2 120
400 110 111,6 47 43 71 2 120
500 140 111,6 47 42 73 2 120
600 170 111,6 44 43 78 2 120

VI. PERHITUNGAN
1. Percobaan Pertama
A. Menghitung Berat Kondensat
 Berat total Kond= (berat wadah+kondensat)-berat wadah kosong
= (11,04-0,32) Kg
= 10,72 Kg
 Skala 200
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
Berat Kondensat = × (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ + 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
120 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= × 10,72 𝐾𝑔
600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 2,144 𝐾𝑔
Tabel 3. Berat Kondensat
Skala Waktu (detik) Berat Kondensat (Kg)
200 120 2,144
300 120 2,144
400 120 2,144
500 120 2,144
600 120 2,144
Ʃ = 600 Ʃ = 10,72

B. Menghitung Qditerima Fluida dingin(FD)


Skala 200, mencari trata-rata untuk menentukan Cp
30+94
 trata-rata = = 62 ˚C = 335 K
2

 Cp(62 ˚C) = 4,1865 kJ/kg K


 Qditerima fluida dingin = m x Cp(62 ˚C) x (t2-t1)
= 2,144 kg x 4,1865 kJ/kg K x (367-303) K
= 574,454 kJ
Tabel 4. Suhu Untuk Cp
Suhu FD Suhu FD Suhu FD Suhu FD Suhu Untuk Cp Cp
Skala
Masuk (˚C) Keluar (˚C) Masuk (K) Keluar (K) Air (˚C) (kj/kgK)
200 30 94 303 367 62 4,1865
300 38 89 311 362 63,5 4,1871
400 39 96 312 369 67,5 4,1885
500 40 100 313 373 70 4,1894
600 41 105 314 378 73 4,1904
 Dengan cara yang sama diperoleh Qsteam Fluida Dingin untuk skala berikut,
Tabel 5. Qditerima Fluida dingin
Massa residu Cp (kj/Kg Qditerima Fluida
Skala ∆t (K)
(Kg) K) Dingin (Kj)
200 2,144 4,1865 64 574,4669
300 2,144 4,1871 51 457,8362
400 2,144 4,1885 57 511,8718
500 2,144 4,1894 60 538,9259
600 2,144 4,1904 64 574,9996

C. Menghitung Massa Steam


 M steam = V x ρ(62 ˚C)
=52ml/s x 982,12 kg/m3 x m3/103 dm3 x dm3/1L x 1L/103 ml
= 0,0511 Kg/s
Tabel 6. Massa Steam

Skala V (ml/s) ρ (kg/m3) M (Kg/s)


200 52 982,12 0,0511
300 81 981,31 0,0795
400 110 979,15 0,1077
500 140 977,8 0,1369
600 170 976,18 0,166

D. Menghitung Q yang diberikan Steam


 Hg pada suhu steam masuk, T=111,8 ˚C adalah Hg= 2693,7 kj/Kg
 Qyang diberikan steam
= Hg +Msteam x Cp x (T1-T2)
= 2693,7Kj/Kg + (0,0511 Kg/s x 4,186 Kj/Kg.K x (384,8-332) K
= 2704,989 Kj
 Dengan cara yang sama diperoleh Qditerima fluida dingin dengan skala
berikut,

Tabel 7. Qdiberikan Steam


T1, Suhu T2, Suhu
Hg Msteam Qdiberikan
Skala Cp (Kj/Kg K) Steam Steam
(Kj/Kg) (Kg/s) Steam (Kj)
Masuk (K) Keluar (K)
200 2693,7 0,0511 4,1865 384,8 332 2704,989
300 2693,7 0,0795 4,1871 384,8 335 2710,274
400 2693,7 0,1077 4,1885 384,8 334 2716,617
500 2693,7 0,1369 4,1894 384,8 348 2714,805
600 2693,7 0,166 4,1904 384,8 353 2715,814

E. Neraca Panas
Qloss + Qditerima Fluida dingin = Qdiberikan Steam
Qloss = Qdiberikan Steam - Qditerima Fluida dingin
= 2704,989 Kj – 574,466 Kj
= 2130,522 Kj
Tabel 8. Qloss
Qdiberikan Steam Qditerima Fluida
Skala Qloss (Kj)
(Kj) Dingin (Kj)
200 2704,989 574,4669 2130,522
300 2710,274 457,8362 2252,438
400 2716,617 511,8718 2204,746
500 2714,805 538,9259 2175,879
600 2715,814 574,9996 2140,814

F. Menghitung LMTD
𝜃1 − 𝜃2
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
𝜃
ln 𝜃1
2

(111,8−59)−(94−30)
= (111,8−59)
ln (94−30)

52,8 − 64
=
52,8
ln
64
= 58,221 ˚C

Tabel 9. LMTD

Skala Ɵ1 Ɵ2 ln (Ɵ1/Ɵ2) LMTD (˚C)


200 52,8 64 -0,19237 58,221
300 49,8 51 -0,02381 50,398
400 50,8 57 -0,11515 53,841
500 36,8 60 -0,48885 47,459
600 31,8 64 -0,69942 46,038

G. Menghitung Koefisien Perpindahan Panas


 Menghitung Luas Permukaan (A)
A =nxPxL
= 21 x 0,498 m x 0,125 m
= 1,307 m2
 Koefisien Perpindahan Panas (U)
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠
𝑈=
𝐴 × 𝐿𝑀𝑇𝐷
2130,522 Kj
𝑈=
1,307 m2 × 58,221 0𝐶
𝑈 = 27,99 𝐾𝑗/𝑚2 0𝐶
Tabel 10. Koefisien Perpindahan Panas

Skala Qloss (Kj) A (m2) LMTD (˚C) U (Kj/m2 ˚C)


200 2130,522 58,221 27,99
300 2252,438 50,398 34,19
400 2204,746 1,307 53,841 31,33
500 2175,879 47,459 35,07
600 2140,814 46,038 35,57

Grafik 1. Skala Vs Qloss

Skala Vs Q loss
2260

2240

2220

2200
Q loss

2180

2160

2140

2120
0 100 200 300 400 500 600 700
Skala
Grafik 2. Skala Vs LMTD

Skala Vs LMTD
60

55

50
LMTD

45

40

35

30
0 100 200 300 400 500 600 700
Skala

Grafik 3. Skala Vs Koefisien Perpindahan Panas (U)

Skala Vs U
37

35

33

31
U

29

27

25
0 100 200 300 400 500 600 700
Skala
2. Percobaan Kedua
A. Menghitung Berat Kondensat
 Berat total Kond= (berat wadah+kondensat)-berat wadah kosong
= (4,16-0,32) Kg
= 3,84 Kg
 Skala 200
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
Berat Kondensat = × (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ + 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
120 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= × 3,84 𝐾𝑔
600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,768 𝐾𝑔
Tabel 11. Berat Kondensat
Skala Waktu (detik) Berat Kondensat (Kg)
200 120 0,768
300 120 0,768
400 120 0,768
500 120 0,768
600 120 0,768
Ʃ = 600 Ʃ = 3,84

B. Menghitung Qditerima Fluida dingin(FD)


Skala 200, mencari trata-rata untuk menentukan Cp
44+62
 trata-rata = = 53 ˚C = 326 K
2

 Cp(53 ˚C) = 4,1834 kJ/kg K


 Qditerima fluida dingin = m x Cp(53 ˚C) x (t2-t1)
= 0,768 kg x 4,183 kJ/kg K x (335-317) K
= 57,831 kJ
Tabel 12. Suhu Untuk Cp
Suhu FD Suhu FD Suhu FD Suhu FD Suhu Untuk Cp Cp
Skala
Masuk (˚C) Keluar (˚C) Masuk (K) Keluar (K) Air (˚C) (kj/kgK)
200 44 62 317 335 53 4,1834
300 44 69 317 342 56,5 4,1846
400 43 71 316 344 57 4,1848
500 42 73 315 346 57,5 4,185
600 43 78 316 351 60,5 4,186

 Dengan cara yang sama diperoleh Qsteam Fluida Dingin untuk skala berikut,
Tabel 13. Qditerima Fluida dingin
Massa residu Cp (kj/Kg Qditerima Fluida
Skala ∆t (K)
(Kg) K) Dingin (Kj)
200 0,768 4,1834 18 57,831
300 0,768 4,1846 25 80,345
400 0,768 4,1848 28 89,990
500 0,768 4,185 31 99,636
600 0,768 4,186 35 112,52

C. Menghitung Massa Steam


 M steam = V x ρ(18 ˚C)
=52ml/s x 57,831 kg/m3 x m3/103 dm3 x dm3/1L x 1L/103 ml
= 0,003007 Kg/s
Tabel 14. Massa Steam

Skala V (ml/s) ρ (kg/m3) M (Kg/s)


200 52 986,98 0,003007
300 81 985,09 0,006508
400 110 984,82 0,009899
500 140 984,55 0,013949
600 170 982,93 0,019129

D. Menghitung Q yang diberikan Steam


 Hg pada suhu steam masuk, T=111,6 ˚C adalah Hg= 2534 kj/Kg
 Qyang diberikan steam
= Hg +Msteam x Cp x (T1-T2)
= 2534 Kj/Kg + (0,003007Kg/s x 4,183 Kj/Kg.K x (384,6-317) K
= 2693,626 Kj
 Dengan cara yang sama diperoleh Qditerima fluida dingin dengan skala
berikut,

Tabel 15. Qdiberikan Steam


T1, Suhu T2, Suhu
Hg Msteam Qdiberikan
Skala Cp (Kj/Kg K) Steam Steam
(Kj/Kg) (Kg/s) Steam (Kj)
Masuk (K) Keluar (K)
200 2534 0,003007 4,1834 384,6 317 2693,626
300 2534 0,006508 4,1846 384,6 322 2694,081
400 2534 0,009899 4,1848 384,6 320 2694,56
500 2534 0,013949 4,185 384,6 320 2695,21
600 2534 0,019129 4,186 384,6 317 2696,203

E. Neraca Panas
Qloss + Qditerima Fluida dingin = Qdiberikan Steam
Qloss = Qdiberikan Steam - Qditerima Fluida dingin
= 2693,626 Kj – 57,831Kj
= 2635,795 Kj
Tabel 16. Qloss
Qdiberikan Steam Qditerima Fluida
Skala Qloss (Kj)
(Kj) Dingin (Kj)
200 2693,626 57,831 2635,795
300 2694,081 80,345 2613,736
400 2694,56 89,990 2604,569
500 2695,21 99,636 2595,573
600 2696,203 112,52 2583,681

F. Menghitung LMTD
𝜃1 − 𝜃2
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
𝜃
ln 𝜃1
2

(111,6−44)−(62−44)
= (111,6−44)
ln (62−44)
67,6 − 18
=
67,6
ln 18

= 37,483 ˚C

Tabel 17. LMTD

Skala Ɵ1 Ɵ2 ln (Ɵ1/Ɵ2) LMTD (˚C)


200 67,6 18 1,3232 37,483
300 62,6 25 0,9179 40,963
400 64,6 28 0,836 43,779
500 64,6 31 0,7342 45,762
600 67,6 35 0,6583 49,524

G. Menghitung Koefisien Perpindahan Panas


 Menghitung Luas Permukaan (A)
A =nxPxL
= 21 x 0,498 m x 0,125 m
= 1,307 m2
 Koefisien Perpindahan Panas (U)
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠
𝑈=
𝐴 × 𝐿𝑀𝑇𝐷
2635,795 Kj
𝑈=
1,307 m2 × 37,483 0𝐶
𝑈 = 53,80 𝐾𝑗/𝑚2 0𝐶
Tabel 18. Koefisien Perpindahan Panas

Skala Qloss (Kj) A (m2) LMTD (˚C) U (Kj/m2 ˚C)


200 2635,795 37,483 53,80
300 2613,736 40,963 48,81
400 2604,569 1,307 43,779 45,51
500 2595,573 45,762 43,39
600 2583,681 49,524 39,91
Grafik 4. Skala Vs Qloss

Skala Vs Q Loss
2640

2630

2620
Q LOSS

2610

2600

2590

2580
0 100 200 300 400 500 600 700
Skala

Grafik 5. Skala Vs LMTD

Skala Vs LMTD
55

50

45
LMTD

40

35

30
0 100 200 300 400 500 600 700
skala
Grafik 6. Skala Vs Koefisien Perpindahan Panas (U)

Skala Vs U
55

50

45
U

40

35

30
0 100 200 300 400 500 600 700
Skala
VII. PEMBAHASAN
Yuliana Rahmawati Dewi (33116037)
Pada dasarnya terdapat tiga mekanisme perpindahan panas, yaitu
konduksi dimana perpindahan panas terjadi karena adanya perpindahan
molekul, konveksi dimana perpindahan panas terjadi karena adanya
perpindahan zat (fluida), dan radiasi dimana perpindahan panas melalui
pancaran gelombang elektromagnetik. Alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah Plate Heat Exchanger (PHE).
Plate Heat Exchanger adalah suatu media pertukaran panas yang
terdiri dari Pelat (plate) dan Rangka (frame). Dalam Plate Heat Exchanger,
pelat disusun dengan susunan tertentu, sehingga terbentuk dua jalur yang
disebut dengan Hot Side dan Cold Side. Hot Side dialiri dengan cairan
dengan suhu relatif lebih panas dan Cold Side dialiri dengan cairan dengan
suhu relative lebih dingin.
Pada Plate Heat Exchanger (PHE) terjadi perpindahan panas secara
konduksi antara plate. Panas plate bersumber dari fluida panas yang di
suplai ke dalam plate, lalu terjadi transfer panas antara plate. Perpindahan
panas konveksi terjadi antara fluida panas dan fluida dingin yang terdapat
dalam plate. Sedangkan perpindahan panas radiasi terjadi saat dinding plate
men-transfer panas ke udara.
Pada percobaan ini, dilakukan variasi pada laju alir dengan skala
600-200. Kemudian membaca suhu T1, T2, t1 dan t2 pada masing-masing
termometer. Maka dengan data tersebut dapat di hitung massa fluida dingin,
massa fluida panas (steam), LMTD, dan koefisien perpindahan panas
menyeluruh.
Adapun hasil koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) yaitu:
Percobaan 1

Skala Qloss (Kj) A (m2) LMTD (˚C) U (Kj/m2 ˚C)


200 2130,522 1,307 58,221 27,99
300 2252,438 50,398 34,19
400 2204,746 53,841 31,33
500 2175,879 47,459 35,07
600 2140,814 46,038 35,57

Percobaan 2

Skala Qloss (Kj) A (m2) LMTD (˚C) U (Kj/m2 ˚C)


200 2635,795 37,483 53,80
300 2613,736 40,963 48,81
400 2604,569 1,307 43,779 45,51
500 2595,573 45,762 43,39
600 2583,681 49,524 39,91

Berdasarkan data percobaan 1, dapat diamati nilai U mengalami


kenaikan dan penurunan pada tiap percobaan dan untuk percobaan 2, nilai U
mengalami penurunan. Dari percobaan tersebut dapat dibandingkan bahwa
nilai U dan Q loss yang diperoleh pada percobaan 2 berbanding lurus, hal itu
sesuai dengan teori yang ada. Sedangkan pada percobaan 1, nilai U dan Q
loss yang diperoleh tidak sesuai dengan teori yang ada. Melalui nilai LMTD
dapat juga diketahui bahwa, semakin kecil LMTD yang diperoleh maka laju
alir fluida juga akan semakin kecil (berbanding lurus). Hal ini tidak sesuai
dengan hasil pada percobaan 1. Namun pada percobaan 2, hasil teori LMTD
berbanding lurus dengan laju alir fluida.
ANDI NURWAQIAH IRADEWI (331 16 021)
Pada dasarnya terdapat tiga mekanisme perpindahan panas, yaitu
konduksi dimana perpindahan panas terjadi karena adanya perpindahan
molekul, konveksi dimana perpindahan panas terjadi karena adanya
perpindahan zat (fluida), dan radiasi dimana perpindahan panas melalui
pancaran gelombang elektromagnetik. Alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah Plate Heat Exchanger (PHE)
Perpindahan panas konduksi pada PHE terjadi antara plate. Panas
plate bersumber dari fluida panas yang di suplai ke dalam plate, lalu terjadi
transfer panas antara plate. Perpindahan panas konveksi terjadi antara fluida
panas dan fluida dingin yang terdapat dalam plate. Sedangkan perpindahan
panas radiasi terjadi saat dinding plate men-transfer panas ke udara.
Pada praktikum ini bertujuan untuk memahami prinsip kerja alat
penukar panas lempeng (plate HE), mengetahui karakteristik alat penukar
panas dengan menghitung koefisien perpindahan panas
keseluruhan.sehingga diperlukan data yang diambil setiap 15 menit dengan
skala dari 200 sampai dengan 600, pengambilan data skala berdasarkan suhu.
Apabila aliran air pendingin mencapai titik didinya maka proses
pengambilan data telah selesai.
Prinsip kerja plate heat exchanger yaitu produk akan dipanaskan dan
masuk kedalam suatu larutan yang kemudian akan mengalir pada sebuah
pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan adanya medium pemanas yang
mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya. Dimana pelat yang telah
tersusun ini akan secara bergantian mengalirkan produk dan medium
pemanas. Pelat yang dialiri produk tidak akan dialiri oleh komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas melintas
diantara setiap plate genap sementara cairan dingin pada bagian puncak
head dialirkan turun diantara plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan
medium pemanas di dalam pelat biasanya berbeda atau boleh dikatakan
mengalir secara berlawanan.
Pada umumnya produk akan masuk melalui saluran atas dan
mengalir kebawah melewati pelat, sehingga aliran keluaran produk akan
berada dibawah, sedangkan medium pemanas akan masuk melalui saluran
yang berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui saluran bawah dan
mengalir ke atas melewati pelat, sehingga aliran pengeluaran medium
pemanas akan berada diatas. Arah aliran yang berlawanan ini dimaksudkan
agar proses pemanasan dapat lebih cepat berlangsung. Produk yang
mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium pemanas dengan arah
aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat memanas karena tertekan
oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah menjadi
panas dan medium yang telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir
keluar. Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam
tergantung dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun
paralel. Pada rangkaian seri produk yang masuk dan keluar akan melewati
ports pada bagian front head yang sama. Sedangkan pada rangkaian paralel
produk dan medium pemanas akan masuk dan keluar melewati bagian yang
berbeda, yaitu masuk melewati ports pada bagian front head dan keluar
melalui ports pada bagian belakangnya.
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diamati bahwa nilai U terus
menurun pada tiap percobaan. Hal ini terjadi dikarenakan nilai koefisien
perpindahan panas overall (U) berbanding lurus dengan nilai panas yang
diberikan (Q).
Rismawati (33116038)

Pada percobaan ini digunakan salah satu alat Heat Exchanger (HE),
yaitu jenis Plate. Perpindahan panas pada HE terjadi secara tidak langsung,
karena perpindahan panas terjadi melalui perantara berupa plat logam.
Panas berpindah pada fluida yang mengalir dalam Plate Heat Exchanger
karena memiliki suhu yang berbeda. Mekanisme perpindahan panas terjadi
dari bagian yang bersuhu lebih tinggi ke bagian yang bersuhu lebih rendah
didalam Plate Heat Exchanger dengan cara konduksi dan konveksi.
Perpindahan panas secara konduksi terjadi dalam suatu medium
padat, cair, atau gas. Di dalam Plate Heat Exchanger perpindahan panas
secara konduksi terjadi pada pelat logam. Panasnya mengalir dari daerah
yang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur rendah. Sedangkan
perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya gerakan atau
aliran bagian panas ke bagian yang dingin. Konveksi terjadi pada fluida
yang bergerak dalam Plate Heat Exchanger sehingga panas dalam fluida
dapat berpindah.
Pada percobaan ini akan ditentukan koefisien perpindahan panas
menyeluruh, dengan memvariasikan laju alir dari fluida dingin yang masuk
yaitu pada skala 600, 500, 400, 300, dan 200,. Laju alir yang mengalir
mempengaruhi besarnya nilai kalor yang terpindahkan. Semakin besar laju
alir akan menghasilkan ∆t yang besar. Sedangkan semakin besar kalor yang
terpindahkan maka semakin besar nilai koefisien perpindahan kalor
keseluruhan. LMTD digunakan untuk menentukan suhu yang untuk
perpindahan panas dalam sistem aliran, semakin besar LMTD maka
semakin banyak panas yang ditransfer. Dalam percobaan LMTD yang
diperoleh semakin besar ketika perbedaan ∆t antara suhu air panas dan
air dingin semakin besar pula.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien perpindahan
panas keseluruhan (U) dan besar nilai koefisien perpindahan panas yang
didapatkan berbanding terbalik dengan laju alir fluida. Dimana semakin
tinggi laju alir fluida, semakin kecil pula nilai koefisien perpindahan panas
keseluruhan (U). Hal ini terbalik dengan teori yaitu semakin tinggi laju alir
fluida, semakin tinggi pula nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan
(U). dikarenakan nilai koefisien kalor berbading lurus dengan nilai H dan
laju alir massa. Artinya semakin banyak massa yang dikontak/menyentuh
plat, akan semakin banyak kalor yang diserap. Selain itu, didapatkan juga
jumlah panas yang hilang (QLoss) yang nilainya dipengaruhi oleh laju alir air
pendingin, dimana semakin tinggi laju alir pendingin maka semakin banyak
pula panas yang hilang. Hal ini disebabkan karena pengaruh laju air
pendingin terhadap waktu kontaknya dengan fluida panas (steam).
Hal lain yang dapat diamati pada pratikum ini adalah perubahan suhu
pada setiap perbedaan laju alir, semakin besar laju alir air dingin semakin
kecil suhu keluaran pada laju alir air panas. Hal ini sesuai dasar teori bahwa
suhu akan mengalir ke benda yang memilki suhu lebih rendah, dan dalam
hal ini pun dapat disimpulkan bahwa semakin banyak massa laju alir
air dingin yang kontak akan semakin banyak kalor yang perpindah.
Berdasarkan hasil percobaan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
ketika menggunakan Plate HE sebagai alat penukar panas, yakni adanya
kalor yang berpindah kelingkungan, laju alir fluid, luas permukaan plate,
suhu fluida yang diumpankan baik fluida panas ataupun fluida dingin, serta
sifat dari fluidanya itu sendiri.
RIDHA ILAHI (33116039)

Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan


panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa
berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Pertukaran panas
terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact).
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Heat Exchanger Plate.
Perpindahann panas konduksi pada HE Plate terjadi antara plate. Panas
plate bersumber dari fluida panas yang di suplai ke dalam plate, lalu
terjadi transfer panas antara plate. perpindahan panas konveksi terjadi
antara fluida panas dan fluida dingin yang terdapat dalam plate. sedangkan
perpindahan panas radiasi terjadi saat dinding plate men-transfer panas ke
udara.
HE Plate terdiri dari beberapa rangkaian alat seperti, thermometer,
valve, plate, pipe, isolator, dan steam trap. Kegunaan steam trap adalah
untuk menangkap dan menkondensasikan sisa uap yang tidak
menkondensasi setelah proses transfer panas. Steam trap ini diharapkan
dapat mengkondensasikan semua sisa uap sehingga keluaranya semua
dalam bentuk cair.
Berdasarkan data praktikum yang diperoleh dilakukan perhitungan
terhadap Qditerima Fluida dingin(FD), Q yang diberikan Steam dan
Koefisien Perpindahan Panas. Pada praktikum ini dilakukan dua percobaan.
Percobaan pertama dilakukan variasi skala yaitu 200, 300, 400, 500, dan
600 denga suhu steam masuk 111,8oC. untuk percobaan kedua juga
dilakukan variasi skala seperti pada percobaan pertama, tetapi suhu steam
masuk yang digunakan adalah 111,6oC. Dilihat dari data yang diperoleh,
suhu steam keluar pada percobaan pertama lebih besar dibandingkan suhu
steam keluar pada percobaan kedua.
Untuk hasil perhitungan yang diperoleh pada percobaan 1, terhadap
nilai Qditerima fluida dingin dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1 : Tabel 2 :

Qditerima Fluida Qdiberikan


Skala Skala
Dingin (Kj) Steam (Kj)
200 574,4669 200 2704,989
300 457,8362 300 2710,274
400 511,8718 400 2716,617
500 538,9259 500 2714,805
600 574,9996 600 2715,814

Pada tabel 1, dapat dilihat Qditerima fluida pada setiap skala berbeda. Tidak
menunjukkan adanya peningkatan atau penurunan pada skala yang lebih tinggi
maupun yang lebih rendah. Namun untuk nilai Qditerima fluida dingin terbesar
terdapat pada skala 600 sebesar 574,9996 Kj. Sedangkan untuk nilai perhitungan
Q diberikan steam pada tabel 2 juga menunjukkan hal yang sama seperti pada
tabel 1 nilai Q yang diperoleh tidak menunjukkan adanya peningkatan untuk
setiap besara skala. Qdiberikan steam terbesar terdapat pada skala 400 yaitu
2716,617 Kj. Dan nilai koefisien perpindahan panas yang diperoleh :
Tabel 3 :

Skala U (Kj/m2 ˚C)


200 27,99
300 34,19
400 31,33
500 35,07
600 35,57

Dilihat dari yang diperoleh nilai U yang diperoleh dari skala 200-600
semakin meningkat.

Pada percobaan 2 dengan suhu steam masuk 111,6oC terhadap nilai


Qditerima fluida dingin dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4 : Tabel 5 :
Qditerima Fluida Qdiberikan Steam
Skala Skala
Dingin (Kj) (Kj)
200 57,831 200 2693,626
300 80,345 300 2694,081
400 89,990 400 2694,56
500 99,636 500 2695,21

600 112,52 600 2696,203

Pada tabel 4, dapat dilihat Qditerima fluida dingin dari setiap skala
semakin meningkat. Begitupula untuk nilai perhitungan Qdiberikan steam pada
tabel5 juga menunjukkan hal yang sama seperti pada tabel 4, nilai Q yang
diperoleh menunjukkan adanya peningkatan untuk setiap skala. Dan nilai
koefisien perpindahan panas yang diperoleh :
Tabel 6 :

Skala U (Kj/m2 ˚C)


200 53,80
300 48,81
400 45,51
500 43,39
600 39,91

Berdasarkan data diatas, dapat diamati bahwa nilai U terus menurun.


Hal ini terjadi dikarenakan nilai koefisien perpindahan panas overall (U)
berbanding lurus dengan nilai panas yang diberikan (Q).
MIRNAWATI JAFAR DM (331 16 041)
Pada percobaan Heat Plate Exchanger terjadi pertukaran panas yang
didasarkan pada permukaan lempeng yang berbentuk datar/lempengan.
Permukaan Plate Heat Exchanger bergelombang untuk memberikan efek
turbulensi terhadap cairan . dalam praktek dilakukan pengukuran suhu baik
pada flluida panas maupun pada fluida dingin dengan variasi laju alir yang
berbeda.
Berdasarkan teori jumlah massa steam yang di hitung harus sama
dengan massa steam pada kondensat akan pada percobaan yang kami lakukan
massa steam yang dihitung sama dengan massa steam yang di dapat pada
kondensat. Pada percobaan 1 didapat berat kondensat 10,72 kg dengan
koefisien perpindahan panas 27,99 Kj/m2 °C. Pada percobaan 2 didapat berat
kondensat 3,84 kg dengan kofisien perpindahan panas 53,80 Kj/m2 °C. Hal ini
telah sesuai dengan teoori dan sesaui yang diharapkan.
Andi Nurul Islamiati (33116063)

Pada praktikum ini bertujuan untuk memahami prinsip kerja alat


penukar panas lempeng (plate HE) dan untuk mengetahui karakteristik alat
penukar panas dengan menghitung LMTD pada aliran panas tetap dan
dingin tetap dan Koefisien perpindahan panas keseluruhan.
Pada HE plate terdiri dari beberapa rangkaian alat seperti
thermometer, valve, plate, pipe, isolator dan steam trap. Kegunaan steam
trap adalah untuk menangkap dan mengkondensasikan uap yang tidak
sepenuhnya terkondensasi setelah proses transfer panas. Steam trap ini
diharapkan untuk mengubah seluruh uap menjadi cair.
Pada praktikum kali ini dilakukan suatu proses penukaran panas
dengan mengunakan alat Heat Exchanger Plate. Pada dasarnya prinsip kerja
dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari dua fluida pada
temperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung
ataupun tidak langsung. Dari tipe-tipe Heat Exchanger yang ada, tipe Heat
Exchanger Plate dianggap paling efisien dengan membandingkan laju
perpindahan kalor per unit area, dengan beda temperatur fluida yang paling
maksimal di antara kedua tipe heat exchanger lainnya, maka beda
temperatur rata-rata (Log Mean Temperature Difference/LMTD) akan
maksimal. Laju alir masuk fluida dingin merupakan variabel proses pada
praktikum ini dengan variasinya antara lain 200,300,400,500, dan 600
liter/menit. Dimana dari hasil pengolaha data, diperoleh dari variasi laju alir
fluida dingin dapat dilihat bahwa seiring dengan meningkatnya laju alir
fluida dingin maka nilai LMTD dan Qloss cenderung menurun seperti yang
dapat dilihat pada grafik 1 dan 2. Sedangkan koefisien perpindahan panas
mnyeluruh (U) cenderung meningkat seperti yang dapat dilihat pada grafik 3.
Peningkatan nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh dikarenakan
semakin besar laju alir fluida dingin yang masuk maka semakin banyak pula
massa fluida dingin yang mengalami proses perpindahan panas sehingga
semakin banyak kalor yang terserap. akan tetapi, dengan meningkatnya laju
alir maka waktu tinggal fluida dingin dalam alat penukar panas relative
sedikit sehingga menyebabkan semakin banyak panas yang hilang.
Dari hasil yang diperoleh juga dapat dilihat terjadi penyimpangan
pada titik laju alir fluida dingin, hal ini terajdi karena pada saat proses
berlangsung alat sensor/indikator suhu fluida panas yang masuk kurang
peka terhadap keadaan yang sebenarnya sehingga fluida panas masuk ke
dalam proses secara berlebihan.

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1. Plate Heat Exchanger adalah suatu media pertukaran panas yang terdiri dari
Pelat (plate) dan Rangka (frame).
2. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai koefien perpindahan panas yaitu :
Percobaan 1

Skala Qloss (Kj) A (m2) LMTD (˚C) U (Kj/m2 ˚C)


200 2130,522 58,221 27,99
300 2252,438 50,398 34,19
400 2204,746 1,307 53,841 31,33
500 2175,879 47,459 35,07
600 2140,814 46,038 35,57

Percobaan 2

Skala Qloss (Kj) A (m2) LMTD (˚C) U (Kj/m2 ˚C)


200 2635,795 37,483 53,80
300 2613,736 40,963 48,81
400 2604,569 1,307 43,779 45,51
500 2595,573 45,762 43,39
600 2583,681 49,524 39,91
DAFTAR PUSTAKA
 Midia, Kiki Riski, dkk. 2015. Diakses pada tanggal 19 Desember 2018.
https://dokumen.tips/documents/laporan-he.html
 Ihsan. 2016. Diakses pada tanggal 19 Desember 2018.
https://www.scribd.com/document/331680683/Laporan-HE-Plate
 Bachtiar, Wahyuni. 2016. Diakses pada tanggal 19 Desember 2018.
https://www.academia.edu/30081055/PLAT_HEAT_EXCHANGER.docx
 Safitri, Andi Fitra, dkk. 2016. Diakses pada tanggal 19 Desember 2018.
https://edoc.site/laporan-heat-exchanger-pdf-free.html
 HS, Afriani, dkk. 2017. Diakses pada tanggal 19 Desember 2018.
https://semuanyaadasaja.blogspot.com/2017/05/laporan-praktikum-proses-
teknik-kimia.html

Anda mungkin juga menyukai