Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

LAPORAN KASUS

PENGOBATAN DASAR

PUSKESMAS BAKUNASE

M. Glaucia Polcyani Mentari Pepo, S. KED

1408010052

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN IKM-IKKOM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

PUSKESMAS BAKUNASE KUPANG

2019
LAPORAN KASUS PENGOBATAN DASAR

PUSKESMAS BAKUNASE

M. Glaucia Polcyani Mentari Pepo, S. Ked

1408010052

HIPERTENSI

I. PENDAHULUAN

Hipertensi adalah keadaan di mana tekanan darah mengalami

peningkatan yang memberikan gejala berlanjut pada suatu organ

target di tubuh. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan yang lebih

berat, misalnya stroke (terjadi pada otak dan menyebabkan kematian

yang cukup tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi kerusakan

pembuluh darah jantung), dan hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada

otot jantung). Hipertensi juga dapat menyebabkan penyakit gagal

ginjal, penyakit pembuluh lain dan penyakit lainnya(1).

Umumnya penyakit hipertensi terjadi pada orang yang sudah

berusia lebih dari 40 tahun. Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan

gejala yang nyata dan pada stadium awal belum menimbulkan gangguan

yang serius pada kesehatan penderitanya(2). Hal ini serupa seperti yang

dikemukakan oleh Yogiantoro (2006), hipertensi tidak mempunyai

gejala khusus sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya.

Di dunia diperkirakan 7,5 juta kematian disebabkan oleh tekanan

darah tinggi. Pada tahun 1980 jumlah orang dengan hipertensi ditemukan
sebanyak 600 juta dan mengalami peningkatan menjadi hampir 1
(3)
milyar pada tahun 2008 . Hasil riset WHO pada tahun 2007

menetapkan hipertensi pada peringkat tiga sebagai faktor resiko

penyebab kematian dunia. Hipertensi telah menyebabkan 62% kasus

stroke, 49% serangan jantung setiap tahunnya (4).

Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil riset kesehatan tahun

2007 diketahui bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi,

yaitu rata-rata 3,17% dari total penduduk dewasa. Hal ini berarti dari 3

orang dewasa, terdapat 1 orang yang menderita hipertensi(5). Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Riskesdas menemukan prevalensi

hipertensi di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 25,8%. Daerah

Bangka Belitung menjadi daerah dengan prevalensi hipertensi yang

tertinggi yaitu sebesar 30,9%, kemudian diikuti oleh Kalimantan

Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%) (5).

Tekanan darah tinggi dapat disebabkan oleh berbagai macam

faktor, salah satunya adalah stres. Stres merupakan suatu respon

nonspesifik dari tubuh terhadap setiap tekanan atau tuntutan yang

mungkin muncul, baik dari kondisi yang menyenangkan maupun tidak

menyenangkan (6).

PRESENTASI KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. WT

Umur / Tanggal Lahir : 36 tahun


Jenis kelamin : perempuan

Berat Badan : 55 kg

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Kel. Bakunase 2

Suku Bangsa : Timor

B. ANAMNESIS

(autoanamnesis, pada tanggal 22 Maret 2019)

Keluhan Utama : Tegang dibelakang kepala

Keluhan Tambahan : jantung berdebar- debar, mudah lelah

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datag sendiri ke Poli dewasa puskesmas bakunase dengan keluhan

tegang dibelakang kepala sejak 2 hari yang lalu, keluhan ini disertai jantung

berdebar- debar dan cepat lelah , keluhan ini diperberat ketika pasien kecapean

atau kurng istirahat. Keluhan ini sudah sering timbul dalam 3 bulan terakir

ketika pasien berhenti mengkonsumsi obat hipertensinya

Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi sejak 5 tahun lalu

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga

Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga disangkal.

C. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Kompos mentis


Vital Sign : TD : 160/ 90 mmHg, N : 84x/ mnt S : 37,2o C RR : 18x/ mnt

Berat Badan : 55 kg

Keadaan Spesifik

 Kepala

Bentuk : Normosefali, simetris, dismorfik (-)

Rambut : Hitam beruban keriting, tidak mudah dicabut.

Mata : Cekung (-/-), Pupil bulat isokor ø 3mm, reflek cahaya +/+,

konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-).

Hidung : Sekret (-), napas cuping hidung (-).

Telinga : Sekret (-).

Mulut : Mukosa mulut dan bibir kering (-), sianosis (-).

Tenggorokan : Faring hiperemis (-)

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat.

 Thorak

Paru-paru

 Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, retraksi -/-

 Palpasi : Simetris, vocal fremitus kanan = kiri

 Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, ronki (-/-),

wheezing (-/-).

 Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

Jantung

 Inspeksi : Iktus kordis terlihan di ICS 5 linea axilla

anterior sinistra
 Auskultasi : regular, S1 S1 tunggal, murmur (-), Galop

(-)

 Palpasi : Thrill tidak teraba

 Perkusi : redup, batas jantung dalam batas melebar

ke ICS 5 linea axila anterior

 Abdomen

 Inspeksi : Datar, tidak tampak kelainan

 Auskultasi : Bising usus (+) 20x / mnt

 Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak

teraba

 Perkusi : Tympani seluruh lapang perut

 Ekstremitas : Akral teraba hangat pada seluruh

ekstremitas, tidak dijumpai edema pada keempat

ekstremitas

D. DIAGNOSIS KERJA

HIPERTENSI GRADE 2

E. PENATALAKSANAAN

Planning terapi

 Captopril 3 x 25 mg / hr

 Amlodipin 1 x 10 mg /hari

Planning edukasi1

 Penjelasan penyakit

 Modifikasi gaya hidup


 Kontrol GD dan profil lipid

 Nutrisi : kurangi sodium tdak boleh lebih dari 2,400 mg /hr

 Olahraga 3 -4 kali seminggu 30 menit perhari

DOKUMENTASI

Gambar 1. Anamnesis pada pasien


DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes, RI. Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan


Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. Jakarta. 2006
2. Departemen Kesehatan. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Indonesia-Tahun 2007. Depkes RI :Jakarta. 2013
3. Departemen kesehatan RI. Pedoman Tata Laksana Gizi Usia Lanjut untuk
Tenaga Kesehatan. Direktorat Gizi Masyarakat Dirjen Bina Kesehatan
Masyarakat Depkes RI. Jakarta. 2007
4. Organization WH. A global brief on Hypertension: silent killer, global
public health crises (World Health Day 2013). Geneva: WHO. 2013.
5. Rahajeng E, Tum S. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di
Indonesia.
Majalah Kedokteran Indonesia. 2009;59.

Anda mungkin juga menyukai