Anda di halaman 1dari 7

Nur Maimun, Josua Tobing : Analisis Diagnosa Rujukan Peserta

BPJS Kesehatan Terhadap 144 Diagnosa di Fasilitas Kesehatan


2016
Tingkat PertamaKlinik Sat Brimob Polda Riau

Analisis Diagnosa Rujukan Peserta BPJS Kesehatan Terhadap 144 Diagnosa


di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Klinik Sat Brimob Polda Riau

Analysis Of The Diagnosis Of Referral Bpjs Participants Health Against 144


The Diagnosis At The Health Facilities The First Degree Clinic Who Does A
Thing Premat Brimob Polda Riau

Nur Maimun* Josua Tobing**

*Dosen STIKes Hang Tuah Pekanbaru.


ABSTRAK
Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012, dari 736 daftar penyakit
terdapat 144 penyakit yang harus dikuasai penuh oleh para lulusan karena
diharapkan dokter layanan primer dapat mendiagnosis dan melakukan
penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas. Standar Rujukan Pasien BPJS di
Fasilitas Kesehatan Tingat Pertama Klinik Sat Brimbob Polda Riau dari jumlah
kunjungan yang dapat dirujuk sebanyak 7,5 % dari jumlah angka kunjungan yang
seharusnya setiap pasien dapat diatasi di Klinik Sat Brimob, tetapi karena tidak
maksimalnya fasilitas, sarana dan SDM yang terdapat di Klinik Sat Brimob,
banyak peserta BPJS yang dapat dituntaskan tetapi dirujuk ke fasilitas kesehatan
tingkat lanjutan atau disebut juga Rumah Sakit. Penelitian ini untuk mengetahui
diagnosa rujukan peserta BPJS Kesehatan terhadap 144 diagnosa di klinik Sat
Brimob Polda Riau Tahun 2015.Metode penelitian adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Subjek penelitian 4 informan dengan formasi 1 orang
Kepala Klinik, 1 orang Dokter Umum, 1 orang perawat dan 1 orang bidan.
Pengambilan data dengan menggunakan wawancara mendalam dengan analisa
content analysis. Hasil penelitian ditemukan bahwa SDM jumlahnya masih
kurang karena beban kerja yang banyak, Lingkungan Fisik tidak mendukung
karena kurangnya ruangan yang ada, sarana dan prasarana yang ada juga masih
kurang lengkap jumlahnya, dan obat-obatan yang ada tidak lengkap dalam
mengatasi 144 diagnosa tuntas di pelayanan dasar kesehatan. Sebaiknya adanya
penambahan jumlah SDM, diharapkan pembangunan klinik Sat Brimob agar
ruangan yang ada bisa lebih banyak lagi. Diharapkan sarana dan prasarana lebih
dilengkapi, dan yang lama diganti dengan yang lebih layak dipakai. Diharapkan
obat-obatan lebih dilengkapi jumlahnya, terutama harus sesuai dengan diagnosa
tuntas di pelayanan dasar.
Kata Kunci: Diagnosa Rujukan, 144 Diagnosa, Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Klinik Sat Brimob
ABSTRACT
Competency standard doctor indonesia on 2012 , 736 list of disease there
are 144 disease that must be controlled full by the graduates and hoped it doctor
primary services can actually diagnose and do penatalaksanaan independently
and be completed. Standard referral patients bpjs at the health facilities tingat

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 114


Nur Maimun, Josua Tobing : Analisis Diagnosa Rujukan Peserta
BPJS Kesehatan Terhadap 144 Diagnosa di Fasilitas Kesehatan
2016
Tingkat PertamaKlinik Sat Brimob Polda Riau

first clinic one brimbob polda riau of the number of a visit that can be referred as
many as 7.5 % of numerical quantities a visit that should each patient
insurmountable at the clinic one brimob , but because example facilities , facilities
and human resources that is at the clinic one brimob , many participants bpjs who
be completed but referred to health facilities a higher level or also called the
hospital . This research to know the diagnosis referral bpjs participants health
against 144 the diagnosis at the clinic who does a thing premat brimob polda riau
the year 2015 .Research methodology is descriptive with a qualitative approach
.The subject of study 4 informants by the formation of one heads a clinic , one
general practitioner , 1 people nurses and midwives 1 people .The withdrawal of
the data by using in-depth interviews with analysis of the content analysis. The
results of the study found that human resources the figures are still inadequate
because the workloads many, physical environment does not support because of a
lack of room that is, of existing infrastructure are still not complete the number,
and medicines that is not complete in overcome 144 the diagnosis be completed of
ministry the basic health.Should the increase in the number of human resources,
expected development clinic one brimob that room that is could be many
more.Expected facilities and infrastructure more furnished, and a long replaced
by more worthy used.Expected drugs more furnished the number, especially must
be in accordance with the diagnosis be completed in basic service.

Keywords : The Diagnosis of Referral, 144 the Diagnosis at the Health Facilities
the First Degree Clinic Brimob

PENDAHULUAN besar dalam pelayanan kesehatan di


Badan Penyelenggara Jaminan Indonesia.
Sosial yang selanjutnya disingkat Jumlah peserta yang diperoleh
BPJS adalah badan hukum yang dari BPJS Kesehatan sebesar
dibentuk untuk menyelenggarakan 134.739.984 juta jiwa yang telah
Program Jaminan Sosial. Jaminan terdata dan untuk jumlah peserta dari
Sosial adalah salah satu bentuk TNI/Polri seluruh Indonesia sebesar
perlindungan sosial untuk menjamin 2.486.424 juta jiwa. Khusus di
seluruh rakyat agar dapat memenuhi Provinsi Riau, dari 2,1 juta jiwa
kebutuhan dasar hidupnya yang jumlah peserta BPJS yang terdaftar,
layak. BPJS bertujuan untuk peserta mandari sudah mencapai
mewujudkan terselenggaranya sekitar 200 ribu jiwa. Kemudian
pemberian jaminan terpenuhinya pekerja formal berada di angka 1,2
kebutuhan dasar hidup yang layak juta jiwa. Sedangkan pekerja
bagi setiap Peserta dan/atau anggota penerima upah yang terdaftar
keluarganya. Pelaksanaan Program sebanyak 1.381 jiwa dan yang belum
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terdaftar jumlahnya masih ada sekitar
yang digelar BPJS Kesehatan 1.700 jiwa. Jumlah peserta Badan
diyakini akan membawa perubahan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan cabang Pekanbaru,

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 115


Nur Maimun, Josua Tobing : Analisis Diagnosa Rujukan Peserta
BPJS Kesehatan Terhadap 144 Diagnosa di Fasilitas Kesehatan
2016
Tingkat PertamaKlinik Sat Brimob Polda Riau

saat ini lebih dari 1,4 juta peserta. kunjungan yang dapat dirujuk
Kepesertaan kategori masyarakat sebanyak 7,5 % dari jumlah angka
mandiri mendominasi sebesar 70 kunjungan yang seharusnya setiap
persen. pasien dapat diatasi di Klinik Sat
Berdasarkan data yang didapat, Brimob, tetapi karena tidak
BPJS Kesehatan telah bekerjasama maksimalnya fasilitas, sarana dan
dengan 16.831 fasilitas kesehatan SDM yang terdapat di Klinik Sat
tingkat pertama yang terdiri atas Brimob, banyak peserta BPJS yang
9.788 puskesmas, 3.984 dokter dapat dituntaskan tetapi dirujuk ke
prakter perorangan, 2.388 klinik fasilitas kesehatan tingkat lanjutan
pratama, 1.324 klinik TNI/Polri, 778 atau disebut juga Rumah Sakit.
dokter gigi praktek mandiri dan 5 RS Tujuan penelitian ini adalah
D pratama. Jumlah ini akan untuk mengetahui pemberian
meningkat karena masih banyaknya diagnosa rujukan peserta BPJS
masyarakat yang belum menjadi Kesehatan terhadap 144 diagnosa
peserta BPJS Kesehatan. penyakit dari fasilitas kesehatan
Sistem rujukan adalah suatu tingkat pertama Klinik Sat Brimbob
sistem penyelenggaraan pelayanan Polda Riau.
yang melaksanakan pelimpahan
METODE PENELITIAN
wewenang atau tanggung jawab
Penelitian yang digunakan
timbal balik, terhadap suatu kasus
adalah deskriptif analisis dengan data
penyakit atau masalah kesehatan,
yang bersifat kualitatif dengan
secara vertikal dalam arti dari unit
metode wawancara mendalam dan
yang terkecil atau berkemampuan
observasi langsung serta penelusuran
kurang kepada unit yang lebih
dokumen untuk mengetahui dan
mampu atau secara horisontal atau
memberikan gambaran mendalam
secara horizontal dalam arti antar
tentang bagaimana penilaian
unit-unit yang setingkat
diagnosa rujukan peserta BPJS
kemampuannya. Kondisi saat ini,
Kesehatan dari fasilitas kesehatan
kasus rujukan ke layanan sekunder
tingkat pertama Klinik Sat Brimbob
untuk kasus-kasus yang seharusnya
terhadap 144 diagnosa penyakit.
dapat dituntaskan di layanan primer
Pendekatan kualitatif adalah suatu
masih cukup tinggi. Berbagai faktor
proses penelitian dan pemahaman
mempengaruhi diantaranya
yang berdasarkan pada metodelogi
kompetensi dokter, pembiayaan, dan
yang menyelidiki suatu fenomena
sarana prasarana yang belum
kesehatan dan masalah manusia.
mendukung.
Subjek penelitian adalah petugas
Berdasarkan Standar Rujukan
pelayanan kesehatan yang ada di
Pasien BPJS di Fasilitas Kesehatan
Klinik Sat Brimbob. Terdiri dari 4
Tingat Pertama Klinik Sat Brimbob
orang informan dengan formasi 1
Polda Riau bahwa dari jumlah
orang Kepala Klinik, 1 orang Dokter
Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 116
Nur Maimun, Josua Tobing : Analisis Diagnosa Rujukan Peserta
BPJS Kesehatan Terhadap 144 Diagnosa di Fasilitas Kesehatan
2016
Tingkat PertamaKlinik Sat Brimob Polda Riau

Umum, 1 orang perawat dan 1 orang serta tidak terdapatnya plang klinik
bidan. di luar dari komplek Brimob.
Proses analisis data dimulai Sedangkan sarana dan prasarana
dengan menelaah, membaca dan yang tersedia di Klinik sudah cukup
mempelajari seluruh data yang baik, akan tetapi kurang layak
tersedia dari berbagai sumber, yaitu digunakan karena masih banyak alat-
dari wawancara, pengamatan yang alat yang seharusnya sudah diganti
ditulis dalam catatan lapangan, tetapi masih tetap digunakan. Dalam
dokumen pribadi, dokumen resmi, hal obat baik pemberian kurang tepat
gambar dan lain-lain. Langkah terkadang dilakukan oleh petugas
berikutnya ialah mengadakan reduksi kesehatan bukan dokter,
data dengan jalan melakukan penyimpanan obat juga kurang
abstraksi yaitu membuat rangkuman tertata baik, karena ruang yang
yang inti, proses dan pernyataan- terdapat di Klinik tidak banyak untuk
pernyataan yang perlu dijaga menunjang pelayanan kesehatan.
sehingga tetap berada didalamnya. Jumlah SDM yang ada di
Pada penelitian ini analisis data Klinik Sat Brimob masih kurang
yang digunakan adalah analisis isi jumlahnya dibandingkan beban
(content analysis) yang disajikan pekerjaan yang harus dilakukan, dan
dalam bentuk teks narasi secara SDM yang ada dituntut untuk dapat
deskriptif yang berisikan wawancara melakukan pekerjaan diluar dari
mandalam dengan informan dan hasil profesinya. Lingkungan Fisik Klinik
observasi (temuan peneliti). Sat Brimob cukup baik untuk
digunakan, meskipun ruangan yang
HASIL
ada di dalam klinik masih kurang
Hasil observasi peneliti selama
untuk dapat memberikan pelayan
melakukan penelitian di Klinik Sat
medis serta pekerjaan diluar medis.
Brimob Polda Riau pada bulan juni,
Lokasi klinik yang strategis tidak
penulis menemukan bahwa dapat
menutup kemungkinan banyak
dilihat bahwa SDM yang terdapa di
masyarakat yang tidak
sudah sesuai dengan standar klinik,
mengetahuinya. karena lokasi klinik
mempunyai respon yang baik dalam
yang berada di dalam komplek Sat
melayani pasien serta sesuai dengan
Brimob. Sarana dan Prasarana yang
profesinya, akan tetapi penampilan
ada di Klinik Sat Brimob masih
petugas kurang mengesankan karena
kurang lengkap, hal ini harus sesuai
seragam yang digunakan serupa
dengan standar diagnosa yang harus
dengan seragam dinas Brimob.
tuntas di pelayanan dasar, dikarena
Lingkungan fisik sudah cukup baik,
pengadaan sarana dan prasarana
tetapi karena didalam wilayan
harus melalui BIDDOKES Polda
komplek Brimob masyarakat kurang
Riau. Obat yang tersedia di klinik Sat
mengetahui adanya Klinik Kesehatan
Brimob masih kurang lengkap
Umum di dalam komplek tersebut
Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 117
Nur Maimun, Josua Tobing : Analisis Diagnosa Rujukan Peserta
BPJS Kesehatan Terhadap 144 Diagnosa di Fasilitas Kesehatan
2016
Tingkat PertamaKlinik Sat Brimob Polda Riau

terhadap diagnosa tuntas di


pelayanan dasar, banyak pasien yang Lingkungan Fisik
bisa diberikan pelayanan di klinik Untuk bangunan klinik juga
harus dirujuk karena tidak masih cukup baik untuk digunakan,
tersedianya obat, pengadaan obat namun ruangan yang ada di
menjadi terhambat karena harus bangunan tersebut masih kurang,
melakukan pengajuan ke sehingga dalam satu ruangan menjadi
BIDDOKES Polda Riau. banyak fungsi yang pada akhirnya
cukup mengganggu saat memberikan
PEMBAHASAN
pelayanan medis kepada pasien yang
SDM datang. Sehingga penyakit yang
Dari hasil wawancara dan seharusnya bisa di lakukan tindakan
observasi, seluruh informan di klinik tersebut menjadi terhambat
mengatakan bahwa SDM yang yang karena rungan yang ada tidak
ada di Klinik Sat Brimob masih mendukung, dan pasien dirujuk
kurang jumlahnya meskipun dalam untuk pendapatkan pelayanan
standarnya telah memenuhi syarat kesehatan. Hasil penelitian ini
sebagai klinik pratama. Keadaan ini sejalan dengan penelitian yang
dikarenakan karena tidak mudahnnya dilakukan Cahyaningrum (2013)
pengangkatan pegawai serta jumlah bahwasanya lingkungan fisik
SDM di klinik Sat Brimob telah mempengaruh keputusan berobat
diatur oleh BIDDOKES Polda Riau. serta dampaknya terhadap kepuasan
Ini menyebabkan jam pelayanan pasien. Dalam tata ruangan yang baik
menjadi singkat, jika ada dan menarik biasanya akam
penambahan SDM, maka jam membuat para mengunjung menjadi
pelayanan akan bertambah. Dari nyaman. Posisi atau letak ruangan
hasil penelitian yang dilakukan oleh yang sangat strategis juga menjadi
peneliti maka peneliti berasumsi salah satu faktor dalam menentukan
bahwa SDM yang ada di Klinik Sat kualitas lingkungan fisik. Dalam
Brimob sudah memenuhi syarat penempatan ruang pemeriksaan
sebagai klinik pratama yang dapat diharapan tidak berdekatan dengan
melakukan pelayanan dasar jalan raya karena akan menganggu
kesehatan sesuai dengan berdasarkan aktifitas kerja. Adanya suara lalu
MenKes Republik Indonesia No. luntas yang mengakibatkan
028/MENKES/PER/2011 jenis gangguan komunikasi antara petugas
pelayanan klinik dibagi menjadi dan pasien (Yasmin, 2008).
Klinik Pratama dan Klinik Utama.
Hanya saja untuk jumlah SDM yang Sarana dan Prasarana
ada di klinik masih kurang dalam Sarana dan Prasarana yang ada
membantu melaksanakan pelayanan di Klinik Sat Brimob sudah cukup
kesehatan. baik keadaannya, tetapi

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 118


Nur Maimun, Josua Tobing : Analisis Diagnosa Rujukan Peserta
BPJS Kesehatan Terhadap 144 Diagnosa di Fasilitas Kesehatan
2016
Tingkat PertamaKlinik Sat Brimob Polda Riau

kelengkapannya masih kurang untuk lengkap. Obat adalah sediaan dan


membanu dalam memberikan paduan bahan-bahan yang digunakan
pelayanan medis oleh petugas, dan untuk mempengaruhi dan
yang sekarang masih menggunakan menyelidiki sistem fisiologi atau
sarana dan prasarana yang lama. Hal keadaan patologi dalam rangka
ini cukup menjadi masalah di dalam penetapan diagnosis, pencegahan,
klinik. Pengadaan sarana dan penyembuhan, peningkatan
prasarana juga menjadi masalah kesehatan dan kontrasepsi
tersendiri di dalam klinik hal ini (Rancangan Kebijakan Obat
dikarenakan klinik harus melakukan Nasional, 2005). Hasil penelitian ini
pengajuan ke BIDDOKES Polda sejalan dengan penelitian yang
Riau dilakukan Safitri (2012) bahwasanya
Dalam melengkapi sarana dan ketersediaan obat mempengaruhi
prasara klinik. Dilihat dari klinik pemberian pelayanan kesehatan
masih banyak sarana dan prasana kepada pasien, jika obat yang ada
yang kurang, terutama alat kesehatan tidak lengkap maka pasien
untuk dapat mengatasi diagnosa dirujukatau diberikan resep untuk
penyakit di pelayanan dasar. Hasil mendapatkan obat sesuai dengan
penelitian ini sejalan dengan penyakitnya. Pemberian pelayanan
penelitian yang dilakukan Safitri kesehatan secara maksimal bisa
(2012) bahwasanya sarana dan dilakukan jika obat yang ada sedah
prasana mempengaruhi pemberian tersedia dengan lengkap sesuai
pelayanan kesehatan yang maksimal dengan penyakit yang tuntas di
kepada pasien jika sarana dan pelayanan dasar.
prasarana yang tersedia tidak lengkap
UCAPAN TERIMA KASIH
dan tidak cukup layak untuk
Ucapan terima kasih ditujukan
digunakan.
kepada dr. H. Zainal Abidin, MPH
Ketersediaan Obat selaku Ketua STIKes Hang Tuah
Ketersediaan obat yang ada di Pekanbaru dan Klinik Sat. Brimob
klinik masih kurang. Banyak dimana tempat penelitian ini
diagnosa penyakit yang harus tuntas dilakukan.
dipelayanan dasar tidak dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
karena terkendala ketidaktersedianya
obat. Sehingga pelayanan medis Imron M, dkk. (2010). Metodologi
Bidang Kesehatan. Jakarta:
yang diberikan menjadi tidak
Sagung SETO.
maksimal dan pasien banyak dirujuk
karena kurangnya obat. Pengadaan Machfoedz, I. (2010). Metodologi
Penelitian Kuantitatif &
obat juga harus melalui BIDDOKES
Kualitatif Bidang Kesehatan,
Polda Riau, ini menjadi hambatan Keperawatan, Kebidanan,
tersendiri klinik dalam memenuhi
tersedianya obat-obatan yang
Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 119
Nur Maimun, Josua Tobing : Analisis Diagnosa Rujukan Peserta
BPJS Kesehatan Terhadap 144 Diagnosa di Fasilitas Kesehatan
2016
Tingkat PertamaKlinik Sat Brimob Polda Riau

Kedokteran. Yogyakarta: Nursalam. (2008). Konsep dan


Fitramaya. Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan,
Manual Pelaksanaan JKN-BPJS
Jakarta: Salemba Medika.
Kesehatan, Kumpulan Praktis
Layanan BPJS Kesehatan dan Panduan Praktis Pelayanan
Peraturan Pelaksanaannya : Kesehatan: BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan Peraturan Badan Penyelenggara
Notoatmodjo, S. (2010) .Metodologi Jaminan Sosial Kesehatan
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Rineka Cipta Penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 120

Anda mungkin juga menyukai