Anda di halaman 1dari 22

HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN, KONSEP ELASTIS dalam EKONOMI, MACAM-MACAM BIAYA

dan PENDAPATAN, STRUKTUR PASAR dan PENGERTIAN dan JENIS-JENIS UANG

Hukum permintaan dan Penawaran, Meliputi faktor2 yang mempengaruhi, harga keseimbangan, faktor2
yg bisa mengeser kurva penawaran dan permintaan.

Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan
membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi
perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu
sama lain.

A. Pengertian/Arti Definisi Permintaan dan Penawaran

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.
Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga
dan waktu tertentu.

Contoh permintaan adalah di pasar kebayoran lama yang bertindak sebagai permintaan adalah pembeli
sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka
keduanya akan sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari tawar-menawar
yang alot.

B. Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran

Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli
akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin
sedikit dan sebaliknya.

Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang
ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki
terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang
dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa
menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya
mahal.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)

1. Perilaku konsumen / selera konsumen


Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang
mungkin blackberry sudah dianggap kuno.

2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap

Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun
permintaannya.

3. Pendapatan/penghasilan konsumen

Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi
jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya
agar jarang beli.

4. Perkiraan harga di masa depan

Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika
harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.

5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen

Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan
puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya
akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran (Suply)

1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih
sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan
produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya
produksi sehingga memicu penurunan harga.

2. Tujuan Perusahaan

Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual
produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin
produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat
keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.

3. Pajak

Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih
sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap

Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang
beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun
dikurangi.

5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan

Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan
memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga
naik akibat berbagai faktor.

b. factor – faktor yang bisa menggeser kurva penawaran dan permintaan

Kurva Permintaan dan Fungsi Permintaan

Kurve permintaan adalah suatu kurve yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang
dan jumlah barang tersebut yang diminta oleh para pembeli.

Kurve permintaan dibuat berdasarkan data riel di masyarakat tentang jumlah permintaan suatu barang
pada berbagai tingkat harga, yang disajikan dalam bentuk tabel.

Permintaan seseorang atau suatu masyarakat akan suatu barang ditentukan

oleh banyak faktor.

Diantara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah :

• Harga barang itu sendiri, Harga barang-barang lain yang bersifat substitutif terhadap barang tersebut

• Pendapatan rumah-tangga atau pendapatan masyarakat

• Selera seseorang atau masyarakat

• Jumlah penduduk.

Fungsi permintaan ( demand function) adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah
permintaan suatu barang dan semua faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan seperti yang telah disebutkan diatas, maka
dapat disusun fungsi permintaan umum, sebagai berikut :

Qd = f ( Pq, Ps.i, Y, S, D), di mana :

Qd = jumlah barang yang diminta

Pq = harga barang itu sendiri

Ps.i = harga barang-barang substitusi ( i = 1,2,…,n)


Y = pendapatan

S = selera

D = jumlah penduduk.

Pengaruh Faktor-Faktor Selain Harga Barang Itu Sendiri Terhadap Permintaan

Perubahan permintaan suatu barang yang dipengaruhi oleh faktor-faktor selain harga barang itu sendiri,
akan ditunjukkan oleh pergeseran kurve permintaan ke kiri atau ke kanan. Pergeseran ke kiri
menunjukkan penurunan jumlah permintaan, sedangkan pergeseran ke kanan menunjukkan
peningkatan jumlah permintaan.

KONSEP ELASTIS DALAM EKONOMI

Pengertian Elastisitas

Salah satu pokok bahasan yang palin penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas.
Pemahaman dari elastisitas harga dari permitaan Dan penawaran membantu para ahli ekonomi untuk
menjawab suatu pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan Dan penawaran, jika ada
perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi
kurva demand Dan kurva supply beubah? Dan berapa besar pengaruhnya?

Untuk menjawab ini pakailah konsep elastisitas.

Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari
julah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.

1. Elastisitas Permintaan

Elastisitas harga permintaanadalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat
kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang
mempengaruhi.

Dalam hal ini pada dasrnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas
permintaan, yahitu :

1. elastisitas harga permintaan

2. elastisitas silang

3. elastisitas pendapatan
2. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)

Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan
harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan
jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum
permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.

Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati
bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar
dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :

1. Tidak elastisitas (in elastic)

2. Unitari (unity) dan

3. Elastis (elastic)

Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :

Δ Q ΔP Δ Q P

Eh : atau Eh = X

Q P ΔP Q

Dimana :

Eh adalah elastisitas harga permintaan

Q adalah Jumlah barang yang diminta

P adalah harga barang tersebut

Δ adalah delta atau tanda perubahan.

Hasil akhir dari elastisitas tersebut memberikan 3 kategori :

1. Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barnag
yang diminta (Δ Q), sisebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah
besar dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ Q].

2. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan
jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar
koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45
derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].
3. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang
yang diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya
lebih kecil dari satu (Eh % Δ Q].

Pembagian kedalam tiga kategori tersebut disebabkan karena perbedaan total penerimaan (Total
Renenue)nya sebagai akibat perubahan harga masing-masing kategori.

Pada suatu kurva permintaan akan terdapat ketiga keadan tersebut, tergantung dititik mana
mengjkurnya. Pada harga tinggi, elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada harga yang rendah
elastisitasnya kurang dari satu atau tidak elastis (in elastic), sedangkan titik tengah dari kurva permintaan
mempunya elastisitas sama dengan satu atau unity (unitari),

Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan,
yaitu :

1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi
dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap
harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu
gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh
=ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang
jumlah permintaan dapat lebih banyak.

2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling
rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga
adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak,
besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak
akan mengurangi jumlah permintaannya.

Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut,

Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini
dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika
mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :

1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar

2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut

3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen


4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu
penggunaan barang tersebut.

5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang

Elastisitas akan besar bilamana :

1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik

2. harga relatif tinggi

3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain

Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :

1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain

2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.

3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut
sangat dibutuhkan.

3 Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)

Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi
juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.

Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan
dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)

Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka
elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan
persentase perubahan harga dari barang Y

Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang
lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan
mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.

Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah
positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap
daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :

ΔQx Py

Es = ——- x ——- > 0 Substitusi

Δ Px Qx

Δ Qy Px

Es = ——- x ——- 1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari
pendapatan terhadap barang.

Jika pendapatan naik; jika Em 1)

(b) In Elastis (Es 0 Substitusi

Δ Px Qx

Δ Qy Px

Es = ——- x ——- 1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari
pendapatan terhadap barang.

Jika pendapatan naik; jika Em 1)

(b) In Elastis (Es < 1),

(c) Unity (Es = 1).

(d) Elastis Sempurna (Es = ~ );

(e) In Elastis Sempurna (Es = 0).3.3.1. Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu

Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli ekonomi
membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan
ditawarkan dengan perobahan harga tersebut.

Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan
harga, semakin besar elastisitas penawaran.

Adapun tiga waktu tersebut adalah :


(1) tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu yang sangat pendek,
dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada di
pasar, kurva penawaran in elastis sempurna.

Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a.

The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk
memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar
bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk
kurva penawaran Unity.

The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk
kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk pengembangan
perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva
penawarannya lebih elastis,

3.2. Cara Menghitung Elastisitas Permintaan

Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu :

(1) Elastisitas Titik (Point elasticity)

Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang diminta relatif
sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan,

(1) Elastisitas Busur (Art Elastisity)

Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar.

Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk :

1. Elastisitas Jarak.

Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B
tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A.
1. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point;

Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah dimulai dari titik A ke
titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode
perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak (a).

3.3.1. Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu

Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli ekonomi
membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan
ditawarkan dengan perobahan harga tersebut.

Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan
harga, semakin besar elastisitas penawaran.

Adapun tiga waktu tersebut adalah :

(1) tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu yang sangat pendek,
dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada di
pasar, kurva penawaran in elastis sempurna.

Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a.

The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk
memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar
bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk
kurva penawaran Unity.

The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk
kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk pengembangan
perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva
penawarannya lebih elastis,

3.2. Cara Menghitung Elastisitas Permintaan

Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu :

(1) Elastisitas Titik (Point elasticity)


Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang dminta relatif
sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan,

(1) Elastisitas Busur (Art Elastisity)

Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar.

Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk :

a. Elastisitas Jarak.

Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B
tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A.

a. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point;

Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah dimulai dari titik A ke
titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode
perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak (a).

3.2. Elastisitas dan Penerimaan

Elastisitas berhubungan dengan reaksi jumlah barang terhadap perubahan harga, pada suatu kurva
permintaan atau penawaran tertentu.

Elastisitas perlu diketahui oleh penjual sebab; jika jumlah barang besar reaksinya terhadap perubahan
harga, maka suatu penurunan harga akan menaikkan jumlah pengeluaran konsumen untuk barang
tersebut, berarti juga menaikkan penghasilan.

Jika jumlah barang tidak ada atau kecil reaksinya terhadap perubahan harga, maka penurunan harga
hanya akan menurunkan jumlah penghasilan yang diterima penjual dari penjualan barang tersebut.

Bagi penjual yang penting adalah hubungan antara perubahan harga, elastisitas dan jumlah penerimaan
penjual, jika kuantitas dikalikan dengan harga per unit, maka akan menghasilkan jumlah penerimaan,
karena total penerimaan dari penjualan dalam suatu pasar adalah sama dengan harga produk kali
dengan harga barang yang dijual (TR = P x Q).

Koefisien dari elastisitas permintaan dapat dipakai untuk meramalkan apa yang akan terjadi terhadap
total penerimaan dari penjualan; apa yang akan terjadi dengan total pengeluaran konsumen bila harga
berobah.
Sepanjang kurva permintaan, Harga dan Quantitas barang akan selalu bergerak berlawanan arah, suatu
penurunan harga (p) akan memberikan total penerimaan yang lebih rendah dan suatu kenaikkan
kuantitas (Q) akan menaikkan total penerimaan (TR).

Apa yang sesungguhnya terjadi terhadap Total Penerimaan, tergantung kepada reaksi permintaan
terhadap perobahan harga barang.

Pada permintaan yang elastis, maka penurunan harga mengakibatkan persentase kenaikkan kuantitas
yang dijual melebihi persentase turunnya harga, sehingga akan menyebabkan kenaikkan jumlah
penerimaan.

Pada permintaan yang in elastis, maka suatu penurunan harga akan memberikan kenaikkan kuantitas
yang terjual relatif lebih kecil daripada penurunan harga, sehingga jumlah penerimaan penjual menjadi
turun.

Pada permintaan yang unitari, maka persentase kenaikan kuantitas akan sama dengan persentase harga,
dan jumlah penerimaan penjual akan tetap tidak berubah jika terjadi kenaikkan harga dan sebaliknya.

Oleh karena itu, seorang penjual yang akan merubah harga harus memperhatikan elastisitas permintaan
setiap tingkat harga tersebut.

Jadi berobahnya total penerimaan (TR) dapat memberikan cara yang cepat, untuk meneliti apakah suatu
titik berada pada titik elastis, in elastis dan unitari, dengan cara :a) Bilamana P diturunkan dan TR
menurun pula, maka permintaan adalah inelastis, atau jika P dan TR bergerak arah yang sama, maka Eh
1;

c) Bilamana P dinaikkan atau diturunkan, sedangkan TR sama saja, maka permintaan bersifat elastis
kesatuan (unity) atau jika TR tidak berobah, ketika P berobah, maka Eh = 1.

Jadi ada dua cara untuk menentukan apakah permintaan tersebut adalah Elastis, In elastis atau Unity,
yaitu cara :

1) Metode Perhitungan Koefisien Elastisitas harga dari permintaan yang diperoleh dari informasi P dan Q.

Observasi apa yang akan terjadi terhadap Total Penerimaan/Total Revanue (TR), apabila P berobah dan
pengujian total penerimaan (Total Revanue Test), tapi cara kedua ini tidak memberikan suatu nilai
koefisien.

MACAM-MACAM BIAYA

A. Biaya (Cost)
Biaya (cost) produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
faktor-faktor produksi guna memproduksi output.

Macam-macam biaya, yaitu :

1. Total Fixed Cost(ongkos total tetap) adalah jumlah ongkos yang tetap yang tidak dipengaruhi oleh
tingkat produksi.Contoh penyusutan, sewa, dsb.Biaya total (TFC) tidak tergantung pada kuantitas output
(Q),sedangkan biaya variabel total bergantung pada kuantitas output.

2. Total Variabel Cost ( ongkos variabel total ) adalah jumblah ongkos-ongkos yang dibayarkan yang
besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan.Contoh ongkos bahan mentah, tenaga kerja dan
sebagainya.

3. Total Cost (ongkos total ) adalah penjumblahan antara ongkos total tetap dengan ongkos total variabel.
TC = TFC + TVC

4. Averege Fixed Cost ( ongkos tetap rata-rata ) adalah ongkos tetap yang dibebankan untuk setiap unit
output.AFC = (TFC / Q)*QBiaya tetap rata-rata (AFC) menurun secara kontinyu sampai mendekati garis
horisontal, karena AFC = TFC/Q

5. Averege Fixed Cost (ongkos variabel rata-rata) adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap
unit output.AVC = TVC/Q

6. Averege Total Cost (onggkos total rata-rata) adalah ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit
output.ATC = TC / Q

7. Marginal Cost (ongkos marginal) adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena
bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.MC = ∆TC / ∆Q = ∆TVC / ∆Q

B. Pendapatan (Revenue)

Pendapatan atau Revenue adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan barang atau
outputnya.

Macam-macam revenue, yaitu :

1. Total Revenue (TR) adalah penerimaan total dari hasil penjualan output.TR = P*Qdimana : P = Price /
HargaQ = Quantity / Jumlah Barang

2. Average Revenue (AR) adalah penerimaan perunit dari penjualan output.AR = TR / Q = (P*Q)/Q = P
jadi, AR = P

3. Marginal Revenue (MR) adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagai akibat dari
penambahan atau pengurangan satu unit output.MR = ∆TR / ∆Q
C. Pendapatan Maksimum

Terdapat tiga pendekatan perhitungan pendapatan maksimum, yaitu :

1. Pendekatan Totalitas (totality approach)

Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC). Jika harga jual per unit
output (P) dan jumlah unit output yang terjual (Q), maka TR = P.Q. Biaya total adalah jumlah biaya tetap
(FC) ditambah biaya variable per unit(v) dikali biaya variable per unit, sehingga:π = P.Q – (FC + v.Q)

Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum
(maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin besar laba yang diperoleh. Hanya saja
sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus
diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi
permintaan efektif.

2. Pendekatan Rata-rata (average approach)

Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya
produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) kemudian laba total dihitung dari laba per unit dikali
dengan jumlah output yang terjual.π = (P – AC).Q

Dari persamaan ini, perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari
biaya rata-rata (AC). Perusahaan akan mencapai angka impas bila P sama dengan AC.Keputusan untuk
memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama
dengan AC, perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau
unit usaha harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba (π) makin besar.

3. Pendekatan Marginal (marginal approach)

Perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan marginal
(MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR = MC.

π = TR – TC

Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π(δ π /δQ) sama dengan nol dan nilainya sama
dengan nilai turunan pertama TR (δTR/ δQ atau MR) dikurangi nilai turunan pertama TC (δTC/ δQ atau
MC). Sehingga MR – MC = 0. Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh laba maksimum (atau
kerugian minimum) bila ia berproduksi pada tingkat output di mana MR = MC.

STRUKTUR PASAR
Struktur pasar adalah berbagai hal yang dapat mempengaruhi tingkah laku dan kinerja perusahaan
dalam pasar, misalnya jumlah perusahaan dalam pasar, skala produksi, jenis produksi dan sebagainya.

Suatu struktur pasar dikatakan kompetitifjiak perusahaan tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi pasar. Struktur pasar kompetitif berbeda dengan tingkah laku kompetitif, tingkah laku
kompetitif adalah kondisi dimana perusahaan harus bersaing secara aktif dengan perusahaan lain.

Struktur pasar pada prinsipnya berarti mengelompokkan produsen/perusahaan yang terdapat didalam
industri ke dalam beberapa bentuk dasar berdasarkan :

1. Jenis barang yang dihasilkan

2. Banyaknya/jumlah perusahaan dalam industri

3. Mudah tidaknya keluar masuk dalam industri

4. Peranan iklan dalam kegiatan industri (pasar).

Berdasarkan kriteria tersebut, dalam analisa ekonomi struktur pasar dibedakan menjadi 4 (empat),
yaitu :

A. Pasar Persaingan Sempurna

Adalah struktur pasar yang ditandai oleh jumlah pembeli dan penjual yang sangat banyak. Jenis pasar
persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk
yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras,
gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :

– Jumlah penjual dan pembeli banyak

– Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain

– Penjual bersifat pengambil harga (price taker)

– Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)

– Posisi tawar konsumen kuat

– Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata

– Sensitif terhadap perubahan harga

– Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar

Cirinya adalah:

• Banyak perusahaan dalam pasar

• Setiap perusahaan sebagai penerima harga (price taker)


• Bebas keluar dan amasuk dalam pasar

• Produknya bersifat homogen/identikal

• Penjual dan pembeli punya informasi mengenai pasar

Perusahaan (produsen) bertujuan memaksimumkan profit:

1. MR = MC, dilihat dari tingkat output

2. MVP = MRP = MFC, dilihat dari penggunaan input

Keuntungan/profit ekonomi adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya ekonomi
(laba/profit di atas normal).

Profit normal adalah biaya oportunitas atau normal rate of return dari sumber yang dimiliki owner yang
dipakai dalam kegiatan usaha.

Profit (?) = Economic profit = TR – TC

Profit (?) = TR – Explicit Cost – Normal Profit

Perbedaan utama antara pasar persaingan sempurna dengan pasar lain adalah bentuk kurva
permintaannya. Kurva pemintaan pada pasar persaingan sempurna berbentuk horizontal, karna
beberapa output perusahaan, harga tidak akan berubah. Dalam pasar persaingan sempurna, harga sama
dengan panerimaan rata-rata dan penerimaan marjinal.

B. Pasar Monopoli

Adalah struktur pasar yang ditandai oleh adanya seorang produsen tunggal. Pasar monopoli akan terjadi
jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsof
windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainySifat-sifat
pasar monopoli :

– Hanya terdapat satu penjual atau produsen

– Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli

– Umumnya monopoli dijalankan oleh pemerintah untuk kepentingan hajat hidup orang banyak

– Sangat sulit untuk masuk ke pasar karena peraturan undang-undang maupun butuh sumber daya yang
sulit didapat

– Hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan

– Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses

Cirinya adalah:
• Industri dengan satu perusahaan

• Sebagai penentu harga (price maker, price setter, or price seller)

• Tidak ada kemungkinan entry & exit bagi pendatang baru

• Produknya adalah diferensiasi (tidak identitikal)

• Promosi kurang diperlukan

Monopoli mempunyai slop kurva demand negatif (d = AR) dan keuntungan ekonomi maksimum dicapai
pada MR = MC, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Monopolist dapat memaksimumkan profit dengan melakukan:

• Diskriminasi harga atau menjual produk yang sama dengan harga yang berbeda pada pasar yang
berbeda (multi-market monopoly).

• Menjual produk yang sama dan harga yang sama dari pabrik yang berbeda (multi-plant monopoly).

• Perusahaan dapat menggunakan input yang sama dengan output berbeda (multi-product monopoly)

Limit pricing adalah cara penentuan harga di bawah biaya rata-rata minimum suatu perusahaan agar
perusahaan yang akan memasuki suatu industri menjadi takut.

Tambahan :

– Monopsoni adalah kebalikan dari monopoli, yaitu di mana hanya terdapat satu pembeli saja yang
membeli produk yang dihasilkan.

– Monopoli adalah sesuatu yang dilarang di Republik Indonesia yang diperkuat dengan undang-undang
anti monopoli.

Beberapa syarat (asumsi) penerapan diskriminasi harga adalah:

1. Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar yang lain

2. Sifat barang dan jasa memungkinkan untuk dilakukan pembedaan harga

3. Elastisitas pada masing-masing pasar harus berbeda

4. Kebijakan ini tidak menyedot biaya yang melebihi profit

5. Produsen dapat eksploitasi ketidak-rasionalan sikap konsumen (seperti pembungkus, merk/cap, atau
promosi/iklan yang berbeda)

Diskriminasi harga memiliki perbedaan derajat yaitu tingkat pertama, tingkat kedua dan tingkat ketiga.

C. Pasar Monopolistik
Adalah struktur pasar yang sangat mirip dengan persaingan sempurna tetapi yang membedakan dengan
pasar persaingan sempurna ialah bahwa pada pasar ini produsen mampu membuat perbedaan-
perbedaaan pada produknya ( differensiasi produk ) dibandingkan produsen lain. Struktur pasar
monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang
serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu
dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku,
dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik :

– Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda

– Mirip dengan pasar persaingan sempurna

– Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda

– Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga

– Relatif mudah keluar masuk pasar

Cirinya adalah:

• Terdapat banyak perusahaan/penjual

• Relatif kecil kekuasaan menentukan dan mempengaruhi harga

• Barangnya berbeda corak (differentiated product)

• Keluar dan masuk industri relatif bebas

• Promosi penjualan sangat aktif

Perusahaan dalam persaingan monopolistik dapat memaksimumkan profit ekonomi dalam jangka
pendek, sedangkan dalam jangka panjang profit ekonominya nol dan memperoleh profit normal karena
berproduksi under capacity.

Penilaian terhadap Persaingan Monopolistik:

• Penggunaan sumber daya kurang efisien dibandingkan dengan persaingan sempurna

• Diferensiasi produk merupakan kompensasi dari inefisiensi. Masyarakat dapat memilih antara produk
efisien (hraga murah) atau dengan diferensiasi produk (banyak pilihan jenis barang).

• Perkembangan teknologi dan inovasi relatif terbatas karena keuntungan tidak berlangsung lama

• Distribusi pendapatan relatif seimbang karena tidak tidak terdapat kelebihan keuntungan dalam jangka
panjang.

Struktur pasar ini juga mengedepankan persaingan non-harga yaitu merupakan usaha-usaha di luar
perubahan harga yang dilakukan untuk menarik banyak pembeli terhadap barang yang diproduksinya.
Ada dua bentuk yaitu:

• Diferensiasi produk: beda merk, kemasan, mutu, cita rasa, purna jual, dll

• Promosi penjualan melalui iklan (jenis iklan pertama dan kedua)

D. Pasar Oligopoli

Adalah struktur pasar di mana hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang memproduksi hampir semua
output industri dan mempunyai keputusan yang saling mempengaruhi. Pasar oligopoli adalah suatu
bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area.
Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika
Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :

– Harga produk yang dijual relatif sama

– Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses

– Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar

– Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain.

Cirinya adalah:

• Jumlah perusahaan beberapa atau sangat sedikit (4 atau 8 besar perusahaan raksasa menguasai 70%-
80% nilai seluruh produksi atau penjualan produknya

• Jenis barangnya bisa homogenous atau diferensiasi

• Kekuasaan menentukan harga, terkadang kuat (tangguh) dan ada kalanya sangat lemah

• Hambatan masuk cukup kuat, karena paten dan modal yang diperlukan sangat besar.

• Promosi relatif diperlukan

Jika ada dua perusahaan dalam struktur pasar oligopoli, maka disebut duopoly.

Sementara itu, oligopoli yang produknya homogen disebut pure oligopoly, sedangkan produknya
diferensiasi dikenal differentiated oligopoly.

Jenis-jenis uang

1. Uang kartal; (logam dan kertas) yang ada di tangan masyarakat (di luar bank umum) dan siap
dibelanjakan, setiap saat dikeluarkan oleh bank sentral.

2. Uang giral; yaitu uang di rekening giro (demand deposits) yang diciptakan oleh bank-bank umum atau
dikenal BPUG (Bank umum Pencipta Uang Giral)
3. Uang kuasi; yaitu uang dalam bentuk tabungan (saving deposits) dan deposito berjangka (time
deposit) yang dikeluarkan oleh bank-bank umum.

Perbedaan:

(1) uang kartal dikeluarkan dan diedarkan oleh BI sementara uang giral dan uang kuasi diciptakan dan
diedarkan oleh bank umum.

(2) Dari peggunaannya, uang kartal dan giral dapat digunakan langsung sebagai alat pembayaran; uang
kuasi tidak dapat secara langsung digunakan sebagai alat pembayaran.

Jenis-Jenis Uang Beredar di Indonesia terdiri dari DUA macam :

1. Uang beredar dalam arti sempit (M1) yaitu kewajiban sistem moneter (bank sentral dan bank umum)
terhadap sektor swasta domestik (penduduk) meliputi uang kartal (C) dan uang giral (D)

2. Uang beredar dalam arti luas (M2) disebut juga Likuiditas Perekonomian yaitu kewajiban system
moneter terhadap sektor swasta domestik meliputi M1 ditambah uang kuasi (T)

Mekanisme Penciptaan Uang

1. Terdiri dari tiga pelaku; bank sentral, bank umum dan sektor swasta domestik. Interaksi terjadi antara
penawaran uang oleh sistem moneter dan permintaan uang oleh sector swasta domestik.

2. Penciptaan uang primer oleh otoritas moneter.

Uang primer/inti (M0) adalah uang kartal dan simpanan giro bank umum. Disebut primer/inti karena
jenis uang ini merupakan inti atau “biang”dalam proses penciptaan uang beredar (C, D, dan T).
“Uangkartal adalah uang primer TETAPI tidak semua uang primer adalah uang kartal.”

Penciptaan Uang Oleh Bank Umum

Bank umum menciptakan uang giral dan kuasi melalui beberapa cara yaitu:

1. Substitusi; masyarakat menyetor uang kartal ke bank umum ke dalam simpanan giro, tabungan, atau
deposito.
2. Transformasi; bank umum membeli surat berharga dan kemudian membukukan dalam bentuk
simpanan giro, tabungan, atau deposito.

3. Pemberian kredit; bank umum memberikan kredit kepada nasabah dan membukukan kredit tersebut
ke rekening giro atas nama debitur yang menerima kredit tersebut.

•Hubungan M0, M1, M2

Otoritas moneter tidak sepenuhnya dapat mengendalikan uang beredar, sebab sangat tergantung faktor
bank umum dan perilaku masyarakat. Bank sentral hanya dapat

mengendalikan M0.

Money Multiplier (mm)

Konsep mm menjelaskan bagaimana proses penciptaan uang giral dan kuasi akibat adanya perubahan
M0. Berapa besar atau berapa kali perubahan uang beredar sebagai akibat perubahan uang primer (M1).

Determinan mm adalah:

c (currency ratio) yaitu rasio uang giral terhadap uang kartal

t (time and savings deposits rasio) yaitu rasio tabungan dan deposito (uang kuasi) terhadap uang giral.

r (reserve ratio) yaitu rasio cadangan bank terhadap total simpanan (giral + kuasi).

Currency Ratio (r)

r dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dalam memilih memegang uang kartal atau

giral. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat:

(1) Biaya penggunaan uang giral; biaya transportasi dan biaya administrasi simpanan

(2) Kenyamanan dan Keamanan; uang giral lebih aman dan nyaman dalam penyelesaian transaksi yang
relatif besar.

Time and savings deposits ratio (t)


Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat menentukan t, yaitu:

(1)opportunity cost; t berubah searah dengan suku bunga uang kuasi dan berlawanan arah dengan suku
bunga uang giral.

(2)pendapatan masyarakat; t berubah searah dengan perubahan tingkat pendapatan.

(3)kemajuan layanan sektor perbankan; t meningkat bila layanan sektor perbankan semakin maju

Reserve ratio (r)

Di bank umum, r dibagi dua yaitu:

(1) legal reserve ratio; rasio cadangan resmi terhadap simpanan masyarakat yang dipengaruhi oleh
ketentuan bank sentral

(2) excess reserve ratio; rasio cadangan terhadap simpanan masyarakat yang dipengaruhi oleh keperluan
bank akan terhadap likuiditas jangka pendek (simpanan giro atau simpanan tabungan).

Faktor yang mempengaruhi uang beredar, yaitu:

(1) faktor yang mempengaruhimm, yaitu c, t, dan r.

(2) faktor yang mempengaruhi perubahan uang primer.Hal ini terkait dengan perubahan transaksi
keuangan daerah yang tercermin pada pos-pos Neraca Otoritas Moneter baik dari sisi penggunaan uang
primermaupun faktor yang mempengaruhi uang primer (aktiva luar negeri bersih, aktiva dalam negeri
bersih, dan aktiva lainnya bersih).

Anda mungkin juga menyukai