BAB II Gadar Trauma Tajam Abdomen
BAB II Gadar Trauma Tajam Abdomen
PEMBAHASAN
A. Anatomi Abdomen
Abdomen merupakan bagian tubuh yang terletak di antara toraks dan
pelvis. Rongga abdomen yang sebenarnya dipisahkan dari rongga toraks di
sebelah atas oleh diafragma dan dari rongga pelvis di sebelah bawah oleh suatu
bidang miring yang disebut pintu atas panggul. Dapat dikatakan bahwa pelvis
termasuk bagian dari abdomen, dan rongga abdomen meliputi juga rongga
pelvis. Rongga abdomen meluas ke atas sampai mencapai rongga toraks
setinggi sela iga kelima. Jadi sebagian rongga abdomen terletak atau dilindungi
oleh dinding toraks. Sebagian dari hepar, gaster dan lien terterdapat di
dalamnya.
Rongga abdomen atau cavitas abdominis berisi sebagian besar organ
sistem digestivus, sebagian organ urinarium, sistem genitalia, lien, glandula
suprarenalis, dan plexus nervorum. Juga berisi peritoneum yang merupakan
membrane serosa dari sistem digestivus. Kadang-kadang ada organ sistem
digestivus yang sebagian atau sementara terletak di dalam rongga pelvis,
misalnya ileum dan sebaliknya kadang-kadang organ genitalia terdapat di
dalam rongga abdomen, misalnya uterus yang membesar.
Untuk menentukan lokalisasi yang lebih teliti dari rasa nyeri, pembengkakan
atau letak suatu organ, maka abdomen dibagi menjadi sembilan region oleh dua
bidang horizontal yaitu bidang subcostalis dan bidang transtubercularis serta
dua bidang vertikal yang melalui linea midklavikularis kanan dan kiri.
Regio abdomen tersebut adalah:
Atas: hipokondrium
Kanan-epigastrium-hipokondrium kiri
Tengah: lateralis kanan-umbilikalis-lateralis kiri
Bawah: inguinal kanan-hipokondrium-inguinal kiri
Gambar 2.1. Topografi Abdomen
B. Trauma Abdomen
1. Pendahuluan
Trauma abdomen didefinisikan sebagai cedera yang terjadi anterior
dari garis puting ke lipatan inguinal dan posterior dari ujung skapula ke
lipatan gluteal. Gerakan pernapasan diafragma memperlihatkan isi
intraabdomen yang cedera, pada pandangan pertama, tampaknya terisolasi
ke dada. Cedera perut traumatik diklasifikasikan lebih lanjut sebagai
intraperitoneal atau retroperitoneal. Cedera intraperitoneal lebih terarah
untuk didiagnosis dengan pemeriksaan fisik. Dalam cedera ini, baik sistem
nyeri parietal dan visceral terpengaruh. Reseptor nyeri parietal
menyebabkan nyeri lokal, seperti cedera hati atau limpa. Reseptor nyeri
viseral klasik menyebabkan nyeri tumpul yang tidak terlokalisasi umumnya
terkait dengan hemoperitoneum atau cedera viskus berongga. Cedera
intraperitoneal dapat hadir sebagai nyeri alih ke bahu, skapula, panggul,
toraks, dan punggung. Cedera retroperitoneal sering kurang bisa ditemukan
dengan diagnosis fisik. Sejumlah besar darah dapat terakumulasi dalam
ruang retroperitoneal tanpa menyebabkan temuan fisik yang jelas.
Ekstensi Abdomen