Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR TEKNOLOGI PAKAN

PENGOLAHAN BAHAN PAKAN


SECARA FISIK

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Kelas E

ALIATUL KHASANNA 200110170037


ISHBAR MATIN A 200110170044
M FAJAR RAMADHAN 200110170014

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS


FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS
PADJADJARAN SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan

Akhir Teknologi Pakan yang berjudul “Pengolahan Bahan Pakan secara Fisik” ini
dengan baik.

Besar harapan penyusun, laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik

dalam proses pembelajaran maupun sebagai referensi untuk menambah pengetahuan

bagi siapa yang memerlukan informasi dalam makalah ini. Penyusun menyadari masih

terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun

memohon kritik dan saran dari semua pihak terhadap makalah ini agar menjadi

perbaikan dalam penyusunan makalah di masa yang akan datang.

Sumedang, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Bab Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................ iii

DAFTAR TABEL ................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................... vi

I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ........................................................... 1
1. 2 Identifikasi Masalah .................................................. 2
1. 3 Maksud dan Tujuan ................................................... 2
1. 4 Manfaat Praktikum .................................................... 2
1. 5 Waktu dan Tempat .................................................... 2

II KAJIAN KEPUSTAKAAN
2. 1 Pengolahan Fisik ....................................................... 3
2. 2 Pengujian Kualitas Bahan Pakan............................... 3
2. 3 Penggilingan Bahan Pakan ........................................ 4
2. 4 Grading Partikel Bahan Pakan.................................... 4
2. 5 Evaluasi Pengolahan Fisik......................................... 5

III ALAT, BAHAN DAN METODE


3. 1 Penggilingan Bahan Pakan ....................................... 7
3. 2 Penyaringan Bahan Pakan ......................................... 8
3. 3 Evaluasi Pengolahan Fisik Bahan Pakan ................... 8

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


4. 1 Hasil Pengamatan ...................................................... 11
4. 2 Pembahasan ............................................................... 12

iii
V KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan ................................................................ 17
5. 2 Saran .......................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 18

LAMPIRAN ......................................................................... 20
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Hasil Pengujian Kadar Air Jagung 11

2 Hasil Pengamatan Penggilingan 11


3 Hasil Pengamatan Penyaringan 11
4 Massa Jenis 12

5 Densitas Ruang 12

6 Pecahan Butir 12
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Distribusi tugas 20
2 Distribusi gambar 20
I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kualitas nutrisi dalam bahan pakan terus menurun seiring waktu yang

diakibatkan karena banyak faktor, sehingga perlu adanya pengolahan bahan pakan

agar menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kandungan nutrisi


pada bahan pakan tersebut. Pengolahan pakan dapat dilakukan dengan cara

mekanik, teknis, kimia, biologis bahkan campuran dari berbagai pengolahan.

Proses pengolahan secara fisik adalah pengolahan bahan pakan dari bentuk

fisiknya dengan menggunakan mesin atau alat bantu yang mengubah bentuk asli

dari bahan pakan tersebut menjadi bahan pakan yang mudah digunakan. Pengolahan
yang dapat dilakukan salah satunya adalah penggilingan dan juga penyaringan.

Hasil pengolahan secara fisik tersebut akan mengubah bentuk dan ukuran partikel

sehingga sangat berhubungan dengan densitas. Densitas akan mempengaruhi

banyaknya pakan yang akan disajikan, keuntungan dan palatabilitas ternak, dan

sangat berhubungan dengan penyimpanan bahan pakan.

Pengetahuan mengenai pengolahan bahan pakan ini merupakan hal yang


penting dalam penyediaan pakan ternak, maka dilakukan praktikum mengenai

Pengolahan Bahan Pakan secara Fisik yang meliputi penggilingan, penyaringan,

kemudian setelah dilakuan uji fisik,bahan pakan dievaluasi ( Pengukuran masssa


jenis,Pengukuran densitas ruang,pengamatan bentuk pecahan butir dan uji pati

dengan iodin) untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang terjadi dari segi fisik

maupun kimiawi.
2

1.2 Identifikasi Masalah


1. Bagaimana pengolahan bahan pakan secara fisik dengan metode
penggilingan dan produktivitas mesin hammer mill.

2. Bagaimana pengolahan bahan pakan secara fisik dengan metode


penyaringan.
3. Bagaimana hasil evaluasi pengolahan fisik bahan butiran.

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui pengolahan bahan pakan secara fisik dengan metode
penggilingan dan produktivitas mesin hammer mill menggunakan screen

2. Mengetahui pengolahan bahan pakan secara fisik dengan metode


penyaringan.

3. Mengetahui hasil dari evaluasipengolahan fisik bahan butiran.

1.4 Waktu dan Tempat

1.4.1 Penggilingan dan penyaringan Jagung


Hari, Tanggal : Senin, 19 September 2019
Waktu : 15.30 – 17.00 WIB

Tempat : Gedung mini Feedmill Fapet UNPAD

1.4.2 Evaluasi hasil pengolahan fisi bahan butiran


Hari, Tanggal :Senin, 30 September 2019

Waktu :15.30 – 17.00 WIB

Tempat :Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Non Ruminansia,

dan Industri Makanan Ternak Fakultas Peternakan

UNPAD
3

II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan Secara Fisik


Proses pengolahan secara fisik adalah pengolahan bahan pakan dari bentuk fisiknya

dengan menggunakan mesin atau alat bantu yang merubah bentuk asli dari bahan pakan tersebut

menjadi bahan pakan yang mudah digunakan kembali serta bertujuan mempermudah dalam

pengolahan bahan pakan selanjutnya namun juga memiliki kelemahan yaitu jika bahan pakan
yang digiling akan mengakibatkan kerusakan pada material bahan pakan tersebut. Dalam

pengolahan mekanik secara fisik dengan pengubahan bentuk ada dua hal yang dapat digunakan,

perubahan bentuk dengan menggunakan grinder, bentuk bahan pakan diubah menjadi serbuk

halus agar memudahkan pencampuran dengan bahan pakan lain. Serta pelleter yang digunakan

untuk membuat bahan pakan berbentuk pellet dan mempermudah untuk di berikan kepada
ternak. (Hermawan,2014).

Proses pengolahan pakan ini mempunyai beberapa tujuan, diantaranya adalah

meningkatkan kualitas bahan, memudahkan penyimpanan, pengawetan, meningkatkan

palatabilitas, meningkatkan efisiensi pakan dan emudahkan penanganan dan pencampuran pada
pembuatan pakan jadi. (Balitbang Kalimantan Selatan, 2011)

2.2 Pengujian Kualitas Bahan Pakan


Pengujian organoleptik adalah pengujian bahan pakan dengan cara melihat struktur dan
sifat fisik pada pakan yang meliputi bentuk, tekstur, aroma dan warna pakan. Pakan yang baik

memiliki bentuk, tekstur, aroma dan warna sesuai dengan bahan asli. Pengujian kualitas bahan

pakan adalah suatu cara yang digunakan untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu bahan

pakan. Kualitas pakan sangat tergantung dengan kualitas bahan baku, bahan baku yang bagus

adalah yang tidak ada penggumpalan, tidak berbau tengik, tidak berjamur dan bebas dari
zat yang merugikan. (Kushartono, 2002)
4

2.3 Penggilingan Bahan Pakan


Penggilingan adalah penghancuran bahan baku yang awalnya besar menjadi partikel

kecil atau halus. (Koch, 2002)

Penggilingan dengan proses penggilingan (shearing) dapat dilakukan dengan

menggunakan mesin penggiling tipe hammermill yang merupakan proses penggilingannya

menggunakan gaya tekan. Penggilingan dengan mesin hammermill akan menghasilkan produk

yang lebih halus dan seragam. Sebelum dilakukan proses penggilingan ada beberapa

pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu varietas, kekerasan bahan, struktur mekanis dan
kadar air bahan (Wirakartakusumah, dkk., 1992).

Hammermill digunakan dalam pembuatan tepung dari bahan-bahan pertanian seperti

beras, kedelai, cabe kering, kopi, jagung dan juga bahan-bahan herbal untuk pengobatan. Alat

ini bekerja menggunakan dua mill yang mempunyai prinsip crushing yang dilakukan oleh mill

tersebut dengan satunya berputar dan mill satuya statis. Mill yang berbentuk hammer di dalam
tabung ini memilki tonjolan yang berfungsi sebagai crusher bahan-bahan yang ingin

dikecilkan, dan bahan tersebut akan melewati screen yang diberikan mengelilingi tabung

tersebut. Mesin ini menggunakan tenaga dari motor listrik yang dihubungkan dengan as roda
dan gear langsung pada mill yang bergerak. Screen pada mesin ini memiliki mesh yang
berukuran sekitar 60-100 mesh, yang artinya mesin ini memiliki hasil yang berukuran lebih

kecil daripada multi mill, meskipun kalau dilihat langsung pada multi mill mesh yang diberikan

dapat diganti sesuai keinginan. Perbedaan yang terlihat jelas pada hammermill adalah mesin ini

menghancurkan bahan-bahan yang biasanya bersifat kering serta hanya dapat melakukan

penghancuran (crushing). (Pujiyanto, 2006)

2.4 Grading Partikel Size


Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan

perbedaan ukuran partikel pada bahan tertentu. Dalam penerapannya, penggunaan ayakan

secara umum diarahkan untuk mengukur kadar keseragaman bahan dan mendapatkan ukuran

partikel bahan. Nomor mesh 4 (4,76 mm) sampai nomor mesh 16 (1 mm) mengindikasikan

kriteria bahan dalam kondisi kasar sedangkan nomor mesh 30 (0,548 mm) sampai nomor mesh
5

50 (0,28 mm) digunakan untuk mengindikasikan kriteria bahan dalam kondisi medium dan

nomor mesh 100 (0,149 mm) digunakan untuk mengindikasikan kriteria bahan dalam kondisi

halus (Khalil, 1999).

Tujuan dari proses pengayakan adalah mempersiapkan produk umpan (feed) yang
ukurannya sesuai untuk beberapa proses berikutnya, mencegah masuknya mineral yang tidak

sempurna dalam peremukan (primary crushing) atau oversize ke dalam proses pengolahan

berikutnya, sehingga dapat dilakukan kembali proses peremukan tahap berikutnya (secondary

crushing). Selain itu juga pengayakan berfungsi untuk meningkatkan spesifikasi suatu material

sebagai produk akhir, mencegah masuknya undersize ke permukaan. Pengayakan biasanya


dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal sampai dengan ukuran 10

in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk material yang halus

mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in. (Herjun, 2009)

2.5 Evaluasi Hasil Pengolahan Fisik Bahan Butiran

A) Massa Jenis

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis

berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu

zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama (Searss,

1985).
Massa jenis diturunkan dari besaran massa dan volume. Massa jenis adalah massa benda

per satuan volume, lambang massa jenis adalah rho (ρ). Massa jenis merupakan hasil bagi

antara massa dengan volume. Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada

massa maupun volume zat, tetapi tergantung pada jenis zatnya. Oleh karena itu, zat yang
sejenis selalu mempunyai masssa jenis yang sama (Kondo, 1982).

Massa jenis merupakan salah satu ciri untuk mengetahui kerapatan zat. Pada

volume yang sama,semakin rapat zatnya, semakin besar massanya. Sebaliknya makin

renggang, makin kecil massa suatu benda. Pada massa yang sama, semakin rapat zatnya,
6

semakin kecil volumenya. Sebaliknya, semakin renggang kerapatannya semakin besar

volumenya (Bredthauer, 1993).

b) Densitas Ruang
Densitas adalah salah satu analisis pakan yang sering dipakai dan merupakan cara

pengukuran yang sederhana. Analisis ini terutama dipakai pada analisis zat cair namun dapat

juga dipakai pada analisis bahan padat. Perubahaan terkecil dalam volume pencampuran suatu

komponen dan konsentrasi berhubungan erat dengan densitas. Perubahan perunit denditas

merupakan perubahan yang besar dalam konsentrasi bahan (Pomeranz, 1971)

Densitas digunakan untuk mengetahui kekompakan dan tekstur pakan, tekstur pakan
yang kompak akan tahan terhadap proses penekanan sehinggga ikatan antara partikel

penyusun pakan menjadi kuat dan ruang antara partikel penyusun pakan menjadi sangat kuat

dan ruang antara partikel bahan pakan tidak terisi rongga udara (Murdinah, 1989).

Zat baik dalam bentuk padat, cair maupun gas termasuk bahan hasil pertanian memiliki
densitas dan bobot jenis. Densitas atau rapat massa (mass density) suatu bahan merupakan

massa bahan per satuan volume. Satuan SI densitas bahan adalah kg/m3 (Gardjitod dkk,

2003).
7

III

ALAT, BAHAN, DAN METODE

3.1 Penggilingan Bahan Pakan

3.1.1 Alat

(1) Hammer mill


(2) Saringan ukuran no.10(2mm), 18(1mm), dan 30(0,59mm)
(3) Screen (dies) ukuran 2 dan 3
(4) Wadah plastik/baki penampungan, dan karung Timbangan
(5) Stopwatch

3.1.2 Bahan
(1) Butiran jagung (8 kg)

3.1.3 Metode
(1) Menyiapkan sampel bahan pakan (jagung) sebanyak 8 kg. Menyiapkan screen
(dies) 2 dan memasangkan pada mesin. Memasang karung penampung bahan
pakan yang telah digiling pada mesin.
(2) Menyalakan mesin hammer mill dan membiarkan beberapa saat sampai
mesin stabil.
(3) Menuangkan jagung yang telah disiapkan secara hati-hati ke dalam mesin
dengan sembari menyalakan timer/stopwatch (untuk mengukur lamanya
waktu penghalusan bahan pakan).
(4) Menunggu hingga jagung habis, lalu mematikan timer/stopwatch dan
mencatat waktunya. Menimbang jagung halus yang dihasilkan.

(5) Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh jagung halus


(kg/jam)
8

3.2 Penyaringan Bahan Pakan

3.2.1 Alat
(1) Saringan nomor 14 (1,5 mm), 18 (1mm), dan 30 (0,59 mm)
(2) Nampan plastik/baki penampungan
(3) Timbangan

3.2.2 Bahan
(1) Jagung giling (1 kg)

3.2.3 Metode

(1) Menyiapkan sampel bahan pakan (jagung) hasil penggilingan dari hasil
praktikum materi 1.
(2) Meratakan sejumlah sampel diatas plastic sampai merata, kemudian dibagi
empat bagian.
(3) Mengambil satu bagian secara acak dari pembagian tersebut, dan lakukan
penimbangan.
(4) Menyiapkan saringan atau siever dan menyusun secara berurutan dari atas ke
bawah saringan dimulai dari ukuran 14, 18, 30, dan nampan penampung.
(5) Melakukan penimbangan bahan pakan yang lolos dan tidak lolos di setiap
saringan.
(6) Melakukan perhitungan presentasi ukuran partikel.

3.3 Evaluasi Pengolahan Fisik Bahan Pakan


3.3.1 Alat
(1) Wadah besi 1 liter (literan beras)

(2) Cawan petridish

(3) Kertas etiket


9

3.3.1 Alat
(1) Pipet tetes
(2) Timbangan
(3) Mistar garis
(4) Corong plastik

3.3.2 Bahan
(1) Larutan uji iodin

(2) Jagung giling

(3) Aquadest

3.3.3 Metode Evaluasi Pengolahan Fisik Bahan Pakan

(A) Pengukuran Massa Jenis

(1) Siapkan bahan pakan yang diperlukan (Jagung giling, hasil separasi)
sebanyak 15 gram

(2) Siapkan media uji massa jenis (Aquadest, 50 ml) pada gelas ukur 100 ml

(3) Masukkan bahan pakan yang di perlakukan kedalam media uji


massa jenis, aduk secara merata sampai homogen, biarkan selama 5
menit

(4) Lakukan evaluasi ketinggian permukaan dari campuran butir


jagung dengan aquadest (perubahan volume suspensi)

(B) Pengukuran Densitas Ruang

(1) Siapkan bahan pakan yang akan diperlakukan (jagung giling hasil

separasi).

(2) Siapkan media uji densitas (media berisi udara, dalam wadah 1L).

(3) Tempatkan bahan perlakuan kedalam media uji densitas ruang, aduk merata
sampai homogeny, padatkan dengan suatu tekanan, ukur perubahan volume

permukaan (tinggi permukaan).


10

(4) Lakukan evaluasi ketinggian permukaan dari campuran butir jagung

akibat tekanan (perubahan volume suspensi).

(C) Pengamatan Bentuk Pecahan Butir dan Sifat Kimia Pecahan


Butir (Pati) dengan Larutan Iodine

1. Siapkan bahan pakan yang akan diperlakukan (jagung giling

hasil separasi) sebanyak 1 gram.

2. Siapkan media uji pati larutan iodine sebanyak 3 ml.

3. Tempatkan bahan perlakuan kedalam cawan petridish, aduk rata


hingga homogeny, tambahkan larutan iodine sebanyak 3 ml, biarkan selama

5 menit.

4. Lakukan evaluasi perubahan sifat kimia (warna) dari campuran

butir jagung akibat reduksi ikatan kimia pati dengan larutan uji iodine.

5. Lakukan pengamatan selam 24 jam selanjutnya untuk melihat


perbedaan bentuk butir bahan dari berbagai hasil pengolahan

bahan fisik.
11

IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Pengujian Kualitas Bahan Pakan

Tabel 1. Hasil Pengujian Kadar Air Jagung


Kadar Air Bahan (%)
No Ukuran Screen
Sebelum Sesudah
1 2 11,6 11,4

2 3 10,5 11

3 5 10,9 11,6

4.1.2 Hasil Pengamatan Penggilingan

Tabel 2. Hasil pengamatan Penggilingan


Produktivitas
Screen Berat Awal/ Waktu mesin
Berat Akhir (Menit) (Kg/Jam)
2 5,7 3,62 94,47

4.1.3 Hasil Pengamatan Penyaringan


Tabel 3 Hasil Pengamatan Penyaringan
*Saringan Berat yang Keterangan
No Screener Berat Awal
14 18 30 Tersaring
1 2 1000 g 13 191 377 377 Kelompok 1
2 3 1000 g 199 210 275 303 Kelompok 6
3 5 1000 g 477 154 148 206 Kelompok 9
(*) : Sisa Penyaringan dalam satuan gram
12

4.1.4 Hasil Pengamatan Evaluasi Hasil Pengolahan Pakan Secara Fisik


Tabel 4.1 Massa Jenis
No Massa (gr) Volume Massa Jenis

(g/ml)

1 15 10 1,5

Tabel 4.2 Densitas Ruang


No Volume Awal Volume Berat Densitas

Akhir

1 906,649 0,000961 0,000782 658,073

Tabel 4.3 Pecahan Butir


Warna
Saring
Hari 1 Hari 2
30 keunguan Kuning Pucat

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengujian Kualitas Bahan Pakan


Praktikum yang telah kami laksanakan yaitu mengenai pengolahan pakan

secara fisik, yang meliputi penggilingan dan penyaringan menggunakan bahan

pakan jagung, serta evaluasi pengolahan fisik bahan butiran. Pengolahan pakan ini

dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dari bahan pakan. Menurut
Syarief dan Nugroho (1992) bahwa reduksi ukuran mengakibatkan peningkatan luas

permukaan spesifik bahan sehingga dapat mempermudah proses pencampuran,


13

meningkatkan palatabilitas pakan, meningkatkan daya cerna ternak,

menghilangkan benda-benda asing dan memperkecil resiko adanya bahan-bahan


yang terbuang percuma.

4.2.2 Penggilingan dan Produktivitas Hammer Mill

Pengolahan pakan secara fisik yang pertama yaitu dengan cara penggilingan.

Penggilingan bertujuan untuk meningkatkan kecernaan dan efisiensi penggunaan


pakan, memudahkan proses pencampuran, menyeragamkan bentuk dan ukuran

partikel bahan baku (Herrman, 2000). Bahan pakan yang digunakan, yaitu jagung.

Pertama, melakukan penimbangan dengan berat 8kg,setelah ditimbang jagung

dimasukan kedalam mesin hammermill,screen yang digunakan untuk kelompok

kami pada praktikum kali ini adalah screen 2,waktu untuk penggilingan pada
screen adalah 6,083 menit dan produktivitasnya

76,93kg/jam ,hasil butiran jagung sangat halus dikarenakan ukuran lubang pada
screen 2 kecil akan teteapi waktu yang dibutukan untuk menggiling jagung cukup

lama dibandingkan dengan yang lainnya.

Setelah melewati proses penggilingan ternyata berat jagung berkurang

sebanyak 255g,hal ini dikarenakan jagung yang digiling masih mempunyai kadar
air yang cukup tinggi yang menyebabkan partikel jagung banyak yang menempel

atau tertinggal pada mesin dan banyak juga yang terbuang karena tidak masuk

dalam karung, akibat dari kadar air yang cukup tinggi pada jagung mengakibatkan

proses penggilingan memakan waktu yang cukup lama. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sudigdo, dkk (2000) bahwa faktor yang berpengaruh terhadap


kemampuan kerja alat, yaitu keterampilan operator, kecepatan putaran mesin (rpm),

ukuran alat dan diameter lubang saringan.


14

Setelah itu dilanjut dengan praktikum yang kedua yaitu untuk mengetahui

kadar air dalam jagung,proses peraktikum ini sama seperti pratikum


sebelumnya,setelah dilakukan diketahui bahwa hasil dari kelompok kami

menggunakan screen 2 bahwa ada penurunan kadar air dikarenakan ada aktivitas

mesin penggiling yang menyababkan kadar air menurun,seharusnya kadar air

meningkat dikarenakan ketika sudah mengalami penggilingan ion-ion air menjadi

melebar atau kaluar dari butiran jagung Sebagaimana menurut Behnke (2001) yang
menyatakan bahwa ukuran partikel bahan dari hasil proses penggilingan dengan

kategori fine (halus) memiliki permukaan yang luas sehingga mudah menyerap air
dan menerima panas. Adanya penurunan kadar air ini bisa terjadi karena ada

pengaruh dari lingkungan sekitar seperti cuaca,angin,maupun dari praktikan itu

sendiri.

4.2.3 Penyaringan
Jagung hasil penggiligan dari diskmill dengan screen disaring
menggunakan 3 saringan yang memiliki ukuran yang berbeda-beda yaitu 14, 18,
dan 30. Semakin besar nomor saringan maka diameter saring semakin kecil.
Secara berurutan besar diameternya 1,5 mm; 1mm; dan 0,59mm. Menurut
Sugiyono (1990), pengayakan dapat didefinisan sebagai suatu metoda
pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel
yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda
dengan menggunakan alat pengayakan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menghomogenkan terlebih dahulu


hasil penggilingan lalu dibagi menjadi 4 bagian dan diambil 0,25 kg dari tiap
bagiannya. Sehingga sampel yang disaring sebanyak 1kg hasil penggilingan.
15

Hasil presentase perhitungan yang didapatkan yaitu sebanyak 13gram

tidak lolos pada mesh nomor 14; 191gram tidak lolos pada mesh 18; dan

377gram tidak lolos pada mesh 30. Sehingga hasil gilingan jagung yang lolos

dari proses penyaringan adalah sebanyak 42%.

4.2.4 Evaluasi Pengolahan Fisik Bahan Pakan

Evaluasi pengolahan fisik meliputi pengukuran Massa jenis, Densitas

ruang, dan pengamatan bentuk dan sifat kimia pecahan butir sangat penting untuk

dilakukan karena akan sangat berpengaruh terhadap pencampuran bahan pakan

untuk membuat konsentrat pakan ternak. Menurut Pfost (1976) mengungkapkan

kualitas pencampuran dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu ukuran partikel,

bentuk atau tekstur partikel, berat spesifik (BJ), higroskopisitas partikel,

kepekaan terhadap muatan elektrostatik, dan daya rekat (seperti pada permukaan

kasar atau yang ditimbulkan akibat penambahan minyak).


1) Pengukuran Massa Jenis
Pada praktikum tentang pengukuran massa jenis bahan pakan menggunakan
media air untuk mengetahui volume dari bahan pakan yang ditimbang sehingga

dapat dihitung berat jenis bahan pakan tersebut. Menurut Retnani (2015) Berat jenis

diukur menggunakan prinsip hukum Archimedes, yaitu dengan melihat perubahan

volume aquades pada gelas ukur (100 ml) setelah memasukkan bahan-bahan yang
massanya telah diketahui ke dalam gelas ukur tersebut. Dari hasil perhitungan

didapatkan bahwa berat jenis bahan pakan pada saringan no 30 dan didapatkan hasil

1,5gram/ml.
2) Pengukuran Densitas Ruang
Pengukuran densitas ruang atau kerapatan dilakukan dengan cara

menjatuhkan bahan pakan yang telah ditimbang dalam wadah pada ktinggian 15cm
16

lalu didapatkan volume bahan pakan dalam bentuk yang lebih padat/ rapat. Pada
3
praktikum ini didapatkan hasil kerapatan 658,073 gr/ didapat pada sampel yang
tidak lolos pada saringan 30.. Menurut Retnani (2015) Besarnya nilai kerapatan
pemadatan bahan sangat tergantung pada intensitas proses pemadatan bahan.

3) Pengamatan bentuk pecahan butir dan sifat kimia pecahan butir


(Pati)

Pada pengamatan bentuk dan sifat kimia pecahan butir menggunakan

sampel bahan pakan jagung sebanyak 1 gr lalu ditambahkan iodin sebanyak 3 ml.

dari hasil uji pada semua sampel terdapat perubahan warna menjadi keunguan

atau biru tua, hal ini menandakan bahwa dalam smpel mengandung karbohidrat

(Pati).

Hasil ini sesuai dengan pernyataan Menurut Fessenden dan Fessenden


(1986) Kondensasi iodin dengan karbohidrat pada uji iodin, monosakarida dapat
menghasilkanwarna yang khas, Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati,
terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan
dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya, Bentuk ini menyebabkan pati dapat
membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam
spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut.
17

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil praktikum kali ini dapat kita simpulkan bahwa semakin besar
ukuran saringan mesin atau screen pada hammermill maka semakin cepat waktu
penggilingannnya dan juga produktivitas mesin juga tinggi , kadar air yang sebelum
dan sesudah mengalami penggilingan mengalami penurunan karena beberapa factor
seharusnya kadar air sesudah penggilingan meningkat.

5.2 Saran
Mungkin saran dari kelompok kami untuk praktikum selanjutnya bahwa
alat-alat untuk praktikum bisa diperbaharui karena ini cukup menggangu kami
ketika sedang melakukan praktikum dan juga untuk modul agar disediakan agar
memudahkan kami sebelum melakukan praktikum dan membuat laporan akhir
praktkum
18

DAFTAR PUSTAKA

Bredthauer, Wilhem et al. 1993. Impulse Physik Jilid 1. Stuttgard: Ernst Klett
Schubuchvelag.

Kondo, 1982. The New Book Of Populer Sience. New York: Groiler Int. Inc.

Searss, F.W dan M.W. Zeamansky.1985. Fisika untuk Universitas jilid 1. Bandung:
Bina Cipta.

Hermawan. 2014. Esensi Pengolahan Bahan Pakan.


http://hermawansetyo.my.id/esensi-pengolahan-bahan-pakan/ (Diakses
pada Sabtu, 6 Oktober 2018 pada pukul 10:56 WIB).

Maghfira, Mutiara. 2012. Teknologi Pakan Pengolahan Fisik Pada Butiran.


https://katahatimutiara.wordpress.com/2012/10/18/teknologi-pakan-
pengolahan-fisik-pada-butiran (Diakses pada tanggal 09 Oktober 2016,
Pukul 19:14)

Mc Colly and J.W. Martin. 1955. Processing Agricultural Engineering. Mc


Graw- Hill Book Co., New York.

Smith, H.P. 1955. Farm Machinery and EquipmentInc. Fourth Edition. Mc Graw-
Hill Book Co. New York.
Suarni. 2003. Jagung Pulut: Pemanfaatan dan pengolahan sebagai pangan lokal
potensial di Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Tepat Guna Perteta dan LIPI. Bandung.
Zulkarnain, Rifki. 2014. Perancangan Mesin Hammer Mill Penghancurr Bongkol
Jagung Dengan Kapasitas 100kg/jam Sebagai Pakan Ternak. Universitas
Muria Kudus, Gondangmanis.
Axe, D.E, PhD. 2000. Feed Production and Technology Manual. IMC AGRICO
Feed Ingredients, Illionis USA.
Earle, R. L. 1969. Unit Operation in Food Processing 2nd Edition. Pergamon Press
Ltd. Diterjemahkan oleh Nasution, Zein. 1982. Satuan Operasi dalam
Pengolahan Pangan. Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian.
IPB.
Fellows, P. 1990. Food Processing Technology Principles and Practice. Ellis
Horwood. New York
19

Hatmono, H. dan Indriyadi, H. 1997. Urea Molase Blok Pakan Suplemen untuk
Ternak Ruminansia. PT. Trubus Agriwidya. Ungaran.
Khalil. 1999. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap sifat fisik
pakan lokal: sudut tumpukan, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan
tumpukan, berat jenis, daya ambang dan faktor higroskopis. Media
Peternakan
Koch, K. 1996. Hammer Mills and Roller Mills. MF-2048 Feed Manufacturing.
Department of Grain Science and Industry. Kansas State University.

McCabe, Warren L, dkk.1993. Unit Operatin Of Chemical Engineering . McGraw


Hill: New York
Prabowo, Herjun,. 2009. “Perlakuan Mekanik ‘Neraca Bahan pada
Pengayakan”.Akademi Teknologi Industri Padang
Soekardi. 2001. Bahan Makanan Ternak. Universitas Brawijaya. Malang

Suparjo, R. Murni, Akmal, BL. Ginting. 2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan
Limbah Untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Jambi.
Waldroup, P. W. 1997. Particle Size Reduction of Cereal Grains and its
Significance in Poultry Nutrition. Technical Bulletin PO334-1997.
American Soybean Association. Singapore.

Soekardi. 2001. Bahan Makanan Ternak. Universitas Brawijaya. Malang


Yuliastanti, Anna. 2001. Uji Sifat Fisik Ransum Ayam Broiler Starter Bentuk Mash,
Pallet Dan Crumble Selama Penyimpanan Enam Minggu.
20

*Lampiran

DISTRIBUSI

NAMA NPM KETERANGAN

Aliatul Khasanna 200110170037 Editing, pembahsan

evaluasi fisik, bab III

Ishbar Matin A 200110170044 Pendahulan, Penutup,

pembahasan Pengujian,

penggilingan

M Fajar Ramadhan 200110170014 Tipus, PPT, Pembahasan

evaluasi pengolahan fisik


21

Gambar 1. Jagung yang telah digiling


Gambar 2. mesin hammer mill

Anda mungkin juga menyukai