Anda di halaman 1dari 15

PELURUHAN ZAT RADIOAKTIF

Dosen Pengampu : Dr. H. R. Usman Rery, M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok V

Annisa Julia Utami (1605111711)

Diah Retno Dwita (1605111292)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga tim penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Peluruhan Zat Radioaktif” ini.
Tim Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat
dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kritik dan masukan
yang membangun terhadap materi dan penyajian makalah ini.
Tim Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis
dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul
dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Pekanbaru, 26 Februari 2018

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

A. KATA PENGANTAR ............................................................................. i


B. DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................... 1

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian Radioaktivitas ........................................................... 3
B. Sifat-sifat Umum Dari Radiasi-Radiasi
Radioaktif ................................................................................... 5
C. Jenis Peluruhan Radioaktif ......................................................... 5
D. Contoh Soal ................................................................................ 8

BAB III PENUTUP


A. Ringkasan ................................................................................. 10
B. Saran ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cabang kimia yang mempelajari sifat-sifat unsur biasanya berhubungan
dengan perubahan struktur elektron pada kulit terluar, sedangkan kimia inti
membahas perubahan yang terjadi pada inti atom. Kimia inti merupakan ilmu
yang mempelajari struktur inti dan bagaimana struktur inti mempengaruhi
kestabilan inti serta peristiwa inti.
Peluruhan radioaktif merupakan salah satu bidang kimia inti yang dipelajari
dalam bidang radiokimia. Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses
di mana sebuah inti atom yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik
(partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan
sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak sehingga sulit untuk
memprediksi peluruhan sebuah atom. Suatu atom yang tidak stabil dapat
distabilkan dengan cara radioaktivitas.
Ketika peluruhan inti pertama kali diselidiki, hasil-hasil peluruhannya diberi
nama sinar-, partikel, partikel-, partikel+. Kemudian barulah disadari bahwa hasil-
hasil peluruhan ini bukanlah wujud-wujud baru, tetapi sinar- adalah foton
berenergi tinggi, partikel adalah inti helium, partikel- adalah negatron, dan
partikel+ adalah positron atau elektron.
Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai peluruhan radioaktif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan radioaktivitas?
2. Bagaimanakah sifat-sifat umum dari radiasi radioaktif?
3. Apa sajakah jenis-jenis dari peluruhan radioaktif?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang radioaktivitas

1
2. Mengetahui dan memahami sifat-sifat umum radiasi radioaktif
3. Mengetahui dan memahami jenis-jenis dari peluruhan radioaktif

2
BAB II

URAIAN MATERI

A. Pengertian Radioaktivitas
Radioaktivitas mula-mula ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1896. Pada
tahun 1898 Pierre Curie dan Marie Curie telah menemukan bahwa Polonium dan
Radium juga memancarkan radiasi-radiasi yang radioaktif.
(Muljono, Fisika Modern : 59)
Suatu unsur yang secara spontan memancarkan radiasi dinamakan sebagai
unsur yang radioaktif. Radiasi yang dipancarkan dapat berupa partikel dan dapat
pula berupa gelombang elektromagnetik (non partikel).
(Bird, Kimia Fisik Untuk Universitas : 336)
Radiasi-radiasi radioaktif yang dipancarkan mengandung partikel-partikel
sebagai berikut :
1. Sinar-sinar α atau pertikel-partikel α.
2. Sinar-sinar 𝛽 atau partikel-partikel 𝛽
3. Sinar-sinar 𝛾 atau partikel-partikel 𝛾
Partikel-partikel α adalah atom helium yang terionisasi rangkap yaitu atom-
atom Helium tanpa kedua elektron. Jadi suatu partikel α bermuatan dua kali
muatan inti atom hidrogen (muatan proton) dan mempunyai massa empat kali
massa dari inti atom hidrogen dan diberi simbol 42𝐻𝑒 .
Sinar-sinar 𝛽 terdiri dari elektron-elektron biasa dengan massa sama dengan
1/1836 dari massa suatu proton. Partikel 𝛽 tersebut membawa satu satuan muatan
negatif dan massanya dapat diabaikan dapat diberi simbol −10𝑒 .
Sinar-sinar 𝛾 adalah gelombang-gelombang elektromagnetik yang mempunyai
frekuensi lebih tinggi dari sinar X dan tidak bermuatan.
Partikel-partikel α yang dipancarkan dari inti suatu atom yang radioaktif
dengan suatu kecepatan yang bervariasi dari 0,1 s/d 0,01 kecepatan cahaya.
Sedangkan partikel-partikel 𝛽 lebih cepat dari partikel α dengan kecepatan sama

3
dengan 99% kecepatan cahaya. Fenomena pemancaran yang spontan dari radiasi-
radiasi yang dipertunjukkan oleh elemen-elemen berat disebut radioaktifitas.
Sebagai contoh Uranium, Polonium, Radium, Ionium, Torium, Actinium, dan
Mesothorium.

Radioaktivitas terbagi atas :

1. Radioaktivitas alam yang ditunjukkan oleh elemen-elemen yang ditemukan di


dalam alam. Radioaktivitas alam selalu ditemukan dalam elemen-elemen berat
dalam tabel periodik.
2. Radioaktivitas buatan. Dengan menggunakan teknik modern maka transmutasi
buatan dari elemen dapat dilakukan dan menghasilkan radioaktifitas pada
elemen-elemen yang lebih ringan daripada elemen-elemen radioaktivitas alam.
(Muljono, Fisika Modern : 60)

Dalam suatu peluruhan radioaktif yang khas, sebuah inti pada mulanya tak
stabil, yang disebut induk (parent), memancarkan sebuah partikel dan meluruh
menjadi sebuah inti yang disebut anak (daughter). Secara efektif, kelahiran anak
muncul dari kematian induknya. Inti anak ini dapat berupa inti yang sama pada
keadaan energi yang lebih rendah, seperti hal nya dalam peluruhan-𝛾, atau sebuah
inti yang baru, yang muncul dari peluruhan-α dan 𝛽.

(Gautreau, Teori dan Soal-soal Fisika Modern : 192)

Tak perduli apapun sifat dasar peluruhan tersebut, namun ciri utamanya
adalah bahwa peluruhan itu adalah proses statistik. Misalnya, tinjaulah satu gram
bahan contoh Uranium. Logam Uranium ini mengandung 2,5 x 1021 atom dari
238
pemancar alfa U yang umurnya sangat panjang. Inti dari atom ini telah ada
tanpa meluruh sejak atom ini diciptakan (sebelum pembentukan sistem tata surya
kita) didalam peledakan sebuah supernova.

Selama setiap detik yang diberikan, kira-kira 12.000 dari inti didalam bahan
contoh kita akan meluruh, dengan memancarkan partikel- α didalam proses itu.
Akan tetapi, secara absolut kita tidak mempunyai cara untuk meramalkan, apakah

4
setiap inti yang diberikan didalam bahan contoh tersebut akan termasuk diantara
238
inti yang akan meluruh. Setiap inti U tunggal mempunyai kemungkinan yang
persis sama seperti yang lainnya untuk meluruh selama setiap satu detik periode
pengamatan, yaitu, 12.000/(2,5 x 1021), atau satu peluang didalam 2 x 107.

(Halliday, Fisika Modern : 138)

B. Sifat-Sifat Umum Dari Radiasi-Radiasi Radioaktif


1. Radiasi-radiasi ini mempunyai daya tembus yang tinggi, radiasi-radiasi itu
mempengaruhi plat-plat fotografik, menyebabkan sintilasi pada layar-layar
yang floresen, menimbulkan panas dan menghasilkan perubahan-
perubahan kimia.
2. Bila radiasi dipancarkan habis maka terbentuklah elemen-elemen baru
yang biasanya juga bersifat radioaktif.
3. Pemancaran dari radiasi-radiasi adalah spontan.
4. Pemancaran tidaklah segera tapi dapat meliputi suatu periode waktu.
(Muljono, Fisika Modern : 60)

C. Jenis Peluruhan Radioaktif


Beberapa faktor penting yang menentukan kestabilan inti adalah angka
banding neutron terhadap proton, pasangan nukleon, dan energi pengikat inti per
nukleon. Inti yang tidak stabil disebut radionuklida, bersifat radioaktif karena
secara spontan meluruh dengan memancarkan partikel dan atau radiasi. Partikel
dan atau radiasi tersebut dipancarkannnya untuk mencapai komposisi inti yang
lebih stabil. Jenis partikel atau radiasi yang dipancarkan pada peluruhan radioaktif
meliputi partikel α, negatron atau positron dan gelombang elektromagnetik.

a. Peluruhan Alfa
Fakta menunjukkan bahwa radionuklida yang meluruh dengan pemancaran
partikel α adalah inti radioaktif yang bernomor atom Z ≥ 83. Hal ini dapat
dipahami karena partikel α adalah partikel yang relatif besar maka hanya inti-inti

5
berat yang dapat memancarkannya. Partikel α yang dipancarkan dari peluruhan
suatu radionuklida memiliki energi spesifik (mono-energitik).
(Bunjali, Kimia Inti : 123)
Dalam peluruhan alfa , sebuah partikel α dipancarkan dari sebuah inti. Oleh
karena sebuah partikel α adalah sebuah inti helium, maka inti induknya
kehilangan dua proton dan dua neutron. Oleh karena itu, nomor atom Z nya
berkurang sebanyak dua satuan sedangkan nomor massa A nya berkurang
sebanyak empat satuan, sehingga inti anak, D, dan induk, P, merupakan unsur-
unsur kimia yang berbeda. Dengan menerapkan hukum kekekalan muatan dan
nukleon, maka kita dapat menuliskan peluruhan alfa ini secara simbolik sebagai
𝐴
𝑍𝑃 → 𝐴−4 4
𝑍−2𝐷 + 2𝐻𝑒

Sebagai contoh,

238
92𝑈 → 234 4
90𝑇ℎ + 2𝐻𝑒

(Gautreau, Teori dan Soal-soal Fisika Modern : 193)

b. Peluruhan Beta
Dikenal tiga jenis peluruhan yang digolongkan sebagai peluruhan 𝛽, yaitu
peluruhan dengan pemancaran negatron (𝛽 -), pemancaran positron (𝛽 +) , dan
penangkapan elektron (electron capture, EC). Bila suatu inti mempunyai
kelebihan neutron relatif terhadap isobar yang lebih stabil, kestabilan yang lebih
besar akan dicapai dengan perubahan satu neutron menjadi satu proton. Proses ini
disebut pemancaran negatron atau peluruhan negatron.
1
0𝑛 → 11𝑝 + -1e0 + v
Bila suatu inti mempunyai kelebihan proton relatif terhadap isobar yang lebih
stabil, kestabilan yang lebih besar dicapai dengan pengubahan suatu proton
menjadi neutron. Pengubahan ini dapat dilakukan dengan pemancaran positron
(peluruhan positron) atau dengan penangkapan elektron (EC).
p → n + +1e0 + v
Penangkapan elektron
p + -1e0 → n + v

6
Pemancaran negatron dihasilkan dari peluruhan 𝛽 - yang terjadi jika angka
banding n/p sangat besar. Hal ini dilakukan dengan reaksi partikel untuk
peluruhan negatron, yang dapat dituliskan dalam bentuk :
n → p + 𝛽- + v
0
-1e ekivalen dengan 𝛽 -

Contoh radionuklida yang meluruh dengan pemancaran negatron ialah : 32P

32 32
15P17 → 16𝑆 + +1e0 + v
(Bunjali, Kimia Inti : 125-126)

Pada umumnya suatu peluruhan 𝛽 - dapat dinyatakan sebagai berikut

A A
ZP → Z+1D + e- + v

Jadi, dalam peluruhan 𝛽 - sebuah neutron diubah menjadi proton. Untuk


peluruhan 𝛽 + , dengan sebuah positron dipancarkan, berlaku
A A
ZP → Z−1D + e+ + v
Sehingga disini, sebuah proton diubah menjadi neutron. Salah satu peluruhan
𝛽 + adalah
12
7N → 126C + e+ + v
Dalam proses penangkapan elektron, yang elektron atom terdalamnya
(biasanya elektron K ) ditangkap oleh sebuah inti, maka tak ada partikel
bermuatan yang dipancarkan. Sebagai gantinya, tangkapan elektron ini diikuti
dengan pemancaran sebuah neutrino, yang diikuti dengan pemancaran foton-foton
sinar X karakteristik begitu elektron-elektron terluar melakukan transisi ke tingkat
energi terdalam yang kosong. Proses penangkapan elektron ini dapat dituliskan
sebagai berikut
e- + AZP→ Z−1
A
D + 𝑣̅

yang salah satu contohnya adalah

e- + 74Be→ 73Li+ 𝑣̅

7
(Gautreau, Teori dan Soal-soal Fisika Modern : 195)

c. Peluruhan Gamma
Dalam peluruhan gamma, sebuah inti yang mula-mula berada dalam keadaan
eksitasi melakukan transisi ke suatu keadaan energi yang lebih rendah, dan dalam
proses ini sebuah foton dipancarkan, yang disebut sinar 𝛾 .
Tetapi, berbeda dengan foton-foton yang dipancarkan dalam transisi-transisi
atom, yang energinya berada dalam orde beberapa eV, jangkauan energi sinar
𝛾 adalah dari puluhan keV hingga MeV.
Karena foton sinar 𝛾 tidak bermuatan dan bermassa, maka muatan dan
bilangan atom inti tidak beruah dalam proses peluruhan gamma. Jika inti yang
tereksitasi ini diberi notasi (ZA)*, maka suatu peluruhan gamma menuju ke
keadaan dasar dapat ditulis secara simbolik sebagai
(ZA)*→ (ZA + 𝛾)

(Gautreau, Teori dan Soal-soal Fisika Modern : 193)

D. Contoh Soal
1. Bila isotop belerang- 35 meluruh dengan memancarkan partikel 𝛽 - , maka
akan dihasilkan ?
Jawab :
A A
ZP → Z+1D + e- + v
35 35
16S → 16+1D + e- + v

35
16S → 35 -
17Cl + e + v
35
Maka akan dihasilkan 17Cl

2. Bila kadmium- 113 menyerap neutron, maka akan dihasilkan ?


Jawab :
A
ZP + 10n → A+1ZD
113
48Cd + 10n → 113+1ZD
113
48Cd + 10n → 114
48Cd
114
Maka akan dihasilkan 48Cd

8
238 210
3. Unsur 92U meluruh secara spontan menjadi 82Pb dengan cara
memancarkan partikel α dan 𝛽 -. Dalam proses ini, akan dibebaskan
partikel apa dan berapa banyak ?
Jawab :
238 210
92U→ 82Pb + 7 42α + 4 −10𝛽-
Maka akan dihasilkan 7α dan 4𝛽 -

9
BAB III

PENUTUP

A. Ringkasan
Radioaktivitas mula-mula ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1896. Suatu
unsur yang secara spontan memancarkan radiasi dinamakan sebagai unsur yang
radioaktif.Radiasi-radiasi radioaktif yang dipancarkan mengandung partikel-
partikel α, partikel-partikel 𝛽, partikel-partikel 𝛾. Dalam suatu peluruhan
radioaktif yang khas, sebuah inti pada mulanya tak stabil, yang disebut induk
(parent), memancarkan sebuah partikel dan meluruh menjadi sebuah inti yang
disebut anak (daughter).Inti anak ini dapat berupa inti yang sama pada keadaan
energi yang lebih rendah, seperti hal nya dalam peluruhan-𝛾, atau sebuah inti yang
baru, yang muncul dari peluruhan-α dan 𝛽.
Radiasi-radiasi dari radioaktivitas memiliki sifat antara lain mempunyai daya
tembus yang tinggi, bila radiasi dipancarkan habis maka terbentuklah elemen-
elemen baru yang biasanya juga bersifat radioaktif, pemancaran dari radiasi-
radiasi adalah spontan, dan dapat meliputi suatu periode waktu.
Peluruhan radioaktif terbagi menjadi tiga, yaitu peluruhan alfa, peluruhan
beta, dan peluruhan gamma. Dalam peluruhan alfa , sebuah partikel α dipancarkan
dari sebuah inti. Oleh karena sebuah partikel α adalah sebuah inti Helium, maka
inti induknya kehilangan dua proton dan dua neutron dan dapat dituliskan
peluruhan alfa ini secara simbolik sebagai
𝐴
𝑍𝑃 → 𝐴−4 4
𝑍−2𝐷 + 2𝐻𝑒

Pada peluruhan beta, terdapat tiga jenis peluruhan beta, yaitu peluruhan
negatron (β-), peluruhan positron (𝛽 +) , dan penangkapan elektron (electron
capture, EC).Pada umumnya suatu peluruhan 𝛽 - dapat dinyatakan sebagai berikut

A A
ZP → Z+1D + e- + v

Peluruhan 𝛽 + , dengan sebuah positron dipancarkan, berlaku

A A
ZP → Z−1D + e+ + v

10
Proses penangkapan elektron dapat dituliskan sebagai berikut
e- + AZP→ Z−1
A
D + + 𝑣̅
Dalam peluruhan gamma, sebuah inti yang mula-mula berada dalam keadaan
eksitasi melakukan transisi ke suatu keadaan energi yang lebih rendah, dan dalam
proses ini sebuah foton dipancarkan, yang disebut sinar 𝛾 . Karena foton sinar 𝛾
tidak bermuatan dan bermassa, maka muatan dan bilangan atom inti tidak berubah
dalam proses peluruhan gamma. Peluruhan gamma dapat ditulis secara simbolik
sebagai
(ZA)*→ (ZA + 𝛾)

B. Saran
Demikian makalah ini telah dibuat, apabila ada kritik dan saran yang ingin
disampaikan, dapat menyampaikan kepada tim penulis agar dapat memperbaiki
makalah ini menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : Gramedia.

Bundjali, Bubun. 2002. Kimia Inti. Bandung : ITB.

Gautreau, Ronald, William Savin. 1995. Teori dan Soal-Soal Fisika Modern.
Jakarta : Erlangga.

Halliday, David, Robert Resnick. 1986. Fisika Modern. Jakarta : Erlangga.

Muljono. 2003. Fisika Modern. Yogyakarta : Andi.

Anda mungkin juga menyukai