Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular

yang dapat menyerang semua orang dan bisa menyebabkan kematian jika tidak

ditangani dengan segera. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak

ditemukan pada wilayah tropis dan subtropis. Host alami dari DBD adalah

manusia, sedangkan yang sebagai agent adalah virus dengue. Lalu virus dengue

ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang telah terinfeksi, yaitu

nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan

salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sangat penting di Indonesia

karena angka kejadiannya setiap tahun meningkat. DBD adalah suatu penyakit

yang bersifat endemik, dimana dalam periode tertentu mampu menimbulkan

Kejadian Luar Biasa (KLB). (Candra, 2010; Yogyana, Ibrahim & Bintara, 2013).

Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama

kali terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika

Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Kejadian Luar

Biasa (KLB) besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga

1975 demam berdarah telah menjadi penyebab kematian utama diantara anak –

anak di daerah tersebut. Penyebaran virus ini berkembang begitu cepat. Tahun

1
2

1998, DBD sudah menyebar lebih dari 100 negara. Di tahun yang sama, jumlah

kasus DBD di Indonesia tercatat 50.000 kasus, Vietnam bagian Selatan hampir

120.000 kasus, dan di Thailand 200.000 kasus (Anonim, 2007).

DBD pertama kali dicurigai di Indonesia sejak terjadinya KLB yang

pertama kali, yaitu di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968 dengan jumlah kasus

58 dan kematian 24 orang (Case Fatality Rate/ CFR 41.5 %). Insidensi ini terus

meningkat dan tersebar di hampir seluruh wilayah di Indonesia. (Depkes RI,

2005).

Jumlah kasus DBD di Pekanbaru terhitung dari bulan Januari 2017 hingga

pertengahan Agustus 2018, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota

Pekanbaru mencapai 201 kasus dengan jumlah kasus tertinggi berada di

Kecamatan Tampan, yakni sebanyak 38 kasus. Jika dibandingkan dengan tahun

lalu dan bulan yang sama, kasus DBD saat ini mengalami penurunan, yang mana

pada tahun lalu terdapat 447 kasus (DinKes Kota Pekanbaru dalam

RiauGreen.com, 2018)

Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit menular yang

berbasis lingkungan, artinya lingkungan sangat berperan dalam terjadinya

penularan penyakit tersebut. Beberapa faktor lingkungan, diantaranya faktor

lingkungan fisik yaitu suhu, kelembaban, keberadaan tempat perindukan yang

berpengaruh terhadap perkembangbiakan Aedes aegypti. Lingkungan biologi,

perilaku, dan peran serta masyarakat dalam Program Pemberantasan penyakit

Demam Berdarah Dengue secara tidak langsung akan mempengaruhi populasi


3

vektor yang dapat menimbulkan terjadinya endemi DBD di suatu wilayah (Cecep,

2011).

Berdasarkan penelitian sebelumnya, faktor risiko yang berhubungan

dengan DBD adalah pendidikan, pekerjaan, jarak antar rumah, TPA, mobilisasi,

suhu, kelembaban, kecepatan angin, keberadaan tempat perindukan, keberadaan

tempat istirahat, keberadaan jentik, kebiasaan menggantung baju, faktor

lingkungan fisik, faktor lingkungan biologi, dan faktor lingkungan sosial (Roose,

2008; Widiyanto, 2007; dan Hariani, 2011)

Pada kasus DBD, metode yang tepat untuk mencegah DBD adalah

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M plus (menguras, menutup dan

mengubur) plus nya adalah kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mencegah atau

memberantas nyamuk Aedes aegypti berkembang biak diantaranya penggunaan

kawat kasa, memakai lotion anti nyamuk, dan menggunakan kelambu

(Departemen Kesehatan RI, 2005).

Komitmen negara-negara ASEAN yang mencanangkan ASEAN Dengue

Day (ADD) untuk pertama kalinya pada tanggal 15 Juni 2011 di Jakarta dan

selanjutnyadiselenggarakan setiap tahun oleh semua negara anggota ASEAN.

Pada 2017 ini ADD yang dilaksanakan di Indonesia berupa rangkaian kegiatan

dengan fokus anak sekolah. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang penularan DBD dan bahayanya, penemuan dan

tata laksana dengue yangdapat dilakukan disekolah, dirumah dan lingkungan serta
4

meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat untuk melakukan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) (Kemenkes RI, 2017).

Pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat tentang pencegahan pada

umumnya masih kurang. Menurut pengertian dasar, perilaku masyarakat bisa

dijelaskan merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan

yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,

serta lingkungan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan,

persepsi, dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice)

(Suyasa, 2018).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau didapatkan bahwa

Riau merupakan salah satu Provinsi yang masih mengalami peningkatan kasus

DBD. Sepanjang tahun 2016 tercatat 3.272 kasus DBD, mengalami peningkatan

sebanyak 1.272 kasus dibandingkan tahun 2015 tercatat 2000 kasus, dan

Kabupaten Indragiri Hulu menjadi salah satu kabupaten dengan jumlah kasus

DBD terbanyak di provinsi riau. Pada tahun 2016, Kabupaten Indragiri Hulu

menempati posisi ke-7 dengan 193 kasus.

Berdasarkan hasil pengumpulan data, di Wilayah Kerja Puskesmas

Pangkalan Kasai Kabupaten Indragiri Hulu didapatkan bahwa pada tahun 2016

terdapat 44 kasus, dan pada tahun 2017 terdapat 33 kasus. Hal ini disebabkan

masyarakat yang belum mampu melaksanakan cara pencegahan yang telah

disosialisasikan oleh pihak Puskesmas.


5

Berdasarkan hasil observasi bahwa masih banyak masyarakat yang tidak

melakukan program “3M Plus” dengan tepat, yaitu tidak melakukan kebiaaan

menguras Tempay Penampungan Air, tidak menutup TPA, tidak mengubur

barang – barang bekas, masih banyak terdapatnya baju yang bergantungan

didalam rumah, tidak melakukan kebiasaan memakai lotion anti nyamuk, dan

masih kurangnya kesadaran akan gotong royong untuk menjaga kebersihan rumah

dan lingkungan. Hal tersebut secara sederhana dapat memberikan gambaran

bahwa wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Kasai mempunyai tingkat risiko

penyakit DBD yang tinggi.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan Faktor Lingkungan dan Prilaku Keluarga

dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja

Puskesmas Pangkalan Kasai Kabupaten Indragiri Hulu”.

B. Rumusan Masalah

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah penderita

serta semakin luas penyebarannya. Kondisi lingkungan yang buruk, genangan air

yang tertampung dalam suatu wadah, tempat pemukiman yang padat, kurangnya

kesadaran masyarakat akan kebersihan khususnya untuk menguras bak mandi dan

gerakan pemberantasan sarang nyamuk, adalah merupakan faktor pencetus


6

berkembang biaknya nyamuk Ae. aegypti sebagai penyebab penyakit demam

berdarah.

Berdasarkan hasil pengumpulan data di Wilayah Kerja Puskesmas

Pangkalan Kasai Kabupaten Indragiri Hulu didapatkan bahwa pada tahun 2016

terdapat 44 kasus dan pada tahun 2017 terdapat 33 kasus. Pada tahun 2016,

Kabupaten Indragiri Hulu menempati posisi ke-7 dengan 193 kasus. Hal ini

disebabkan masyarakat yang belum mampu melaksanakan cara pencegahan yang

telah disosialisasikan oleh pihak Puskesmas.

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti ingin mengetahui “Apakah

ada Hubungan Faktor Lingkungan dan Prilaku Keluarga dengan Kejadian

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkalan

Kasai Kabupaten Indragiri Hulu?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan

Faktor Lingkungan dan Prilaku Keluarga dengan Kejadian Demam Berdarah

Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkalan Kasai Kabupaten

Indragiri Hulu.
7

2. Tujuan Khusus

Ada pun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi faktor lingkungan baik secara fisik

maupun non fisik dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di

Wilayah Kerja Puskesmas Pangkalan Kasai Kabupaten Indragiri Hulu.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi prilaku keluarga dengan kejadian

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkalan

Kasai Kabupaten Indragiri Hulu.

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian Demam Berdarah Dengue

(DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkalan Kasai Kabupaten Indragiri

Hulu.

d. Untuk mengetahui Hubungan Faktor Lingkungan dan Prilaku Keluarga

dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja

Puskesmas Pangkalan Kasai Kabupaten Indragiri Hulu

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Instansi Terkait

Penelitian ini sebagai bahan informasi terhadap terjadinya kasus

Demam Berdarah Dengue(DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkalan

Kasai Kabupaten Indragiri Hulu.


8

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini sebagai media informasi kepada masyarakat tentang

pentingnya Hubungan Faktor Lingkungan dan Prilaku Keluarga dengan

Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas

Pangkalan Kasai Kabupaten Indragiri Hulu.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk menambah pengetahuan, wawasan serta sebagai referensi dalam

meneliti tentang Hubungan Faktor Lingkungan dan Prilaku Keluarga dengan

Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas

Pangkalan Kasai Kabupaten Indragiri Hulu.

Anda mungkin juga menyukai

  • METODOLOGI PENELITIAN DIABETES
    METODOLOGI PENELITIAN DIABETES
    Dokumen8 halaman
    METODOLOGI PENELITIAN DIABETES
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluha1 Luka Bakar
    Satuan Acara Penyuluha1 Luka Bakar
    Dokumen10 halaman
    Satuan Acara Penyuluha1 Luka Bakar
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen10 halaman
    Bab V
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • SOP Suction
    SOP Suction
    Dokumen2 halaman
    SOP Suction
    moch. imam
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen10 halaman
    Bab V
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan
    Surat Pernyataan
    Dokumen1 halaman
    Surat Pernyataan
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • METODOLOGI PENELITIAN DIABETES
    METODOLOGI PENELITIAN DIABETES
    Dokumen8 halaman
    METODOLOGI PENELITIAN DIABETES
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen2 halaman
    Bab Vi
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen4 halaman
    Bab Iv
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Riwayat Hidup Peneliti
    Riwayat Hidup Peneliti
    Dokumen1 halaman
    Riwayat Hidup Peneliti
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen13 halaman
    Bab 2
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen1 halaman
    Bab 2
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab IV
    Bab IV
    Dokumen3 halaman
    Bab IV
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen8 halaman
    Bab V
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab IV
    Bab IV
    Dokumen3 halaman
    Bab IV
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • BAB VI OKE (Revisi 1)
    BAB VI OKE (Revisi 1)
    Dokumen2 halaman
    BAB VI OKE (Revisi 1)
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Halama Depan
    Halama Depan
    Dokumen11 halaman
    Halama Depan
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru Pada Bayi Baru Lahir Rendah Rsud Arifin Achmad
    Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru Pada Bayi Baru Lahir Rendah Rsud Arifin Achmad
    Dokumen1 halaman
    Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru Pada Bayi Baru Lahir Rendah Rsud Arifin Achmad
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen13 halaman
    Bab 2
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • BAB V OKE (Revisi 1)
    BAB V OKE (Revisi 1)
    Dokumen10 halaman
    BAB V OKE (Revisi 1)
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen2 halaman
    ABSTRAK
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Poli Umum
    Poli Umum
    Dokumen1 halaman
    Poli Umum
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    yogi andika saputra
    Belum ada peringkat
  • BAB IV OKE (Revisi 1)
    BAB IV OKE (Revisi 1)
    Dokumen3 halaman
    BAB IV OKE (Revisi 1)
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab IV
    Bab IV
    Dokumen3 halaman
    Bab IV
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Diabetes Melitus
    Leaflet Diabetes Melitus
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Diabetes Melitus
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Diabetes Melitus
    Leaflet Diabetes Melitus
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Diabetes Melitus
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat