Anda di halaman 1dari 20

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Singkat Lokus/Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar

Rumah Sakit ”Ibnu Sina” UMI merupakan Rumah Sakit Umum

Swasta, dahulu bernama Rumah Sakit ”45” yang didirikan pada Tahun

1988 berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi

Selatan No. 6783 / DK-I / SK / TV.1/ X / 88, tanggal 05 Oktober 1988.

Pada hari Senin 16 Juni 2003 telah dilakukan penyerahan kepemilikan

berdasarkan Akta jual beli No. 751 / PNK / JB / VII / 2003 dari Yayasan

Andi Sose kepada Yayasan Wakaf UMI, yang ditanda tangani oleh Ketua

Yayasan Andi Sose yaitu Bapak Dr.Hc. Andi Sose dan Ketua Yayasan

Wakaf UMI Bapak Almarhum Prof. Dr. H. Abdurahman A.

Basalamah,SE.MSi. Berdasarkan hak atas kepemilikan baru ini, maka

nama Rumah Sakit ”45” oleh Yayasan Wakaf UMI diubah menjadi Rumah

Sakit ”Ibnu Sina” YW-UMI.

Rumah Sakit “Ibnu Sina” YW- UMI dibangun diatas tanah 18.008 M2

dengan luas bangunan 12.025 M2, beralamat jalan Letnan Jenderal Urip

Sumoharjo Km5 No.264 Makassar. Berdasarkan surat permohonan dari

Yayasan Wakaf UMI kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan,

menerbitkan surat izin uji coba penyelenggaraan operasional Rumah Sakit

”Ibnu Sina” YW-UMI pada tanggal, 23 September 2003, No.6703A/DK-

VI/PTS-TK/2/!X/2003, dan pada hari Senin, tanggal, 17 Mei 2004 Rumah


45

Sakit ”Ibnu Sina”YW-UMI diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan

Bapak H.M. Amin Syam, serta Rumah Sakit ”Ibnu Sina” UMI memperoleh

Surat Izin penyelenggaraan Rumah Sakit dari Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No. YM. 02.04.3.5.4187, tanggal, 26 September 2005.

Sebagaimana diketahui bahwa Universitas Muslim Indonesia(UMI)

sejak tahun 1991 telah memiliki Fakultas Kedokteran dan telah

menghasilkan Dokter umum, maka keberadaan Rumah Sakit ”Ibnu Sina”

YW-UMI akan lebih menambah dan melengkapi sarana /fasilitas

pendidikan kedokteran, terutama pendidikan klinik bagi calon dokter

umum dan calon dokter ahli. Dengan demikian diharapkan bahwa luaran

dokter Fakultas Kedokteran UMI pada masa mendatang akan lebih

meningkatkan kualitas, keterampilan, dan akhlaq mulia serta memiliki

integritas pengabdian yang tinggi bagi ummat Islam dan Masyarakat pada

umumnya.

2. Visi dan Misi serta Nilai :

Visi : ” Menjadi rumah sakit pendidikan dengan pelayanan yang Islami,

Unggul dan terkemuka di Indonesia (To be a teaching hospital with

Islamic, excellent and distinction medical services in Indonesia).”

Penjelasan Visi :
46

a. Rumah Sakit Pendidikan :


1. Dalam rumah sakit berlangsung proses pendidikan,

penelitian, dan pelayanan yang tidak dapat dipisahkan

satu sama lain.


2. Merupakan rumah sakit Pendidikan Fak. Kedokteran

Univ. Muslim Indonesia dan istitusi pendidikan lainnya

yang bekerjasama dengan Rumah Sakit ”Ibnu Sina”

YW-UMI
b. Pelayanan yang Islami
1. Memelihara Amanah dari Allah SWT, berarti

memberikan pelayanan yang berbasis keikhlasan

amaliah kepada seluruh ummat manusia sebagai

pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT.


2. Memelihara hubungan baik antar sesama manusia

(dokter, perawat, karyawan, pasien/keluarga dan

masyarakat)
3. Memelihara hubungan baik dengan lingkungan

(Kebersihan, ketertiban, keamanan dll)


c. Pelayanan yang Unggul
1. Sesuai Standard dan dapat dipertanggung jawabkan
2. Bermutu tinggi Profesional sesuai dengan etika

kedokteran.
3. Teradministrasi dengan baik
4. Terus bertumbuh dan dikembangkan
d. Terkemuka di Indonesia
1. Keunggulan khusus.
2. Ciri pelayanan yang khas
3. Rumah Sakit Rujukan
4. Penelitian dan Publikasi Ilmiah
5. Pengembangan teknologi kedokteran
Misi :
1. Melaksanakan dan mengembangkan pelayanan kesehatan

unggul yang menjunjug tinggi moral dan etika (Misi pelayanan

kesehatan).
47

2. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan

kedokteran dan professional kesehatan lainnya (Misi

Pendidikan).
3. Melangsungkan Pelayanan dakwah dan bimbingan spiritual

kepada penderita dan pengelola rumah sakit (Misi dakwah).


4. Mengupayakan perolehan financial dari berbagai kegiatan

rumah sakit (Misi- financial).


5. Meningkatkan kesejahteraan pegawai (Misi kesejahteraan).
Nilai:
1. Amanah (Kepedulian, jujur, berdedikasi, dan

bertanggungjawab).
2. Profesional (Kompentensi dan etika).
3. Akhlaqul qarimah (menjaga silaturrahim, saling membantu,

menghargai, dan kebersamaan)


3. Sumber Daya Manusia
Jumlah Seluruh personil dalam Rumah Sakit ”Ibnu Sina” YW- UMI,

sebanyak 475 orang yang terdiri dari :


1. Tenaga Medis :
Dokter Umum : 14 Orang
Dokter Umum/MARS : 2 Orang
Dokter Spesialis : 124 Orang
SMF/KMF : 18 Orang
Dokter Gigi : 8 Orang
2. Tenaga Keperawatan 198 Orang
Perawat : 175 Orang
Bidan : 23 Orang
3. Tenaga Penunjang : 90 Orang
4. Tenaga Administrasi: 34 Orang

Tenaga Non Klinis : 96 Orang

4. Pelayanan Yang Tersedia


1. Rawat Jalan Terdiri Dari :
a. Poliklinik Interna
b. Poliklinik Bedah
c. Poliklinik Anak
d. Poliklinik Syaraf
e. Poliklinik Obgyn
f. Poliklinik THT
48

g. Poliklinik Mata (Kerotometri, Tonometri, NCT, Slit Lamp,

Phaco)
h. Poliklinik Jantung
i. Poliklinik Gigi
j. Poliklinik Kulit Kelamin
k. Ruang Tindakan
l. Endoskopy
m. Fisiotherapi
B. Karakteristik Sumber Data
1. Kepala Bagian Sanitasi Lingkungan Rs

Sumber pertama dalam penelitian ini adalah Andi Suryani lahir

pada tanggal 7 agustus 1978. Beliau merupakan kepala bagian sanitasi

lingkungan Rs, pendidikan terakhir D3 Sanitasi.

2. Perawat Ruangan

Sumber kedua dalam penelitian ini adalah Sahban lahir di Bima

tanggal 2 Oktober 1994 yang menempuh pendidikan terakhir S1

keperawatan.

3. Koordinator Tim Pengendalian Limbah

Sumber ketiga dalam penelitian ini adalah Marhani lahir di Sinjai

tanggal 18 Desember 1979 yang menempuh pendidikan terakhir D3

Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan kerja

4. Petugas Cleaning Service

Sumber keempat dalam penelitian ini adalah Elis lahir pada di

Mamba,NTT 11 November 1997 yang menempuh pendidikan terakhir

SMA.
49

C. Sarana dan prasaran Rumah Sakit

Gedung Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar terdiri dari :

NO NAMA GEDUNG JUMLAH LANTAI LUAS LANTAI

GEDUNG UGD, ICU, ICCU,


1 2 LANTAI 1.085.28 M2
KAMAR OPERASI

GEDUNG PERAWATAN,
2 5 LANTAI 5.557.2 M2
ADMINISTRASI

GEDUNG POLIKLINIK
UMUM, POLIKLINIK
3 2 LANTAI 808.04 M2
SPESIALIS, POLIKLINIK
SPESIALIS KONSULTAN

4 GEDUNG PERAWATAN 1 LANTAI 321.436 M2

Sumber : K3 Rumah Sakit Ibnu Sina, Tahun 2019

Gedung Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar terdiri dari 10 lantai yang

dimana 5 lantai merupakan gedung perawatan dan administrasi dengan

luas 5.557.2 m², kemudian 2 lantai gedung UGD, ICU,ICCU dan kamar

operasi dengan luas 1.085.28 m², 2 lantai untuk gedung poliklinik umum,

poliklinik spesialis, poliklinik spesialis konsultan dengan luas 808.04 m²

dan terakhir 1 lantai untuk gedung perawatan dengan luas 321.436 m².

Tempat tidur rawat inap Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar terdiri dari:

No Kelas Kamar Tempat Tidur Persentase

1 Kelas Super Vip 2 2 1%

2 Kelas Vip 17 17 9%

3 Kelas IA 13 11 7%
50

4 Kelas IB 45 106 47%

5 Kelas IIB 8 32 17%

6 Kelas III 9 37 19%

Jumlah 94 205 100%

Untuk tempat tidur rawat inap Rumah Sakit Ibnu Sina Makasar

terdiri dari beberapa kelas yaitu kelas super vip dengan jumlah kamar 2

dan 2 tempat tidur, kelas vip dengan jumlah kamar 17 dan 17 tempat tidur,

kelas 1a dengan jumlah kamar 13 dan 11 tempat tidur, kelas 1b dengan

jumlah kamar 45 dan 106 tempat tidur, kelas 2b dengan jumlah kamar 8

dan 32 tempat tidur , kelas 3 dengan jumlah kamar 9 dan 37 tempat tidur.

Jadi total jumlah kamar ada 94 dengan tepat tidur sebanyak 205.

D. Hasil Analisis Data


Penelitian yang dilaksanakan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar

pada tanggal 23 – 29 Agustus 2019 diperoleh dari responden sebanyak 4

orang yaitu petugas kebersihan (cleaning service), perawat ruangan,

koordinator tim pengendalian limbah dan kepala bagian sanitasi

lingkungan RS. Beberapa responden ini ada yang menangani 1 – 2

ruangan sekaligus, dari beberapa pertanyaan kesemua responden

mempunyai jawaban yang sama, pemisahan tempat limbah tersedia

sesuai dengan karakteristiknya. Dari semua responden semua menjawab

pengangkutan menggunakan troli namun kadang tidak menggunakan troli

biasa tempat sampah langsung diangkut ke TPS. Proses pengangkutan

dilakukan 1 kali sehari atau sebulan sekali tergantung pihak ketiga, TPS

yang digunakan berupa bunker dan rumah kecil berdinding yang terletak

di belakang rumah sakit. Dari semua responden menjawab tidak memliki


51

incinearator sehingga rumah sakit ini bekerja sama dengan pihak ketiga

yakni PT Mitra Hijau untuk mengangkut limbah medis tersebut ke

Surabaya.
RS Ibnu Sina Makassar menghasilkan limbah medis dan non-medis.

Berbagai macam limbah medis yang dihasilkan meliputi spuit dengan

jarumnya, sarung tangan disposable, masker disposable, flabot infus,

pisau bedah dan benang operasi, perban terkontaminasi, kasa/ kapas

terkontaminasi, kapas alkohol terkontaminasi, kantong darah, selang infus

dan selang kateter, kantong urine, botol obat, jaringan tubuh, cairan tubuh

dan pembalut bekas darah.


Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Ibnu Sina penulis

berpendapat bahwa terjadi pemilahan antara sampah medis dan non

medis, terlihat dari fungsi tempat sampah yang berada disetiap ruangan

medis sudah berfungsi sesuai dengan fungsinya, sehingga dapat

disimpulkan bahwa perilaku petugas kesehatan sudah memahami

mengenai pemilahan sampah medis.


Dalam proses pewadahan sampah yang digunakan di Rumah Sakit

Ibnu Sina terbuat dari bahan plastik dengan pertimbangan kemudahan

dalam membersihkan. Pewadahan yang ada ditiap ruangan Rumah Sakit

Ibnu Sina terpisah antara sampah medis dan non medis. Penanganan

sampah medis yang tepat akan meminimalkan penyebaran infeksi pada

petugas kesehatan dan masyarakat setempat, menggunakan

perelngkapan diri ketika menangani sampah medis misalnya sarung

tangan dan sepatu pelindung yang tertutup. Serta mencuci tangan atau

gunakan penggosok tangan antiseptik berbahan dasar alkohol, tanpa air

setelah melepaskan sarung tangan apabila menangani sampah medis.


52

Untuk benda-benda tajam sekali pakai (jarum suntik, silet, pisau scalpel)

memerlukan penanganan khusus, karena benda-benda ini dapat melukai

petugas kesehatan dan juga masyarakat sekitarnya jika sampah medis ini

dibuang ditempat pembuangan sampah umum, enkapsulasi dianjurkan

sebagi cara termudah membuang benda-benda tajam. Benda tajam 46

dikumpulkan dalam wadah tahan tusukan dan anti bocor, sesudah ¾

penuh, bahan seperti semen, pasir, atau bubuk palstik dimasukkan dalam

wadah sampai penuh. Sesudah bahan-bahan menjadi padat dan kering,

wadah ditutup dan disebarkan pada tanah yang rendah, dan dikuburkan.

Bahan-bahan sisa kimia dapat dimusnahkan bersama dengan benda-

benda tajam.
Pengumpulan sampah medis dari tiap tiap pelayanan rumah sakit

harus tetap pada wadahnya dan jangan dituangkan pada gerobak yang

terbuka. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kontaminasi di

sekitarnya dan mengurangi resiko kecelakaan terhadap petugas, pasien

dan pengunjung.
Pengumpulan sampah medis dilakukan sesuai waktu pengangkutan

yang telah ditetapkan. Petugas cleaning service mengumpulkan sampah

dari setiap ruangan yang memenuhi 2/3 kantong plastik hitam dan

ditempatkan pada trolly pengangkut, sebelum diangkut kantong plastik

tersebut diikat kuat dan diberi nama sumber, tanggal, dan jam

pengangkutan serta jenis sampah medis yang diangkut.


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit

Ibnu Sina yaitu pengumpulan sampah medis di Rumah Sakit Umum Daya

tidak terdapat sampah medis yang tercecer pada saat pertugas

kebersihan mengumpulkan sampah medis.


53

Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan internal

dan eksternal. Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan

awal ketempat pembuangan atau ke insinerator. Dalam pengangkutan

internal biasanya digunakan kereta dorong sebagian yang sudah diberi

label, dan dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi

yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan. Pengangkutan

eksternal memerlukan prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan

angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam konteiner khusus, harus

kuat dan tidak bocor.


Berdasarkan hasil penelitian bahwa proses pengangkutan sampah

medis di Rumah Sakit Ibnu Sina memakai alat pengangkut berupa

gerobak atau troli yang tertutup, hal ini cenderung tidak berpotensi

menyebabkan bau yang tak sedap disekitar rumah sakit dan membuat

kenyaman bagi pasien, pegawai, bahkan masyarakat yang tinggal

disekitar rumah sakit. Jalur pengangkutan sampah ini belum mempunyai

jalur tersendiri, jalurnya masih melewati koridor umum untuk menuju ke

tempat penampungan sementara. Pengangkutan seperti ini belum

memenuhi syarat kesehatan dimana jalur yang digunakan dapat

menghambat aktivitas orang orang disekitar.


Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan

kebutuhan sementara menunggu pengangkutan untuk dibawa ke

insinerator atau pengangkutan oleh dinas kebersihan (atau ketentuan

yang ditunjuk) sampah medis tersebut hendaknya disimpan dalam

kontainer yang memenuhi syarat. Dilokasi tempat yang strategis, merata

dengan 49 ukuran yang disesuaikan dengan frekuensi pengumpulannya


54

dengan kantong berkode warna yang telah ditentukan secara terpisah,

diletakkan pada tempat kering/mudah dikeringkan. Lantai yang tidak

rembes, dan disediakan sarana pencuci, aman dari orang-orang yang

tidak bertanggung jawab, dari binatang, dan bebas dari infestasi serangga

dan tikus. Terjangkau oleh kendaraaan pengumpul sampah, sampah yang

tidak berbahaya dengan penanganan pendahuluan dapat ditampung

bersama sampah lain sambil menunggu pengangkutan.


Berdasarkan hasil penelitian penulis yaitu Rumah Sakit Ibnu Sina

Makassar tidak memiliki incinerator, sehingga sampah medis yang ada di

rumah sakit dibawa oleh PT Mitra Hijau yang berlokasi di Surabaya untuk

dimusnahkan. Pihak rumah sakit melakukan kerja sama dengan PT Mitra

Hijau dalam hal pemusnahan sampah medis atau penggunaan incinerator,

biaya operasional yang biasa dikeluarkan oleh pihak rumah sakit ibnu sina

untuk memusnahkan sampah medis tergantung volume sampah seperti

data yang telah ada di lampiran 594 kg atau 0,594 ton harus

mengeluarkan biaya Rp. 19.602.000.


E. Pembahasan
Implementasi kebijakan pengelolaan limbah medis Rumah Sakit Ibnu

Sina Makassar merupakan hal yang perlu dikaji, karena selama ini

penanganan limbah rumah sakit kurang mendapat perhatian khususnya

dari masyarakat umum. Kebanyakan masyarakat hanya memperhatikan

masalah limbah industri saja. Padahal limbah rumah sakit tidak kalah atau

sama bahayanya dengan limbah industri, jika penanganannya tidak

dilakukan dengan baik akan menyebabkan penyakit, cacat ,maupun

kematian.
55

Sebagaimana tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran

implementasi pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit. Maka

selanjutnya akan dibahas hasil penelitian tersebut ditinjau dari input,

proses, dan output.


a. Input
1. Kebijakan
Kebijakan pengelolaan limbah Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar

sesuai kesepakatan No 018/KJS RS.IS-MTZ/V/2014 antara Rumah Sakit

Ibnu Sina dengan PT. Mitra Hijau tentang pengelolaan limbah Berbahaya

dan Beracun (B3). Secara keseluruhan pengelolaan limbah di Rumah

Sakit Ibnu Sina makassar sudah memenuhi standar yang telah ditentukan.

Dilakukan pengolahan limbah cair melalui instalasi pengolahan limbah

yang disalurkan melalui saluran tertutup dan kedap air, sedangkan untuk

pengolahan limbah padat dilakukan pemusnahan sampah infeksius dan

farmasi dengan incinerator, sampah radioaktif ini ditangani sesuai

peraturan yang berlaku sedangkan sampah domestik di buang ke TPA

Antang yang ditetapkan pemerintah daerah Kota Makassar.


2. Tenaga
Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar memiliki unit sanitasi tersendiri.

Dimana unit sanitasi ini memiliki bagian – bagian yaitu


a. Unit pengelolaan sampah
b. Unit pengelolaan air limbah
c. Penyediaan air bersih
d. Pengendalian vektor
e. Sanitasi ruang bangun dan peralatan non medis
f. Higiene sanitasi makanan

Unit sanitasi sendiri terdiri dari 11 pegawai sedangkan untuk petugas

limbah terdiri dari 3 orang, rata-rata pegawai tersebut berpendidikan

terakhir D3 Kesehatan Kerja dan S1 Kesehatan Masyarakat.


56

Unit instalasi sanitasi dikepalai oleh seseorang lulusan D3 Sanitasi.

kepala sanitasi memiliki deskripsi tugas yang jelas mengenai

pekerjaannya. Kemudian dua orang pada unit bagian pengelolaan

sampah juga lulusan S1 Kesehatan Masyarakat. Petugas pengumpul

limbah yang berjumlah 3 orang bertugas mengumpulkan, mengangkut dan

membuang ke TPS limbah yang berasal dari seluruh bagian rumah sakit.

Rata- rata petugas pengumpul limbah berjumlah 3 orang tersebut

telah bekerja sebagai petugas limbah kurang lebih 12 bulan. Rumah Sakit

Ibnu Sina Makassar memiliki petugas pengelolaan limbah sebanyak 3

orang dengan jumlah total tenaga outsourcing sebanyak 30 orang. Dari

hasil wawancara diketahui bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki petugas

limbah adalah hanya berlatar belakang SMA. Selama di rumah sakit

petugas mengikuti pelatihan mengenai pengelolaan limbah rumah sakit.

Dari hasil wawancara pula diketahui bahwa petugas mendapatkan sepatu

boot sebagai APD (Alat Pelindung Diri), masker dan sarung tangan.

3. Dana

Dana dalam pengelolaan limbah diketahui berasal dari beberapa

proposal yang diajukan ke pihak Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dalam

menanggulangi biaya pengeluaran pengelolaan limbah rumah sakit.

Seperti data yang ada di lampiran menunjukkan rata rata pada tahun 2017

menghasilkan limbah sebanyak 754 kg dengan biaya kurang lebih Rp

24.325.461, untuk tahun 2018 rata rata menghasilkan limbah sebanyak

1.142 dengan biaya kurang lebih Rp 31.429.750 dan untuk tahun 2019
57

rata rata menghasilkan limbah sebanyak 1.022 dengan biaya pengolahan

kurang lebih Rp 28.120.642.


4. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana rumah sakit ibnu sina yaitu terdiri dari gedung

dimana terdapat gedung UGD, ICU, ICCU dan kamar operasi sebanyak 2

lantai dengan luas 1.0885.28 m², kemudian ada gedung perawatan dan

administrasi sebanyak 5 lantai dengan luas 5.557.2 m², gedung poliklinik

umum, poliklinik spesialis, spesialis konsultan sebanyak 2 lantai dengan

luas 808.04 m² dan yang terakhir gedung gedung perawatan 1 lantai

dengan luas 321.436 m²


Fasilitas tempat tidur rawat inap sebanyak 205 tempat tidur

terdiri dari :

No Kelas Kamar Tempat Tidur Persentase

1 Kelas Super Vip 2 2 1%

2 Kelas Vip 17 17 9%

3 Kelas IA 13 11 7%

4 Kelas IB 45 106 47%

5 Kelas IIB 8 32 17%

6 Kelas III 9 37 19%

Jumlah 94 205 100%

Sumber : K3 Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2019

Untuk tempat tidur rawat inap Rumah Sakit Ibnu Sina Makasar terdiri

dari beberapa kelas yaitu kelas super vip dengan jumlah kamar 2 dan 2

tempat tidur, kelas vip dengan jumlah kamar 17 dan 17 tempat tidur, kelas

1a dengan jumlah kamar 13 dan 11 tempat tidur, kelas 1b dengan jumlah

kamar 45 dan 106 tempat tidur, kelas 2b dengan jumlah kamar 8 dan 32
58

tempat tidur , kelas 3 dengan jumlah kamar 9 dan 37 tempat tidur. Jadi

total jumlah kamar ada 94 dengan tepat tidur sebanyak 205.

b. Proses
1. Penampungan
Pengumpulan limbah merupakan tanggung jawab dari cleaning

service. Proses pengumpulan limbah medis padat di rumah sakit berawal

dari ruang tindakan. Setelah limbah medis dari ruang tindakan

dikumpulkan cleaning service membawa limbahnya ke ruang

penyimpanan kotor. Penyimpanan kotor merupakan ruangan yang

dibangun khusus untuk menyimpan atau mengumpulkan limbah yang

berasal dari ruang tindakan. Ruang penyimpanan kotor dan ruang

tindakan terdapat di masing-masing instalasi rawat inap, instalasi rawat

jalan, instalasi diagnostik, dan instalasi gawat darurat.


Berdasarkan hasil penelitian lapangan, proses penanganan limbah

dilakukan oleh cleaning service, dimana cleaning service mengambil

limbah medis padat dalam wadah yang telah disediakan di ruang tindakan

dan membawanya ke ruang penyimpanan kotor untuk dimasukkan ke

dalam troli pengangkut limbah medis padat yang telah disediakan. Setelah

pengumpulan di ruang penyimpanan kotor, cleaning service membawa

troli pengangkut limbah tersebut ke collection point terdekat. Troli

pengangkut limbah yang telah terisi oleh limbah medis padat diletakkan ke

dalam ruangan collection point dan menukarnya dengan troli pengangkut

limbah kosong yang telah disediakan di dalam ruangan collection point

tersebut. Cleaning service membawa kembali troli pengakut limbah medis


59

padat yang kosong ke dalam ruang penyimpanan kotor. Collection point

merupakan ruangan yang dibangun khusus untuk Tempat Penyimpanan

Sementar (TPS) limbah medis padat.


Berdasarkan hasil penelitian bahwa wadah sampah medis yang

berada di instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, instalasi diagnostik,

dan instalasi gawat darurat telah memenuhi syarat Permenkes

no1204/Menkes/SK/X/2004 karena wadah telah dipisahkan sesuai warna

kantong masing-masing. Begitu juga dengan petugas yang menangani

selalu menggunakan alat bantu seperti sarung tangan dan sepatu.


2. Pengangkutan
Pengangkutan limbah medis padat yang berada di collection point

dilakukan pengangkutan oleh petugas pengangkut limbah dan

membawanya ke tempat pembuangan sementara yang berada dibelakang

rumah sakit. Setelah pengangkutan limbah selesai, petugas mencuci troli

pengangkut limbah dengan cara menyemprotkan air yang mengandung

klorin dengan kosentrasi rendah kebagian dalam troli dan petugas

meletakkan kembali troli tersebut di collection point.


Pengangkutan limbah medis dilakukan dalam 1 kali sehari yakni pagi

hari pada pukul 07.00 atau sebulan sekali (untuk incinerator). Dalam

proses pengangkutan limbah medis padat, masih sering terjadinya

pengambilan limbah oleh petugas tidak pada waktu yang telah ditetapkan

sehingga mengganggu pasien atau pengunjung rumah sakit bahkan

pekerja di rumah sakit seperti dokter, perawat, dan pegawai yang bekerja

di RS Ibnu Sina Makassar karena pengangkutan limbah medis padat

masih melewati beberapa koridor utama rumah sakit yang sering

digunakan untuk kegiatan di rumah sakit. Proses pengangkutan untuk


60

sampah medis menggunakan gerobak tertutup atau troli besar untuk

mengangkut sampah medis dari beberapa ruangan menuju ke TPS yang

berada di belakang rumah sakit.


3. Pembuangan akhir
Pembuangan akhir limbah padat dilakukan pemusnahan sampah

infeksius, citotokis dan farmasi dengan insenerator dengan suhu 1000oC–

2000oC. Untuk limbah cair dilakukan pengolahan melalui instalasi

pengolahan limbah yang disalurkan melalui saluran tertutup, dan kedap air

dengan melakukan 3x penjernihan sebelum dibuang ke sungai.


c. Output
1. Penerapan Pelaksanaan Sistem Pengelolaan Limbah Medis Di

Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar


Penerapan pelaksanaan sistem pengelolaan limbah medis di Rumah

Sakit Ibnu Sina Makassar, Pengolahan limbah menggunakan incinerator

untuk memusnahkan limbah medis padat yang dihasilkan secara termal.

Incinerator yang digunakan pada pengolahan limbah medis padat

berkapasitas 50 kg/jam. Proses pemusnahan limbah medis padat

menggunakan insinerator dengan suhu 1000°C, hal ini bertujuan untuk

mendapatkan hasil dari proses pembakaran yang optimal. Pembakaran

limbah medis padat dilakukan selama ± 5 jam. Jumlah limbah medis padat

yang dibakar berasal dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. Limbah

yang di bakar menggunakan incinerator dibagi menjadi dua yaitu limbah

medis padat dan limbah medis benda tajam.


Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator tim pengendalian

limbah diketahui bahwa rumah sakit ibnu sina tidak memiliki incinerator

namun bekerja sama dengan pihak ketiga PT Mitra Hijau yang membantu
61

proses pemusnahan dengan cara melakukan pengiriman limbah tersebut

ke Surabaya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Kebijakan pengelolaan limbah Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar

sesuai kesepakatan No 018/KJS RS.IS-MTZ/V/2014 antara

Rumah Sakit Ibnu Sina dengan PT. Mitra Hijau tentang

pengelolaan limbah Berbahaya dan Beracun (B3).

2. Unit sanitasi sendiri terdiri dari 11 pegawai sedangkan untuk

petugas limbah terdiri dari 3 orang, rata-rata pegawai tersebut

berpendidikan terakhir D3 Kesehatan Kerja dan S1 Kesehatan

Masyarakat.

3. Dana dalam pengelolaan limbah diketahui berasal dari beberapa

proposal yang diajukan ke pihak Rumah Sakit Ibnu Sina


62

Makassar dalam menanggulangi biaya pengeluaran pengelolaan

limbah rumah sakit.


4. Sarana dan prasarana rumah sakit ibnu sina yaitu terdiri dari

gedung dimana terdapat gedung UGD, ICU, ICCU dan kamar

operasi sebanyak 2 lantai dengan luas 1.0885.28 m², kemudian

ada gedung perawatan dan administrasi sebanyak 5 lantai

dengan luas 5.557.2 m², gedung poliklinik umum, poliklinik

spesialis, spesialis konsultan sebanyak 2 lantai dengan luas

808.04 m² dan yang terakhir gedung gedung perawatan 1 lantai

dengan luas 321.436 m²


5. Pemilahan sampah medis di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar

memenuhi syarat kesehatan, hal ini disebabkan karena terjadi

pemisahan antara sampah medis dan dan non medis disetiap

ruangan
6. wadah sampah medis yang berada di ruang perawatan,

poliklinik, ruang bersalin, laboratorium, unit gawat darurat (UGD)

dan ICU, telah memenuhi syarat Permenkes

no1204/Menkes/SK/X/2004 karena wadah telah dipisahkan

sesuai warna kantong masing-masing. Begitu juga dengan

petugas yang menangani selalu menggunakan alat bantu seperti

sarung tangan dan sepatu.


7. pengangkutan untuk sampah medis menggunakan gerobak

tertutup atau troli besar untuk mengangkut sampah medis dari

beberapa ruangan menuju ke TPS yang berada di belakang

rumah sakit.
8. Penampungan sementara yang ada di rumah sakit ibnu sina kuat

dan mempunyai pintu besi. Penampungan dalam pengelolaan


63

sampah medis sudah sesuai dengan menggunakan kantong

yang bermacam warna seperti telah ditetapkan Permenkes

no1204/Menkes/SK/X/2004
B. Saran
1. Sebaiknya pihak rumah sakit Ibnu sina bekerja sama dengan

rumah sakit yang ada di makassar yang mempunyai incinerator

agar memudahkan pemusnahan sampah dalam waktu yang

singkat dan meminimalisir biaya yang keluar apabila sampah

medis harus dibawa ke luar pulau


2. Sebaiknya dalam penanganan sampah medis rumah sakit

pengelola rumah sakit harus memperhatikan sebaik mungkin

dalam penanganan sampah medis yang meliputi mulai dari

pewadahan, tempat penampungan sementara, pengangkutan

sampai pemusnahan. Agar dalam penanganan sampah medis

dirumah sakit tersebut dapat dikatakan memenuhi syarat

kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai