Oleh :
Siti Nur Azizah
J3G818084
Dosen :
Ir. Winarso Drajad Widodo, MS PhD
Asisten :
Mertya Anugrah, Amd SP
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Bunga pot ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya 20-40 cm,
berbunga lebat dan cocok ditanam di pot, polibag atau wadah lainnya. Contoh
krisan mini (diameter bunga kecil) ini adalah varietas Lilac Cindy (bunga
warna ping keungu-unguan), Pearl Cindy (putih kemerah-merahan), White
Cindy (putih dengan tengahnya putih kehijau-hijauan), Applause (kuning
cerah), Yellow Mandalay (semuanya dari Belanda). Krisan introduksi
berbunga besar banyak ditanam sebagai bunga pot, terdapat 12 varietas krisan
pot di Indonesia, yang terbanyak ditanam adalah varietas Delano (ungu),
Rage (merah) dan Time (kuning).Bunga potong ditandai dengan sosok bunga
berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran
bervariasi (kecil, menegah dan menengah dan besar). Umumnya ditanam
dilapang dan hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contoh bunga
potong amat banyak antara lain Inga, Improved funshine, Brides, Green peas,
Great verhagen, Puma, Reagen, Cheetah, Klondike dan lain-lain.
Bunga sedap malam merupakan salah satu tanaman hias yang banyak
dirawat dihalam rumah. Bunga sedap malam mempunyai nama ilmiah
Polianthes tuberosa, sedangkan dalam bahasa Melayu disebut sundal malam.
Tumbuhan dengan bunga cantik banyak dipergunakan untuk pembuatan
parfum dengan mengambil minyak bunganya. Tanaman sedap malam tidak
berasal dari Indonesia melainkan dari Meksiko.
Air diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur-unsur
hara yang terlarut didalamnya, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman,
terutama daun, melalui pembuluh xilem. Pembuluh xylem pada akar, batang,
dan daun merupakan suatu sistem yang kontinu, berhubungan satu sama lain.
Untuk dapat diserap oleh tanaman, molekul-molekul air harus berada pada
permukaan akar. Dari permukaan akar ini air (bersama bahan yang terlarut)
diangkut menuju pembuluh xylem. Lintasan pergerakan air dari permukaan
akar menuju pembuluh xylem ini disebut lintasan radial pergerakan air
(Lakitan 2012).
Masih menurut Lakitan 2012, ada 4 teori yang menjelaskan tentanag
pengakutan air didalam pembuluh xylem yaitu: Teori tekananan akar. Pada
awalnya diperkirakan air naik ke bagian atas tanaman karena adaya tekanan
dari akar. Hal ini didasarkan atas fakta bahwa jika batang tanaman dipotong
dan kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa, maka air di
dalam selang akan terdorong keatas oleh tekanan yang berasal dari akar.
Tetapi dari hasil pengukuran yang intensif pda berbagai jenis tanaman, maka
besarnya tekanan tersebut umumnya tidak lebih dari 0.1 Mpa (mega pascal).
Selain itu tekanan akar hanya teramati pada kondisi tanah yang
berkecukupam air dan kelembaban udara relatif tinggi, atau dengan kata lain
pada saat laju transpirasi sangat rendah.
Jaringan xilem adalah suatu komponen jaringan pengangkut yang
mempunyai dua fungsi utama. Xylem berfungsi untuk mengangkut air serta
garam-garam mineral penyokong atau kekuatan mekanis untuk tmbuhan.
Istilah xilem sendiri berasal dari bahasa Yunani, xylos yang berarti kayu
sehingga xilem juga dapat disebut pembuluh kayu. Jaringan xilem
mempunyai beberapa komponen seperti trakeid, serat xilem, trakea dan
parenkim xilem ( Pamungkas 2012).
METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain: Bunga
potong krisan, air, gula, gelas plastik dengan tutup, gelas ukur dan timbangan
digital. Dalam pecobaan ini perlakuan yang digunakan antara lain: (1) kontrol
(2) larutan gula 2% (3) larutan gula 5%.
3.3 Metode Kerja
Siapkan alat dan bahan yang akan gunakan. Timbang gula sebanyak
yang diinginkan untuk membuat larutan sukrosa 2% dan 5%. Kemudian
masukan gula ke dalam 200 ml dlam gelas plastik aduk sampai larut
kemudian setelah itu larutan gula ditutup. Masukkan potongan bunga krisan
20 cm dan sisakan 5 helai daun ke dalam larutan tersebut. Ada tiga percobaan
yaitu kontrol, gula 2% dan gula 5%. Pengamatan awal hitung jumlah bunga
yang mekar 100%, 75%, 50%, 25%, dan 0% (kuncup). Amati perubahan yang
akan terjadi selama seminggu dengan 5 kali pengamatan. Lakukan
pengamatan hingga bunga layu. Catat hasilnya dan gambar grafik hasil
pengamatan.
krisan putih
Variable
k ontrol
2.5 suk rosa 2
suk rosa 5
2.0
Y-Data
1.5
1.0
0.5
0 20 40 60 80 100
presentase
3
Y-Data
0 20 40 60 80 100
presentase
Hasil pengamatan data kelas bunga krisan kuning tingkat kelayuan dan
kemekarannya yang menggunakan larutan sukrosa 2% dan sukrosa 5% lebih
cepat layu dibandingkan dengan kontrol. Karena sukrosa mengacu pada
karbohidrat yang memiliki rasa manis dan dapat larut dalam air. Sehinga
bunga krisan lebih banyak menyerap air. Sedangkan bunga krisan kuning
kontrol lebih lama untuk bertahan.
sedap malam
20 Variable
k ontrol
suk rosa 2
suk rosa 5
15
Y-Data
10
0 20 40 60 80 100
presentase
Hasil pengamatan data kelas bunga sedap malam tingkat kelayuan dan
kemekarannya yang terdapat pada sedap malam kontrol lebih tinggi dengan
tingkat kemekaran 0% dengan jumlah 15.8%. sedangkan pada larutan suksora
2% dan sukrosa 5% tingkat kemekarannya lebih rendah karena bunga sedap
malam tidak mekar secara serempak melainkan berurutan. Kuntum bunga
sedap malam bagian bawah mekar terlebih dahulu yang kemudian diikuti oleh
kuntum-kuntum diatasnya secara berurutan.
Hasil dari data bunga krisan pada semua kelompok menunjukan bahwa
larutan sukrosa untuk tanaman bunga krisan dan sedap malam dapat
mempengaruhi kemekaran bunga dan kelayuan bunga.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Tanggal Tanggal
Mulai Tanaman
Tetes Ulangan Kegiatan Mati Warna Ciri - Ciri Warna
22 27
September Oktober
1 2019 2019 Merah Tidak terjadi perubahan warna
22 25
September September Muncul hari pertama, warna dibagian
2 2019 2019 Merah tengah bawah
22
September 2 Oktober Warna hanya muncul pada pangkal
3 2019 2019 Merah bunga namun hampir tidak terlihat
5
22
September 3 Oktober Warna muncul 25% pada bunga dan
4 2019 2019 Biru warna tidak terlalu terlihat jelas
22 27 Tidak ada penyerapan warna pada
September September bunga karena sebelum penyerapan
5 2019 2019 Biru bunga sudah mati
22 29
September September
6 2019 2019 Biru Warna muncul sekitar 50% pada bunga
22 27
September Oktober
1 2019 2019 Merah Tidak terjadi perubahan warna
22
September 1 Oktober Muncul warna dihari pertama, warna
2 2019 2019 Merah hanya dibagian bawah kelopak
22
September 2 Oktober Warna hanya muncul pada pangkal
3 2019 2019 Merah bunga namun hampir tidak terlihat
10
22
September 4 Oktober Warna muncul 75% pada bunga namun
4 2019 2019 Biru perwarnaan tidak terjadi secara merata
22 Warna muncul di bagian pangkal
September 4 Oktober kelopak hingga ke bagian tengah
5 2019 2019 Biru berwarna biru pudar
22 27
September Oktober Bunga berwarna coklat dan sedikit
6 2019 2019 Biru sekali warna biru yang terserap
15 1 22 4 Oktober Merah Bagian tengah bunga memerah
September 2019
2019
Warna muncul di kelopak setelah
22 beberapa jam setelah dimasukan
September 1 Oktober kedalam cup warna. hanya sebagian
2 2019 2019 Merah yang berwana
22 Warna muncul di hampir seluruh
September 1 Oktober bagian bunga namun hampir tidak
3 2019 2019 Merah terlihat (warna merah sangat kabur)
22 30
September September Warna muncul 100% pada bunga dan
4 2019 2019 Biru warna sangat terlihat jelas
22
September 4 Oktober Warna muncul setelah beberapa jam
5 2019 2019 Biru pada pangkal kelopak bunga
22
September 4 Oktober
6 2019 2019 Biru Warna biru yang diserap 50%
PEWARNA
Merah 1
3
Biru 4
Gambar 1 kontrol
Gambar 2 sukrosa 2%
Gambar 3 sukrosa 5%
Gambar 4 kontrol
Gambar 5 sukrosa 2%
Gambar 6 sukrosa 5%
Gambar 7 kontrol
Gambar 8 sukrosa 2%
Gambar 9 sukrosa 5%
Gambar 10 kontrol
Gambar 11 sukrosa 2%
Gambar 12 sukrosa 5%
Gambar 13 kontrol
Gambar 14 sukrosa 2%
Gambar 15 sukrosa 5%
GAMBAR 2.BUNGA KRISAN KUNING
Gambar 1.Kontrol
Gambar 2 sukrosa 2%
Gambar 3 sukrosa 5%
Gambar 4 kontrol
Gambar 5 sukrosa 2%
Gambar 6 sukrosa 5%
Gambar 7 kontrol
Gambar 8 sukrosa 2 %
Gambar 9 sukrosa 5%
Gambar 10 kontrol
Gambar 12 sukrosa 2%
Garmbar 13 sukrosa 5%
Gambar 14 kontrol
Gambar 15 sukrosa 2%
Gambar 16 sukrosa 5%
GAMBAR 3.BUNGA SEDAP MALAM
Gambar 1.Kontrol
Gambar 2 sukrosa 2%
Gambar 3 sukrosa 5%
Gambar 4 kontrol
Gambar 5 sukrosa 2%
Gambar 6 sukrosa 5%
Gambar 7 kontrol
Gambar 8 sukrosa 2%
Gambar 9 sukrosa 5%
Gambar 10 kontrol
Gambar 11 sukrosa 2%
Gambar 12 sukrosa 5%
Gambar 13 kontrol
Gambar 14 sukrosa 2%
Gambar 15 sukrosa 5%