Anda di halaman 1dari 16

MODUL

SALAM DAN ISTHISNA

 Capaian Pembelajaran :
Setelah menempuh mata kuliah ini Mahasiswa mampu menjelaskan Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Syariah.

 Kemampuan Akhir yang akan dimiliki setelah menyelesaikan bahan kajian ini :
Setelah menyelesaikan bahan kajian ini, mahasiswa akan mampu menjelaskan tentang
salam dan isthisna.

 Topik Forum Diskusi :


Salam dan Isthisna

Pendahuluan

Akuntansi Salam
Salam adalah akad jual beli barang pesanan antara pembeli dan penjual dengan pembayaran
dimuka dan pengiriman barang oleh penjual di belakang. Spesifikasi barang disepakati pada
akad transaksi salam.

1. Pengakuan dan Pengukuran


Akuntansi Bank sebagai Pembeli
A. Piutang salam diakui pada saat modal salam dibayarkan atau dialihkan kepada
penjual.
B. Modal usaha salam dapat berupa kas dan Aset non-kas. Modal usaha salam dalam
bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan, sedangkan modal usaha salam
dalam bentuk Aset non kas diukur sebesar nilai wajar (nilai yang disepakati antara
bank dan nasabah).
C. Penerimaan pesanan diakui dan diukur sebagai berikut:
a) Jika barang pesanan sesuai dengan akad dinilai sesuai nilai yang disepakati;
b) Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:
o barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan akad, jika nilai pasar (nilai
wajar jika nilai pasar tidak tersedia) dari barang pesanan yang diterima

1
nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum
dalam akad
o barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai pasar
c) Jika bank tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal
jatuh tempo pengiriman, maka:
1) jika tanggal pengiriman diperpanjang, nilai tercatat piutang salam sebesar
bagian yang belum dipenuhi tetap sesuai dengan nilai yang tercantum dalam
akad;
2) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam
berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh nasabah sebesar bagian
yang tidak dapat dipenuhi;
3) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan bank mempunyai
jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebiut lebih kecil
darinilai piutang salam, maka selisih anatara nilai tercatat piutang dan hasil
penjualan jaminan tersebut diakui sebagai piutang kepada nasabah yang telah
jatuh tempo. Sebaliknya, jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih besar dari
nilai tercatat piutang salam, maka selisihnya menjadi hak nasabah; dan
4) bank dapat mengenakan denda kepada nasabah, denda hanya dikenakan
kepada nasabah yang mampu menunaikan kewajibannya, tetapi tidak
memenuhinya dengan sengaja.
5) Hal ini tidak berlaku bagi nasabah yang tidak mampu menunaikan
kewajibannya karena force majeur.
D. Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai persediaan. Pada akhir periode
pelaporan keuangan, persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur
sebesar nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila
nilai bersih yang dapat direalisir lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya
diakui sebagai kerugian.

Akuntansi Bank sebagai Penjual


a. Kewajiban salam diakui pada saat modal usaha salam berupa akas atau Aset non-kas
diterima bank.
b. Pengukuran modal usaha salam dilakukan sebagai berikut:
a) Modal usaha salam dalm bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diterima

2
b) Modal usaha salam dalam bentuk Aset non-kas diukur sebesar nilai wajar (nilai
yang disepakati antara bank dan pembeli).
c. Kewajiban salam dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat penyerahan barang
kepada pembeli. Jika penjual melakukan transaksi salam paralel, selisih antara jumlah
yang dibayar oleh pembeli akhir dan biaya perolehan barang pesanan diakui sebagai
keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan barang pesanan oleh penjual ke pembeli
akhir.

Penyajian
a. Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai piutang salam.
b. Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat memenuhi kewajibannya
dalam transaksi salam disajikan secara terpisah dari piutang salam.
c. Penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagai kewajiban salam.

JURNAL SALAM dan SALAM PARALEL


a. Pada saat bank menerima pesanan dari Pembeli (Salam)
Db. Kas/rekening pembeli
Kr. Hutang Salam
b. Pada saat bank memberikan modal salam kepada supplier (Salam Paralel)
Db. Piutang salam
Kr. Kas/rekening penjual (supplier) / Aset non-kas
c. Pada saat bank menerima barang dari supplier :
1. sesuai Akad
Dr. Persediaan-Aset salam
Kr. Piutang salam
2. Berbeda kualitas dan nilai pasar lebih rendah dari nilai akad
Db. Persediaan-Aset salam
Db. Kerugian salam
Kr. Piutang salalm
3. Nilai pasar lebih tinggi dari akad
Db. Persediaan
Kr. Piutang salam (sebesar nilai kontrak)
d. Bank menerima sebagian barang pesanan sampai dengan tanggal jatuh tempo

3
Db. Persediaan (barang pesanan)
Kr. Piutang salam (sebesar jumlah yang diterima)
e. Jika bank membatalkan barang pesanan
Db. Aset lain-lain-piutang salam kepada penjual (supplier)
Kr. Piutang salam
f. Jika bank membatalkan barang pesanan tetapi supplier (salam) memberikan jaminan
1 Penjualan jaminan dengan hasil lebih kecil dari piutang salam
Db. Kas / Kliring
Db. Aset lain-lain-piutang salam kepada penjual (supplier)
Kr. Piutang salam
2. Penjualan jaminan dengan hasil lebih besar dari piutang salam
Db. Kas / Kliring
Dr. Rekening penjual (supplier)
Kr. Piutang salam
g. Pengenaan denda kepada nasabah mampu tetapi tidak memenuhi kewajiban dengan
sengaja
Db. Kas
Kr. Rekening wadiah- dana kebajikan

ILUSTRASI JURNAL SALAM PARALEL


Contoh Kasus :
Bank Syariah memperoleh kepercayaan dari Bulog untuk melakukan penyediaan beras,
dengan data sebagai berikut :

Nama barang pesanan : Kacang Mede


Jenis barang pesanan : Kualitas ”Super”
Jumlah : 100 ton
Harga : Rp. 50.000.000,-
Jangka waktu penyerahan : 6 bulan

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut Bank Syariah melakukan pemesanan beras kepada
Kelompok Tani Bina Santika, dengan data sbb:

4
Nama barang pesanan : Kacang Mede
Jenis barang pesanan : Kualitas ”Super”
Jumlah : 100 ton
Jumlah modal / harga : Rp. 40.000.000,-
Jangka waktu penyerahan : 4 bulan
Penyerahan Modal : Uang tunai sejumlah Rp. 30.000.000,-
Alat pertanian senilai Rp. 10.000.000,-
Agunan : Sebidang sawah senilai Rp. 50.000.000,-
Cara penyerahan : secara bertahap masing-masing 25 ton setiap bulan

Ilustrasi Jurnal:
1. Penerimaan dana dari Bulog
Db.Kas Rp. 50.000.000,-
Kr.Kewajiban Salam Rp. 50.000.000,-
2. Penyerahan modal kepada petani Bina Santika
Db.Piutang Salam Rp.40.000.000,-
Kr.Kas Rp.30.000.000,-
Kr.Persediaan / Alat pertanian Rp. 10.000.000,-
3. Penerimaan barang pesanan dari petani
a. Tahap ke-1 sesuai akad yaitu sebesar 25 ton seharga Rp. 10.000.000,-
Db. Persediaan salam Rp.10.000.000,-
Kr. Piutang salam Rp.10.000.000,-
b. Tahap ke-2 berbeda kualitas dan nilai pasar sama atau lebih tinggi dari nilai akad
yaitu sebesar 25 ton seharga Rp. 12.500.000,-
Db. Persediaan salam Rp.10.000.000,-
Kr. Piutang salam Rp.10.000.000,-
c. Tahap ke-3 berbeda kualitas dan nilai pasar lebih rendah dari nilai akad yaitu
sebesar 25 ton seharga Rp. 8.000.000,-
Db. Persediaan salam Rp. 8.000.000,-
Db. Kerugian salam Rp. 2.000.000,-
Kr. Piutang salam Rp.10.000.000,-

5
4. Pada saat jatuh tempo pada bulan ke-4 barang pesanan sebanyak 25 ton tidak dapat
diserahkan oleh petani Bina Santika
a. Jika tanggal pengiriman diperpanjang sebulan
Tidak ada jurnal
b. Jika dibatalkan seluruhnya yaitu 25 ton
Db. Piutang petani Rp. 10.000.000,-
Kr. Piutang salam Rp.10.000.000,-
c. Jika tidak bisa menyerahkan dan jaminan dijual (misal hasil penjualan jaminan
Rp.7.500.000,-), untuk menutupi pesanan 25 ton seharga Rp. 10.000.000,-)
Db. Kas Rp. 7.500.000,-
Db. Piutang petani Rp. 2.500.000,-
Kr. Piutang salam Rp.10.000.000,-
d. Jika tidak bisa menyerahkan dan jaminan dijual (misal hasil penjualan jaminan
Rp.15.000.000,-), untuk menutupi pesanan 25 ton seharga Rp. 10.000.000,-
Db. Kas Rp. 15.000.000,-
Db. Piutang salam Rp.10.000.000,-
Kr. Rekening petani Rp. 5.000.000,-
5. Jika semua barang diterima
Db.Persediaan salam Rp. 40.000.000,-
Kr.Piutang Salam Rp. 40.000.000,-
6. Penyerahan barang pesanan kepada Bulog sebanyak 100 ton seharga Rp. 50.000.000,-
Db. Kewajiban salam Rp. 50.000.000,-
Kr. Persediaaan Salam Rp. 40.000.000,-
Kr. Keuntungan salam Rp. 10.000.000,-

Akuntansi Isthisna
Fatwa DSN No.06/DSN-MUI/IV/2000: Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).

Isthisna adalah akad penjualan antara pembeli dan produsen yang bertindak sebagai penjual.
Berdasarkan akad tersebut pembeli menugasi produsen untuk membuat atau menyediakan
barang pesanan sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan

6
harga yang disepakati. Cara pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka atau ditangguhkan
sampai jangka waktu tertentu.

7
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain :
a. Rincian piutang istishna berdasarkan jumlah, jangka awaktu, jenis valuta dan
kualitas piutang
b. Kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam pengakuan pendapatan margin
istishna ditangguhkan
c. Besarnya piutang istishna baik yang dibaiayai sendiri oleh bank maupun secara
bersama-sama dengan pihak lain sebesar bagian pembiayaan bank
d. Penyisihan kerugian piutang istishna
e. Pendapatan dan keuntungan dari kontrak istishna selama periode berjalan
f. Jumlah akumulasi biaya atas kontrak berjalan serta pendapatan dan keuntungan
sampai dengan akhir periode berjalan
g. Jumlah sisa kontrak yang belum selesai menurut spesifikasi dan syarat Kontrak

8
h. Kalin tambahan yang belum selesai dan semua denda yang bersifat kontinjen
sebagai akibat keterlambatan pengiriman barang Nilai kontrak isitishna paralel
yang sedang berjalan serta rentang periode perlaksanaanya; dan
i. Bila konrak istiishna yang telah ditandatangni bank selama periode berjalan tetapi
belum dilaksanakan dan rentang periode pelaksanaannya.

JURNAL ISTISHNA
Jurnal ini merupakan transaksi istishna dengan pembayaran pada saat penerimaan Aset
istishna
a. Pengakuan biaya pra-akad
1. Pada saat dikeluarkannya biaya akad
Db. Beban pra-akad yang ditangguhkan
Kr. Kas / Hutang
2. Pada saat ada kepastian transaksi istishna
a) Jika akad ditandatangani
Db. Aset istishna dalam penyelesaian
Kr. Beban pra-akad yang ditangguhkan
b) Jika akad tidak ditandatangani
Db. Beban pra-akad
Kr. Beban pra akad yang ditangguhkan
b. Pada saat pengeluaran biaya untuk memproduksi Aset istishna
Db. Aset istishna dalam penyelesaian
Kr. Hutang
c. Pada saat pembayaran utang
Db. Hutang
Kr. Kas / Rekening pemasok
d. Pada saat bank menagih kepada pembeli akhhir
Db. Piutang istishna
Kr. Termin istishna
e. Pada saat penerimaan dari pembeli akhir
Db. Kas / Rekening nasabah pemesan
Kr. Piutang istishna

9
f. Jika menggunakan metode prosentase penyelesaian
1. Pengakuan harga pokok dan pendapatan ( pada akhir periode laporan keuangan /
pada akhir termin)
Db. Harga pokok istishna
Kr. Aset istishna dalam penyelesaian
Kr. Pendapatan istishna
2. Pada saat bank menerima barang pesanan dari subkontraktor:
Db. Persediaan
Kr. Aset istishna dalam penyelesaian
3. Pada saat penyelesaian akad dan penyerahan barang pesanan kepada pembeli akhir:
Db. Termin istishna
Kr. Persediaan
g. Jika menggunakan metode akad selesai
1. Pada saat bank menerima barang pesanan dari subkontraktor :
Db. Persediaan
Kr. Aset istishna dalam penyelesaian
2. Pada saat penyelesaian akad dan penyerahan barang pesanan kepada pembeli akhir:
Db. Tagihan termin istishna
Kr. Persediaan
Kr. Pendapatan bersih istishna

JURNAL ISTISHNA PARALEL


a. Pengakuan biaya pra-akad
1. Pada saat dikeluarkannya biaya akad
Db. Beban pra-akad yang ditangguhkan
Kr. Kas / Hutang
2. Pada saat ada kepastian transaksi istishna
a) Jika akad ditandatangani
Db. Aset istishna dalam penyelesaian
Kr. Beban pra-akad yang ditangguhkan
b) Jika akad tidak ditandatangani
Db. Beban pra-akad yang ditangguhkan

10
Kr. Beban pra akad
b. Pengakuan harga perolehan Aset istishna
1. Pada saat penerimaan tagihan dari subkontraktor untuk memproduksi Aset
istishna
Db. Aset istishna dalam penyelesaian
Kr. Hutang istishna
2. Apabila Aset istishna yang dipesan bank kepada sub-kontraktor tidak sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan akhir maka bank harus mengeluarkan biaya
tambahan untuk memenuhi spesifikasi. Pada saat pengeluaran biaya tersebut, dijurnal:
Db. Aset istishna dalam penyelesaian
Kr. Hutang istishna
c. Pada saat pembayaran utang
Db. Hutang istishna
Kr. Kas / Rekening sub-kontraktor
d. Pada saat penagihan bank kepada pemesan (pembeli akhir)
Db. Piutang istishna
Kr. Tagihan termin istishna
e. Pada saat penerimaan pembayaran dari pemesan (pembeli akhir)
Db. Kas / Rekening nasabah pemesan
Kr. Piutang istishna
f. Jika menggunakan metode prosentase penyelesaian:
1. Pengakuan harga pokok dan pendapatan (pada akhir periode laporan keuangan/pada
akhir termin):
Db. Harga pokok istishna
Dr.. Aset istishna dalam penyelesaian (penyesuaian)
Kr. Pendapatan istishna
2. Pada saat bank menerima barang pesanan dari subkontraktor:
Db. Persediaan
Kr. Aset istishna dalam penyelesaian
3. Pada saat penyelesaian akad dan penyerahan barang pesanan kepada pembeli akhir:
Db. Termin istishna
Kr. Persediaan
g. Jika menggunakan metode prosentase penyelesaian:

11
1. Pada saat bank menerima barang pesanan dari subkontraktor:
Db. Persediaan
Kr. Aset istishna dalam penyelesaian
2. Pada saat penyelesaian akad dan penyerahan barang pesanan kepada pembeli akhir:
Db. Tagihan termin istishna
Kr. Persediaan
Kr. Pendapatan bersih istishna

Pendapatan Isthisna
Jika metode persentase penyelesaian digunakan,maka:
a) bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dalam
periode tersebut diakui sebagai pendapatan istishna pada periode yang
bersangkutan;
b) bagian margin keuntungan istishna' yang diakui selama periode pelaporan
ditambahkan kepada asset istishna' dalam penyelesaian; dan
c) pada akhir periode harga pokok istishna' diakui sebesar biaya istishna' yang telah
dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.

ILUSTRASI JURNAL ISTISHNA DAN ISTISHNA PARALEL


I. Isthisna dengan Pembayaran Sekaligus (Saat Barang Jadi) Bank syariah mendapat
pemesanan pembangunan sebuah gedung dari sebuah yayasan sosial dengan data-data
sebagai berikut :
a. Nilai kontrak pembangunan sebesar Rp. 500.000.000,-
b. Biaya dikeluarkan (kepada sub kontraktor sebesar Rp. 400.000.000,- (termasuk cost pra
kontrak sebesar Rp. 15.000.000,-)
Atas pembangunan tsb bank syariah menunjuk tim sebagai pelaksana (sebagai kontraktor
pelaksana) dan dari catatan bank syariah diperoleh data lain sehubungan dengan
pembangunan tsb yaitu:

Tahun 1 Tahun 2
Akumulasi pengeluaran biaya (cost 300.000.000 400.000.000
(termasuk cost pra kontrak)
Tagihan/termin Isthisna (billing) 280.000.000 220.000.000
Penerimaan tagihan dari pembeli 230.000.000 270.000.000

1. Metode presentase penyelesaian (persented method)


Dari contoh tersebut di atas, apabila bank syariah mempergunakan metode persentase
penyelesaian, maka perhitungan pendapatan istishna adalah sbb:
Pada tahun pertama prosentase penyelesaian dalam dilakukan dengan perhitungan sbb:

12
Harga jual Rp. 500.000.000,-
Harga pokok (kontraks) Rp. 400.000.000,-
Keuntungan Rp. 100.000.000,-

Biaya (cost) yang telah dikeluarkan Rp. 300.000.000,-

Tahun ke -1 Tahun ke -2
% penyelesaian 300/400 x 100% = 75% 100% - 75% = 25%
Pencatatan penerimaan 500 x 75% = 375 500 – 375 =125
Keuntungan Isthisna (500-400) x 75% = 75 100 – 75 = 25

Atas perhitungan tersebut- pengakuan biaya (cost) dan pendapatan (pada akhir periode
laporan keuangan / pada akhir termin)- dilakukan sebagai berikut :
Tahun ke -1 Tahun ke-2
Db. Harga pokok istishna Rp. 300.000.000 Rp. 100.000.000
Db. Aktiva istishna WIP Rp. 75.000.000 Rp. 25.000.000
Kr. Pendapatan istishna Rp. 375.000.000 Rp. 125.000.000

Pada saat bank menerima barang pesanan dari kontraktor


Tahun ke -1 Tahun ke-2
Db. Persediaan Rp. 375.000.000 Rp. 125.000.000
Kr. Aktiva istishna WIP Rp. 375.000.000 Rp. 125.000.000

Pada saat bank menyerahkan barang pesanan kepada pembeli (akhir)


Tahun ke -1 Tahun ke-2
Db. Termin Isthisna Rp. 375.000.000 Rp. 125.000.000
Kr. Persediaan Rp. 375.000.000 Rp. 125.000.000

Pada saat bank menerima pembayaran dari pembeli (akhir)


Tahun ke -1 Tahun ke-2
Db. Kas Rp. 375.000.000 Rp. 125.000.000
Kr. Termin Isthisna Rp. 375.000.000 Rp. 125.000.000

2. Metode akad selesai (completed method)


Dari contoh tsb di atas , maka perhitungan pendapatan istishna adalah
1. Pada tahun pertama :
Tidak ada jurnal

2. Pada tahun kedua


Pengakuan biaya (cost) dan pendapatan (hanya dilakukan pada akhir penyelesaian barang)
Db. Persediaan Rp. 400.000.000
Kr. Aktiva istishna WIP Rp. 400.000.000

3. Pada saat bank menyerahkan barang pesanan kepada pembeli (akhir)


Db. Piutang / Termin Isthisna Rp. 500.000.000
Kr. Persediaan Rp. 400.000.000
Kr. Keuntungan bersih Isthisna Tangguh Rp. 100.000.000
4. Pada saat bank menerima pembayaran dari pembeli (akhir)
13
Db. Kas Rp. 500.000.000
Kr. Piutang / Termin Isthisna Rp. 500.000.000
Db. Keuntungan bersih Isthisna Tangguh Rp. 100.000.000
Kr. Keuntungan Isthisna Rp. 100.000.000

II. Isthisna dengan Pembayaran Tangguh (Cicilan)


PT. Sentosa Abadi akan membangun komplek perumahan untuk karyawannya dengan data
tersebut di bawah ini, dan karena tidak mempunyai dana untuk membangun, mereka
mendatangi Bank syariah untuk dapat membantu pendanaan pembangunan.
Type rumah : Type 28 (batako, lantai keramik, atap genting, listrik 900 watt,
air sumur bor)
Jumlah rumah : 100 unit Harga per unit rumah Rp. 75.000.000,-
Jangka waktu penyerahan : 12 bulan
Pembayaran : Pembayaran oleh pegawai dilakukan dengan cicilan selama 60
bulan

Catatan rincian angsuran :


Pokok Rp. 1.000.000,-
Keuntungan Rp. 250.000,-
Total cicilan Rp. 1.250.000,-

Untuk memenuhi kebutuhan PT. Sentosa Abadi maka Bank Syariah melakukan pemesanan
kepada CV. Bangun Abadi sebagai kontraktor untuk dapat membangun perumahan tersebut
dengan kesepakatan:

Type rumah : Type 28 (batako, lantai keramik, atap genting, listrik 900 watt,
air sumur bor)
Jumlah rumah : 100 unit
Harga per unit rumah : Rp. 60.000.000,-
Jangka waktu penyerahan : 10 bulan
Pembayaran : Termin 1 sebesar Rp. 3 Milyar
Termin 2 sebesar Rp. 2 Milyar
Termin 3 sebesar Rp. 1 Milyar

Penjelasan :
1. Karyawan PT. Sentosa Abadi melakukan pembayaran awal sebesar Rp. 1.250.000
setiap bulan selama 1 tahun
2. Pada bulan 10 CV Bangun Abadi telah dapat menyelesaikan pembangunan sebanyak
100 rumah dan diserahkan kepada bank syariah
3. Pada waktu yang sama rumah tersebut diserahkan kepada karyawan PT. Sentosa
Abadi melalui pimpinan perusahaannya.
4. Menggunakan metode Akad selesai

Ilustrasi Jurnal :
Bank sebagai pembeli (pembukuan antara bank syariah dan CV Bangun Abadi)
1. Tanggal 10 Juni 2009- Pada penerimaan tagihan dari CV Bangun Abadi atas termin ke-1
sebesar Rp. 3 M.
Db. Aktiva Istishna WIP Rp. 3.000.000.000,-
Kr. Hutang Istishna Rp. 3.000.000.000

14
2. Tanggal 15 Juni 2009 – pada saat pembayaran termin ke-1 kepada CV Bangun Abadi
sebesar Rp. 30 M
Db. Hutang istishna Rp.3.000.000.000,-
Kr. Rek CV Bangun Abadi Rp. 3.000.000.000,-

3. Tanggal 12 Juli 2009 – Pada penerimaan tagihan dari CV Bangun Abadi atas termin ke-2
sebesar Rp. 2 M
Db. Aktiva Istishna WIP Rp. 2.000.000.000,-
Kr. Hutang Istishna Rp. 2.000.000.000,-

4. Tanggal 15 Juli 2009 pembayaran termin ke-2 kepada CV Bangun Abadi sebesar Rp. 2M
Db. Hutang istishna Rp.2.000.000.000,-
Kr. Rek CV Angin Mamiri Rp. 2.000.000.000,-

5. Tanggal 25 Juli 2009- Penerimaan barang pesanan (rumah) sebanyak 100 unit = 700 x Rp.
60.000.000,- = Rp. 6 M)
Db. Persediaan / Aset Istishna Rp.6.000.000.000,-
Kr. Aktiva istishna WIP Rp.6.000.000.000,-

6. Penerimaan uang muka / pembayaran awal dari pegawai PT. Sentosa Abadi Rp. 1.250.000
per bulan
Db. Kas Rp. 1.250.000,-
Kr. Uang muka istishna Rp. 1.250.000,-

7. Penyerahan rumah kepada nasabah / pegawai PT. Sentosa Abadi (untuk satu unit rumah)
atau Bank Syariah mengakui piutang isthisna
I. Pengakuan piutang Isthisna
Db. Piutang Isthisna Rp. 75.000.000,-
Kr. Persediaan Istishna Rp.60.000.000,-
Kr. Keuntungan istishna ditangguhkan Rp.15.000.000,-

II. Pengakuan penerimaan uang muka sebagai angsuran


Db. Uang Muka Istishna Rp. 15.000.000,-
Kr. Piutang Isthisna Rp. 15.000.000
Db. Keuntungan istishna ditangguhkan Rp.3.000.000,-
Kr. Pendapatan istishna Rp. 3.000.000,-

8. Perhitungan penyerahan 100 unit rumah dan uang muka selama 12 Bulan Harga rumah
100 unit Uang muka 12 bulan 100 unit Sisa harga rumah
Harga pokok 6.000.000.000 1.200.000.000 4.800.000.000
Keuntungan 1.500.000.000 300.000.000 1.200.000.000
Harga Jual 7.500.000.000 1.500.000.000 6.000.000.000

9. Pada Penerimaan tagihan dari CV Bangun Abadi sebesar Rp. 1.000.000.000,-


Db. Aktiva Istishna WIP Rp. 1.000.000.000,-
Kr. Hutang Istishna Rp. 1.000.000.000,-

10. Pada saat pembayaran termin ke-3 kepada CV Bangun Abadi sebesar Rp. 1 M
Db. Hutang istishna Rp.1.000.000.000,-
15
Kr. Rek CV Angin Mamiri Rp. 1.000.000.000,-

11. Penerimaan secara kas /tunai pembayaran angsuran oleh nasabah sebesar Rp. 1.250.000
per bulan (pokok Rp. 1.000.000 dan Rp. 250.000)
Db. Kas / Rekening nasabah Rp. 1.250.000,-
Kr. Piutang Isthisna Rp. 1.250.000,-
Db. Keuntungan istishna Ditghkan Rp. 250.000,-
Kr. Pendapatan istishna Rp. 250.000,-

12. Pengakuan pendapatan atas angsuran yang tidak diterima (menunggak) yang dilakukan
pada akhir bulan
Db. Piutang istishna jt tempo Rp. 1.250.000,-
Kr. Piutang istishna Rp. 1.250.000,-
Db. Keuntungan istishna Ditghkan Rp. 250.000,-
Kr. Pendapatan istishna – Non Lancar Rp. 250.000,-

13. Penerimaan secara kas pembayaran yang menunggak


Db. Rekening nasabah / kas Rp. 1.250.000,-
Kr. Piutang istishna jt tempo Rp. 1.250.000,-
Db. Pendapatan istishna – Non Lancar Rp.250.000,-
Kr. Pendapatan istishna Rp.250.000,-

KUIS
1. Jelaskan manfaat istishna?

2. Jelaskan perbedaan salam dengan salam paralel ?

DAFTAR PUSTAKA

Leo K. Siregar. 2010. Bank Syariah A to Z. Edisi Perdana. Bandung.

Sri Nurhayati dan Wasilah, 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi 4, Jakarta Penerbit
Salemba Empat

16

Anda mungkin juga menyukai