Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mengoperasikan sebuah organisasi yang kompleks dengan efisien dan efektif,
manajemen membutuhkan informasi terinci tentang operasi perusahaan. Seperti berapa jumlah
bahan yang harus disediakan, darimana bahan diperoleh, berapa jumlah peralatan yang terpakai,
berapa karyawan yang layak diperkerjakan dan lainnya.
Semua persoalan tersebut akan dapat diatasi oleh manajemen apabila manajemen
memperoleh informasi yang tepat untuk digunakan sebagai dasar kebijakannya. Artinya
manajemen harus memperoleh informasi tentang masukan dan keluaran perusahaan untuk dasar
operasinya. Tanpa informasi tentang masukan dan keluaran, maka manajemen tidak akan dapat
mengambil keputusan dengan tepat.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sistem informasi yang memadai. Yaitu sistem
informasi untuk perencanaan, pengelolaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Sistem
informasi yang berhubungan dengan masalah akuntansi atau keuangan merupakan tugas dan
tanggung jawab dari akuntan manajemen, dan sistem informasi yang berhubungan dengan
akuntansi tersebut disebut Akuntansi Manajemen. (Machfoedz, Mas’ud, Akuntansi Manajemen,
2002).
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa peranan akuntan manjemen sangat penting dalam
mengambil suatu keputusan yang tepat guna mendukung suatu perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jelas mengenai akuntansi manajemen kami
akan membahas mengenai “Pengaturan : Peran, Sejarah, Dan Tujuan Akuntansi Manajemen”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran dari akuntansi manajemen ?
2. Bagaimana sejarah dan tujuan akuntansi manajemen ?
3. Apa perbedaan antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran dari akuntansi manajemen

1
2. Untuk mengetahui sejarah dan arah dari akuntansi manajemen
3. Untuk memahami perbedaan antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen


Sistem informasi akuntansi manajemen (management accounting information system) adalah
sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan
memprosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen. Proses (pengolahan) adalah inti dari suatu
sistem informasi akuntansi manajemen dan digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
memenuhi tujuan suatu sistem. Suatu proses dapat dijelaskan oleh aktivitas seperti pengumpulan
(collecting), pengukuran (neasuring), penyimpanan (storing), analisis (analysis), pelaporan (reporting)
dan pengelolaan (managing) informasi. Keluarannya dapat berupa laporan khusus, biaya produk, biaya
pelanggan, anggaran, laporan kinerja dan bahkan komunikasi personal.
Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan
sifat dari masukan atau proses, bahkan keluarannya. Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada
tujuan yang hendak dicapai manajemen. Sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan utama,
yaitu :

1. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam penghitungan harga pokok, jasa,


produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Ketiga tujuan ini menunjukan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses
ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi
akuntansi manajemen dapat membantu manajer mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan
masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan digunakan dalam semua
tahap manajemen, meliputi perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan). Selain itu,
kebutuhan akan informasi tidak terbatas hanya pada organisasi manufaktur. Informasi akuntansi
manajemen digunakan di semua organisasi manufaktur (pabrikasi), dagang, dan jasa.

3
B. Proses Manajemen
Proses manajemen (management process) didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh manajer dalam menjalankan perusahaan untuk mencapai tujuan. Pada umumnya
meliputi 4 kegiatan :

1. Perencanaan (planning), Merupakan formulasi terinci dari kegiatan untuk mencapai suatu
tujuan akhir tertentu. Merupakan awal dari upaya pencapaian tujuan manajemen.
2. Pengorganisasian dan Pengarahan (organizing), Setelah rencana disusun, manajemen
harus melakukan upaya pengorganisasian dan pengarahan supaya apa yang direncanakan
dilakukan secara tepat
3. Pengendalian (controlling), Pelaksanaan rencana dalam setiap tahap kegiatan harus selalu
diawasi untuk memastikan bahwa rencana berjalan sebagaimana seharusnya. Pada tahap
pengendalian ini apabila perlu dapat dilakukan tindakan korektif.
4. Pengambilan keputusan (decision making), Merupakan satu moment dimana manajemen
harus memilih dari beberapa alternatif. Keputusan yang diambil dapat ditingkatkan
kualitasnya jika manajemen memiliki informasi-informasi yang relevan untuk mengambil
keputusan.

C. Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan


Di dalam satu perusahaan akan memiliki dua subsistem utama yaitu : sistem Akuntansi Manajemen
dan sistem Akuntansi Keuangan. (Sistem Informasi Akuntansi merupakan subsistem dari Sistem
Informasi Manajemen perusahaan secara keseluruhan). Kedua sub sistem tersebut berbeda tujuannya,
sifat masukannya dan jenis proses yang diperlukan untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran
(output).
Sistem Informasi Akuntansi Keuangan berhubungan terutama dengan penyediaan keluaran bagi
pengguna eksternal. Sistem tersebut menggunakan kegiatan ekonomi sebagai masukan dan
memprosesnya sampai memenuhi aturan dan ketentuan tertentu. Tujuannya adalah untuk menyusun
laporan eksternal (laporan keuangan) bagi : a. investor, b. kreditor, c. lembaga pemerintah dan pengguna
eksternal lainnya.
Sistem akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pengguna internal, seperti manajer,
CEO (Chief Executive Officer) dan pekerja. Secara spesifik akuntansi manajemen mengidentifikasi,
mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna
internal untuk merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan untuk mencapai tujuan perusahaan.

4
Perbedaan secara keseluruhan mengenai akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen
dapat dilihat pada tampilan dibawah ini :

Hansen dan Mowen dalam Accounting Media (2014) menjelaskan perbedaan antara
akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan dari beberapa aspek, antara lain:
1. Pengguna
Akuntansi manajemen berfokus pada kebutuhan informasi dari pengguna internal, misalnya saja
manajer membutuhkan informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan akuntansi keuangan berfokus pada informasi bagi pengguna eksternal, misalnya saja
laporan keuangan ditujukan kepada para pemegang saham.
2. Pembatasan pada masukan dan proses
Akuntansi manajemen tidak bergantung pada prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara
umum. SEC, PCAOB, dan FASB menetapkan prosedur akuntansi yang harus diikuti untuk
pelaporan keuangan. Masukan dan proses dari akuntansi keuangan harus jelas dan terbatas,
hanya kegiatan ekonomi tertentu yang memenuhi klasifikasi sebagai masukan dan prosesnya
harus mengikuti metode yang diterima secara umum. Hal ini berbeda dengan akuntansi
manajemen yang tidak memiliki lembaga khusus untuk mengatur format, isi, dan aturan dalam
memilih masukan, proses, dan penyusunan laporan. Manajer bebas memilih informasi apapun
yang mereka inginkan.
3. Jenis informasi

5
Pembatasan dalam akuntansi keuangan cenderung menghasilkan informasi keuangan yang
objektif dan dapat diverifikasi. Dalam akuntansi manajemen, informasi yang dihasilkan dapat
berupa informasi keuangan dan non-keuangan, serta bersifat lebih subjektif.
4. Orientasi waktu
Akuntansi keuangan memiliki orientasi historis. Fungsinya adalah mencatat dan melaporkan
kegiatan-kegiatan yang telah terjadi. Walaupun akuntansi manajemen juga mencatat dan
melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah terjadi, akuntansi manajemen lebih menekankan pada
penyediaan informasi kegiatan-kegiatan yang akan mendatang. Orientasi masa depan ini
dibutuhkan karena akan digunakan untuk mendukung fungsi manajerial dari perencanaan dan
pengambilan keputusan.
5. Tingkat agregasi
Akuntansi manajemen menyediakan ukuran dan laporan internal yang digunakan untuk
mengevaluasi berbagai entitas, lini produk, departemen, dan manajer. Informasi yang snagat
terperinci dibutuhkan dan disediakan. Di pihak lain, akuntansi keuangan berfokus pada kinerja
perusahaan secara keseluruhan dan memberikan sudut pandang yang lebih agregat.
6. Keluasan
Akuntansi manajemen jauh lebih luas daripada akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen
meliputi aspek-aspek ekonomi manajerial, rekayasa industri, ilmu manajemen, dan berbagai
bidang lainnya.

D. Perspektif Historis Singkat atas Akuntansi Manajemen


Kebanyakan prosedur perhitungan harga pokok produk dan akuntansi manajemen yang
digunakan pada abad ke-20 dikembangkan antara tahun 1880 dan 1925. Satu hal yang menarik
adalah banyak perkembangan sebelumnya (samapi tahun 1914) menekankan pada perhitungan
penetapan harga pokok produk pada tingkat manajerial-menelusuri tingkat laba perusahan ke tiap
produk dan menggunakan informasi ini untuk pengambilan keputusan strategis. Akan tetapi,
pada tahun 1925, penekanan pada hal tersebut ditinggalkan, seiring dengan munculnya
pendekatan perhitungan biaya persediaan-mengalokasikan biaya manufaktur ke produk agar
biaya persediaan dapat dilaporkan kepada pengguna eksternal laporan keuangan
perusahaan.

6
Laporan keuangan telah menjadi kekuatan yang membentuk desain sistem akuntansi biaya.
Manajer dan perusahaan bersedia menerima informasi biaya rata-rata secara agregat atas tiap
produk, karena mereka merasa tiap produk, membutuhkan biaya masing-masing produk yang
lebih terinci dan akurat mengenai tiap produk. Sepanjang perusahaan memproduksi produk-
produk sejenis yang membutuhkan sumber daya pada tingkat yang hampir sama, informasi biaya
rata-rata yang disediakan oleh system biaya yang dipengaruhi oleh sistem keuangan, sudah
cukup memadai. Lagi pula, pada beberapa perusahaan, walaupun keanekaragaman jenis produk
meningkat, kebutuhan akan informasi biaya yang lebih akurat akan kalah dari tingginya biaya
yang dibutuhkan untuk menyediakan informasi tersebut. Pada banyak perusahaan, biaya yang
dikeluarkan untuk menyusun sistem biaya yang lebih terinci lebih besar dibandingkan
manfaatnya.
Beberapa usaha untuk meningkatkan kegunaan manajerial dari sisitem biaya konvensional,
dilakukan pada tahun 1950an dan 1960an para pengguna mediskusikan kelemahan yang
disediakan oleh sistem yang dirancang untuk menyusun laporan keuangan. Akan tetapi, usaha-
usaha untuk memperbaiki sistem tersebut pada dasarnya terpusat untuk membuat informasi
akuntansi keuangan yang lebih berguna bagi penggunanya, daripada untuk menghasilkan
seperangkat informasi dan prosedur baru yang terpisah dari sistem laporan eksternal.
Pada tahun 1980an dan 1990an, banayak ditemukam bahwa praktik-praktik akuntansi
manajemen tradisional sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan mnajerial. Beberapa pihak
menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen yang ada sudah usang tidak berguna. Kalkulasi
biaya produk yang lebih akurat, lebih berguna dan yang menjelaskan secara rinci penggunaan
masukan, dibutuhkan untuk memungkinkan manajer meningkatkan kualitas, produktifitas,dan
mengurangi biaya. Sebagai tanggapan terhadap kelemahan sistem akuntansi manajemen yang
baru dapat memenuhi kebutuhan lingkungan ekonomi dewasa ini.

E. Tema Baru Dalam Akuntansi Manajemen


Lingkungan ekonomi telah mensyaratkan perkembangan praktik-praktik akuntansi
manajemen yang inovatif dan relevan. Beberapa tema baru dalam Akuntansi Manajemen adalah:
1. Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity Based Management).

7
Manajemen berbasis aktivitas adalah pendekatan pengelolaan terpadu dan bersistem terhadap
aktivitas dengan tujuan untuk meningkatkan customer value dan laba yang dicapai dari
penyediaan value tersebut. Dari definisi ini, terdapat dua frase penting, yaitu :
a) Berfokus ke pengelolaan secara terpadu dan bersistem terhadap aktivitas. Yaitu serangkaian
kegiatan yang membentuk suatu proses untuk pembuatan produk dan penyerahan jasa. Di
dalam manajemen tradisional, proses pembuatan produk dan penyerahan jasa dipecah ke
dalam bagianbagian yang lebih kecil, karena diyakini jika pengerjaan bagian-bagian yang
lebih kecil dilaksanakan secara berkualitas dan efisien, proses pembuatan produk dan
penyerahan jasa secara keseluruhan akan berkualitas dan efisien. Oleh karena itu, manajemen
berbasis aktivitas berusaha memadukan kembali proses pembuatan produk dan penyerahan
jasa yang telah difragmentasi dalam manajemen tradisional tersebut, dengan memfokuskan
ke pengelolaan secara terpadu dan berbasis sistem terhadap aktivitas pembuatan produk dan
penyerahan jasa.
b) Bertujuan untuk meningkatkan customer value (nilai pelanggan dan laba. Tujuan manajemen
berbasis aktivitas adalah untuk improvement secara berkelanjutan terhadap customer value
dan penghilangan pemborosan. Dengan hilangnya pemborosan tersebut, biaya dapat
berkurang dan sebagai akibatnya laba akan meningkat. Pengurangan biaya merupakan akibat
dari dihilangkannya pemborosan. Pemborosan diakibatkan oleh adanya aktivitas-bukan-
penambah nilai (non-valueadded activity) dan aktivitas penambah nilai (value-added activity)
yang tidak dilaksanakan secara efisien. Dengan demikian fokus manajemen berbasis aktivitas
adalah penyebab terjadinya biaya itu sendiri. Manajemen berbasis aktivitas mencakup
analisis nilai proses (process value analysis) dan penentuan biaya proses. Analisis nilai
proses adalah evaluasi terhadap nilai yang dapat dihasilkan oleh suatu proses. Suatu proses
terdiri dari serangkaian aktivitas untuk menghasilkan nilai bagi customer. Rangkaian
aktivitas untuk menghasilkan nilai bagi customer dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
aktivitas-penambah nilai dan aktivitas-bukan-penambah nilai. Penentuan biaya proses adalah
perhitungan nilai sumber daya yang dikorbankan untuk menjalankan suatu proses penciptaan
nilai bagi customer. Dengan demikian manajemen aktivitas memiliki dua dimensi, yaitu :
analisis terhadap nilai yang dihasilkan oleh proses (process value analysis) dan biaya yang
diperlukan untuk menghasilkan nilai tersebut (activity-based costing).
2. Orientasi pada pelanggan Manajemen berdasarkan aktivitas

8
Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan
dengan mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat
menciptakan keunggulan kompetitif dengan menciptakan nilai pelanggan yang lebih baik dengan
biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaing atau menciptakan nilai yang sama dengan biaya
lebih rendah dari pesaing. Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang pelanggan terima
(produk total) dengan apa yang pelanggan serahkan (pengorbanan pelanggan).
3. Manajemen Kualitas Total (Total Quality Management).
Perbaikan berkelanjutan adalah hal yang mendasar sifatnya bagi pengembangan proses
manufaktur yang sempurna. Kesempurnaan manufaktur adalah kunci utama bertahan hidup
dalam lingkungan persaingan global. Filosofi dari manajemen kualitas total, dimana perusahaan
berusaha menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk
yang sempurna (zero defect), sedang menggantikan sikap “kualitas yang dapat diterima” dimasa
lalu.
4. Waktu sebagai unsur kompetitif
Perusahaan kelas dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan cara
memperpendek siklus desain, implementasi, dan produksi. Perusahaan mengirim produk dengan
cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilai tambah. Pengurangan waktu yang tidak
bernilai tambah semakin besar seiring dengan meningkatnya kualitas. Tujuan keseluruhannya
adalah meningkatkan daya tanggap terhadap pelanggan.
5. Efisiensi
Kualitas dan waktu merupakan hal yang penting, namun peningkatkan dimensi tersebut tanpa
peningkatan laba akan membuat kinerja menjadi sia-sia. Meningkatkan efisiensi adalah juga hal
vital. Biaya adalah ukuran kritikal untuk efisiensi. Agar pengukuran efisiensi menjadi bernilai,
biaya harus ditetapkan, diukur, dan dialokasikan dengan tepat; lebih jauh lagi, produksi keluaran
harus berhubungan dengan masukan yang dibutuhkan, dan keseluruhan efek finansial perubahan
produktivitas harus dikalkulasi.
6. Bisnis secara elektronik (E-business)
E-business adalah semua transaksi bisnis dan pertukaran informasi yang dijalankan dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Perdagangan secara elektronik (Ecommerce)
adalah jual beli produk dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Bisnis
dengan cara ini menyediakan kesempatan bagi sebuah perusahaan untuk memperluas

9
penjualannya di seluruh dunia dan dapat menurunkan biaya secara siggnifikan jika dibandingkan
dengan transaksi dengan menggunakan kertas.

F. Peranan Akuntan Manajemen


Peran akuntan managemen dalam suatu organisasi merupakan salah satu peran pendukung.
Mereka membantu orang-orang yang bertanggung jawab melaksanakan tujuan dasar organisasi.
Posisi yang bertanggung jawab langsung pada tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi lini.
Posisi yang mendukung dan tidak bertanggung jawab langsung terhadap tujuan dasar organisasi
disebut sebagai posisi staf.
Sebagai contoh, misalkan misi suatu organisasi adalah memproduksi dan menjual printer
laser. Wakil direktur bidang manufaktur dan pemasaran, manager pabrik, dan perakit termasuk
dalam posisi lini. Wakil direktur bidang keuangan dan sumber daya manusia, akuntan biaya, dan
manager pembekian termasuk posisi staf.
Diagram Parsial dalam peranan akuntan managemen:

Dalam diagram parsial yang tampak menggambarkan posisi organisasional bagian


produksi dan keuangan. Karena salah satu tujuan dasar dari organisasi adalah untuk
memproduksi, maka orang-orang yang secara langsung terlibat dibagian produksi termasuk
dalam posisi lini. Meskipun akuntan managemen seperti controller dan manager akuntan biaya
juga berpengaruh terhadap organisasi, namun mereka tidak punya wewenang terhadap manager

10
bagian produksi. Manager lini adalah orang yang membuat kebijakan dan dan mebuat keputusan
yang berpengaruh terhadap produksi. Namun, melalui penyediaan dan penginterpretasian
informasi akuntansi, akuntan managemen dapat memiliki masukan penting dalam berbagai
kebijakan dan keputusan.
Controller, kepala bagian akuntansi, mengawasi semua bagian departemen akuntansi.
Karena perannya yang penting dalam operasi suatu organisasi, controller sering dipandang
sebagai anggota dari tim managemen puncak dan diikutsertakan dalam perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan. Sebagai kepala bagian akuntansi, controller
bertanggung jawab terhadap kebutuhan akuntansi baik secara internal maupun eksternal.
Tanggung jawab tersebt dapat mencakup pertanggung jawaban langsung kepada pemeriksaan
internal, akuntansi biaya, akuntansi keuangan, akuntansi system, dan perpajakan. Tugas dan
organisasi bagian controller berbeda antara satu perusahaan dengan yang lainnya.
Bendahara bertanggung jawab terhadap fungsi keuangan. Tepatnya bendahara mencari
dana dan mengelola kas serta investasi. Bendahara dapat juga bertanggung jawab atas pemberian
kredit dan penagihan serta asuransi. Bendahara tugasnya melaporkan apa yang menjadi tugasnya
kepada wakil direktur bidang keuangan.( Hansen Mowen, akuntansi manajemen, hal 18-19)
Sebagai suatu system informasi, akuntansi managemen sangatlah diperlukan baik oleh
pihak interen maupun eksteren perusahaan. Sebagai garis besar pihak-pihak yang memerlukan
informasi akuntansi adalah:
1. Manager
Seorang manager perusahaan memerlukan informasi akuntansi untuk penyusunan perencanaan
perusahaan, mengevaluasi kemajuan yang dicapaiperusahaan, serta melakukan tindakan koreksi
yang diperlukan.
2. Investor
Para investor sangat memerlukan data akuntansi suatu organisasi untuk menganalisis
perkembangan organisasi yang bersangkutan. Investor telah melakukan penanaman modal pada
suatu usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil. Sehingga investor harus melakukan
analisis laporan keuangan perusahaan yang akan dipilihnya untuk disuntik dana dari investor.
3. Kreditor

11
Kreditor berkepentingan dengan data akuntansi, seperti untuk pemberian kredit kepada calon
nasabahnya. Nasabah yang dipilih kreditor adalah nasabah yang mampu mengembalikan pokok
pinjaman beserta bunganya pada waktu yang tepat.
4. Instansi pemerintah
Instansi pemerintah sangat berkepentingan dengan informasi akuntansi managemen karena dari
informs keuangan suatu organisasi, pemerintah akan dapat menetapkan besarnya pajak yang
harus dibayar oleh organisasi yng bersangkutan.
5. Organisasi nirlaba
Organisasi ini masih sangat memerlukan informasi keuangan untuk tujuan penyusunan anggaran,
membayar karyawan, dan membayar beban yang lain.
Dalam prakteknya akuntan managemen bertindak sebagai pengawas interen perusahaan
atau sebagai pembantu pelaksana mangemen. Sebagai pengawas akuntan interen mencatat dan
melaporkan apa adanya terhadap managemen akan kinerja atau prestasi masing-masing unit.
Sedangkan sebagai helpers akuntan interen membantu manager dalam memecahkan masalah dan
membantu memotivasi managemen untuk mencapai tujuan.
Secara spesifik perananan akuntan managemen adalah menyediakan informasi bagi
manager dalam menjalankan fungsi perencanna, pengendalian dan pengambiln keputusan.
Akuntan bertanggung jawab kepada top manager atas dipercayainya laporan-laporan prestasi
masing-masing unit yang disampaikannya. Membantu manager dalam mengarahkan dan
mengendalikan operasi perusahaan. Memotivasi maneger dan karyawan lain untuk bekerja sama
guna mencapai tujuan perusahaan. Mengukur kinerja sub unit, manejer, dan karyawan lain dalam
organisasi.(Armila Krisna Warindrani, akuntansi managemen, hal 7)

G. Akuntansi Manajemen dan Perilaku Etis


Untuk memperoleh laba, perusahaan harus berperilaku baik terhadap masyarakat dan
pelanggannya. Salah satu wujud berperilaku baik itu adalah bahwa akuntan manajemen harus
menyajikan informasi jujur dan bertanggung jawab. .(Darsono Prawironegoro,2005,13)
Praktik akuntansi manajemen dikembangkan untuk membantu manajer memaksimumkan
laba. Secara tradisional, kinerja ekonomi perusahaan menjadi suatu pertimbangan. Namun,
manajer dan akuntan manajemen seharusnya tidak terlalu fokus pada laba sehingga mereka dapat
membangun suatu keyakinan bahwa satu-satunya tujuan bisni adalah memaksimumkan kekayaan

12
bersih (net worth). Tujuan memaksimumkan laba harus dibatasi dengan persyaratan bahwa laba
dicapai melalui cara-cara yang sah dan etis. Hal ini selalu menjadi asumsi implisit dari akuntansi
manajemen, padahal asumsi tersebut seharusnya dibuat eksplisit. Untuk mencapai tujuan ini,
banyak soal dalam buku ini menekankan pertimbangan eksplisit terhadap isu-isu etika.

H. Perilaku Etis
Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang “benar” “sesuai” serta “adil”.
Tingkah laku kita mungkin benar atau salah, layak atau tidak layak, dan keputusan yang kita buat
dapat adil atau berat sebelah. Meskipun orang sering berbeda pandangan terhadap arti istilah etis,
tetapi tampaknya terdapat suatu prinsip umum yang mendasari semua sistem etika. Prinsip ini
diekspresikan oleh keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab
untuk kebaikan anggota lainnya. Keinginan untuk berkorban demi kebaikan kelompoknya
merupakan inti dari tindakan yang etis.
Pemikiran mengenai pengorbanan kepentingan seseorang untuk orang lain menghasilkan
beberapa nilai inti, nilai-nilai yang menjelaskan arti dari benar dan salah secara lebih konkret.
James W. Brackner, penulis “Ethics Column” dalam managenment Accounting. Melakukan
observasi berikut ini:
Agar pendidikan etika dan moral mempunyai arti, harus ada kesepakatan mengenai
nilai-nilai yang dianggap “benar”. Sepuluh dari nilai ini diidentifikasi dan dijelaskan oleh
Michael Josephson dalam “Teaching Ethical Decision Making and Principled Reasoning”.
Studi terhadap sejarah, filsafat, dan agama melahirkan suatu konsesus yang kuat mengenai
nilai-nilai tertentu yang bersifat universal dan abadi bagi kehidupan yang beretika.
Sepuluh nilai inti ini menghasilkan prinsip-prinsip yang melukiskan benar dan salah
dalam istilah umum. Dengan demikian, nilai tersebut menyediakan petunjuk tingkah laki...
Sepuluh nilai inti yang dimaksudkan dalam kutipan di atas adalah sebagai berikut:
1. Kejujuran
2. Integritas
3. Pemenuhan janji
4. Kesetiaan
5. Keadilan
6. Kepedulian terhadap sesame

13
7. Penghargaan kepada orang lain
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab
9. Pencapaian kesempurnaan
10. Akuntabilitas
Meskipun tampak berlawanan, namun pengorbanan kepentingan seseorang untuk
kepentinagan bersama tidak hanya benar dan memberi suatu nilai bagi individu tetapi juga baik
untuk bisnis. Perusahaan dengan kode etik yang kuat dapat menciptakan loyalitas yang tinggi
bagi konsumen dan pekerjanya. Meskipun kebohongan dan kecurangan kadang dapat
menghasilkan kemenangan, namun kemenangan tersebut hanya bersifat sementara. Perusahaan
yang mampu bertahan dalam jangka panjang menemukan bahwa ada manfaat dari
memperlakukan segala sesuatunya dengan jujur dan loyal.

I. Standar Perilaku Etis untuk Akuntansi Manajemen


Organisasi pada umumnya menetapkan standar perilaku untuk para manajer dan
pekerjanya. Asosiasi-asosiasi profesional juga menetapkan standar etika. Sebagai contih, Insitute
of Management Accountants (IMA) telah membuat standar etika untuk akuntan manajemen.
Pada tanggal 1 juni 1983, Management Accounting Practices Committee dari IMA
mengeluarkan sebuah pernyataan yang menguraikan tentang standar perilaku etis akuntan
manajemen. Didalam pernyataan ini, akuntan manajemen diberitahukan bahwa “mereka tidak
akan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan standar ini atau mereka tidak akan
menerima pelaksanaan tindaka-tindakan tersebut oleh orang lain dalam organisasi mereka”.
Untuk menggambarkan aplikasi koda etika akuntan manajemen, umpamakan bonus yang
diterima manajer dikaitkan dengan laba yang dilaporkan. Bonus akan meningkat sejalan dengan
meningkatnya laba. Jadi, manajer tersebut memiliki insentif untuk berusaha meningkatkan laba,
termasuk dengan pendekatan yang etis.

14
Standar Perilaku Etik untuk Akuntansi Manajemen
i.Kompetensi
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:
1. Menjaga tingkat kompetensi profesional yang diperlukan dengan terus-menerus
mengembangkan pengetahuan dan keahlihannya.
2. Melakukan kewajiban profesionalnya sesuai dengan hukum, peraturan, dan
standar teknis yang berlaku.
3. Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jelas setelah melakukan
analisis yang memadai terhadap informasi yang relevan dan andal.
ii. Kerahasiaaan
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:
1. Menahan diri untuk tidak mengungkapkan tanpa izin informasi rahasia yang
diperoleh dari tempat kerjanya, kecuali diharuskan secara hukum.
2. Memberitahu bawahan seperlunya kerahasiaan dari informasi yang diperoleh
dari tempat kerja, dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga kerahasiaan
tersebut.
3. Menahan diri untuk menggunakan atau tampak menggunakan informasi rahasia
yang diperoleh dari tempat kerjanya untuk tujuan yang tidak etis dan tidak sah
baik secara pribadi maupun melalui pihak ketiga.
iii. Integrasi
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:
1. Menghindari konflik kepentingan yang aktual atau terlihat nyata dan
mengingatkan semua pihak terkait mengenai adanya potensi konflik.
2. Menahan diri dari keterlibatan berbagai aktivitas yang akan menimbulkan
kecurigaan terhadap kemampuan mereka untuk melakukan tugasnya secara etis.
3. Menolak pemberian dan penghargaan yang dapat mempengaruhi mereka dalam
bertugas.
4. Menahan diri untuk tidak melakukan pengikisan terhadap legitimasi organisasi
dan tujuan-tujuan etis, baik secara pasif maupun aktif.
5. Mengenali dan mengkomunikasikan berbagai keterbatasan profesional atau
kendala lainnya yang akan menghalangi munculnya penilaian yang bertanggung

15
jawab atau keberhasilan dalam mengerjakan suatu aktivitas.
6. Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk, dan penilaian atau opini
profesional.
7. Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang merugikan profesi.
iv. Objektivitas
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:
1. Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan objektif.
2. Mengungkapkan semua informasi relevan yang diperkirakan dapat
mempengaruhi pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar, dan
rekomendasi yang disajikan.

J. Standar Sertifikasi untuk Akuntansi Manajemen


Ada banyak sertifikasi yang tersedia bagi akuntan manajemen. Tiga yang utama adalah: Certificate
in Management Accounting (CMA), Certificate in Public Accounting (CPA), dan Certificate in Internal
Auditing (CIA). Setiap sertifikasi menawarkan keunggulan yang berbeda bagi akuntan manajemen.
Dalam setiap kasus, seorang pelamar harus memenuhi pendidikan khusus dan pengalaman tertentu serta
lulus ujian saringan untuk mendapatkan sertifikat. Jadi, ketiga sertifikat tersebut merupakan bukti bahwa
pemegang sertifikat telah memenuhi tingkat minimum kemampuan profesional.
Selain itu, ketiga sertifikasi tersebut mewajibkan pemegangnya melanjutkan pendidikan profesional
untuk mempertahankan sertifikasi tersebut. Karena sertifikasi menyatakan suatu komitmen atas
kemampuan profesional, banyak organisasi mendorong manajer mereka untuk mendapatkan sertifikat
tersebut.

Sertifikat Akuntansi Manajemen (certificate in Management Accounting-CMA)


Pada tahun 1974, Institute of Management Accounting (IMA) Mensponsori suatu sertifikasi baru
yang disebut Certificate in Management Accounting. Sertifikasi ini dirancang untuk memenuhi
kebutuhan khusus bagi akuntan manajemen. Seorang Certified Management Accounting (CMA)
telah lulus suatu ujian kualifikasi yang ketat, telah memiliki pengalaman, dan terus
meningkatkan pendidikannya.
Salah satu kunci dari persyaratan untuk mendapatkan CMA adalah lulus ujian kualifikasi.
Ujian tersebut meliputi empat bidang, yaitu; (1) ekonomi, keuangan dan manajemen, (2)

16
akuntansi keuangan dan pelaporan, (3) laporan manajemen, analisis dan masalah perilaku, dan
(4) analisis keputusan dan sistem informasi. Bagian-bagian dari ujian tersebut mencerminkan
kebutuhan akuntansi manajemen dan menguatkan hasil penelitian awal yang menunjukkan
bahwa akuntansi manajemen memerlukan pengetahuan antar disiplin ilmu dibandingkan bidang-
bidang lain dalam akuntansi.
Salah satu tujuan utama CMA adalah membuat akuntansi manajemen menjadi suatu yang
dikenal, disiplin secara profesional dan berbeda dari profesi akuntan publik. Pada awalnya,
program CMA sangat sukses. Sekarang ini banyak perusahaan yang mensponsori dan membayar
pendidikan persiapan bagi akuntan manajemen mereka untuk mengikuti ujian kualifikasi, serta
memberikan insentif uang untuk mendorong akuntannya mendapatkan CMA.

Akuntan Publik (Certified Public Accountants-CPA)


Certificate in Public Accounting (CPA) adalah sertifikasi yang paling tua dan paling terkenal
dalam akuntansi. Tujuan CPA adalah untuk menyediakan kualifikasi profesional yang minimal
bagi auditor eksternal. Tanggung jawab dari auditor eksternal adalah menyediakan jaminan
berkenaan dengan laporan dengan laporan keuangan perusahaan yang dapat dipercaya. Hanya
CPA yang diijinkan (demi hukum) untuk menjadi auditor eksternal. CPA harus lulus ujian
negara dan mendapat lisensi dari negara dimana dia melakukan praktek. Walaupun CPA tidak
berorientasi kepada akuntansi manajemen, namun CPA banyak dimiliki oleh akuntan
manajemen.

Auditor Internal Bersertifikat (Certified Internal Auditor-CIA)


Sertifikasi lainnya yang tersedia untuk akuntan adalah Certificate in Internal Auditing (CIA). Hal
yang menyebabkan adanya sertifikasi ini pada tahun 1974 adalah sama dengan menyebabkan
munculnya CMA. Pemeriksaan internal berbeda dengan pemeriksaan eksternal dan akuntansi
manajemen, dan banyak auditor internal merasa membutuhkan suatu sertifikasi khusus.

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Akuntansi manajemen merupakan salah satu bagian dari ilmu akuntansi yang menitik
beratkan permasalahannya pada organisasi serta informasi yang dibutuhkan organisasi tersebut.
Laporan dari bagian akuntansi dalam perusahaan dapat membantu manajer mengambil keputusan
dengan lebih bijak dan terarah, setelah keputusan diambil biasanya bagian akuntansi akan
menilai apakah keputusan itu efektif dan efisien.
Atau dengan kata lain Akuntansi Manajemen menyajikan informasi yang terutama
ditujukan untuk memberi gambaran kondisi financial dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Dilain pihak para manajer harus menentukan tujuan perusahan, menjabarkan tujuan tersebut,
mengevaluasi dan mengambil tindakan untuk pencapaian, sesudah itu mengendalikan apa yang
telah ditetapkan. Informasi akuntansi sangat membantu menjalankan fungsi manajer tersebut.

18

Anda mungkin juga menyukai