Anda di halaman 1dari 11

JURNAL HABITAT

ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e), Volume 27, No. 2, Agustus 2016, Hal. 55-65
DOI: 10.21776/ub.habitat.2016.027.2.7

Analisis Struktur Jaringan Komunikasi dan Peran Aktor Dalam Penerapan


Teknologi Budidaya Kentang
(Petani Kentang Desa Ngantru Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang)
Structure Analysis of Communication Network and The Role Players
Technology Application in Raising The Potato
(A Potato Farmer village Ngantru, Ngantang Malang)
Dedy Hertanto1*, Sugiyanto2, Reza Safitri2
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Gorontalo Jl. Van Gobel No. 270 Tilongkabila
Gorontalo
2
Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya, Malang 65145, Indonesia
Diterima: 1 Agustus 2016; Direvisi: 17Agustus 2016; Disetujui: 19 September2016
ABSTRAK
Dalam rangka peningkatan mutu dan hasil produksi kentang diperlukan informasi bagi petani tentang
teknologi budidaya yang menjadi rujukan dalam berusahatani. Penelitian ini menyajikan analisis tentang
bagaimana upaya petani kentang dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan melalui pendekatan
jaringan komunikasi. Tujuan penelitian adalah (1) mendeskripsikan struktur jaringan komunikasi dan
peran aktor (2) Mendeskripsikan karakteristik individu dan karakteristik usahatani (3) Menganalisis
hubungan antara jaringan komunikasi dan penerapan teknologi budidaya kentang. Hasil penelitian
menunjukkan (1) Struktur jaringan bersifat menyebar dan memusat dengan tingkat keterhubungan antar
aktor yang rendah, sedangkan aktor yang berperan penting pada aspek (bibit dan panen) adalah aktor 10,
12, 35, 61 dan pada aspek (pemupukan dan HPT) adalah aktor 11, 76, 60, dan 50. (2) Karakteristik
individu dan usahatani merupakan faktor pendukung dalam meningkatkan keterhubungan antar aktor dan
peranan aktor dalam jaringan komunikasi. (3) Hubungan antara jaringan komunikasi dengan penerapan
teknologi budidaya kentang menunjukkan hubungan yang positif dan nyata.
Kata kunci: jaringan komunikasi; penerapan teknologi; sentralitas aktor
ABSTRACT
In order to improve the quality and yield of potatoes needed information for farmers on farming
technologies that become the reference in farming. This study presents an analysis of how the efforts of
potato growers to obtain the necessary information through a communication network approach. The
purpose of this research is (1) to describe the structure of communication networks and the role of actors
(2) Describe the individual characteristics and the characteristics of farming (3) to analyze the
relationship between the communication network and application technologies of potato cultivation. The
results showed (1) The network structure is diffused and converge with a level of connectedness between
actors is low, while the actor who plays an important role in the aspect (seeds and harvest) is an actor
10, 12, 35, 61 and aspects (fertilization and HPT) is an actor 11, 76, 60, and 50. (2) the individual
characteristics and farming is a supporting factor in improving connectivity between the actor and the
role of actors in communication networks. (3) The relationship between communication networks with
potato cultivation technology showed a positive and tangible.
Keywords: network communication; application of technology; centrality actor

1. Pendahuluan berakibat pada tidak berdayanya petani dalam


berusahatani. Syarat mutlak bagi petani dalam
Peningkatan produksi kentang di tingkat
peningkatan produksi dan mutu hasil pertanian
petani terkendala oleh minimnya informasi dan
harus didukung dengan pembaharuan inovasi
terbatasnya penguasaan teknologi budidaya yang
teknologi dalam berusahatani. Informasi
------------------------------------------------------------------
teknologi budidaya yang tersedia dengan baik
*)
Penulis Korespondensi. dan merata di tingkat petani pada struktur
E-mail: ddy_hertanto@yahoo.com terbawah akan memudahkan dalam mengurangi
http://www.habitat.ub.ac.id, ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)
Jurnal Habitat, Volume 27, No. 2, Agustus 2016 56

ketidakpastian petani dalam berusahatani. Dalam dan sebagainya (Scott, Baggio dan Cooper,
rangka mencapai produktivitas yang tinggi 2008). (2) link (edge) relasi antar aktor yang
diperlukan suplai informasi yang terpercaya dan dilambangkan dalam satu garis yang
memadai dari asal dan jumlahnya. Hal ini menghubungkan antar aktor, (3) komponen
menjadi dasar bagi peneliti untuk menganalisis adalah pengelompokan aktor yang sekurangnya
bagaimana upaya petani kentang dalam mempunya satu link dalam jaringan, (4) klik
mendapatkan informasi yang dibutuhkan melalui adalah pengelompokan aktor yang ditandai
pendekatan jaringan komunikasi. dengan adanya relasi antar aktor secara lengkap
Petani kentang pada umumnya mengalami dan maksimal, (5) bridges adalah jembatan yang
permasalahan yang sama yaitu minimnya menghubungkan dua kelompok terpisah dalam
informasi tentang proses budidaya yaitu suatu jaringan, (6) hubs adalah merujuk kepada
pengadaan bibit unggul, ketersedian saprodi aktor yang mempunyai koneksi paling banyak
pupuk, pengendalian hama dan penyakit serta dalam jaringan (Golbeck, 2013), (7) cutpoints
panen. Permasalahan tersebut berakar pada arus adalah aktor yang menjadi perekat dari jaringan,
informasi yang masih belum merata kepada bila tidak ada aktor tersebut maka jaringan akan
setiap individu petani. Informasi yang minim terpecah (Borgatti dan Dejody, 2013), (8)
terkait teknologi budidaya membuat petani hanya pemencil (isolate) adalah aktor yang tidak
mengandalkan pengalaman secara turun-temurun mempunyai satu pun link dengan aktor lain dalam
dalam berusahatani. Proses pertukaran informasi jaringan.
yang terjadi antar petani dalam mencari dan Jaringan komunikasi yang terbentuk dari
menyebarkan informasi teknologi budidaya aktiitas petani dalam berkomunikasi dilihat
kentang dapat dilakukan dengan metode analisis sebagai upaya petani dalam mendapatkan
jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi informasi teknologi usahatani kentang dengan
penting untuk dipelajari karena dapat cara mencari, menerima dan menyebarkan
menggambarkan jaringan kepada siapa mereka kembali, dan pada akhirnya menerapkan inovasi
bertanya dan oleh siapa saja mereka ditanya teknologi yang dapat mendukung peningkatan
terkait penerapan teknologi budidaya kentang. produktivitas komoditi kentang. Semakin tinggi
Jaringan tersebut membentuk beberapa kelompok aktivitas individu petani dalam berhubungan
saluran informasi kecil yang berada dalam dengan individu lain mengindikasikan semakin
kelompok tani beserta struktur yang banyak informasi usahatani yang dipertukarkan
menyusunnya. maka semakin tinggi pula penerapan teknologi
Proses pertukaran informasi yang terjadi usahatani kentang. Adapun tujuan penelitian
dari dua orang atau lebih menggambarkan adanya adalah : (1) Mendeskripsikan struktur jaringan
jaringan yang muncul sebagai akibat kebutuhan komunikasi dan peran aktor dalam mencari
informasi. Proses pertukaran informasi yang informasi (benih unggul, pemupukan, hama dan
terjadi bisa lewat tatap muka secara langsung penyakit serta panen), (2) Mendeskripsikan
atau melalui media komunikasi. Individu yang karakteristik individu dan karakteristik usahatani
berinteraksi memilki peran dalam sebuah yang mendasari terbentuknya struktur jaringan
jaringan tergantung kepada intensitas mereka komunikasi petani, (3) Menganalisis hubungan
dalam menerima atau memberikan informasi. antara jaringan komunikasi dengan penerapan
Menurut Rogers dan Kincaid, (1981) tujuan teknologi budidaya kentang di Kelompok Tani
penelitian jaringan komunikasi adalah untuk Gemah Ripah II di Desa Ngantru Kecamatan
memahami fenomena secara umum mengenai Ngantang.
interaksi manusia dalam sistem sosial dan
mengidentifikasi struktur komunikasi yang 2. Metode Penelitian
menyusunnya. Peran masing-masing aktor dalam
2.1. Desain Penelitian
jaringan komunikasi berbeda-beda, konsep
pemuka pendapat (opinion leader) dan penjaga Penelitian jaringan komunikasi ini
gerbang (gatekeeper) dikenal dalam menggunakan pendekatan kuantitatif yang
mempercepat penyebaran suatu gagasan atau bersifat deskriptif dan korelasional. Pemilihan
teknologi baru kepada masyarakat (Velante dan pendekatan kuantitatif ini dimaksudkan untuk
Davis, 1999). Dalam sebuah jaringan komunikasi menggambarkan secara detail fenomena sosial
terdiri atas beberapa elemen penting diantaranya yang dilihat dari sudut pandang peneliti dan
yaitu : (1) aktor (node) tidak selalu berupa petani sebagi objek penelitian. Pendekatan
individu, bisa juga organisasi, negara, institusi penelitian ini ingin menggambarkan bagaimana

http://www.habitat.ub.ac.id, ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)


Jurnal Habitat, Volume 27, No. 2, Agustus 2016 57

secara detail jaringan komunikasi yang terdiri jaringan dan melalui studi literatur, buku-buku,
dari struktur jaringan, siapa saja aktor-aktor yang catatan-catatan atau laporan yang ada di instansi
ada didalamnya dan bagaimana posisi aktor-aktor terkait. Proses pengumpulan data dilakukan
dalam jaringan. Selain itu pendekatan kuantitatif secara bertahap yaitu dengan melakukan
dipilih peneliti untuk menjelaskan hubungan pengamatan dan observasi, selanjutnya
antar peubah yang digunakan dalam penelitian pengumpulan data primer langsung kepada aktor.
melalui proses penghitungan data yang
2.5. Analisis Data
dikuantifisir sehingga dapat melihat korelasi atau
hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini teknik analisis data
Jaringan komunikasi dalam penelitian ini yang digunakan adalah:
ditelaah berdasarkan informasi teknologi 1. Analisis jaringan komunikasi.
usahatani kentang yang terdiri dari informasi Analisis jaringan lebih menekankan pada
mengenai bibit, pupuk, hama penyakit tumbuhan jaringan utuh (complete networks) yaitu level
dan panen. Fokus penelitian adalah untuk aktor, level sistem dan level kelompok. Analisis
mendeskripsikan variabel jaringan komunikasi jaringan komunikasi dilakukan dengan
yang ditekankan pada analisa jaringan utuh pendekatan deskriptif. Data yang diambil adalah
(complete networks). Jaringan komunikasi yang data relasional antara satu aktor dengan aktor lain
dipilih sebagai indikator adalah sentralitas kemudian dimasukkan dalam matriks hubungan.
tingkatan, sentralitas kedekatan, sentralitas Data diolah menggunakan software UCINET VI
keperantaraan dan sentralitas eigenvektor. untuk melihat struktur jaringan komunikasi.
Sedangkan penerapan teknologi usahatani
kentang yang dipilih sebagai indikator adalah 2. Analisis Statistik
penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, Analisis statistik dilakukan untuk melihat
pemeliharaan dan panen. sejauhmana variabel-variabel dalam penelitian
saling berhubungan. Analisis hubungan yang
2.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ingin diketahui tersebut dianalisis datanya
Penelitian ini dilakukan pada petani menggunakan program SPSS 18.0 for windows.
kentang di Desa Ngantru Kecamatan Ngantang Adapun pengujian hipotesis penelitian dilakukan
Kabupaten Malang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik non parametrik uji
selama dua bulan sejak bulan Maret sampai April korelasi Rank Spearman dengan pertimbangan
2016. bahwa pengukuran dengan skala ordinal.
2.3. Populasi dan Sampel 3. Hasil dan Pembahasan
Penentuan populasi menggunakan
3.1. Penerapan Teknologi Budidaya
pendekatan nominalis dan batasan waktu (event-
Kentang
based) yaitu menentukan definisi jaringan
komunikasi dan batasan-batasan anggota Rata-rata penerapan teknologi budidaya
didasarkan oleh keikutsertaan atau keterlibatan kentang di kelompok tani Gemah Ripah II
aktor pada peristiwa tertentu, sehingga populasi termasuk dalam kategori sedang (1.67 – 2.33).
adalah petani kentang di desa Ngantru Berdasarkan aspek proses budidaya terlihat
Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang yang bahwa aspek penyiapan lahan dan panen
mengikuti kerjasama kemitraan. Teknik termasuk dalam kategori yang tinggi, hal ini
pengambilan sampel dilakukan dengan didukung dari ketersediaan traktor tangan yang
menggunakan sampel kelompok kecil yaitu dimiliki oleh kelompok yang menunjang
mengambil satu kelompok dan mengambil semua terjadinya pengolahan tanah secara sempurna.
anggota dari kelompok tersebut (Eriyanto, 2014). Aspek budidaya yang masih tergolong sedang
Sampel penelitian ditetapkan adalah Kelompok yaitu pembibitan, penanaman dan pemeliharaan.
Tani Gemah Ripah II yang anggotanya menjadi Petani masih mengalami permasalahan seperti
petani mitra PT. Indofood. Penelitian dilakukan sulitnya mendapatkan benih unggul bersertifikat,
dengan mewawancarai semua anggota Kelompok minimnya pelatihan tentang pemupukan,
Tani Gemah Ripah II yang berjumlah 80 orang. pengendalian hama terpadu (PHT) dan sebagian
besar petani masih tergolong petani gurem
2.4. Metode Pengumpulan Data dengan modal yang kecil sehingga penggunaan
Data yang dikumpulkan adalah data primer sarana produksi yang disesuaikan dengan modal
dan data sekunder, melalui wawancara pada aktor mereka.

http://www.habitat.ub.ac.id, ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)


Jurnal Habitat, Volume 27, No. 2, Agustus 2016 58

Kerjasama yang dirintis dengan pihak DeVito (1997) yaitu pola komunikasi yang
pabrik PT. Indofood menjadi salah satu faktor memilki pemimpin pada pusat lingkaran dari
pendukung yang mendorong petani untuk kelompok aktor.
menerapkan teknologi budidaya dalam Klik yang terbentuk di kelompok tani
meningkatkan mutu dan produksi kentang. Gemah Ripah II sebanyak 51 buah. Keanggotaan
klik dapat tergambar melalui jalur (path) yang
menghubungkan antara satu aktor dengan aktor
lainnya dalam jaringan. Hubungan tersebut
melalui jalur yang berbeda-beda dengan bantuan
aktor penghubung. Keterhubungan antara aktor
dalam jaringan didasarkan atas adanya hubungan
pertukaran dan transaksi. Menurut Homans
dalam Scott (2012) dalam teori pertukaran sosial
menjelaskan bahwa interaksi manusia adalah
suatu transaksi ekonomi, orang akan berupaya
Keterangan : 0 – 1.66 (rendah), 1.67 – 2.33 untuk memaksimalkan imbalan dan
(sedang), 2.34 – 3.00 (tinggi) meminimalisir biaya. Pertimbangan aktor dengan
mengukur imbalan yang diterima akan semakin
besar sedangkan biaya semakin berkurang, maka
Gambar 1. Penerapan Teknologi Budidaya pada hubungan diantara aktor akan semakin dekat dan
Kelompok Tani Gemah Ripah II intim selanjutnya mereka akan lebih banyak
Aspek penerapan teknologi budidaya memberikan informasi mengenai diri mereka
kentang oleh sebagian besar petani telah mulai sendiri. Menurut Homans dalam Scott (2012)
diterapkan meskipun kurang sesuai dengan tidak ada pola interaksi yang akan muncul atau
anjuran yang telah diberikan oleh penyuluh. bertahan jika tidak semua partisipan dapat meraih
Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya keuntungan.
model penyuluhan dan pendampingan dari Analisis jaringan komunikasi pada level
petugas pertanian dengan memanfaatkan struktur aktor dapat dilihat dari empat indikator yaitu
jaringan komunikasi. sentralitas tingkatan, sentralitas kedekatan,
sentralitas keperantaraan dan eigenvektor.
3.2. Struktur Jaringan Komunikasi dan
Sentralitas tingkatan memperlihatkan popularitas
Peran Petani dalam Pembibitan
aktor dalam jaringan. Sentralitas kedekatan
Kepadatan jaringan/density (pembibitan) menggambarkan seberapa dekat dengan aktor
antar aktor masih rendah yaitu sebesar 3,2 persen lainnya. Sentralitas keperantaraan
yang menandakan bahwa miskinnya hubungan memperlihatkan posisi aktor sebagai penghubung
komunikasi diantara petani. Rendahnya dengan aktor lain. Eigenvektor menggambarkan
hubungan dikarenakan sebagian besar petani seberapa penting orang yang mempunyai jaringan
langsung berhubungan dengan sumber informasi. dengan aktor. Berdasarkan analisis level aktor
Diameter jaringan secara keseluruhan yaitu 14 dengan sentralitas keperantaraan tertinggi dalam
langkah dan jarak rata-rata (average distance) jaringan, dapat disimpulkan peran-peran aktor
setiap aktor dalam jaringan yakni 5,6 langkah. dalam jaringan. Peran sebagai bridge/ jembatan
Jarak (distance) menggambarkan kohesivitas yang menghubungkan dua kelompok terpisah
antar anggota kelompok. Hal ini memperlihatkan dalam jaringan yaitu aktor 10, 12, 5, 35, 50, 56
pola jaringan yang menyebar, anggota kelompok dan 1. Peran liaison yaitu berperan seperti bridge
tani cenderung melakukan kontak dengan yaitu sebagai penghubung dua kelompok tetapi
sebanyak mungkin aktor lain dalam jaringan agar aktor tersebut bukan merupakan anggota salah
bisa mendapatkan informasi bibit yang paling satu kelompok, peranan ini diperlihatkan oleh
baik dan menguntungkan untuk diajak aktor 50. Peran cosmopolite yaitu aktor yang
bekerjasama. Interaksi yang cenderung menyebar menghubungkan kelompok dengan
dengan derajat integrasi yang rendah, namun lingkungannya yang ditunjukkan oleh aktor 35,
sangat terbuka dengan lingkungannya disebut 50 dan 56. Peran gatekeeper yaitu aktor yang
oleh Rogers and Kinkaid (1981) sebagai jaringan mengontrol arus informasi diantara anggota
personal yang menyebar (radial personal jaringan, ditunjukan oleh aktor 10, 12 dan 5 yang
network). Model struktur jaringan komunikasi memilki jumlah link terbanyak dengan tingkat
(pembibitan) berbentuk pola roda menurut sentralitas keperantaraan yang tinggi.

http://www.habitat.ub.ac.id, ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)


Jurnal Habitat, Volume 27, No. 2, Agustus 2016 59

Berdasarkan sentralitas tingkatan pada bapak Chairul Anam yang memilki latar
masing-masing aktor disimpulkan bahwa aktor belakang petani kentang dan sekretaris Kelompok
10 sebagai hubs yaitu aktor yang memiliki Tani Gemah Ripah II. Pengalaman sebagai petani
koneksi paling banyak dan opinion leader yaitu kentang membuat perannya sangat sentral dalam
pimpinan informal dalam jaringan komunikasi. membantu menyebarkan informasi tentang benih
Sedangkan aktor dengan sentralitas kedekatan kepada semua anggota.
tertinggi teridentifikasi sebagai cutpoint yaitu Gambar 2 menunjukkan gambar sosiogram
aktor yang menjadi perekat dari jaringan yaitu jaringan komunikasi kelompok tani Gemah
aktor 10, 12, 1, 36 dan 77. Peran isolate yaitu Ripah II dalam aspek pembibitan. Aktor
aktor yang tidak mempunyai ikatan dengan aktor ditunjukkan dengan gambar kotak dengan posisi
lain adalah aktor 27. Aktor dengan sentralitas yang menyebar dalam jaringan. Posisi aktor
eigenvektor tertinggi teridentifikasi sebagai star dalam jaringan menentukan peranannya dalam
yaitu aktor yang menjadi pilihan terbanyak dan struktur jaringan, posisi aktor di tengah memiliki
berhubungan dengan aktor penting yaitu aktor 10, peranan beserta keuntungan lebih banyak
12 dan 35. dibanding dengan aktor di pinggir. Dapat
Aktor 10 memilki paling banyak peran disimpulkan bahwa jaringan komunikasi pada
dalam struktur jaringan adalah Bapak Supriyo. aspek pembibitan di kelompok tani Gemah Ripah
Profesi sebagai petani kentang dan sekaligus II menunjukkan kesenjangan informasi
ketua kelompok tani. Pengalaman akademik dan pembibitan dikarenakan informasi masih dikuasai
organisasi yang dimiliki menjadi dasar dalam oleh beberapa aktor yang berada di tengah-tengah
memimpin kelompok tani. Aktor node 12 adalah jaringan.

Keterangan : : Opinion leader, Hubs, Gatekeeper dan Star : Bridges


: Cosmopolite : Liaison
: Cutpoint : Aktor dalam sistem
: Aktor luar sistem

Gambar 2. Sosiogram Jaringan Komunikasi Petani (Bibit)

3.3. Struktur Jaringan Komunikasi dan kelompok tersebut. Struktur jaringan komunikasi
Peran Petani dalam Pemupukan (pemupukan) bersifat cenderung saling mengunci
yaitu interlocking personal network menurut
Struktur jaringan (pemupukan) memiliki
Rogers and Kinkaid (1981). Struktur ini memilki
nilai kepadatan jaringan yang tergolong rendah
derajat integrasi yang tinggi antar aktor dan
yaitu sebesar 2,6 persen yang menandakan bahwa
cenderung tertutup dengan lingkungan luar
dalam mencari informasi pemupukan sebagian
sistem, sehingga hubungan petani dengan pihak
besar petani langsung berhubungan dengan
luar sangat minim dalam pertukaran informasi.
sumber informasi. Diameter jaringan secara
Pola struktur jaringan berbentuk roda yaitu
keseluruhan yaitu 9 langkah dan jarak rata-rata
struktur jaringan yang memilki pimpinan yang
(average distance) setiap aktor yakni 3,6
berada di pusat dan memilki kekuasaan dalam
langkah. Jarak (distance) menggambarkan
mengendalikan, menyaring serta menghubungkan
kohesivitas antar anggota kelompok di dalam
informasi dari petani satu ke petani yang lainnya.
jaringan, semakin kecil jarak antar anggota atau
tanpa perantara maka akan semakin kohesif

http://www.habitat.ub.ac.id, ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)


Jurnal Habitat, Volume 27, No. 2, Agustus 2016 60

Menurut Eriyanto (2014) analisis jaringan merupakan kemampuan seseorang untuk


dapat dilakukan dengan melihat tiga bentuk memperoleh manfaat dengan kebaikan dari
aliran yaitu jalur (path), jalan (walk) dan jejak keanggotaan di dalam jaringan sosial.
(trail). Hubungan antara aktor satu dengan yang Jaringan komunikasi merupakan salah satu
lain akan melalui jalur yang berbeda-beda dengan dimensi sosial kapital yang lebih fokus pada
bantuan aktor penghubung. Pendeknya jalur aspek ikatan yang terbentuk dari adanya
komunikasi antar aktor akan memaksimalkan hubungan antar orang atau kelompok. Hubungan
informasi yang akan diberikan pada setiap aktor. komunikasi terbentuk atas dasar kepercayaan
Struktur jaringan komunikasi (pemupukan) yang terus dijaga oleh norma yang berlaku.
membentuk klik sebanyak 36 buah. Aktor yang Menurut Mudiarta (2009) pada dasarnya jaringan
paling banyak berperan dalam keanggotaan klik sosial terbentuk karena adanya rasa saling tahu,
merupakan pemilik kios tani dan pengurus saling menginformasikan, saling mengingatkan
kelompok tani. Hubungan yang terjalin antar dan saling membantu dalam melaksanakan
aktor didasarkan atas kedekatan tempat tinggal, ataupun mengatasi sesuatu.
keluarga dan kerjasama anggota kelompok tani. Sosial kapital sipil dibagi dalam tiga (3)
Berdasarkan analisis sentralitas dimensi dasar, yaitu; ikatan (bonds), jembatan
keperantaraan aktor dalam jaringan dapat (bridges), dan hubungan (lingkages). Dimensi
diidentifikasi aktor yang berperan sebagai sosial kapital yang terbentuk dilapangan
jembatan (bridge) dipegang oleh node 11, 76, 12, menunjukkan ikatan yang terbentuk antar
60, 35, 19 dan 60. Peran sebagai (liaison) anggota yaitu ikatan kekeluargaan, tetangga
penghubung antar klik dipegang oleh node 50. dekat dan anggota kelompok merupakan modal
Peran cosmopolite ditunjukkan aktor 11, 76 dan awal yang dimanfaatkan oleh masing-masing
60 karena memiliki sentralitas keperantaraan dan anggota untuk saling bertukar informasi.
memiliki hubungan dengan lingkungan luar yang Jembatan ditunjukkan dari hubungan aktor
lebih luas dan lebih banyak. Aktor 11 dan 76 dengan PT. Indofood dan distributor saprodi
adalah sebagai gatekeeper yang memiliki yang memiliki informasi lebih luas dalam
kemampuan dalam mengatur informasi yang penyedia layanan sarana produksi. Sedangkan
masuk maupun keluar dari sistem. Sentralitas hubungan (lingkages) ditunjukkan dengan
kedekatan aktor dijadikan dasar dalam penentuan hubungan antar kelompok tani Desa Ngantru
peran aktor sebagai cut point atau perekat dalam dalam melakukan proses budidaya kentang.
jaringan, aktornya adalah 11, 76, 60, 12, 35, 54 Ketiga dimensi sosial kapital tersebut
dan 66, sedangkan nilai sentralitas eigenvektor dikendalikan oleh aktor-aktor yang memilki
merupakan indikator sebagai penentuan peran kemampuan dalam melihat peluang mendapatkan
aktor sebagai star yaitu aktor 11. Dapat keuntungan ekonomis dengan terjalinnya
disimpulkan aktor yang berperan dalam jaringan hubungan dan pada akhirnya mendapatkan
komunikasi (pemupukan) adalah aktor 11, 76, 12, manfaat dari terjalinnya hubungan tersebut.
60, 50 dan 35. Aktor 11 adalah Bapak Nur Peran aktor dalam jaringan komunikasi
Khotib yang memiliki latar belakang sebagai ditentukan dari posisinya didalam jaringan
petani kentang selama 21 tahun dan pemilik kios komunikasi. Pada gambar 3 menunjukkan
pertanian. Selain itu aktor 76 yaitu Pak Suroso gambar sosiogram jaringan komunikasi
yang juga memiliki usaha penjualan bahan-bahan kelompok tani Gemah Ripah II pada aspek
pertanian serta pengalaman yang banyak tentang pemupukan. Penyebaran aktor dalam jaringan
budidaya kentang. menunjukkan bahwa penguasaan informasi
Berdasarkan latarbelakang sosial yang pemupukan masih dikuasai oleh aktor-aktor yang
dimiliki aktor-aktor dalam struktur jaringan berada ditengah dan masih banyak aktor di
komunikasi (pemupukan) menunjukkan bahwa pinggir yang belum mengakses informasi,
mereka memilki modal sosial yang mampu sehingga dapat disimpulkan kesenjangan
mengendalikan hubungan komunikasi yang informasi masih terjadi di kelompok tani Gemah
terjadi dalam kelompok tani. Menurut Porter Ripah II.
yang dikutip Syamni (2010) modal sosial

http://www.habitat.ub.ac.id, ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)


Jurnal Habitat, Volume 27, No. 2, Agustus 2016 61

Keterangan : : Opinion leader, Hubs, Gatekeeper dan Star : Bridges


: Cosmopolite : Liaison
: Cutpoint : Aktor luar sistem
: Aktor dalam sistem

Gambar 3. Sosiogram Jaringan Komunikasi (Pemupukan)

3.4. Struktur Jaringan Komunikasi dan keperantaraan aktor tertinggi sebesar 68,6 %,
Peran Petani Terkait Hama dan nilai sentralitas tingkatan tertinggi sebesar 70,4
Penyakit Tumbuhan %, nilai sentralitas kedekatan sebesar 68,6 % dan
tingkat eigenvektor sebesar 81,8 %, tingkat
Struktur jaringan komunikasi terkait (hama
sentralitas tersebut dimiliki oleh aktor 11.
dan penyakit) memiliki nilai kepadatan jaringan
Sentralitas aktor tersebut dijadikan indikator
sebesar 8,8 persen, hal ini berarti bahwa tingkat
dalam penentuan peran-peran aktor dalam
keterhubungan komunikasi petani tentang
jaringan. Aktor bridge yang berperan sebagai
informasi hama dan penyakit masuk kategori
jembatan informasi dipegang oleh node 11, 76,
rendah. Diameter jaringan secara keseluruhan
10, 50, dan 20. Peran cosmopolite ditunjukkan
yaitu 6 langkah dan jarak rata-rata (average
oleh node 76 yang ditunjang oleh hubungan
distance) setiap aktor dalam jaringan yakni 2,3
dengan lingkungan di luar yang lebih luas dan
langkah. Jarak (distance) menggambarkan
jumlah yang banyak. Aktor sebagai pengendali
kohesivitas antar anggota kelompok di dalam
informasi bagi kelompok yaitu sebagai
jaringan, semakin kecil jarak antar anggota atau
gatekeeper adalah node 11, karena memilki
tanpa perantara maka akan semakin kohesif
kekuasaan tertinggi dalam sistem jaringan untuk
kelompok tersebut. Hal ini memperlihatkan pola
menseleksi serta menyaring informasi yang akan
jaringan yang relatif memusat, anggota kelompok
diberikan kepada anggota sistem yang lainnya.
tani cenderung melakukan kontak dengan aktor
Selain itu aktor 11 merupakan aktor yang paling
terpercaya dalam jaringan agar bisa mendapatkan
populer dalam jaringan (hubs) dan sebagai
informasi hama dan penyakit yang paling baik
pemuka pendapat dalam kelompok (opinion
dan dapat memberikan keuntungan. Struktur
leader) Sentralitas kedekatan dengan aktor lain
jaringan yang terbentuk dalam hal hama dan
dalam jaringan dijadikan indikator dalam
penyakit tumbuhan cenderung bersifat saling
penentuan peran aktor sebagai perekat bagi
mengunci yaitu interlocking personal network.
jaringan (cut point), peran ini teridentifikasi
Model struktur jaringan berbentuk model roda
dilakukan oleh aktor 11, 76, 10, 50, 20, dan 66.
dengan aktor sebagai pemimpin berada di tengah-
Dalam jaringan komunikasi terdapat aktor yang
tengah, pemimpin mengambil peranan untuk
terisolir dari aktor lainnya dalam jaringan yaitu
mengatur pertukaran informasi dalam struktur
isolate, aktor tersebut tidak memiliki hubungan
jaringan.
dengan aktor lain yaitu aktor 23, 25, 26, 27 dan
Berdasarkan sosiogram menunjukkan
41. Tingkat eigenvektor pada aktor 11 dijadikan
jumlah klik yang terbentuk dalam interaksi
indikator dalam penentuan perannya sebagai star.
komunikasi tentang hama dan penyakit sebanyak
Pada gambar 3 menunjukkan hasil analisis
67 buah. Peran aktor dilihat dari sentralitas aktor
struktur jaringan dalam bentuk sosiogram,
dalam jaringan yaitu nilai sentralitas
berdasarkan hal tersebut dapat dilihat secara

http://www.habitat.ub.ac.id, ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)


Jurnal Habitat, Volume 27, No. 2, Agustus 2016 62

keseluruhan peran aktor-aktor dalam jaringan masih mengalami kesenjangan dalam penyebaran
komunikasi tentang pengendalian hama dan informasi hama dan penyakit, miskinnya
penyakit tumbuhan didominasi oleh aktor 11 dan interaksi antar aktor ditandai oleh struktur
76 yang ditandai warna merah dan kuning. Dapat jaringan yang didominasi oleh aktor yang dalam
disimpulkan bahwa struktur jaringan komunikasi jumlah kecil dalam jaringan.

Keterangan : : Opinion leader, Hubs, Gatekeeper dan Star : Bridges


: Cosmopolite : Isolate
: Aktor dalam sistem : Cutpoint

Gambar 4. Sosiogram Jaringan Komunikasi (Hama dan Penyakit Tumbuhan)

3.5. Struktur Jaringan Komunikasi dan Klik yang terbentuk dalam interaksi
Peran Petani Terkait Kegiatan Panen komunikasi tentang panen sebanyak 37 buah,
dengan anggota empat sebanyak 5 buah dan
Struktur jaringan komunikasi (panen)
anggota tiga sebanyak 32 buah. Jalur komunikasi
memperlihatkan kepadatan jaringan sebesar 2,3
yang pendek akan lebih memaksimalkan
persen, hal ini berarti rata-rata petani hanya
informasi sampai pada aktor lainnya. Hubungan
menghubungi sumber informasi secara langsung.
yang terjadi rata-rata didasarkan atas kedekatan
Informasi tentang harga dan kualitas kentang
tempat tinggal, kekeluargaan dan kerjasama
serta penanganan pasca panen didapatkan dari
kemitraan.
pihak pabrik atau pedagang/tengkulak.
Penentuan peran aktor dalam jaringan utuh
Kerjasama kemitraan antara pihak pabrik dan
ditentukan dari tingkat sentralitas dari masing-
kelompok tani telah sepakat untuk harga
masing aktor, nilai sentralitas tertinggi dimiliki
pengambilan kentang sebesar Rp. 6000/ kg oleh
oleh aktor 10 dengan nilai sentralitas
pihak pabrik dengan kualitas yang baik.
keperantaraan sebesar 36,4 %, sentralitas
Kesepakatan tersebut telah memenuhi segala
tingkatan sebesar 39 %, sentralitas kedekatan
informasi yang dibutuhkan oleh para petani,
sebesar 43,6 % dan eigenvektor sebesar 73,2 %.
tetapi bagi petani yang tidak mengikuti kemitraan
Indikator tersebut merupakan salah satu nilai
masih berhubungan dengan pedagang/tengkulak.
yang dijadikan penentu posisi dan peran aktor
Diameter jaringan secara keseluruhan yaitu
dalam jaringan komunikasi. Aktor yang berperan
8 langkah dan jarak rata-rata (average distance)
sebagai jembatan (bridge) dipegang oleh node
setiap aktor dalam jaringan yakni 3 langkah.
10, 12, 61, 44 dan 45. Sedangkan peran liaison
Jarak (distance) menggambarkan semakin kecil
yang menghubungkan antar klik dan aktor
jarak antar anggota atau tanpa perantara maka
tersebut bukan merupakan anggota klik adalah
akan semakin kohesif kelompok tersebut.
aktor 44. Peran cosmopolite ditunjukkan node 10,
Struktur jaringan memperlihatkan pola jaringan
12 dan 61. Aktor yang memilki peran sebagai
yang menyebar, anggota kelompok tani
gatekeeper, hubs, star dan opinion leader adalah
cenderung melakukan kontak dengan sebanyak
node 10. Peran cut point dilakukan oleh node
mungkin aktor lain dalam jaringan. Struktur
10,12, 42, 45, 35 dan 20. Aktor yang tidak
jaringan yang terbentuk dalam jaringan
memilki hubungan sama sekali (isolate) pada
komunikasi (panen) cenderung menyebar yaitu
penyebaran informasi panen terdapat 6 orang
radial personal network. Dan model struktur
yaitu node 28, 29, 51, 57, 58, 67. Dapat
jaringan yang berbentuk model roda.
disimpulkan aktor-aktor yang memilki peranan

http://www.habitat.ub.ac.id, ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)


Jurnal Habitat, Volume 27, No. 2, Agustus 2016 63

penting dalam proses pertukaran informasi kelompok tani Gemah Ripah II pada aspek panen
tentang panen dilakukan oleh node 10, 12, 61, 44, masih didominasi oleh beberapa aktor saja, hal
45, 42, 35 dan 75. ini membuat interaksi belum berjalan maksimal
Berdasarkan analisis struktur jaringan dan sehingga dapat menghambat penyebaran
gambar sosiogram (gambar 4) menunjukkan informasi pada seluruh anggota.
bahwa hubungan komunikasi yang terjadi di

Keterangan : : Opinion leader, Hubs, Gatekeeper dan Star : Bridges


: Cosmopolite : Liaison
: Isolate : Cutpoint
: Aktor luar sistem : Aktor dalam sistem

Gambar 5. Sosiogram Jaringan Komunikasi Petani (Panen)

3.6. Faktor Karakteristik Individu dan komunikasi, bertukar informasi dan memutuskan
Karakteristik Usahatani untuk menerapkan teknologi budidaya. Menurut
Mardikanto dalam Zulvera, (2014) karakteristik
Karakteristik individu yang dimiliki oleh
individu sangat besar pengaruhnya terhadap cepat
aktor-aktor penting dalam jaringan komunikasi
atau lambatnya proses adopsi inovasi.
sangat beragam. Karakteristik petani juga dapat
mempengaruhi petani dalam perilaku
Tabel 1. Karakteristik Individu Anggota Kelompok Tani
Aktor Nama Umur Pendidikan Pengalaman Pendapatan Media Massa Kekosmopolitan
10 Supriyo Sangat Produktif Diploma Berpengalaman Rendah 3 buah Rendah
Chairul Sangat
12 Anam Sangat Produktif SD Berpengalaman Sedang 2 buah Sedang
35 Prayitno Kurang Produktif SD Berpengalaman Rendah 3 buah Tinggi
61 Suyanto Produktif SMA Berpengalaman Tinggi 3 buah Tinggi
Nur Tinggi
11 Khotib Sangat Produktif SMP Pengalaman Tinggi 2 buah Rendah
76 Suroso Produktif SD Berpengalaman Rendah 4 Buah Tinggi
60 Yutadi Produktif SD Berpengalaman Rendah 1 buah Sedang
50 Ali Kurang Produktif SD Berpengalaman Sedang 6 buah Sedang

Karakteristik individu menjadi faktor dibutuhkan bagi dirinya dan kelompoknya.


pendukung dalam proses pertukaran informasi Pengalaman dalam berusahatani adalah modal
pada setiap aktor. Petani dengan umur sangat dasar dalam merespon segala bentuk informasi
produktif cenderung mampu menjadi jembatan yang dibutuhkan. Pedapatan merupakan faktor
dalam pertukaran informasi, mereka memilki pendukung dalam melakukan perubahan dalam
keingintahuan serta motivasi yang tinggi untuk usahatani dengan resiko yang ada. Interaksi
melakukan perubahan dalam berusahatani. Petani dengan dengan lingkungan luar akan menambah
dengan pendidikan yang tinggi memiliki informasi baru dengan cara mengakses segala
manajemen pengelolaan informasi yang

http://www.habitat.ub.ac.id, ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)


Jurnal Habitat, Volume 27, No. 2, Agustus 2016 64

bentuk media massa dan bertemu dengan tenaga Menurut Berger dalam Morisaan (2013) strategi
ahli yang berkompeten dibidangnya. manusia untuk mendapatkan informasi untuk
Keputusan petani dalam memanfaatkan mengurangi ketidakpastian dapat menggunakan
sumberdaya usahatani sangat mempengaruhi strategi reactivity searching yaitu mengamati
hasil produktivitas kentang. Kerjasama kemitraan tingkah laku orang lain dan mengikutinya.
telah menjamin kebutuhan petani seperti
3.7. Hubungan antara Jaringan Komunikasi
kebutuhan benih unggul serta kepastian harga
dan Penerapan Teknologi Budidaya
jual. Kemitraan membantu petani dalam
Kentang
kepastian menyediakan sarana produksi yang
unggul dan kepastian harga saat panen, hal ini Dalam penelitian ini ingin membuktikan
membuat interaksi komunikasi menjadi semakin adanya hubungan antara jaringan komunikasi
efektif untuk menghasilkan produktifitas yang dengan penerapan teknologi budidaya kentang.
tinggi. Tujuan komunikasi adalah mengurangi Jaringan komunikasi yang terbentuk diukur
ketidakpastian dalam berusahatani, bila informasi dengan empat pengukuran yaitu sentralitas
yang dinginkan telah terpenuhi melalui program tingkatan, sentralitas kedekatan, sentralitas
kemitraan maka motivasi petani akan bertambah keperantaraan dan eigenvektor.
untuk menghasilkan yang produksi lebih baik.
Tabel 2. Hubungan Jaringan Komunikasi dengan Penerapan Teknologi Budidaya Kentang
Jaringan Komunikasi
Variabel Sentralitas Sentralitas Sentralitas
Eigenvektor
Tingkatan Kedekatan Keperantaraan
0.134 0.098 0.17 0.087
Penerapan Teknologi 0.168 0.310** 0.343** 0.132
Budidaya Kentang 0.226* 0.186 0.280* 0.058
0.06 0.061 0.094 0.04
Keterangan: * Korelasi nyata pada taraf 0.05 (uji dua arah)
** Korelasi sangat nyata pada taraf 0.01 (uji dua arah)

Pada Tabel 2 secara umum menunjukkan perlu adanya strategi dalam penyebaran informasi
hubungan yang nyata antara hubungan variabel yang efektif dengan mempertimbangkan struktur
jaringan komunikasi (sentralitas tingkatan, jaringan komunikasi yang terbentuk.
sentralitas kedekatan dan eigenvektor) dengan Rekomendasi agar penyebaran informasi tentang
penerapan teknologi budidaya kentang. Dapat teknologi budidaya kentang dapat berjalan
disimpulkan bahwa jaringan komunikasi dengan efektif yaitu memanfaatkan aktor yang
memiliki hubungan dengan penerapan teknologi memiliki peran sebagai penghubung dalam
budidaya kentang. Hal ini menunjukkan bahwa jaringan. Aktor ini dapat menghubungkan aktor-
interaksi komunikasi dengan aktor yg popularitas aktor terluar (dipinggir) yang belum tersentuh
tinggi, jarak saling berdekatan, serta berhubungan informasi. Dengan melibatkan aktor penghubung
dengan aktor yg tepat dapat mempercepat proses diharapkan pilihan sebagai sumber informasi di
penerapan teknologi budidaya kentang. Interaksi jaringan dapat bertambah dan peran aktor yang
yang positif antar aktor dalam jaringan akan berada pinggir dapat berubah secara dinamis
mengurangi ketidakpastian informasi dan serta berkurang.
selanjutnya akan mampu menerapkan teknologi
budidaya sesuai anjuran. 4. Kesimpulan
Berdasarkan analisa struktur jaringan 1. Analisis struktur jaringan komunikasi
komunikasi dan analisa korelasi menunjukkan menunjukkan hubungan komunikasi yang
bahwa hubungan komunikasi masih belum terjadi di kelompok tani belum merata,
merata dan informasi masih didominasi oleh arus informasi masih didominasi oleh aktor
beberapa petani saja, hal ini membuat penting yang berjumlah sedikit yaitu aktor
kesenjangan informasi. Kesenjangan informasi 10, 12, 35, 61, 11, 76, 60 dan 50.
teknologi budidaya akan menghambat penerapan Penyebaran informasi akan efektif dengan
teknologi di lapangan oleh petani. Oleh sebab itu memanfaatkan aktor yang berperan sebagai

http://www.habitat.ub.ac.id, ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)


Jurnal Habitat, Volume 27, No. 2, Agustus 2016 65

penghubung/perantara. Kecenderungan Scott, Jhon. 2012. Teori Sosial : Masalah-


petani melakukan komunikasi didasarkan Masalah Pokok Dalam Sosiologi.
pada pertimbangan kepercayaan, Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
kedekatan tempat tinggal, kebutuhan
Scott, Noel, Rodolfo Baggio and Chris Cooper.
saprodi dan pengalaman sumber informasi.
2008. Network Analysis and Tourism :
2. Karakteristik individu dan karakteristik
From Theory to Practice.
usahatani merupakan faktor pendukung
Toronto.Channel View Publications.
dalam terbentuknya struktur jaringan
komunikasi dan peranan aktor. Valente, Thomas W. And Rebecca L. Davis.
3. Hubungan antara jaringan komunikasi 1999. Accelerating the Diffusion of
dengan penerapan teknologi budidaya Innovation using Opinion Leaders.
kentang menunjukkan hubungan yang Annals of the American Academy of
positif dan nyata. Interaksi komunikasi Political and Social Science. Vol.566 pp.
dengan aktor dengan popularitas tinggi, 55-67.
jarak saling berdekatan, serta berhubungan Zulvera. 2014. Faktor Penetu Adopsi Sistem
dengan aktor yang tepat dapat Pertanian Sayuran Organik dan
mempercepat proses penerapan teknologi Keberdayaan Petani di Provinsi Sumatera
budidaya kentang. Barat. Tesis. Bogor. Institut Pertanian
Bogor.
Daftar Pustaka
Borgatti, Stephen P. And Rich Dejody, 2013.
“Basic Concepts in Social Network
Analiysis” Makalah Workshop SNA, 5
Juni 2013. Diakses dari
https://sites.google.com/site/uklinkcenter.
DeVito JA. 1997. Komunikasi Antar Manusia.
Edisi Kelima. Hunter College of the City
University of New York. Alih Bahasa
Agus Maulana. Jakarta.
Eriyanto, 2014, Analisis Jaringan Komunikasi
Strategi Baru Dalam Penelitian Ilmu
Komunikasi Dan Ilmu Sosial lainnya.
Jakarta. Prenada Media Group.
Golbeck, Jennifer. 2013. Analyzing the Social
Web. Boston. Elsevier.
Morissan, 2013, Teori Komunikasi Individu
Hingga Massa. Jakarta. Kencana.
Mudiarta K. G. 2009. Jaringan Sosial (Networks)
dalam Pengembangan Sistem dan Usaha
Agribisnis Perspektif Teori dan
Dinamika Studi Kapital Sosial. Jurnal
Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol.
27. No. 1 pp. 1 - 12
Rogers, E.M and L. Kincaid. 1981.
Communicaton network: toward a new
paradigm for research. London: Collier
macmillan Publisher.
Syamni Ghazali. 2010. Profil Sosial Capital
Sesuatu Kajian Literatur. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi.Vol 17. No 2.

http://www.habitat.ub.ac.id, ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)

Anda mungkin juga menyukai