Anda di halaman 1dari 2

Lebih rendah (p<0,05) dari LC dan SC.

Modulus fleksural yang lebih tinggi secara signifikan


(p<0,0001) dicapai dengan LE jika dibandingkan dengan kelompok yang lain.

PEMBAHASAN

Penambahan bubuk PTFE ke dalam resin akrilik untuk merubah karakteristik permukaan agar dapat
terhindar dari adhesi mikroorganisme dapat menyebabkan perubahan pada sifat mekanisnya.

Hasil dari kekasaran permukaan menunjukkan bahwa penambahan PTFE ke dalam resin LC dan SC
tidak menyebabkan perubahan apapun.

Pada sisi lain, penambahan bubuk PTFE kedalam resin akrilik mengurangi kekuatan fleksural dan
impact, meskipun nilai yang didapat hampir sama dengan yang ada pada standard requirements ISO
1567:1999. Hal ini dapat dijelaskan bahwa campuran antara resin dan PTFE tidak menghasilkan
campuran yang homogen. Kendala utama untuk mencapai distribusi PTFE yang menyeluruh adalah
kesulitan dalam hal pencampuran. Hal ini dapat dijelaskan karena PTFE mempresentasikan stabilitas
kimia dan termal yang ekstrim, berat molekul yang tinggi dan viskositas leleh yang sangat tinggi.
Oleh karena itu, bubuk PTFE dapat saja tidak menyatu secara menyeluruh ke dalam matriks polimer
dan homogen. Oleh karena itu, PTFE dapat bertugas dalam hal menjadi barrier yang mengakibatkan
tidak adanya reaksi homogen ketika diadakan test kekuatan fleksural dan impact. Oleh karena itu,
dibawah tensile stress, atau bahkan kekuatan hantaman, resin akrilik yang diberikan bubuk PTFE
memanjang dan akhirnya patah dibawah tekanan yang lebih rendah dibandingkan dengan resin
akrilik tanpa bubuk PTFE.

Meskipun kekuatan yang didapat dari kelompok dengan PTFE lebih rendah bila dibandingkan dengan
yang tidak ditambahkan PTFE, nilainya masih memenuhi standard ISO 1567:1999, yang mana
merekomendasikan nilai ≥2Kj/m2 untuk keuatan impact dan ≥65 Mpa untuk kekuatan fleksural.

Perbaikan dari modulus fleksural sangatlah penting karena menunjukkan kekokohan dari sebuah
basis gigi tiruan resin akrilik dan juga memastikan keeutuhan dari jaringan pendukung sekitar. Di
dalam studi ini, resin akrilik LC dengan tambahan PTFE mendapatkan nilai tertinggi
(2121,5±67,9MPa) yang mana menunjukkan bahwa hanya kelompok ini yang menunjukkan
pengaruh dari penambahan bubuk PTFE. Hasil ini dapat juga berhubungan dengan struktur polimer
cross-linked yang tinggi. Dapat diasumsikan bahwa adanya penambahan PTFE ke dalam resin akrilik
LC menambah kekohoannya. Hasil ini dapat berhubungan bahwa pada LC dapat mencapai
temperatur tinggi secara lebih baik sehingga mempengaruhi titik leleh dari PTFE dan hubungannya
ke mikrostuktur dari polimer, yang mana hasil yang sama tidak ditemukan pada peak load, yang
mana terekam paling tinggi (138±12N) pada gurp LC tanpa penambahan PTFE (p<0,05). Meskipun
grup dengan penambahan PTFE menunjukkan nilai yang paling rendah, hal tersebut tidak dapat
disebut tidak dapat diterima karena peak load rata-rata dari sebuah resin akrilik tidak boleh kurang
dari 55N.

Lebih lanjut lagi, salah satu halangan dalam studi ini adalah penambahan PTFE yang dipelajari
hanyalah 2%. Penelitian lebih lanjut diperlukan dengan persentase PTFE yang ditambahkan berbeda
dan juga metode penambahan PTFE ke dalam resin akrilik dan studi terfokus pada resin LC dan
temperatur tinggi. Sebagai tambahan, studi lebih lanjut harus memeriksa sifat dari permukaan yang
berkaitan dengan adhesi mikroorganisme dan perkembangan biofilm.
Kesimpulannya adalah penambahan bubuk PTFE tidak meningkatkan sifat mekanis dari resin akrilik
yang dievaluasi dalam studi. Namun, nilai yang didapat pada semua sifat masih diambang standard
ISO 1567:1999.

Anda mungkin juga menyukai