Kimia
Page1
MODAL TETAP (FIXED CAPITAL = FC)
Modal tetap = 85 s/d 90 % dari modal
investasi total.
Menurut Aries dan Newton (1955), modal
tetap terdiri atas:
1. Pembelian Peralatan Sampai di Tempat
(Delivered Equipment)
2. Pemasangan Peralatan
(EquipmentInstallation)
3. Pemipaan (Piping)
4. Instrumentasi dan control
(Instrumentation and Controls)
5. Isolasi (Insulation)
6. Alat-alat listrik
(Electrical Equipment and materials)
7. Bangunan (Buildings including services)
8. Tanah dan perbaikannya
(Land and Yard Improvements)
9. Utilitas/Fasilitas-fasilitas Pendukung
(Utilities/Service Facilities)
Biaya Fisik dari Pabrik
(Physical Plant Cost = PPC)
10. Teknik dan konstruksi (Engineering,
Construction and Supervision)
Page2
Biaya Langsung dari Pabrik
(Direct Plant Cost = DPC)
11. Upah/Biaya kontraktor (Contractor’s
Fee)
12. Biaya tak terduga (Contingency)
Model tetap (Fixed Capital = FC)
PERHITUNGAN/PERKIRAAN MODAL
TETAP
Purchased Equipment Cost (PEC) dihitung
secara rinci sebagai basis.
Ditambah biaya-biaya lain untuk membawa
peralatan sampai ke lokasi pabrik diperoleh
Delivered Equipment Cost (DEC).
Komponen 2 s/d 9 dari PPC dihitung
sebagai prosentase terhadap PEC.
Teknik dan konstruksi (Engineering,
Construction and Supervision) 20–30 %
PPC
Upah/Biaya kontraktor (Contractor’s Fee)
4 – 10 % DPC
Biaya tak terduga (Contingency) 10 – 25 %
DPC
Page3
PEMBELIAN PERALATAN
(PURCHASED EQUIPMENT COST)
Estimasi biaya peralatan dapat diperoleh dari
berbagai sumber; di antaranya (Turton et al.,
p. 148):
1. Data harga mutakhir dari vendor
2. Dataharga pembelian peralatan yang
sejenis yang dibeli di masa lalu. Data
harga harus dikoreksi dengan indeks
harga.
3. Data harga pembelian peralatan dibaca
dari grafik data berbagai jenis peralatan.
Misalnya:
Data harga berbagai macam alat tahun
1954 dapat dibaca pada Fig. 1– 52, p. 21
– 72, Ariesand Newton, 1955.
Data harga berbagai macam alat Januari
1979 dapat dibaca pada Figures di
Chapter 13, 14, dan 15, Peters and
Timmerhaus, 1984 (3 ed.).
Ada 3 macam harga yang harus diperhatikan
dalam pembelian alat, yaitu (Perry and
Green, p. 25-65 – 25-66):
1. Free On Board (FOB) Purchased
Equipment Cost: harga alat tidak
termasuk biaya pengiriman (alat bisa
jadi masih berada dipabrik pembuatnya
Page4
atau berada di pelabuhan terdekat dari
pabrik pembuatnya).
2. Delivered (DEL) Purchased Equipment
Cost: harga alat sudah termasuk biaya
pengiriman sampai kelokasi proyek.
3. Installed(INST) Purchased Equipment
Cost: harga alat sampai terpasang. Biaya
instalasi sudah termasuk biaya
unpacking, mounting, and connecting up
to existing auxiliaries or utilities.
Seringkali data harga tidak jelas disebutkan
sebagai FOB, DEL, atau INST. Jika tidak
disebutkan dengan jelas, sebaiknya diasumsi
sebagai FOB. Sebagai estimasi:
EDEL= (1,1 s/d 1,25)EFOB
1,1 untuk pembelian domestic
1,25 untuk import
EDEL= delivered purchased equipment cost
EFOB= FOB purchased equipment cost
EINST= (1,4 s/d 2,2)EDEL
EINST= Installed purchased equipment cost
Page5
dimana
Ea= harga pembelian peralatan a
Eb= harga pembelian peralatan b
ca = kapasitas peralatana
cb = kapasitas peralatan b
n = eksponen harga
Nilai n untuk berbagai jenis peralatan dapat
dibaca pada table 5, p. 167, Peters and
Timmerhaus. Contoh:
Peralatan Kisaran n
kapasitas
Centrifugal blower 103-104 0,59
ft3/min
Shell and tube heat 100-400 0,60
exchanger, floating head, ft2
carbon steel
Tank, flathead, carbon steel 102-104 0,57
gal
Motor, squirrel cage, 5-20 hp 0,69
induction, 440 volts,
explosion proof
Tray, sieve,carbon steel 3-10 ft 0,86
diameter
Jika tidak tersedia data n, maka n diberinilai
0,6. Persamaannya menjadi:
Page6
Persamaan ini dikenal sebagai six-tenths-
rule (Faktor enamper sepuluh).
Hal yang perlu diperhatikan:
1. Persamaan efek kapasitas pada biaya
pembelian peralatan ini sebaiknya tidak
digunakan untuk pebandingan kapasitas
alat yang satu melebihi 10 kali kapasitas
alat yang lain.
2. Dua alat dikatakan serupa jika tipe
konstruksi, bahan konstruksi, kisaran
suhu dan tekanan operasi, dan variable-
variable relevan lainnya serupa.
dimana
Ex,Ey= harga peralatan pada tahun x dan y
Nx,Ny= indeks harga pada tahun x dan y
Indeks harga ini (Peters and Timmerhaus, p.
160):
1. Memberikan suatu estimasi umum.
Tidak ada indeks harga yang
memperhitungkan semua factor, seperti
kemajuan teknologi atau kondisi local.
Page7
2. Hasil estimasinya akan cukup akurat jika
beda waktunya (tahun x dan y) kurang
dari 10 tahun.
3. Karena laju inflasi untuk satu Negara
berbeda dengan negara lain, maka indeks
harga untuk tiap negara juga berlainan.
Pada evaluasi ekonomi gunakan data
harga alat dalam mata uang dari Negara
dimana indeks harga itu dikeluarkan.
4. Beberapa jenis indeks harga
dipublikasikan secara berkala di majalah-
majalah. Indeks harga yang paling
diterima secara umum di industri kimia
dan dilaporkan di majalah Chemical
Engineering adalah the Marshal and
Swift (yang dulunya dikenal sebagai
Marshals and Stevens) Equipment Cost
Index dan the Chemical Engineering Plant
Cost Index.
Page9
Material, Labor, Total,
% % %
Foundations 4 3 7
Platforms and 7 4 11
supports
Erection of - 25 25
equipment
Total installation 11 32 43
2. Pemipaan (Piping)
Type of Percent of Purchased-
process plant Equipment
Cost % Total, %
Material, Labor,
% (FOB)
Solid 9 7 1
Solid-fluid 17 14 6
31
Fluid 36 30 66
Percent of Purchased-
EquipmentCost (FOB)
Material, Labor, Total,
% % %
Few or no 4 1 5
Page10
controls
Some specific 12 3 15
controls
Extensive 24 6 30
controls
4. Isolasi (Insulation)
Percent of Purchased-
Equipment Cost (FOB)
Material, Labor, Total,
% % %
Insulation 3 5 8
8. Utilitas/Fasilitas-fasilitas Pendukung
(Utilities/Service Facilities)
Utilitas pabrik meliputi steam, air, listrik,
udara tekan, bahan bakar, pendinginan
(refrigerasi), dan pengolahan limbah.
Page12
Estimasi:
Total biaya rata-rata untuk utilitas dan
fasilitas-fasilitas pendukung disuatu solid-
fluid processing plant 55% FOB PEC
Pabrik kecil dengan proses sinambung dan
produk tunggal 30%FOB PEC
Pabrik baru yang besar, multiproses, di
lokasi yang baru 80%FOB PEC
Page13
TOTAL PRODUCT COST
BIAYA MANUFAKTUR
(MANUFACTURING COST)
Biaya manufaktur atau biaya produksi
adalah semua pengeluaran yang
berhubungan langsung dengan operasi
produksi dan biaya untuk menjalankan
peralatan fisis proses. Biaya manufaktur
dikelompokkan menjadi:
1. Biaya Langsung (Direct Manufacturing
Cost)
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect
Manufacturing Cost)
3. Biaya Tetap (Fixed Manufacturing Cost)
Berbeda dengan biaya investasi total
yang dinyatakan dalam dollars, biaya
produksi dinyatakan dalam dollars
Page14
persatuan waktu (Turtonetal., 2003) atau
dollars persatuan produk (output) (Aries
and Newton, 1955).
Page18
Complicated 3-5 4-6 7-11
processes, severe
corrosion operating
conditions,or
extensive
instrumentation
Page19
1.f. Royalties andpatents
Banyak proses manufaktur yang
dipatentkan. Apabila kita mempergunakan
prosesitu, maka kita harus membayar
sejumlah uang (royalty) kepada pemilik
patent itu berdasarkan jumlah bahan yang
diproduksi.
Meskipun misalnya perusahaan/pabrik yang
memakai proses itu adalah pemilik
patentnya, perusahaan/pabrik itu tetap harus
mengeluarkan biaya untuk kepemilikan hak
patent (supaya hak patentnya tetap hidup
dan diakui).
Biaya patent and royalties biasanya
menyusut sepanjang umur patent yang
dilindungi secara hukum (amortized over the
legally protected life of the patent).
Untuk estimasi kasar, biaya royalties and
patents untuk proses-proses yang dipatenkan
adalah 0– 6% dari biaya produk total (total
product cost) (Peters and Timmerhaus,
1984).
Estimasi kasar menurut Aries and Newton
(1955): biaya royalties and patents = 1–5%
dari harga penjualan produk.
1.g. Utilitas
Biaya untuk utilitas, seperti steam, listrik, air
Page20
proses, air pendingin, udara tekan, gas alam,
dan bahan bakar minyak, sangat bervariasi
tergantung pada jumlah pemakaian, lokasi
pabrik, dan sumbernya.
Tabel 41–43 (Aries and Newton, 1955)
memberikan data kebutuhan tenaga listrik,
steam, dan air proses perpound produk
output untuk sejumlah proses yang sudah
established. Misal:
Kebutuhan listrik untuk proses pembuatan
asam asetat dari asetilen adalah 0,210
kwhr/lb produk.
Kebutuhan steam untuk proses pembuatan
asam asetat dari asetilen adalah 3,1lb/lb
produk.
Kebutuhan air pendingin untuk proses
pembuatan asam asetat dari asetilen adalah
43,0 gallon/lb produk.
Perhitungan kebutuhan utilitas dianjurkan
ditambah 25-50% dari kebutuhan efektif
pabrik. Kebutuhan ini dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan perkantoran,
perumahan pegawai, kehilangan (losses)
dan sebagai cadangan(keperluan tak terduga
= contingency).
Sebagai estimasi kasar, biaya utilitas untuk
proses-proses kimia biasa berkisar 10-20%
Page21
dari total product cost (biaya produk total).
(Peters and Timmerhaus, 1984).
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect
Manufacturing Cost)
Biaya tidak langsung adalah semua
pengeluaran yang ada sebagai akibat tidak
langsung dari operasi produksi. Komponen-
komponen biaya tidak langsung antara lain
(Ariesand Newton, 1955 p.118; Perryand
Green, 1988, p. 25-57):
a. Payroll Overhead
b. Laboratorium (control laboratory
menurut Perry and Green, 1988)
c. Plant Overhead (general plant overhead
menurut Perry and Green, 1988)
d. Pengepakan (packaging)
e. Pengapalan/Pengangkutan (= shipping)
2.b. Laboratorium
Pekerjaan laboratorium diperlukan untuk
mengontrol kualitas produk (product quality
control).
Page23
Estimasi biaya laboratorium adalah 10 s/d 20
% operating labor cost (tenaga kerja operasi
= operator) (Aries and Newton, 1955;
Perryand Green, 1988; Peters and
Timmerhaus, 1984).
Page26
3. Biaya Tetap (Fixed Manufacturing
Cost)
Biaya tetap adalah pengeluaran-pengeluaran
yang selalu ada di dalam suatu pabrik, baik
pabrik sedang berproduksi atau tidak; dan
biaya ini tidak tergantung pada jumlah
produksi (jumlah produk yang dihasilkan).
Komponen-komponen biaya langsung antara
lain (Ariesand Newton,1955 p. 118; Peters
and Timmerhaus, 1984, p. 202):
a. Depresiasi (Depreciation)
b. Local Property Taxes (pajak
kepemilikan)
c. Insurance (asuransi)
d. Rent (sewa)
Biaya tetap merupakan fungsi langsung dari
modal investasi. Biaya ini kira-kira 10 – 20%
dari total product cost(biaya produk total).
3.a. Depresiasi
Misalkan S adalah total penghasilan per
tahun, C adalah total pembiayaan
(pengeluaran) di luar depresiasi dan pajak per
tahun; d adalah biaya depresiasi per tahun;
dan ∅ adalah fractional tax rate, maka (Peters
and Timmerhaus, 1984, p. 273):
Page27
Netannual cash flow to company after taxes
(aliran cash/uang netto pertahun ke
perusahaan setelah pajak) = (S – C – d)(1- ∅)
+ d = (S – C) (1 - ∅) + ∅d
Dimana
∅d = tax “credit” for depreciation
Page28
otomatis jika tiba-tiba terjadi kebakaran,
dsb.).
Untuk estimasi, besarnya asuransi pertahun
adalah 1% dari modal tetap.
Page30
(salesprice), atau 3 – 6% dari biaya
manufaktur (manufacturing cost).
Menurut Peters and Timmerhaus (1984),
besar biaya administrative adalah 20 – 30%
biaya operator (operating labor).
4. Finance
Financing expenses meliputi biaya-biaya
ekstra yang muncul dalam mendapatkan
uang untuk modal investasi. Financing
expense biasanya dibatasi pada pembayaran
bunga atas uang yang dipinjam. Besar
bunga (interestrate) ditetapkan pada saat
uang/modal dipinjam. Besarnya bunga per
tahun adalah 2 – 4% dari total modal yang
dipinjam (Aries and Newton, 1955) atau 5 –
10% dari total modal yang dipinjam.
Pada kasus modal investasi diperoleh dari
dana perusahaan (uang milik perusahaan
sendiri, tidak pinjam), masih merupakan
bahan perdebatan apakah bunga tetap harus
dibayarkan sebagai suatu biaya (sebabnya
adalah karena pemilik modal adalah
perusahaan itu sendiri, maka pembayaran
bungaini akan masuk ke cash flow
perusahaan itu. Jadi sama saja tidak bayar
bunga. Lain dengan depresiasi, bunga atas
uang milik sendiri merupakan ide yang
belum tentu bias diterima/debatable). Pada
perhitungan income-tax, bunga atas
modal milik sendiri (bukan modal
Page34
pinjaman) tidak dapat dimasukkan
sebagai cost (saya kira ini mirip dengan
kasus dividends atas kepemilikan saham
tidak dapat dimasukkan sebagai cost, tetapi
dibayarkan setelah perhitungan income tax).
Akan tetapi, pada perhitungan
perancangan, bunga dapat dimasukkan
sebagai biaya (salah satu item total product
cost) KECUALI ada kepastian bahwa
modal investasi total akan diperoleh dari
dana milik perusahaan sendiri dan policy
perusahaan mengijinkan bunga atas modal
investasi tidak dimasukkan sebagai cost
(Peters and Timmerhaus, 1984, p. 205).
Page36
operasi sebelum pendapatan dari pabrik
mulai diperoleh (Turtonet al, 2003).
Biasanya, uang ini digunakan untuk
membayar upah/gaji karyawan, persediaan
bahan baku (raw material inventories), dan
beberapa contingencies. WC akan diperoleh
kembali pada akhir proyek dan merupakan
sejumlah uang yang menjamin suatu proyek
dapat dimulai. Untuk kebanyakan pabrik
kimia:
WC = 10 – 15% FC
WC = 25 % AS (AS = total nilai penjualan
produk per tahun (annual product sales)).
Menurut Petersand Timmerhaus (1991): WC
= 10 – 20 % dari total capital investment
WC bias naik sampai 50% atau lebih dari
modal investasi total (total capital
investment) jika pabrik memproduksi
produk yang permintaannya musiman
karena besarnya inventories yang harus
dijaga pada periode waktu yang tidak
singkat.
Page38
- Panjang siklus proses produksi
secara total
- Umumnya diperkirakansebesar 0,5
biaya produksi total (total
manufacturing cost) selama satu
periode proses.
- Satu periode proses setara dengan
total hold-up time (waktu tinggal
bahan dari titik masuk proses berupa
bahan baku sampai titik keluar
proses yang berupa produk yang siap
dipasarkan) yang diperlukan untuk
proses
=rm 0,5MQ
rm = kapasitas produksi per bulan
(misalnya: berapa ton produk per
bulan)
M = biaya produksi (manufacturing
cost) per unit produk
Q = siklus produksi, bulan (misal: 0.5
bulan. Satuannya yang tepat 0,5
bulan/1 bulan karena dikalikan
kapasitas produksi per bulan)
(lihat contoh soal no. 5, Aries and
Newton,p. 240)
Page41
Keuntungan Sebelum Rp.
Pajak
(Profit Before Taxes)
Pajak Pendapatan Rp.
(Income Taxes)*
Keuntungan Sesudah Rp.
Pajak (Profit After
Taxes)
Beberapa evaluator/estimator ekonomi lebih
memilih profit before income taxes sebagai
dasar menentukan profitability (kemampuan
menghasilkan keuntungan) dari suatu jenis
usaha, dengan pertimbangan: 1. Tax rates
adalah suatu factor yang perusahaan tidak
mempunyai kontrolatas besar/kecilnya; 2.
Jika membandingkan profitability beberapa
bidang usaha, maka semua bidang usaha ini
akan mengalami factor income tax rate yang
sama: jadi relative profitability dari
beberapa bidang usaha itu akan
menunjukkan order yang sama baik bila tax
rate dimasukkan dalam evaluasi maupun
tidak.
Akan tetapi harus diingat bahwa alas an dari
ditanamkannya suatu modal pada suatu
bidang usaha adalah untuk mendapatkan
profit yang real, maka pendekatan profit
after tax adalah lebih realistik.
Page42
METODE-METODE UNTUK
MENYATAKAN PROFITABILITY(
KEMAMPUANMENGHASILKAN
KEUNTUNGAN)
L = factor Lang
Nilai dari factor Lang tergantung pada
keadaan fisis prosesnya.
Type of Chemical Lang factor
Plant
Fluid processing 4.74
plant
Solid-fluid 3.63
processing plant
Solid processing 3.10
plant
(Turton et al, 2003, p. 158)
r
dengan
Page44
Prb = percent ROI sebelum pajak
Pra = percent ROI setelah pajak
ra = kapasitas (laju) produksi pertahun
Pb = keuntungan sebelum pajak per
satuan produksi
Pa = keuntungan sesudah pajak per
satuan produksi
FC = fixed capital investment = modal
tetap
2.Pay-out Time
Pay-out Time (POT) atau Pay-out Period (=
payback period = payback time = payoff
period = payoff time = cash recovery period)
didefinisikan sebagai jangka waktu (dalam
tahun) minimum yang secara teoritis
diperlukan untuk mengembalikan modal
investasi mula-mula (theoriginal capital
investment) dalam bentuk cashf low ke
proyek berdasarkan pada pendapatan total
dikurangi semua biaya kecuali depresiasi.
dengan
Pb = keuntungan rata-rata sebelum pajak per
satuan produksi
Page46
ra = kapasitas (laju) produksi rata-rata per
tahun
∅ = fractional income tax rate
Page48
tambahan yang berupa SV dan WC, yang
belum dimasukkan Cn. Jadi:
Page49
PENGARUH KONDISI-KONDISI
YANG BERUBAH PADA BIAYA-
BIAYA DAN KEUNTUNGAN
Page50
2. Biaya-biaya per tahun ini
dikelompokkan menjadi 3 kategori.
a. Fixed costs (biaya-biaya tetap),
yang meliputi: Depresiasi, Pajak
(Local Property Taxes), Asuransi,
dan Sewa (rent). Besar fixed costs
adalah tetap pada semua level
produksi.
b. Variable costs, yang meliputi:
Bahan Baku (Raw Materials,
1
DMC 2), Pengepakan (Packaging
containers, IMC), Utilitas (DMC),
Pengiriman (Shipping, IMC),
Royalties and Patents (DMC).
Besar variable costs berbanding
lurus dengan level produksi.
Dengan demikian, besar variable
cost pada kapasitas produksi nol
adalah juga nol.
c. Regulated costs, yang meliputi:
Tenaga kerja (Labor = operating
labor, DMC), Overhead (Payroll
Overhead dan Plant Overhead,
IMC), Pengawasan (Supervision,
DMC), Laboratorium (Laboratory,
IMC), General Expenses
(meliputi biaya administrative
2
DMC=DirectManufacturingCost;IMC= IndirectManufacturingCost
Page51
(administration), biaya s
pemasaran (sales), biaya
penelitian dan pengembangan
(Research and Development), dan
Finance), Pemeliharaan dan
Perbaikan (Maintenance and
Repairs, DMC), Plant supplies
(operating supplies, DMC). Besar
Regulated Cost ini adalah hamper
sebanding dengan level produksi.
Menurut pengalaman di industri
kimia, regulated cost untuk
memulai produksi adalah 30% dari
total regulated cost pada kapasitas
maksimum dari pabrik. Nilai ini
dipakai sebagai besar regulated
cost pada kapasitas produksi nol.
3. Total fixed cost (Fa) digambar. Hasil
adalah garis lurus yang
menghubungkan titik (0%,Fa) dengan
(100%,Fa).
Total variable cost digambar di atas
Fa. Hasil adalah garis lurus
yang menghubungkan titik (0%,Fa)
dengan (100%,Fa+Va), dengan Va
adalah total variable costs per tahun
pada level produksi maksimum
(100% capacity).
Page52
4. Total regulated cost ditambahkan pada
gambar. Hasil adalah garis lurus yang
menghubungkan titik (0%,Fa+0,3Ra)
dengan (100%,Fa+Va+Ra), dengan Ra
adalah total regulated costs per tahun
pada level produksi maksimum (100%
capacity). Garis ini menggambarkan
total cost per tahun. Persamaan garis
total costini adalah sebagai berikut.
dengan
ac: total cost per tahun pada ra
Va: total variable costs per tahun pada
level produksi maksimum (100%
capacity)
Ra : total regulated costs per tahun
pada level produksi maksimum (100%
capacity)
Fa : total fixed costs per tahun
ra : laju produksi per tahun
Z : laju produksi per tahun maksimum
(100% capacity)
5. Total nilai penjualan per tahun (total
annual sales, as) digambar. Sales tentu
saja sebanding dengan produksi.
Page53
Dengan demikian, sales akan sama
dengan nol jika pabrik tidak
berproduksi. Hasil adalah garis lurus
yang menghubungkan titik (0%,0)
dengan (100%,Sa), dengan Sa adalah
total nilai penjualan per tahun pada
level produksi maksimum (100%
capacity). Persamaan garisnya adalah
sebagai berikut.
dengan
as : total sales per tahun pada ra
Sa : total sales per tahun pada level
produksi maksimum (100%capacity)
ra : laju produksi per tahun
Z : laju produksi per tahun maksimum
(100%capacity)
6. Break-even Point (BEP = titik impas)
adalah titik perpotongan antara garis
salesdengangaristotalcost, yang
menunjukkan level produksi dimana
sales tepat sama dengan total cost.
Pabrik yang beroperasi pada kapasitas
yang lebih kecil dari pada kapasitas
BEP akan merugi; sebaliknya pabrik
yang beroperasi pada kapasitas yang
Page54
lebih besar dari pada kapasitas BEP
akan memperoleh untung. Kapasitas
BEP dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut.
dengan
ra : laju produksi per tahun pada BEP
Fa : total fixed costs per tahun
Ra : total regulated costs per tahun
pada level produksi maksimum
(100% capacity)
Sa : total sales per tahun pada level
produksi maksimum (100% capacity)
Va : total variable costs per tahun
pada level produksi maksimum
(100% capacity)
Z : laju produksi per tahun
maksimum (100% capacity)
7. Shutdown Point(SDP) adalah level
produksi di bawah kapasitas BEP
dimana fixed costs tepat sama dengan
selisih antara total cost dengan total
sales. Jadi pada level produksi SDP,
variable cost dan regulated cost dapat
dilunasi oleh sales, tetapi fixed cost
Page55
harus dibayar dengan uang pribadi
pemilik perusahaan. Di bawah
kapasitas SDP, total sales tidak hanya
tidak cukup untuk membayar fixed
cost, tetapi juga tidak cukup untuk
membayar variable cost dan regulated
cost. Dengan demikian, akan lebih
murah jika pabrik ditutup (jadi pabrik
bubar, dan pemilik perusahaan tinggal
berkewajiban membayar fixed cost
(tidak perlu membayar 0,3 Ra karena
pabrik benar- benar berhenti) dari
kantongnya sendiri) dari pada
meneruskan operasi pabrik.
Kapasitas SDP dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut.
F aa
dengan
ra : laju produksi pertahun pada SDP
Ra : total regulated costs per tahun
pada level produksi maksimum
(100% capacity)
Sa : total sales per tahun pada level
produksi maksimum (100% capacity)
Page56
Va : total variable costs per tahun pada
level produksi maksimum (100%
capacity)
Z : laju produksi per tahun
maksimum (100% capacity)
Page57