Disusun Oleh :
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum mayonnaise yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh jenis minyak terhadap sifat mayonnaise
2. Mengetahui pengaruh jumlah/ konsentrasi minyak terhadap sifat
mayonnaise
3. Mengetahui pengaruh jumlah/ konsentrasi kuning telur terhadap sifat
mayonnaise
`
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mayonnaise
Mayonnaise termasuk produk pangan yang cukup populer dan banyak
digemari oleh masyarakat dunia. Mayonnaise memiliki bentuk tekstur yang mirip
dengan saos, berwarna kekuningan dan memiliki rasa yang khas.
Mayonnaise merupakan salah satu jenis bahan pangan berupa emulsi minyak
dalam air, yang berbentuk semi padat yang terbuat dari minyak nabati, cuka atau
asam sitrat, kuning telur dan beberapa bumbu lainnya seperti garam dan gula.
Kadar minyak tidak boleh kurang dari 65% berat dan membentuk emulsi yang
sangat halus dalam cuka. Minyak nabati yang sering digunakan dalam pembuatan
Mayonnaise yaitu minyak kedelai, minyak bunga matahari dan minyak jagung.
Mayonnaise termasuk emulsi minyak dalam air dengan kuning telur berfungsi
sebagai emulsifier. Kandungan lemak yang terkandung di dalam mayones berkisar
70-80%. Komposisi lemak yang tinggi inilah yang membuat mayones tergolong
dalam emulsi oil in water (O/W) (Di Mattia, 2013).
Tabel 1. Sifat-Sifat Fisik Kimia Mayonnaise
Sifat fisik kima mayonnaise Nilai dan besaran
Minyak ≥ 78.5%1,≥ 70%2
Kuning telur ≥ 6%1, ≥ 5%2
Air 17%
KH 21%
Protein 21.6%
Lemak 47.8%
Abu 3.4%
pH 3.6-4.2
Gula 7-10%
Garam 9%
Aw 0.925
Viskositas 2.54 Pa.s
Ukuran droplet 5µm
Standar FAO/WHO/CODEX (Man 1994 dalam Arpah 2003)2Standar CIMSCEE
2.2 Emulsifier
Emulsifier atau zat pengemulsi merupakan zat untuk membantu menjaga
kestabilan emulsi minyak dan air. Pada umum bahan pengemulsi terdiri dari
emulsifier alami dan emulsifier buatan (sintetis). Pengemulsi alami dibuat dari
bahan-bahan yang berasal dari alam. Misalnya kuning telur. Adapun bahan
pengemulsi buatan atau sintetis ini berasal dari rekayasa manusia untuk
menghasilkan jembatan antara minyak dan air. Meskipun disebut sintetis, tetapi
tidak sepenuhnya berasal dari bahan sintetis. Hanya proses pembuatannya saja
yang dirancang secara buatan manusia, tetapi bahan-bahannya sering berasal dari
bahan alami (Winarno, 1992).
Pada produk mayonaise bagian yang terdispersi adalah minyak nabati,
bagian yang mendispersi (media pendispersi) asam cuka atau lemon juice, dan
bagian emulsifiernya adalah kuning telur. Kuning telur merupakan emulsifier
yang sangat kuat (terdapat sejenis bahan yang memiliki tingkat kesukaan terhadap
air dan minyak sekaligus). Satu ujung molekul tersebut suka air dan ujung yang
lainnya suka minyak. Oleh karena itu, bahan tersebut dapat dijadikan jembatan
untuk mencampurkan antara bahan lemak dan bahan air. Sifat seperti itu sangat
dibutuhkan dalam pengolahan berbagai jenis makanan, seperti dalam pembuatan
biskuit, cake, kue, mayonaise, dan sebagainya (Winarno, 1992).
Pada dasarnya paling sedikit sepertiga kuning telur terdiri dari lemak,
tetapi yang menyebabkan daya emulsifier yang kuat adalah kandungan lesitinnya
yang terdapat dalam bentuk kompleks sebagai lesitin-protein. Lecithin adalah
istilah umum pada setiap kelompok warna kecoklatan dan zat-kuning lemak yang
terdapat pada hewan dan jaringan tumbuhan, serta kuning telur yang terdiri dari
asam fosfat, kolin, asam lemak, gliserol, glycolipids, trigliserida, dan fosfolipid.
Fosfatidilkolin merupakan jenis fosfolipid di lesitin. Fosfolipid termasuk dalam
kelompok lemak/lipid yang komponen utamanya membrane sel karena fosfolipid
dapat membentuk bilayers lipid. Kebanyakan fosfolipid terdiri dari diglycerid,
gugus fosfat, dan molekul organik sederhana seperti kolin, kecuali sphingomyelin
yang merupakan turunan dari sphingosine bukan dari gliserol. Identifikasi
fosfolipid pertamakali yaitu lesitin, atau fosfatidilkolin dalam kuning telur
(Winarno, 1992).
2.3 Fungsi Bahan Yang Digunakan
2.3.1 Minyak Kelapa
Minyak kelapa adalah contoh lemak nabati yang banyak diketahui
masyarakat dalam pembuatan mayones. Asam lemak yang paling dominan dalam
minyak kelapa adalah asam laurat. Minyak kelapa merupakan minyak yang
diperoleh dari kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan
santannya. Berdasarkan komponen utama asam lemaknya, minyak kelapa
tergolong sebagai minyak asam laurat. Berdasarkan bilangan iod, minyak kelapa
tergolong sebagai minyak non drying oils dengan bilangan iod berkisar antara 7,5-
10,5. Komposisi trigliserida dengan molekul asam lemak jenuh minyak kelapa
kurang lebih adalah 90%, terdiri dari 84% trigliseria (TG) dengan 3 molekul asam
lemak jenuh, 12% TG dengan 2 molekul asam lemak jenuh, dan 4% TG dengan 1
molekul asam lemak jenuh. Minyak kelapa yang belum dimurnikan memiliki
tokoferol 0,003% dan asam lemak bebas kurang dari 5%. Warna coklat terbentuk
dari kandungan protein dan karbohidrat yang mengalami reaksi browning. Warna
tersebut berasal dari reaksi senyawa hidroksil (pemecahan peroksida) dengan
asam amino, dan juga akibat suhu tinggi (Ketaren 1986). Didalam pembuatan
mayones, minyak kelapa berfungsi sebagai bahan utama yang akan bereaksi
dengan kuning telur membentuk sistem emulsi. Minyak kelapa berperan sebagai
fase internal untuk menciptakan emulsi. Didalam mayones, minyak kelapa
merupakan fase diskontinyu atau fase terdispersi.
Standar mutu minyak kelapa berdasakan SNI (01-2902-1992) adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. Syarat Mutu Minyak Kelapa
Parameter Nilai
Air Maks 0,5%
Bilangan peroksida (mgO2/g contoh) Maks 5,0
Asam lemak bebas (asam laurat) Maks 5%
Telur sebagai salah satu produk ternak yang bernilai gizi dan memiliki
protein bermutu tinggi. Berbagai jenis telur dapat digunakan untuk pembuatan
produk, misalnya putih telur berfungsi untuk membentuk gel dalam pembuatan
cake, mencegah kristalisasi dalam pengembangan roti, sedangkan kuning telur
dapat digunakan sebagai pengemulsi yang kuat pada pembuatan mayonnaise
(Jaya, dkk., 2013).
Komponen kimia telur terbesar adalah air (72,8-75,6 %), protein (12,8-
13,4 %), dan lemak (10,5-11,8 %). Komposisi tersebut menyatakan bahwa telur
mempunyai zat gizi yang tinggi (Stadelman dan Cotterill, 1977). Kuning telur
berperan dalam membentuk dan menstabilkan emulsi karena adanya lipoprotein.
Kuning telur dalam pembuatan mayonnaise akan mempengaruhi ukuran partikel
minyak selama pembentukan mayonnaise (Jones, 2007). Adapun komposisi gizi
telur ayam (dalam 100 g bahan) dapat dilihat pada Tabel 7
Tabel 3. Komposisi gizi telur ayam per 100 g bahan
.
Komposisi gizi
Kalori (Kal) 361,0 50,0
Air (g) 49,4 87,8
Protein (g) 16,3 10,8
Lemak (g) 31,9 0,0
Karbohidrat (g) 0,7 0,8
Kalsium (mg) 157,0 6,0
Fosfor (mg) 586,0 17,0
Vitamin A (SI) 2000, 0,0
0
Sumber : Direktorat Gizi Departeemen Kesehatan RI (1989).
3.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan mayonaise
sebagai berikut :
1. Minyak kelapa
2. Minyak Sawit
3. Kuning telur
4. Cuka
5. Garam
6. Gula
7. Aquades
3.2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
Perlakuan pembuatan mayones pada prakatikum ini terbagi menajadi 8
seperti pada tabel berikut:
Larutan
(Gula, garam, Mixing dengan kecepatan tinggi
½ jumlah air)
Pengujian
Viskositas
6
5
4
3
2 Viskositas
1
0
Warna
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5 Warna
1
0,5
0
Kestabilan Emulsi
99,9
99,8
99,7
99,6
99,5
99,4
99,3
99,2 Kestabilan Emulsi
99,1
99
98,9
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Penggunaan jenis minyak yang berbeda dapat mempengaruhi kestabilan
emulsi, viskositas, dan warna serta mayonnaise.
2. Semakin tinggi konsentrasi minyak yang digunakan pada pembuatan
mayonnaise maka kestabilan emulsi dan viskositas semakin meningkat.
3. Perbedaan jumlah atau konsentrasi minyak dan kuning telur yang
digunakan pada pembuatan mayonnaise dapat mempengaruhi kestabilan
emulsi, viskositas, dan warna serta aroma.
4. Semakin tinggi konsentrasi minyak dan kuning telur yang digunakan
dalam pembuatan mayonnaise, maka kestabilan emulsi, viskositas, dan
warna serta aroma semakin tinggi juga.
6.2 Saran
Dalam pembuatan mayonnaise harus diperhatikan cara pengadukan yang
baik sebab hal tersebut sangat berpengaruh keberhasilan pembentukan
mayonnaise, sehingga kesalahan dalam melakukan praktikum dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
No Gambar Keterangan
.
1. Pemasukan gula kedalam gelas ukur
Rumus
a. Kelompok 1 c. Kelompok 3
Ul 1 = Ul 1 =
= =
= 100 – 0,26 = 100 – 0,78
= 99,74% = 99,22%
Ul 2 = Ul 2 =
= =
= 100 – 0,20 = 100 – 0,76
= 99,80% = 99,24%
Rata-rata = Rata-rata =
= =
= 99,77% = 99,23%
b. Kelompok 2 d. Kelompok 4
Ul 1 = Ul 1 =
= =
= 100 – 0,71
= 100 – 0,775
= 99,29%
= 99,22%
Ul 2 =
Ul 2 =
=
=
= 100 – 0,77
= 100 – 0,66
= 99,23%
= 99,34%
Rata-rata =
Rata-rata =
=
=
= 99,26%
= 99,28%
e. Kelompok 5 = 99,62%
Ul 1 = Rata-rata =
=
=
= 99,60%
= 100 – 0,36
h. Kelompok 8
= 99,64%
Ul 2 = Ul 1 =
= =
= 100 – 0,327 = 100 – 0,20
= 99,67% = 99,80%
Rata-rata = Ul 2 =
= =
= 99,65% = 100 – 0,26
f. Kelompok 6 = 99,74%
Ul 1 = Rata-rata =
=
=
=99,77%
= 100 – 0,67
= 99,33%
Ul 2 =
=
= 100 – 0,908
= 99,09%
Rata-rata =
=
= 99,21%
g. Kelompok 7
Ul 1 =
=
= 100 – 0,416
= 99,58%
Ul 2 =
=
= 100 – 0,38