Anda di halaman 1dari 5

Akar bunga matahai berbentuk serabut serta memiliki rambut-rambut akar.

Kedalaman akar bunga


matahari bisa mencapai 3 meter (Monikasari, 2017).

Bunga matahari mempunyai sistem akar tunggang, berwarna putih kotor. Diameter akar tanaman ini
tidak terlalu besar (Ardiyansyah, 2010)

Tanaman ini mempunyai sistem perakaran yang efisien sehingga dapat tumbuh di area yang sangat
kering. Perakaran berkembang ddengan baiik dan diikuti akar primer tumbuh panjang dan ada akar
sekunder, hipokotil panjangnya minimum 4 kali panjang kotiledon dan tumbuh baik tanpa
kerusakan. Kotiledon ada dua buah dan tidaka da kerusakan
Sumber: (Weaver, 2010)

2. Bunga Matahari sebagai Tanaman Hias


Bunga matahari dipilih menjadi tanaman hias karena memiliki keindahan yang tidak biasa.
Banyak penggemar dari bunga matahari ini menanamnya sebagai tanaman hias di rumahnya.
Bunga matahari dinilai memiliki perawatan yang mudah sehingga para pencintanya tidak akan
repot. Oleh karena itu bunga matahari memiliki peluang untuk dibudidayakan dan dijual untuk
dijadikan tanaman hias.

4. Destinasi Wisata
Dengan keindahan yang dimiliki bunga matahari, muncul peluang usaha untuk dijadikan sebagai
destinasi wisata. Jika budidaya bunga matahari dalam jumlah yang banyak dan beragam tentu
akan memunculkan pesona alam yang luar biasa. hal ini sudah dipraktekkan di Kediri, Jawa
Timur, sebagai salah satu proyek destinasi wisata baru yang diminati para wisatawan.
Varietasnya sangat beragam dan memiliki ciri khas masing-masing. Sebanyak 67 spesies
tanaman Bunga Matahari telah diketahui, dan hanya 417 jenis spesies yang dikembangkan
sebagai tanaman hias.

Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melanda dunia telah mendorong berbagai negara utuk
bertindak kreatif mengeksplorasi sumber -- sumber energi baru sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan energinya, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Biodesel adalah salah
satu diantara jenis tanaman yang menjanjikan untuk dikembangkan. Banyak sumber energi biodesel
yang dikembangkan, mengingat sumber energi yang umum kebutuhannya selalu meningkat,
sedangkan bahan bakar persediaannya semakin menipis. Maka dari itu, dicari bagaimana
menciptakan biodesel yang persediaannya bisa dipenuhi untuk kebutuhan.

Biodesel termasuk jenis bahan bakar yang ramah lingkungan. Sehingga, kita bisa menghemat energi
untuk mencegah polusi udara yang bisa merusak lapisan ozon. Biodesel merupakan bahan bakar
yang terdiri dari campuran monoalkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai
alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber energi terbaharui seperti
minyak sayur atau lemak hewan. Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk
mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Salah
satu cara untuk memenuhi kebutuhan biodesel adalah dengan menciptakan biodesel dari biji bunga
matahari.

Bahan bakar ini untuk menggerakkan mobil dan truk. Bahan bakar biodesel yang dibuat dari biji
bunga matahari melalaui beberapa metode foolproof. Selama prosesnya, pembuatan biodesel ini
meliputi empat tahap. Tahap pertama adalah degumming untuk memisahkan gum yang berupa
phospatida dengan tambahan H3PO4 85%.

Tahap kedua adalah esterifikasi dengan ditambahkan larutan NaOCH3 10% untuk menetralkan
kandungan asam lemak bebas atau FFA. Tahap ketiga adalah proses transesterifikasi untuk
mereaksiakan triglyceride dalam minyak dengan methanol membentuk methyl esther (biodesel) dan
glycerine. Sedangkan, tahap terakhir adalah refinery atau pemurnian biodesel untuk mendapatkan
hasil akhir sesuai standart.
Biodiesel dari Pemanfaatan Minyak Biji Bunga Matahari sebagai Energi Alternatif Pengganti
Minyak Bumi
Minyak Bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang berasal dari fosil dan tidak bisa
diperbaharui. Kebutuhan masyarakat terhadap minyak bumi semakin meningkat setiap tahunnya,
sedangkan ketersediaan minyak bumi di Indonesia pun semakin berkurang, dan minyak bumi juga
tidak bisa diperbaharui. Kelangkaan minyak bumi dan meingkatnya permintaan pasar terhadap
minyak bumi, ditambah lagi kenaikan harga minyak dunia menyebabkan terjadinya pula kenaikan
harga minyak bumi di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pemerintah diharuskan
melakukan kebijakan impor minyak, sementara di sisi lain kelangkaan minyak bumi perlu segera
diatasi, salah satunya dengan melakukan penghematan terhadap penggunaan minyak bumi ini.

Salah satu upaya untuk menghemat penggunaan minyak bumi adalah dengan menciptakan
energi alternatif sebagai bahan pengganti yang bisa diperbaharui. Energi alternatif merupakan
istilah untuk semua energi yang bisa digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.
Hal ini merujuk pada teknologi untuk menciptakan bahan bakar pengganti minyak bumi, karena
minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Selain itu, energi
alternatif merupakan energi yang dapat digunakan berulang-ulang, jumlahnya berlimpah, proses
pengolahannya tidak merusak alam, tidak berbahaya bagi lingkungan, aman, tidak menimbulkan
penyakit akibat pengolahan maupun penggunaannya, dan juga ramah lingkungan. Ada berbagai
macam energi alternatif yang bisa digunakan untuk menggantikan penggunaan minyak bumi.
Salah satunya yaitu biodiesel. Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif energi
terbarukan. Biodiesel dapat membantu meminimalisir ketergantungan dunia terhadap bahan
bakar fosil (minyak bumi). Biodiesel merpakan produk dari reaksi kimia dari minyak nabati yang
memiliki sifat seperti solar. Pembuatan biodiesel dari minyak nabati dilakukan dengan
mengkonversi trigliserida (komponen utama minyak nabati) menjadi metil ester asam lemak,
dengan memanfaatkan katalis pada proses metanolisi atau esterifikasi. Teknologi biodiesel
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya yaitu mengurangi impor Bahan Bakar Minyak,
meningkatkan kesempatan kerja dalam artian membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan
telnologi pertanian dan industri di dalam negeti, memperbesar basis sumber daya bahan bakar
minyak nabati, mengurangi pemanasan dan pencemaran udara karena biodiesel ini merupakan
energi yang ramah lingkungan. bahan bakar ini ramah lingkungan karena menghasilkan emisi
gas buang yang jauh lebih baik dibandingkan dengan solar. Selain itu, biodiesel ini memiliki
cetane number yang lebih tinggi dan pemanasan lebih sempurna. Minyak nabati tersebut bisa
didapat dari berbagai jenis tanaman seperti tanaman jarak, randu, kelapa sawit, kelapa, jarak
pagar, kemiri, kacang tanah, biji bunga matahari, dan lain sebagainya.

Kandungan minyak pada biji bunga matahari cukup besar yaitu sekitar 48%-52%, namun hanya
dimanfaatkan sebagai minyak bumi. Di sisi lain, kandungan minyak yang cukup besar dari biji
bunga matahari ini bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi yaitu
biodiesel. Minyak biji bunga matahari merupakan trigliserida yang tersusun atas asam lemak dan
gliserol yang memiliki rantai karbon panjang. Biji bunga matahari ini juga mengandung 45%-50%
lipid, sehingga memungkinkan untuk dijadikan bahan bakar alternatif. Produk yang ingin diperoleh
dari proses pengolahan biji bunga matahari ini adalah metil ester, yang bisa digunakan untuk
menggantikan minyak bumi. Metil ester merupakan bahan kimia dasar turunan minyak dan lemak,
yang diproduksi dengan proses alkoholisis, dimana minyak atau lemak tersebut direaksikan
dengan methanol atau biasa disebut dengan proses methanolisis. Biodiesel bisa dibuat dari
pengolahan minyak biji bunga matahari dengan proses foolproof. Proses foolproof ini terdiri dari
empat tahap. Minyak yang dihasilkan dari biji bunga matahari kemudia diekspor sebagai crude oil
(minyak mentah) atau bisa diartikan dimurnikan pada tahap pertama, yaitu proses degumming,
yakni dengan menamnbahkan air panas dan dikombinasikan dengan centrifuge. Minyak tersebut
kemudian dicuci dan diharumkan dengan proses pemanasan atau proses pendingingan dan
penyaringan akhir, yang tidak membutuhkan proses hidrogenasi. Proses degumming ini berguna
untuk memisahkan gum yang berupa phospatida dengan tambahan asam phospat (H3PO4). Tahap
yang kedua adalah tahap esterifikasi, yaitu penambahan larutan NaOCH3 10% untuk menetralkan
kandungan asam lemak bebas. Kemudian tahap yang ketiga adalah proses transerifikasi yang
berguna untuk mereaksikan triglisarida dalam minyak dengan methanol membentuk gliserin dan
metil ester yang digunakan sebagai biodiesel. Kemudian untuk tahap yang terakhir adalah tahap
refinery atau tahap pemurnian biodiesel untuk memperoleh biodisel dengan tingkat kemurnian
yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai