Disusun Oleh :
Kelompok 1
Kelas E
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Akhir Teknologi Pakan yang berjudul “Pengolahan Bahan Pakan secara Fisik” ini
dengan baik.
Besar harapan penyusun, laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik
bagi siapa yang memerlukan informasi dalam makalah ini. Penyusun menyadari masih
terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun
memohon kritik dan saran dari semua pihak terhadap makalah ini agar menjadi
Penyusun
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ........................................................... 1
1. 2 Identifikasi Masalah .................................................. 2
1. 3 Maksud dan Tujuan ................................................... 2
1. 4 Manfaat Praktikum .................................................... 2
1. 5 Waktu dan Tempat .................................................... 2
II KAJIAN KEPUSTAKAAN
2. 1 Pengolahan Fisik ....................................................... 3
2. 2 Pengujian Kualitas Bahan Pakan............................... 3
2. 3 Penggilingan Bahan Pakan ........................................ 4
2. 4 Grading Partikel Bahan Pakan.................................... 4
2. 5 Evaluasi Pengolahan Fisik......................................... 5
iii
V KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan ................................................................ 17
5. 2 Saran .......................................................................... 17
LAMPIRAN ......................................................................... 20
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
5 Densitas Ruang 12
6 Pecahan Butir 12
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Distribusi tugas 20
2 Distribusi gambar 20
I
PENDAHULUAN
diakibatkan karena banyak faktor, sehingga perlu adanya pengolahan bahan pakan
Proses pengolahan secara fisik adalah pengolahan bahan pakan dari bentuk
fisiknya dengan menggunakan mesin atau alat bantu yang mengubah bentuk asli
dari bahan pakan tersebut menjadi bahan pakan yang mudah digunakan. Pengolahan
yang dapat dilakukan salah satunya adalah penggilingan dan juga penyaringan.
Hasil pengolahan secara fisik tersebut akan mengubah bentuk dan ukuran partikel
banyaknya pakan yang akan disajikan, keuntungan dan palatabilitas ternak, dan
dengan iodin) untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang terjadi dari segi fisik
maupun kimiawi.
2
UNPAD
3
II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan menggunakan mesin atau alat bantu yang merubah bentuk asli dari bahan pakan tersebut
menjadi bahan pakan yang mudah digunakan kembali serta bertujuan mempermudah dalam
pengolahan bahan pakan selanjutnya namun juga memiliki kelemahan yaitu jika bahan pakan
yang digiling akan mengakibatkan kerusakan pada material bahan pakan tersebut. Dalam
pengolahan mekanik secara fisik dengan pengubahan bentuk ada dua hal yang dapat digunakan,
perubahan bentuk dengan menggunakan grinder, bentuk bahan pakan diubah menjadi serbuk
halus agar memudahkan pencampuran dengan bahan pakan lain. Serta pelleter yang digunakan
untuk membuat bahan pakan berbentuk pellet dan mempermudah untuk di berikan kepada
ternak. (Hermawan,2014).
palatabilitas, meningkatkan efisiensi pakan dan emudahkan penanganan dan pencampuran pada
pembuatan pakan jadi. (Balitbang Kalimantan Selatan, 2011)
memiliki bentuk, tekstur, aroma dan warna sesuai dengan bahan asli. Pengujian kualitas bahan
pakan adalah suatu cara yang digunakan untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu bahan
pakan. Kualitas pakan sangat tergantung dengan kualitas bahan baku, bahan baku yang bagus
adalah yang tidak ada penggumpalan, tidak berbau tengik, tidak berjamur dan bebas dari
zat yang merugikan. (Kushartono, 2002)
4
menggunakan gaya tekan. Penggilingan dengan mesin hammermill akan menghasilkan produk
yang lebih halus dan seragam. Sebelum dilakukan proses penggilingan ada beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu varietas, kekerasan bahan, struktur mekanis dan
kadar air bahan (Wirakartakusumah, dkk., 1992).
beras, kedelai, cabe kering, kopi, jagung dan juga bahan-bahan herbal untuk pengobatan. Alat
ini bekerja menggunakan dua mill yang mempunyai prinsip crushing yang dilakukan oleh mill
tersebut dengan satunya berputar dan mill satuya statis. Mill yang berbentuk hammer di dalam
tabung ini memilki tonjolan yang berfungsi sebagai crusher bahan-bahan yang ingin
dikecilkan, dan bahan tersebut akan melewati screen yang diberikan mengelilingi tabung
tersebut. Mesin ini menggunakan tenaga dari motor listrik yang dihubungkan dengan as roda
dan gear langsung pada mill yang bergerak. Screen pada mesin ini memiliki mesh yang
berukuran sekitar 60-100 mesh, yang artinya mesin ini memiliki hasil yang berukuran lebih
kecil daripada multi mill, meskipun kalau dilihat langsung pada multi mill mesh yang diberikan
dapat diganti sesuai keinginan. Perbedaan yang terlihat jelas pada hammermill adalah mesin ini
menghancurkan bahan-bahan yang biasanya bersifat kering serta hanya dapat melakukan
perbedaan ukuran partikel pada bahan tertentu. Dalam penerapannya, penggunaan ayakan
secara umum diarahkan untuk mengukur kadar keseragaman bahan dan mendapatkan ukuran
partikel bahan. Nomor mesh 4 (4,76 mm) sampai nomor mesh 16 (1 mm) mengindikasikan
kriteria bahan dalam kondisi kasar sedangkan nomor mesh 30 (0,548 mm) sampai nomor mesh
5
50 (0,28 mm) digunakan untuk mengindikasikan kriteria bahan dalam kondisi medium dan
nomor mesh 100 (0,149 mm) digunakan untuk mengindikasikan kriteria bahan dalam kondisi
Tujuan dari proses pengayakan adalah mempersiapkan produk umpan (feed) yang
ukurannya sesuai untuk beberapa proses berikutnya, mencegah masuknya mineral yang tidak
sempurna dalam peremukan (primary crushing) atau oversize ke dalam proses pengolahan
berikutnya, sehingga dapat dilakukan kembali proses peremukan tahap berikutnya (secondary
crushing). Selain itu juga pengayakan berfungsi untuk meningkatkan spesifikasi suatu material
in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk material yang halus
A) Massa Jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu
zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama (Searss,
1985).
Massa jenis diturunkan dari besaran massa dan volume. Massa jenis adalah massa benda
per satuan volume, lambang massa jenis adalah rho (ρ). Massa jenis merupakan hasil bagi
antara massa dengan volume. Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada
massa maupun volume zat, tetapi tergantung pada jenis zatnya. Oleh karena itu, zat yang
sejenis selalu mempunyai masssa jenis yang sama (Kondo, 1982).
Massa jenis merupakan salah satu ciri untuk mengetahui kerapatan zat. Pada
volume yang sama,semakin rapat zatnya, semakin besar massanya. Sebaliknya makin
renggang, makin kecil massa suatu benda. Pada massa yang sama, semakin rapat zatnya,
6
b) Densitas Ruang
Densitas adalah salah satu analisis pakan yang sering dipakai dan merupakan cara
pengukuran yang sederhana. Analisis ini terutama dipakai pada analisis zat cair namun dapat
juga dipakai pada analisis bahan padat. Perubahaan terkecil dalam volume pencampuran suatu
komponen dan konsentrasi berhubungan erat dengan densitas. Perubahan perunit denditas
Densitas digunakan untuk mengetahui kekompakan dan tekstur pakan, tekstur pakan
yang kompak akan tahan terhadap proses penekanan sehinggga ikatan antara partikel
penyusun pakan menjadi kuat dan ruang antara partikel penyusun pakan menjadi sangat kuat
dan ruang antara partikel bahan pakan tidak terisi rongga udara (Murdinah, 1989).
Zat baik dalam bentuk padat, cair maupun gas termasuk bahan hasil pertanian memiliki
densitas dan bobot jenis. Densitas atau rapat massa (mass density) suatu bahan merupakan
massa bahan per satuan volume. Satuan SI densitas bahan adalah kg/m3 (Gardjitod dkk,
2003).
7
III
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
(1) Butiran jagung (8 kg)
3.1.3 Metode
(1) Menyiapkan sampel bahan pakan (jagung) sebanyak 8 kg. Menyiapkan screen
(dies) 2 dan memasangkan pada mesin. Memasang karung penampung bahan
pakan yang telah digiling pada mesin.
(2) Menyalakan mesin hammer mill dan membiarkan beberapa saat sampai
mesin stabil.
(3) Menuangkan jagung yang telah disiapkan secara hati-hati ke dalam mesin
dengan sembari menyalakan timer/stopwatch (untuk mengukur lamanya
waktu penghalusan bahan pakan).
(4) Menunggu hingga jagung habis, lalu mematikan timer/stopwatch dan
mencatat waktunya. Menimbang jagung halus yang dihasilkan.
3.2.1 Alat
(1) Saringan nomor 14 (1,5 mm), 18 (1mm), dan 30 (0,59 mm)
(2) Nampan plastik/baki penampungan
(3) Timbangan
3.2.2 Bahan
(1) Jagung giling (1 kg)
3.2.3 Metode
(1) Menyiapkan sampel bahan pakan (jagung) hasil penggilingan dari hasil
praktikum materi 1.
(2) Meratakan sejumlah sampel diatas plastic sampai merata, kemudian dibagi
empat bagian.
(3) Mengambil satu bagian secara acak dari pembagian tersebut, dan lakukan
penimbangan.
(4) Menyiapkan saringan atau siever dan menyusun secara berurutan dari atas ke
bawah saringan dimulai dari ukuran 14, 18, 30, dan nampan penampung.
(5) Melakukan penimbangan bahan pakan yang lolos dan tidak lolos di setiap
saringan.
(6) Melakukan perhitungan presentasi ukuran partikel.
3.3.1 Alat
(1) Pipet tetes
(2) Timbangan
(3) Mistar garis
(4) Corong plastik
3.3.2 Bahan
(1) Larutan uji iodin
(3) Aquadest
(1) Siapkan bahan pakan yang diperlukan (Jagung giling, hasil separasi)
sebanyak 15 gram
(2) Siapkan media uji massa jenis (Aquadest, 50 ml) pada gelas ukur 100 ml
(1) Siapkan bahan pakan yang akan diperlakukan (jagung giling hasil
separasi).
(2) Siapkan media uji densitas (media berisi udara, dalam wadah 1L).
(3) Tempatkan bahan perlakuan kedalam media uji densitas ruang, aduk merata
sampai homogeny, padatkan dengan suatu tekanan, ukur perubahan volume
5 menit.
butir jagung akibat reduksi ikatan kimia pati dengan larutan uji iodine.
bahan fisik.
11
IV
2 3 10,5 11
3 5 10,9 11,6
(g/ml)
1 15 10 1,5
Akhir
4.2 Pembahasan
pakan jagung, serta evaluasi pengolahan fisik bahan butiran. Pengolahan pakan ini
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dari bahan pakan. Menurut
Syarief dan Nugroho (1992) bahwa reduksi ukuran mengakibatkan peningkatan luas
Pengolahan pakan secara fisik yang pertama yaitu dengan cara penggilingan.
partikel bahan baku (Herrman, 2000). Bahan pakan yang digunakan, yaitu jagung.
kami pada praktikum kali ini adalah screen 2,waktu untuk penggilingan pada
screen adalah 6,083 menit dan produktivitasnya
76,93kg/jam ,hasil butiran jagung sangat halus dikarenakan ukuran lubang pada
screen 2 kecil akan teteapi waktu yang dibutukan untuk menggiling jagung cukup
sebanyak 255g,hal ini dikarenakan jagung yang digiling masih mempunyai kadar
air yang cukup tinggi yang menyebabkan partikel jagung banyak yang menempel
atau tertinggal pada mesin dan banyak juga yang terbuang karena tidak masuk
dalam karung, akibat dari kadar air yang cukup tinggi pada jagung mengakibatkan
proses penggilingan memakan waktu yang cukup lama. Hal ini sesuai dengan
Setelah itu dilanjut dengan praktikum yang kedua yaitu untuk mengetahui
menggunakan screen 2 bahwa ada penurunan kadar air dikarenakan ada aktivitas
melebar atau kaluar dari butiran jagung Sebagaimana menurut Behnke (2001) yang
menyatakan bahwa ukuran partikel bahan dari hasil proses penggilingan dengan
kategori fine (halus) memiliki permukaan yang luas sehingga mudah menyerap air
dan menerima panas. Adanya penurunan kadar air ini bisa terjadi karena ada
sendiri.
4.2.3 Penyaringan
Jagung hasil penggiligan dari diskmill dengan screen disaring
menggunakan 3 saringan yang memiliki ukuran yang berbeda-beda yaitu 14, 18,
dan 30. Semakin besar nomor saringan maka diameter saring semakin kecil.
Secara berurutan besar diameternya 1,5 mm; 1mm; dan 0,59mm. Menurut
Sugiyono (1990), pengayakan dapat didefinisan sebagai suatu metoda
pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel
yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda
dengan menggunakan alat pengayakan.
tidak lolos pada mesh nomor 14; 191gram tidak lolos pada mesh 18; dan
377gram tidak lolos pada mesh 30. Sehingga hasil gilingan jagung yang lolos
ruang, dan pengamatan bentuk dan sifat kimia pecahan butir sangat penting untuk
kepekaan terhadap muatan elektrostatik, dan daya rekat (seperti pada permukaan
dapat dihitung berat jenis bahan pakan tersebut. Menurut Retnani (2015) Berat jenis
volume aquades pada gelas ukur (100 ml) setelah memasukkan bahan-bahan yang
massanya telah diketahui ke dalam gelas ukur tersebut. Dari hasil perhitungan
didapatkan bahwa berat jenis bahan pakan pada saringan no 30 dan didapatkan hasil
1,5gram/ml.
2) Pengukuran Densitas Ruang
Pengukuran densitas ruang atau kerapatan dilakukan dengan cara
menjatuhkan bahan pakan yang telah ditimbang dalam wadah pada ktinggian 15cm
16
lalu didapatkan volume bahan pakan dalam bentuk yang lebih padat/ rapat. Pada
3
praktikum ini didapatkan hasil kerapatan 658,073 gr/ didapat pada sampel yang
tidak lolos pada saringan 30.. Menurut Retnani (2015) Besarnya nilai kerapatan
pemadatan bahan sangat tergantung pada intensitas proses pemadatan bahan.
sampel bahan pakan jagung sebanyak 1 gr lalu ditambahkan iodin sebanyak 3 ml.
dari hasil uji pada semua sampel terdapat perubahan warna menjadi keunguan
atau biru tua, hal ini menandakan bahwa dalam smpel mengandung karbohidrat
(Pati).
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dapat kita simpulkan bahwa semakin besar
ukuran saringan mesin atau screen pada hammermill maka semakin cepat waktu
penggilingannnya dan juga produktivitas mesin juga tinggi , kadar air yang sebelum
dan sesudah mengalami penggilingan mengalami penurunan karena beberapa factor
seharusnya kadar air sesudah penggilingan meningkat.
5.2 Saran
Mungkin saran dari kelompok kami untuk praktikum selanjutnya bahwa
alat-alat untuk praktikum bisa diperbaharui karena ini cukup menggangu kami
ketika sedang melakukan praktikum dan juga untuk modul agar disediakan agar
memudahkan kami sebelum melakukan praktikum dan membuat laporan akhir
praktkum
18
DAFTAR PUSTAKA
Bredthauer, Wilhem et al. 1993. Impulse Physik Jilid 1. Stuttgard: Ernst Klett
Schubuchvelag.
Kondo, 1982. The New Book Of Populer Sience. New York: Groiler Int. Inc.
Searss, F.W dan M.W. Zeamansky.1985. Fisika untuk Universitas jilid 1. Bandung:
Bina Cipta.
Smith, H.P. 1955. Farm Machinery and EquipmentInc. Fourth Edition. Mc Graw-
Hill Book Co. New York.
Suarni. 2003. Jagung Pulut: Pemanfaatan dan pengolahan sebagai pangan lokal
potensial di Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Tepat Guna Perteta dan LIPI. Bandung.
Zulkarnain, Rifki. 2014. Perancangan Mesin Hammer Mill Penghancurr Bongkol
Jagung Dengan Kapasitas 100kg/jam Sebagai Pakan Ternak. Universitas
Muria Kudus, Gondangmanis.
Axe, D.E, PhD. 2000. Feed Production and Technology Manual. IMC AGRICO
Feed Ingredients, Illionis USA.
Earle, R. L. 1969. Unit Operation in Food Processing 2nd Edition. Pergamon Press
Ltd. Diterjemahkan oleh Nasution, Zein. 1982. Satuan Operasi dalam
Pengolahan Pangan. Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian.
IPB.
Fellows, P. 1990. Food Processing Technology Principles and Practice. Ellis
Horwood. New York
19
Hatmono, H. dan Indriyadi, H. 1997. Urea Molase Blok Pakan Suplemen untuk
Ternak Ruminansia. PT. Trubus Agriwidya. Ungaran.
Khalil. 1999. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap sifat fisik
pakan lokal: sudut tumpukan, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan
tumpukan, berat jenis, daya ambang dan faktor higroskopis. Media
Peternakan
Koch, K. 1996. Hammer Mills and Roller Mills. MF-2048 Feed Manufacturing.
Department of Grain Science and Industry. Kansas State University.
Suparjo, R. Murni, Akmal, BL. Ginting. 2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan
Limbah Untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Jambi.
Waldroup, P. W. 1997. Particle Size Reduction of Cereal Grains and its
Significance in Poultry Nutrition. Technical Bulletin PO334-1997.
American Soybean Association. Singapore.
*Lampiran
DISTRIBUSI
pembahasan Pengujian,
penggilingan