Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Boiler (Ketel Uap)

October 15, 2015 suprianto Leave a comment

Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana/wadah yang di dalamnya berisi air atau fluida lain
untuk dipanaskan. Energi panas dari fluida tersebut selanjutnya digunakan untuk berbagai
macam keperluan, seperti untuk turbin uap, pemanas ruangan, mesin uap, dan lain sebagainya.
Secara proses konversi energi, boiler memiliki fungsi untuk mengkonversi energi kimia yang
tersimpan di dalam bahan bakar menjadi energi panas yang tertransfer ke fluida kerja.

Bejana bertekanan pada boiler umumnya menggunakan bahan baja dengan spesifikasi tertentu
yang telah ditentukan dalam standard ASME (The ASME Code Boilers), terutama untuk
penggunaan boiler pada industri-industri besar. Dalam sejarah tercatat berbagai macam jenis
material digunakan sebagai bahan pembuatan boiler seperti tembaga, kuningan, dan besi cor.
Namun bahan-bahan tersebut sudah lama ditinggalkan karena alasan ekonomis dan juga
ketahanan material yang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan industri.

Panas yang diberikan kepada fluida di dalam boiler berasal dari proses pembakaran dengan
berbagai macam jenis bahan bakar yang dapat digunakan, seperti kayu, batubara, solar/minyak
bumi, dan gas. Dengan adanya kemajuan teknologi, energi nuklir pun juga digunakan sebagai
sumber panas pada boiler.

Dan berikut adalah beberapa jenis boiler:


1. “Pot Boiler” atau “Haycock Boiler”
Merupakan boiler dengan desain paling sederhana dalam sejarah. Mulai diperkenalkan pada abad
ke 18, dengan menggunakan volume air besar tapi hanya bisa memproduksi pada tekanan
rendah. Boiler ini menggunakan bahan bakar kayu dan batubara. Boiler jenis ini tidak bertahan
lama penggunaannya karena efisiensinya yang sangat rendah.

2. Fire-Tube Boiler (Boiler Pipa-Api)


Pada perkembangan selanjutnya muncul desain bari boiler yakni boiler pipa-api. Boiler ini
terdapat 2 bagian di dalamnya, yaitu sisi tube/pipa dan sisi barrel/tong. Pada sisi barrel berisi
fluida/air, sedangkan sisi pipa merupakan tempat terjadinya pembakaran.
Gambar Boiler Pipa Api

Boiler pipa-api biasanya memiliki kecepatan produksi uap air yang rendah, tetapi memiliki
cadangan uap air yang lebih besar.

3. Water-Tube Boiler (Boiler Pipa-Air)


Sama seperti boiler pipa-api, boiler pipa-air juga terdiri atas bagian pipa dan barrel. Tetapi sisi
pipa diisi oleh air sedangkan sisi barrel menjadi tempat terjadinya proses pembakaran. Boiler
jenis ini memiliki kecepatan yang tinggi dalam memproduksi uap air, tetapi tidak banyak
memiliki cadangan uap air di dalamnya.

Gambar Boiler Pipa-Air


4. Kombinasi Boiler Pipa-Api dengan Pipa-Air Firebox
Boiler jenis ini merupakan kombinasi antara boiler pipa-api dengan pipa-air. Sebuah
fireboxdidalamnya terdapat pipa-pipa berisi air, uap air yang dihasilkan mengalir ke dalan barrel
dengan pipa-api didalamnya. Boiler jenis ini diaplikasikan pada beberapa kereta uap, namun
tidak terlalu populer dipergunakan.
Bagian utama feedwater system terdiri dari deaerator feedwater tank dan feedwater pump.
Seperti yang telah kita ketahui pada pembahasan three element control steam drum bahwa mass
balance antara feedwater dan steam yang dihasilkan boiler harus terjaga dalam kondisi load yang
fluktuatif, sehingga feedwater system yang handal sangat diperlukan untuk menjaga dan
mengontrol supply air ke boiler pada berbagai variasi load (steam demand dan firing rate).

Air yang dibutuhkan boiler tentu harus memenuhi parameter-parameter tertentu untuk kondisi
operasional yang baik untuk boiler, diantaranya dissolved oksigen, copper, silica, pH,
conductivity, dll. Pertimbangan utamanya adalah masalah korosi dan scalling pada tube-tube di
boiler.
Deaerator feedwater tank mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:
1. Menghilangkan dissolved oksigen dan non-condensable gas dari condensate
2. Menaikkan temperatur feedwater sampai saturated temperature.
3. Sebagai reservoir untuk menjaga supply feedwater dan condensate yang stabil pada demand
yang fluktuatif.

Air dari demineralization plant dan condensate dispray pada deaerator melalui nozzle, kemudian
untuk mengurangi kadar gas dan oksigen terlarut, low pressure steam diinjeksikan ke dalam
deaerator, seperti tampak pada gambar di bawah. Gas dan oksigen kemudian dibuang ke udara
melalui deaerator venting, sebaliknya air yang sudah berkurang kadar oksigen terlarutnya masuk
ke feedwater tank. Lebih lanjut, untuk mengurangi kadar oksigen dalam feedwater ditambahkan
chemical seperti hydrazine (N2H4) atau sodium sulfite (Na2SO3). Selain untuk membantu
mengurangi oksigen terlarut, low pressure steam juga digunakan untuk meningkatkan
temperature feedwater sampai 115-130C.

Gambaran umum proses pengontrolan feedwater tank level adalah sebagai berikut, condensate
dan make up water dari demineralization plant masuk ke dearator/feedwater tank, kemudian
level air pada feedwater tank dijaga pada setpoint tertentu dengan control output pada make up
water control valve. Tekanan pada feedwater tank dicontrol dengan low pressure steam control
valve. Pada saat kondisi feedwater level melebihi batas maksimum, make up water control valve
dan turbine condensate inlet valve menutup, kemudian drain line akan membuka untuk
mengurangi level feedwater.
Feedwater dipompa oleh 3-4 pompa feedwater yang bekerja secara parallel, biasanya salah satu
pompa feedwater berada dalam kondisi standby. Pada beberapa boiler, feedwater pump
digerakkan oleh konstan speed motor sementara salah satu feedwater pump menggunakan
turbine driven pump yang digerakkan secara mekanikal oleh steam turbine. Sebelum feedwater
pump dipasang strainer atau filter untuk menyaring kotoran-kotoran dalam feedwater. Strainer
ini dilengkapi dengan differential pressure transmitter dengan tapping point pada sisi inlet dan
outlet strainer, sehingga dapat mengindikasikan banyaknya kotoran pada strainer tergantung
seberapa besar perbedaan tekanan pada sisi inlet dan outlet strainer. Untuk menjaga kualitas air,
feedwater system biasanya juga dilengkapi dengan chemical dosing diantaranya oxygen
scavenger, amine dan phosphate dosing tank.

Anda mungkin juga menyukai