Uji Validitas Dan Reliabilitas PDF
Uji Validitas Dan Reliabilitas PDF
A. Validitas
a. Pengertian
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau
kesahihan suatu instrument. Jadi pengujian validitas itu mengacu pada sejauh
mana suatu instrument dalam menjalankan fungsi. Instrument dikatakan valid
jika instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur (Menurut Sugiyono (2008:363). Sebagai contoh, ingin mengukur
kemampuan siswa dalam matematika. Kemudian diberikan soal dengan
kalimat yang panjang dan yang berbelit-belit sehingga sukar ditangkap
maknanya. Akhimya siswa tidak dapat menjawab, akibat tidak memahami
pertanyaannya. Contoh lain, peneliti ingin mengukur kemampuan berbicara,
tapi ditanya mengenai tata bahasa atau kesusastraan seperti puisi atau sajak.
Pengukur tersebut tidak tepat (valid). Validitas tidak berlaku universal sebab
bergantung pada situasi dan tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid
untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.
b. Macam-macam Validitas
Ada tiga jenis validitas yang sering digunakan dalam penyusunan instrumen,
yaitu:
a) Validitas isi
Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrumen mengukur isi yang
harus diukur. Artinya, alat ukur tersebut mampu mengungkap isi suatu
konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya tes hasil belajar
bidang studi IPS, harus bisa mengungkap isi bidang studi tersebut. Hal ini
bisa dilakukan dengan cara menyusun tes yang bersumber dari kurikulum
bidang studi yang hendak diukur. Di samping kurikulum dapat juga
diperkaya dengan melihat/mengkaji buku sumber. Sehingga tes hasil
belajar tidak mungkin dapat mengungkap semua materi yang ada dalam
bidang studi tertentu sekalipun hanya untuk satu semester. Oleh sebab itu
harus diambil sebagian dari materi dalam bentuk sampel tes. Sebagai
sampel maka harus dapat mencerminkan materi yang terkandung dari
seluruh materi bidang studi. Cara Yang ditempuh dalam menetapkan
sampel tes adalah memilih konsep-konsep yang esensial dari materi yang
di dalamnya. Misalnya menetapkan sejumlah konsep dari setiap pokok
1
bahasan yang ada. Dari setiap konsep dikembangkan beberapa pertanyaan
tes (lihat bagan). Di sinilah pentingnya peranan kisi-kisi sebagai alat untuk
memenuhi validitas isi.
TES HASIL BELAJAR
Bidang studi : ....................
Semester : ....................
Kelas : ....................
2
lebih spesifik, sehingga mudah diukur. Ini berarti setiap konsep harus
dikembangkan indikator-indikatomya. Dengan adanya indikator dari
setiap konsep maka bangun pengertian akan nampak dan memudahkan
dalam menetapkan cara pengukuran. Untuk variabel tertentu,
dimungkinkan penggunaan alat ukur yang beraneka ragam dengan cara
mengukurnya yang berlainan.
Menetapkan indikator suatu konsep dapat dilakukan dalam dua cara,
yakni (a) menggunakan pemahaman atau logika berpikir atas dasar teori
pengetahuan ilmiah dan (b) menggunakan pengalaman empiris, yakni apa
yang terjadi dalam kehidupan nyata.
Contoh: Konsep mengenai “Hubungan Sosial”, dilihat dari
pengalaman, indikatornya empiris adalah keterkaitan dari
- bisa bergaul dengan orang lain
- disenangi atau banyak teman-temannya
- menerima pendapat orang lain
- tidak memaksakan pendapatnya
- bisa bekerja sama dengan siapa pun
- dan lain-lain.
Mengukur indikator-indikator tersebut, berarti mengukur bangun
pengertian yang terdapat dalam konsep hubungan sosial. Contoh
lain: Konsep sikap dapat dilihat dari indikatornya secara teoretik
(deduksi teori) antara lain keterkaitan dari
- kesediaan menerima stimulus objek sikap
- kemauan mereaksi stimulus objek sikap
- menilai stimulus objek sikap
- menyusun/mengorganisasi objek sikap
- internalisasi nilai yang ada dalam objek sikap.
Apabila hasil tes menunjukkan indikator-indikator tes yang tidak
berhubungan secara positif satu sama lain, berarti ukuran tersebut
tidak memiliki validitas bangun pengertian. Atas dasar itu
indikatornya perlu ditinjau atau diperbaiki kembali. Cara lain untuk
menetapkan validitas bangun pengertian suatu alat ukur adalah
menghubungkan (korelasi) antara alat ukur yang dibuat dengan alat
ukur yang sudah baku/standardized, seandainya telah ada yang baku.
Bila menunjukkan koefisien korelasi yang tinggi maka alat ukur
tersebut memenuhi validitasnya.
3
c) Validitas ramalan (predictive validity)
Validitas ramalan artinya dikaitkan dengan kriteria tertentu. Dalam
validitas ini yang diutamakan bukan isi tes tapi kriterianya, apakah alat
ukur tersebut dapat digunakan untuk meramalkan suatu ciri atau perilaku
tertentu atau kriteria tertentu yang diinginkan. Misalnya alat ukur motivasi
belajar, apakah dapat digunakan untuk meramal prestasi belajar yang
dicapai. Artinya terdapat hubungan yang positif antara motivasi dengan
prestasi. Dengan kata lain dalam validitas ini mengandung ciri adanya
relevansi dan keajegan atau ketetapan (reliability). Motivasi dapat
digunakan meramal prestasi bila skor-skor yang diperoleh dari ukuran
motivasi berkorelasi positif dengan skor prestasi. Validitas ramalan ini
mengandung dua makna. Pertama validitas jangka pendek dan kedua
jangka panjang. Validitas jangka pendek, artinya daya ramal alat ukur
tersebut hanya untuk masa yang tidak lama. Artinya, skor tersebut
berkorelasi pada waktu yang sama. Misalnya, ketetapan (reliability) terjadi
pada semester dua artinya daya ramal berlaku pada semester dua, dan
belum tentu terjadi pada semester berikutnya. Sedangkan validitas jangka
panjang mengandung makna skor tersebut akan berkorelasi juga di
kemudian hari. Mengingat validitas ini lebih menekankan pada adanya
korelasi, maka faktor yang berkenaan dongan persyaratan terjadinya
korelasi harus dipenuhi. Faktor tersebut antara lain hubungan dari konsep
dan variabel dapat dijelaskan berdasarkan pengetahuan ilmiah, minimal
masuk akal sehat dan tidak mengada-ada. Faktor lain adalah skor yang
dikorelasikan memenuhi linieritas. Ketiga validitas yang dijelaskan di atas
idealnya dapat digunakan dalam menyusun instrumen penelitian, minimal
dua validitas, yakni validitas isi dan validitas bangun pengertian. Validitas
isi dan bangun pengertian mutlak diperlukan dan bisa diupayakan tanpa
melakukan pengujian secara statistika.
∑ (∑ )(∑ )
rxy =
{ ∑ (∑ )} { ∑ (∑ )}
4
(Suharsimi Arikunto, 1991:29)
Contoh soal:
Diketahui data hasil angket motivasi belajar sebagai berikut:
HASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V
SD NEGERI X SALATIGA TAHUN AJARAN 2010/2011
No. Item
No. Item Jumlah Skor (Y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 2 3 2 4 4 3 3 30
2 2 2 1 3 3 1 1 1 4 3 21
3 4 2 1 4 3 4 3 1 3 3 28
4 3 3 3 4 2 3 4 1 4 3 30
5 4 3 1 3 1 2 2 2 1 2 21
6 1 2 1 2 2 4 3 1 3 2 21
7 4 3 1 2 1 4 3 1 4 3 26
8 2 4 3 4 4 2 4 1 2 3 29
9 4 3 2 3 2 3 3 4 3 2 29
10 4 1 4 4 4 1 3 1 1 3 26
∑X 30 26 21 31 25 26 30 17 28 27
∑Y 261
5
Tabel Penolong untuk Mengetahui Validitas Kuesioner Item No 1
N X Y X2 Y2 XY
1 2 30 4 900 60
2 4 441
2 21 42
3 16 784
4 28 112
4 9 900
3 30 90
5 16 441
4 21 84
6 1 441
1 21 21
7 16 676
4 26 104
8 4 841
2 29 58
9 16 841
4 29 116
10 16 676
4 26 104
∑ 30 261 102 6941
791
Maing-masing soal item 1-10 yang akan diuji validitas dimasukan pada
rumus dibawah ini:
∑ (∑ )(∑ )
rxy =
{ ∑ (∑ )} { ∑ (∑ )}
( )
rxy =
{ ( ) ( }{
) ( ) ( })
rxy =
{ }{ }
rxy =
( )( )
rxy =
√
6
rxy =
.
rxy = 0,203
Dari perhitungan diatas, diperoleh hasil r hitung = 0,203. Selanjutnya nilai
tersebut dikonsultasikan dengan r tabel product moment pada taraf
significant dengan df = 8, taraf signifikansi 5% = 0,632 dan taraf
signifikansi 1% = 0,765. Jika r hitung > r tabel taraf sig 1% > r tabel taraf
sig 5% maka dapat dinyatakan valid dan sebaliknya, maka pada
perhitungan item no 1 dinyatakan tidak valid r hitung < r tabel
(0,203<0,632<0,765).
Catatan: untuk perhitungan item no 2-10 caranya sama seperti diatas.
No. Item No
∑
Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 2 3 2 4 4 3 3 30
2 2 2 1 3 3 1 1 1 4 3 21
3 4 2 1 4 3 4 3 1 3 3 28
7
4 3 3 3 4 2 3 4 1 4 3 30
5 4 3 1 3 1 2 2 2 1 2 21
6 1 2 1 2 2 4 3 1 3 2 21
7 4 3 1 2 1 4 3 1 4 3 26
8 2 4 3 4 4 2 4 1 2 3 29
9 4 3 2 3 2 3 3 4 3 2 29
10 4 1 4 4 4 1 3 1 1 3 26
rxy 0.20 0.40 0.64 0.33 0.31 0.14 0.81 0.36 0.16 0.44
t 0.59 1.22 2.33 1.00 0.9 0.39 3.90 1.09 0.46 1.40
t tabel 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22
Ket Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk
8
d) Klik DATA VIEW pada sudut kiri bawah di lembar kerja SPSS
e) Ketikkan nilai-nilai jawaban pertanyaan angket dan nilai totalnya
seperti dalam gambar berikut ini
2. Menyimpan data
Klik file - save kemudian berikan nama orientasi kognitif pada data
tersebut.
3. Pengolahan data
Dalam melakukan analisis data akan sangat lebih baik jika kita
melakukan analisis data pada tiap faktor. Dalam contoh ini akan kita
lakukan analisis terhadap faktor 1 (Orientasi kognitif), dalam mana
datanya adalah nomor item 1 - 10.
9
b) Blok seluruh nomor item dan totalnya, kemudian klik , lalu pada
bagian Corelation Coefficient klik PEARSON atau SPEARMAN,
lalu klik OK untuk memperoleh hasil/output
10
c) Outputnya adalah sebagai berikut:
Correlations
a) Tentukan df, df=N-2. Karena dalam contoh ini N=10, maka df=8.
b) Cari nilai r dengan taraf signifikansi 5% dengan df 8 pada tabel
Nilai r Product Moment. Dengan df 8 dan taraf signifikansi 5%
11
diperoleh nilai r= 0.632 dengan taraf signifikansi 1% diperoleh
nilai r=0,765
c) Lihat nilai Significant (2-tailed) pada hasil diatas. Jika nilai hitung
> Nilai r sig 1% > nilai r sig 5% (nilai hitung > 0,765 > 0,632)
maka item valid dan sebaliknya.
d) Sehingga dalam contoh kasus diatas tidak ada item yang valid
d. Kegunaan Validitas
B. Reliabilitas
a. Pengertian
Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut
digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Contoh paling nyata
adalah timbangan atau meteran. Hal yang sama terjadi untuk alat ukur suatu
gejala, tingkah laku, ciri atau sifat individu dan lain-lain. Misalnya alat ukur
prestasi belajar seperti tes hasil belajar, alat ukur sikap, kuesioner dan
lain-lain, hendaknya meneliti sifat keajegan tersebut.
Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila hasil pengukuran saat ini
menunjukkan kesamaan hasil pada saat yang berlainan waktunya, terhadap
siswa yang sama. Misalnya siswa kelas V pada hari ini di tes kemampuan
matematik. Minggu berikutnya siswa tersebut di tes kembali. Hasil dari kedua
tes relatif sama. Sehingga masih mungkin terjadi ada perbedaan hasil untuk
hal-hal tertentu akibat faktor kebetulan, selang waktu, terjadinya perubahan
pandangan siswa terhadap soal yang sama. Jika ini terjadi, kelemahan terletak
dalam alat ukur itu, yang tidak memiliki kepastian jawaban atau meragukan
siswa. Dengan kata lain derajat reliabilitasnya masih rendah.
Di lain pihak perbedaan hasil pengukuran bukan disebabkan oleh alat
ukurnya, melainkan kondisi yang terjadi pada diri siswa. Misalnya fisik siswa
dalam keadaan sakit pada waktu tes yang pertama, motivasi pada waktu tes
pertama berbeda dengan motivasi tes pada berikutnya.
12
b. Cara Menentukan Reliabilitas
a) Cara Menentukan Reliabilitas dengan Menggunakan Rumus
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest
(stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas
instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang
ada pada instrument dengan teknik tertentu.
Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas
instrument yang diperoleh sesuai dengan tabel berikut:
Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reabilitas
0,81 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi
0,41 < r ≤ 0,60 Cukup
0,21 < r ≤ 0,40 Rendah
0,00 < r ≤ 0,21 Sangat Rendah
Arikuntoro, 2003:75
1) Test-retest
Dilakukan dengan cara mencobakan instrument beberapa kali pada
responden. Jadi dalam hal ini instrumenya sama, respondenya sama,
dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi
antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien
korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut sudah
dinyatakan reliable. Pengujian cara ini sering juga disebut stability.
Contoh soal:
Akan dilakukan penelitian tentang kemampuan kerja pegawai di PT X.
untuk pengukuran kemampuan kerja pegawai akan digunakan
instrument dengan skala Likert. Sebelumnya instrument tersebut
digunakan untuk pengukuran yang sebenarnya, akan diuji
reliabilitasnya terlebih dahulu. Untuk keperluan tersebut peneliti
melakukan uji coba instrument yang sama sebanyak dua kali. Hasil
yang diperoleh dari dua kali uji coba tersebut sebagai berikut:
13
TABEL DATA PERCOBAAN 1 UNTUK 20 0RANG
RESPONDEN
No. No Item Total
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
1 1 4 3 3 4 4 4 3 4 3 33
2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 32
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31
5 2 4 4 2 3 4 4 3 4 3 33
6 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
7 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 31
8 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 35
9 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 37
10 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 31
11 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 33
12 4 4 3 3 4 3 3 4 2 2 33
13 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
14 2 4 3 3 4 4 4 4 4 2 33
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
16 2 3 3 4 4 4 2 4 4 3 33
17 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 33
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
19 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 32
20 2 4 3 3 2 4 4 4 3 2 31
Tabel 2.1
14
6 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 27
7 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 34
8 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 36
9 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 35
10 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 31
11 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 34
12 4 4 3 2 4 4 3 4 2 2 32
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
14 3 4 3 3 4 3 4 4 4 2 34
15 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 38
16 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 34
17 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 35
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
19 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 33
20 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 33
Tabel 2.2
Selanjutnya harga skor total dari kedua uji coba dimasukan ke dalam
tabel penolong, agar perhitungan koefisien korelasi dapat dilakukan
dengan mudah
15
Berdasarkan tabel penolong di atas maka dengan teknik korelasi
Product Moment dapat dihitung harga rxy sebagai harga untuk
mengukur reliabilitas instrument kemampuan kerja pegawai tersebut.
∑ (∑ )(∑ )
rxy =
{ ∑ (∑ )} { ∑ (∑ )}
( . ) ( )( )
rxy =
{ ( . ) ( }{) ( . ) ( })
. .
rxy =
. – . – . .
.
rxy =
( . )( . )
.
rxy =
√
.
rxy =
,
rxy = 0,8056
16
Lampiran
TABEL
NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
17
DAFTAR PUSTAKA
18