BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Etiologi
Penyebab infeksi adalah kompleks Mycobacterium tuberculosis.
Kompleks ini termasuk Mycobacterium Tuberculosis dan
Mycobacterium Africanum terutama berasal dari manusia dan
Mycobacterium bovis yang berasal dari sapi. Mycobacteria lain
biasanya menimbulkan gejala klinis yang sulit dibedakan dengan TBC.
Etiologi penyakit TBC dapat diidentifikasi dengan kultur (Kunoli,
2012).
TB paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis sejenis
kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um, dan tebal
0,3-0,6/um. Kuman terdiri dari asam lemak, sehingga kuman lebih
tahan asam dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Sifat lain dari
kuman ini adalah aerob yang menyukai daerah dengan banyak
oksigen, dan daerah yang memiliki kandungan oksigen tinggi yaitu
apikal/apeks paru. Daerah ini menjadi predileksi pada penyakit
tuberculosis (Bararah & Jauhar, 2013).
2.1.4 Patofisiologi
Port desentri kuman Mycobaktrium Tuberculosis adalah
saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada
kulit. Kebanyakan infeksi terjadi melalui udara (air bone), yaitu
melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman hasil
tuberculosis yang terinfeksi (Ardiansyah, 2012).
14
Intervensi :
1) Pantau TTV
R/: Untuk mengetahui keadaan umum pasien.
2) Observasi suhu kulit dan catat keluhan demam.
R/: Untuk mengetahui peningkatan suhu tubuh pasien.
3) Berikan masukan cairan sesuai kebutuhan perhari, kecuali
ada kontraindikasi.
R/: Untuk menanggulangi terjadinya syok hipovolemik.
4) Berikan kompres air biasa/hangat
R/: Untuk menurunkan suhu tubuh.
5) Kolaborasi pemberian cairan IV.
R/: Untuk menanggulangi terjadinya syok hipovolemi.
6) Kolaborasi pemberian obat antipiretik.
R/: Untuk menurunkan suhu tubuh yang bekerja langsung
di hipotalamus.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan organisme purulen
(Somantri, 2012)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x
24 jam, penyebaran infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Klien mampu memperlihatkan perilaku sehat (menutup
mulut saat bersin, batuk).
Tidak muncul tanda-tanda infeksi lanjutan
Intervensi :
1) Instruksikan kepada klien jika bersin atau batuk
menggunakan tissue.
R/: Mengurangi resiko anggota keluarga untuk tertular
dengan penyakit yang sama dengan klien.
30
2.2.5 Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan
yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersambung dengan
melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien
dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada
tahap perencanaan (Setiadi, 2012).