Anda di halaman 1dari 4

Metode Studi Kasus

Metode pembelajaran studi kasus merupakan salah satu model pembelajaran SCL “
Student Center Learning”. Metode pembelajaran studi kasus adalah metode yang berbentuk
penjelasan tentang suatu masalah, kejadian, atau situasi tertentu, kemudian peserta didik
diberikan tugas untuk mencari alternatif pemecahan dari masalah yang diberikan (Yamin,
2008). Pada model pembelajaran ini, peserta didik dituntut untuk berperan aktif dalam
pengambilan keputusan terhadap suatu kasus (masalah) yang nyata. Metode pembelajaran
studi kasus dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk
menemukan solusi dari suatu topik atau masalah yang akan dipecahkan. Metode studi kasus
dapat dikembangkan pada peserta didik, ketika peserta didik memiliki pengetahuan awal
tentang masalah yang diberikan.

Terdapat beberapa karakteristik yang menunjukkan metode studi kasus. Metode studi
kasus menggunakan suatu peritiwa yang dipandang sebagi suatu masalah yang bersifat
faktual. Dalam metode ini peserta didik akan berperan aktif dalam upaya pencarian
pemecahan masalah yang dihadapi dan pendidik akan berperan sebagai pembimbing yang
mengarahkan peserta didik untuk memilih alternatif pemecahan masalah. Penekanan proses
belajar dari metode kasus tidak hanya pada penyampaian informasi oleh pendidik, melainkan
pada pengembangan keterampilan pemikiran kritis dan analitis terhadap kasus atau
permasalahan yang akan diselesaikan. Pada metode studi kasus ini, peserta didik harus
memiliki pengetahuan atau gambaran awal terhadap masalah yang akan diselesaikan,
sehingga peserta didik tidak kesulitan dalm mengambil keputusan dalam pemecahan masalah.

Peran pendidik pada metode studi kasus adalah sebagai fasilitator, pembimbing dan
juga pengawas, sedangkan peserta didik memiliki peran dalam suatu team untuk bekerja
sama dalam memecahkan masalah. Langkah-lngkah dalam metode studi kasus yang pertama
yaitu, pendidik harus mengetahui apa tujuan yang ingin dicapai peserta didik dalam
pembelajaran menggunakan metode studi kasus. Pendidik harus terlebih dahulu
mempersiapkan kasus yang sesuai serta menganalisis apakah kasus akan sesuai dan cocok
apabila diberikan kepada siswa. Pendidik harus membagi kelas menjadi beberapa kelompok,
kemudian peserta didik akan mendiskusikan kasus yang diberikan oleh pendidik di dalam
sebuah kelompok. Setiap kelompok diskusi akan membuat rangkuman mengenai kasus secara
lengkap yang mengarah pada pemecahan masalah. Ketika waktu diskusi telah berakhir setiap
kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Pendidik akan menilai hasil
diskusi setiap kelompok, penilaian yang diberikan guru berupa sikap siswa dalam
mengembangkan pola pikir, cara peserta didik mengemukakan pendapat saat diskusi
kelompok berlangsung, serta cara peserta didik dalam memecahkan masalah.

Kelebihan metode pembelajaran studi kasus, yaitu:

a. Dengan mengamati, memikirkan, dan bertindak dalam mengatasi situasi tertentu


peserta didik lebih meyakini apa yang diamati dan dapat menemukan banyak cara
serta jalan keluar untuk memecahkan masalah.
b. Peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dasar serta mengetahui penyebab yanag
melandasi suatu kasus atau masalah.
c. Peserta didik menjadi lebih aktif dan termotivasi untuk berfikir kritis dalam proses
pemecahan suatu kasus.
d. Dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan
keterampilan berkomunikasi secara lisan maupun tulisan.

Kelemahan metode pembelajaran studi kasus, yaitu:

a. Pendidik memerlukan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan bahan kasus dan
petunjuk yang akan diberikan kepada peserta didik.
b. Peserta didik bisa mengalami kebingungan dan frustasi ketika informasi dari kasus
yang didapatkan kurang lengkap.

Metode Praktikum

Metode praktikum adalah metode pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk
melakukan kegiatan percobaan yang bertujuan untuk membuktikan atau menguji teori yang
telah dipelajari memang memiliki kebenaran. Metode praktikum memberikan kesempatan
kepada peserta didik secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu
proses percobaan secara mandiri. Praktikum yang dilaksanakan secara berkelompok akan
mengajarkan peserta didik untuk bekerja sama dengan orang lain. Proses pengambilan data
pada praktikum dapat digunakan cara untuk latihan bagi peserta didik untuk bertindak jujur
dan teliti dalam melakukan pekerjaan. Dengan demikian dalam pembelajaran dengan metode
praktikum tidak hanya memberikan pengetahuan kepada peserta didik, tetapi metode
praktikum juga dapat digunakan untuk mendidik karakter peserta didik agar bersikap jujur,
toleran, adil, sabar, kerjasama, dan teliti dalam melakukan sesuatu.
Dalam metode praktikum, setiap peserta didik melakukan percobaan dengan melalui
beberapa proses. Proses tersebut seperti, menyiapkan alat dan bahan, percobaan, pengamatan
dan pencatatan hasil percobaan. Hasil yang telah didapatkan peserta didik pada saat
percobaan kemudian diserahkan kepada pendidik dan pada tahap akhir dapat dilakukan
presentasi tiap individu atau kelompok untuk menyampaikan hasil praktium.

Rahman, T. 2018. Aplikasi Model-Model Pembelajaran Dalam Penelitian Tindakan Kelas.


Semarang: Pilar Nusantara.

Metode praktikum mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:

a. Mampu membuat peserta didik lebih mempercayai teori atau konsep yang telah
dipelajari melalui kebenaran yang didapatkan saat melakukan percobaan.
b. Mampu menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik seperti kerjasama, jujur, kritis,
terbuka dan toleransi.
c. Memperkaya pengalaman peserta didik dalam hal yang bersifat obyektif dan realistis.
d. Mampu mengembangkan sikap berfikir ilmiah peserta didik.
e. Hasil belajar peserta didik akan bertahan lama dan mudah diingat serta terjadi proses
internalisasi.

Nugrahani, M. 2018. Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Saintifik Menggunakan


Metode Eksperimen Dan Metode Proyek Ditinjau Dari Kreativitas Dan
Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas XI SMAN 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Konvergensi. 5(1): 49-68.

Kelemahan metode praktikum, yaitu:

a. Terkadang alat dan bahan yang dibtuhkn kurang memadai dengan jumlah siswa yang
ada. Harga alat-alat dan bahan percobaan yang mahal membuat peserta didik memiliki
kesempatan yang terbatas untuk melakukan percobaan karena harus bergiliran dalam
mengamati.
b. Praktikum membutuhkan waktu yang cukup panjang, sehingga peserta didik harus
meninggalkan percobaan yang dilakukan untuk mendapatkan materi yang belum
disampaikan oleh pendidik.
c. Metode praktikum hanya tepat digunakan pada beberapa bidang seperti sains dan
teknologi modern.
Rahman, T. 2018. Aplikasi Model-Model Pembelajaran Dalam Penelitian Tindakan Kelas.
Semarang: Pilar Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai