Anda di halaman 1dari 3

Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan

subsequent collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan


lapangan.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada unrecorded liabilities (kewajiban


yang belum tercatat) per tanggal neraca yang baru dibayar di periode berikutnya, baik
yang berasal dari pembelian aset ataupun biaya-biaya perusahaan. Misalnyadi Januari
2016 ditemukan adanya pembayaran ke penasihat hukum perusahaan untuk konsultasi
bulan Desember 2015 yang belum di-accrued per 31 Desember 2015.

Tujuan lain untuk mengetahui apakah hutang per tanggal neraca sudah di luna sidi
periode berikutnya, sehingga auditor lebih yakin mengenai kerajaan saldo utang per
tanggal nегаса.

Untuk subsequent collection tujuannya terutama untuk meyakinkan auditor mengenai


kerajaan angka piutang per tanggal neraca. Mungkin saja ada penjualan, misalnya
Desember 2015, yang dilunasi Januari 2016 dan belum tercatat oleh perusahaan.

Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal
neraca, periksa apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah
dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca, dan apakah selisih
kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun
berjalan.

Kurs tengah BI adalah rata-rata kurs beli dan kurs jual di Bank Indonesia yang bisa
dilihat di surat kabar atau business news. Misalnya per tanggal 31 Desember 2015
perusahaan mempunyai saldo di HSBC sebesar USs1o.ooo yang tercatat di buku
perusahaan sebesar Rp130.000o. ooo (kurs tanggal pencatatan 1 US = Rp13,000). Per
31 Desember 2015 tengah BI adalah Rp13. 400 per s, untuk itu harus dibuat

penyesuaian sebagai berikut:

DR. Cash in Bank Rp.4.000.000


CR. Rugi/Laba Selisih Kurs Rp.4.000.000

Menurut SAK ETAP (II; 2009: 153):

Entitas harus mencatat transaksi mata uang asing, pada pengaturan awal dalam mata
uang fungsional, dengan menggunakan kurs tunai (spot rate) pada tanggal transaksi
antara mata uang fungsional dan mata uang asing tersebut.

Tanggal transaksi adalah tanggal di mana transaksi pertama kali memenuhi syarat
pengakuan sesuai dengan SAK ETAP. Untuk turun praktis, kurs yang mendekati kurs
sebenarnya pada tanggal transaksi sering digunakan, misalnya kurs rata-rata selama
seminggu atau sebulan mungkin dapat digunakan untuk seluruh transaksi dalam mata
uang asing yang terjadi selama periode tersebut. Iam un demikian, jika kurs tukar
berfluktuasi secara signifikan, kurs rata-rata untuk periode tersebut tidak tepat.

Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di laporan posisi keuangan (neraca)
dan catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan
di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

Pengajian di Laporan Posisi Keuangan (Neraca):

Pada umumnya kas dan setara kas merupakan aset lancar, saldo deposito berjangka
tidak boleh dilakukan sebagai kas dan bank, jika ada saldo bank bersaldo credit
dengan jumlah yang material, harus dire klasifikasi sebagai utang jangka pendek.

PTABC

Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

31-12-2015 dan 2014


31-12-2015 31-12-2014

Kas dan Setara Kas Note. 3 Rp 75.000.000 Rp 50.000.000

Piutang

Persediaan, dst

Di catatan atas laporan keuangan:

Note 3: Saldo Kas dan Setara Kas per 31 Desember 2015 dan 2014 terdiri atas:

31-12-2015 31-12-2014

Petty Cash Jakarta Rp 1.000.000 Rp 1.000.000

Petty Cash Surabaya Rp 3.000.000 Rp 2.000.000

Bank Mandiri Surabaya Rp 50.000.000 Rp 30.000.000

Bank BNI 46 Jakarta Rp 21.000.000 Rp 17.000.000

Jumlah Rp 75.000.000 Rp 50.000.000

Anda mungkin juga menyukai