NAPZA
NAPZA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat,
namun,lebih dikenal sebagai obat psikotropika karena adanya kandungan
zat tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya
mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Tanaman ganja biasanya
dibuat menjadi rokok mariyuana. (Wikipedia, 2018).
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa marijuana alias ganja memiliki kegunaan medis
yang menguntungkan. Namun di sisi lain, ganja bisa menjadi sangat adiktif dan mempengaruhi
otak. Ganja disebut bisa mengubah otak sedemikian rupa, sehingga perilaku penggunanya pun
berubah. Ganja atau cannabis sativa adalah tumbuhan penghasil serat, namun lebih dikenal
sebagai obat psikotropika, karena adanya kandungan zat tetrahidrokanabinol (THC). THC dapat
membuat pemakainya mengalami euforia berupa rasa senang yang berkepanjangan, tanpa sebab,(
Kompas, 2018).
Prevelensi penyalahgunaan narkoba di dunia sejak tahun 2006 sampai 2013 mengalami
peningkatan. Besarnya prevelensi penyalahgunaan di dunia di estimasi 4,9 % atau 208 juta
pengguna di tahun 2006 kemudia mengalami sedikit penurunan di tahun 2008 dan 2009 menjadi
4,6% dan 4,8%. Kemudian meningkat kembali menjadi 5,2% di tahun 2011 dan tetap stabil
hingga 2013. Secara absolute diperkirakan 167 hingga 315 juta orang penyalahguna dari populasi
penduduk dunia berumur 15-64 tahun yang menggunakan narkoba minimal sekali dalam setahun
di tahun 2013 (UNODC, 2015).
Di indonesia sendiri Pada tahun 2014, Badan Narkotika Nasional (BNN) melaporkan bahwa
ada sekitar dua juta pengguna ganja di Indonesia, menjadikan ganja sebagai zat yang paling
banyak digunakan di Indonesia, diikuti oleh stimulan jenis amfetamin (Amphetamine-Type
Stimulants, ATS) seperti metamfetamin (shabu) dan ekstasi. Hampir semua ganja yang
dikonsumsi di Indonesia diproduksi di Aceh, bagian paling-ujung utara pulau Sumatera, serta di
beberapa wilayah lain di Sumatera, yang kemudian didistribusikan ke seluruh negeri. Budidaya
ganja skala kecil juga mungkin ditemukan dan diangkut dari Garut, Jawa Barat, serta Papua,
sebagaimana yang disampaikan oleh lembaga advokasi Lingkar Ganja Nusantara (LGN).
Menurut PKNI (Persaudaraan Korban NAPZA Indonesia), meskipun dikategorikan sebagai
obat Golongan I (yakni zat yang sangat berbahaya yang tak mempunyai nilai medis), banyak
sekali pengguna napza yang menganggap ganja tidak begitu berbahaya dibandingkan dengan zat
terlarang lainnya, terutama jika dibandingkan dengan zat-zat yang lebih adiktif seperti heroin.
1
Meskipun demikian, karena meningkatnya sikap anti-napza yang ditunjukkan oleh pemerintah
Indonesia melalui kebijakan nol-toleransi terhadap penggunaan napza, penggunaan ganja jarang
sekali diangkat sebagai topik pembahasan secara khusus. Aspek-aspek budaya, tradisional, dan
potensi medis tanaman ganja yang signifikan di negeri ini pun jarang dibicarakan.
Ambiguitas perundang-undangan tentang napza saat ini sering memicu terjadinya viktimisasi
pengguna ganja yang secara keliru dituduh sebagai pengedar, atau yang mengalami keterbatasan
atau bahkan tidak mempunyai akses bantuan hukum selama menjalani proses hukum. Jebakan
dan pemerasan oleh penegak hukum dan petugas keamanan juga terjadi di mana-mana.
Upaya pemerintah dalam mengurangi tingkat over-kapasitas penjara dengan mengirimkan
para pengguna ke pusat rehabilitasi telah memicu berbagai kritik, terutama karena penerapan
metode yang bermasalah (seperti pelaksanaan tes urine paksa dan pembocoran rahasia pasien),
serta program rehabilitasi wajib yang dipertanyakan efektivitasnya, terlebih karena sebagian besar
pengguna ganja tidak mengalami masalah-masalah pribadi maupun sosial akibat mengonsumsi
ganja.
Dengan memberlakukan dekriminalisasi atas konsumsi ganja, dan atas kepemilikan dan
budidaya skala kecil untuk konsumsi ganja pribadi, pemerintah dapat mengatasi berbagai masalah
seperti over-kapasitas penjara dan kasus pemerasan oleh aparat penegak hukum terhadap
pengguna ganja. Dekriminalisasi juga dapat membantu proses penghematan anggaran, sehingga
sumber daya manusia dan finansial yang terbatas dapat dialokasikan untuk menangani konsumsi
napza yang bermasalah.
B. Tujuan
1. Mengtahui pengertian, jenis-jenis dan sejarah ganja.
2. Mengetahui mekanisme kerja zat yang digunakan klien (ganja).
3. Mengetahui tanda dan gejala zat Napza (Ganja) yang digumakan klien.
4. Mengetahui pengaruh dan efek samping dari ganja (Biologis, Psikologis, Sosial, Budaya)
5. Cara mengetahui cara penanganan penggunaan Napza.
6. Mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan ketergantungan obat
(Ganja) pada penyelesaian kasus 5.
C. Manfaat
Memberikan pengetahuan untuk mengenal Ganja, tanda dan gejala, pengaruh atau bahaya dari
ganja, dampak dari penggunaan ganja dan cara penanganan penggunaan Ganja dalam praktik
keperawatan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus
Klien bernama Tn. S klien berumur 29 tahun, jenis kelamin laki-laki, beragama
Islam,pendidikan terakhir klien SLTA, alamat klien Jl. Jatiasih gang rambutan no.21 RT 06
/01 Bekasi. Status klien sudah menikah. Dan usia pertama kali menikah umur 24 tahun, klien
tinggal bersama istri dan kedua anaknya, sumber keuangan klien dari gaji, pekerjaan klien
sebelum masuk RSKO adalah sebagai pegawai swasta. Kesehatan istri dan anak anaknya
dalam keadaan sehat, dan di dalam keluarganya tidak ada yang yang pernah mrnggunakan
NAPZA.
Klien masuk ke RSKO karena permintaan dari keluarga dan klien pun tidak menolak
karna klien pun ingin sembuh dan motivasi klien adalah ingin benar benar sembuh dari
kecanduan kilen terhadap NAPZA. Zat yang digunakan klien adalah adalah ganja klien
pertama kali memakai Zat ini dari tahun1999 dan sempat berhenti sekitar 2 tahun tanpa
pengobatan. Klien baru pertama kali masuk ke RSKO dan alasan klien menggunakan NAPZA
karena tersedianya dan tekanan dari teman-teman sebayanya, lokasi yang digunakan klien
untuk menggunakan NAPZA adalah di tempat yang sepi. Klien menghabiskan uang untuk
membeli NAPZA dalam 1 bulan terakhir sekitar RP.800.000,-
Pola hidup klien cukup baik, klien mandi 2 kali sehari , klien tidur siang 2 jam, klien BAB 1
kali sehari dan BAK 4-5 kali sehari. Klien bangun tidur jam 07.08. Selama di RSKO aktifitas
klien mencuci baju, berolah raga main billiard dan berinteraksi dengan teman temannya, klien
makan 3 kali sehari dan makan selingan 1-2 kali sehari.
Klien belum pernah tes HIV, HCV dan TBC. Klien belum pernah sakit yang sampe di
rawat di Rumah Sakit selama menjadi pengguna NAPZA klien tidak pernah menjadi
pendonor darah. Dan klien juga mengatatakan tidak pernah mengalami masalah serius dalam
hubungan di keluarga baik itu ayah, ibu, adik, istri, tetangga, bahkan teman temannya,
perasaan klien saat ini adalah sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu. Klien tidak
mempunyai riwayat criminal atau berhubungan dengan polisi. Klien hanya berhubungan seks
denngan istrinya saja, dan klien mengatakan tida pernahh memiliki penyakit menular seksual
(PMS).
4
Klien tidak pernah menggunakan NAPZA suntik karena menurut klien menggunakan
jarum suntik secara bergantian dapat menularkan penyakit, klien tahu penyebab dari HIV dan
hepatitis C, klien mengetahui sumber informasi tersebut dari petugas kesehatan dan dari
internet. Saat klien di ajak bicara nyambung tapi cendrung ingin cepat cepat mengakhiiri
obrolan, penampilan klien pun rapih dan tida ada gangguan pola pikir, alam perasaan klien
sesuai saat bercerita sedih raut muka klien tampak sedih, klien sangat dekat dengan istrinya
menurut klien istrinya adalah orang dapat di percaya saat ini, klien mengatakan selalu terbuka
terhadap masalah pada keluarganya, dan klien pernah mengikuti organisasi karang taruna,
menurut klien, klien tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
Klien mengatakan puas dengan bentuk fisik yang dimiliki, dan klien merasa puas menjadi
seorang laki-laki , klien mampu menjalankan peran sebagai seorang suami dan seorang ayah.
Klien mengatakan mempunyai harapan buat sembuh dan cukup percaya diri buat sembuh dari
ketergantungan penggunaan NAPZA, klien juga sadar penggunaan zat bertentangan dengan
agama dan budaya.
A. IDENTITAS PRIBADI
a. Nama lengkap : Tn.S
b. Nama panggilan : Tn.S
c. Nama penanggung jawab : Ny.A
d. Pekerjaan penanggung jawab : Ibu Rumah Tangga
e. Hubungan penanggung jawab dengan pasien : Istri
f. Tempat, tanggal lahir : Bogor, 20 maret 1990
g. Jenis kelamin : Laki-laki
h. Kewarganegaraan : WNI
i. Alamat lengkap : klien Jl. Jatiasih gang rambutan no.21 RT 06
/01 Bekasi.
j. Pendidikan terakhir : SLTA
k. Agama : Islam
l. Status pernikahan :
Menikah Bercerai Belum menikah
m. Frekuensi menikah : 1 kali
n. Usia saat pertama kali menikah : 24 tahun
5
o. Sumber keuangan :
Gaji Teman Jadi bandar
Keluarga Pensiunan Lainnya, ________
p. Status tempat tinggal saat ini :
Bersama orangtua Tidak punya tempat tinggal
Bersama teman Tinggal sendiri
Bersama sanak keluarga
q. Pekerjaan sebelum masuk RS : Pegawai Swasta
r. Anggota keluarga yang juga memakai NAPZA : Tidak ada
s. Jenis zat yang pernah dipakai keluarga : Ganja
t. Daftar anggota keluarga :
(ayah kandung, ibu kandung, saudara kandung, istri/suami, anak)
6
f. Alasan penggunaan NAPZA :
Ingin tahu atau coba-coba Tersedianya NAPZA
Hubungan sex Tekanan sebaya
Frustasi Melarikan diri dari masalah
Rekreasi Lainnya: ___________
Mencari kesenangan
g. Jumlah uang yang dihabiskan untuk membeli NAPZA dalam 1 bulan terakhir:
Rp.800.000,-
h. Perkembangan penggunaan Napza
:
No Jenis Zat Tahun Waktu Cara Frekuensi
Pemakaian Pemakaian Pemakaian Pemakaian dan
Pertama Terakhir Jumlah Zat
1 Ganja 1999 2 tahun terakhir Dihisap -
C. POLA HIDUP
1. Mandi : 2 kali / hari
2. Tidur siang :
Ya, 2 jam Tidak
3. Jam tidur malam :-
4. Jam terbangun di pagi hari : 07.08
5. Aktivitas harian sebelum masuk RSKO : Bekerja sebagai pegawai swasta
6. Aktivitas harian selama di RSKO : Aktifitas klien mencuci baju, berolah raga main
7
billiard dan berinteraksi dengan teman temannya.
7. Makan : 3 kali / hari
8. Makanan selingan : 1-2 kali/ hari
9. BAB (buang air besar) : 1 kali /hari
10. BAK (buang air kecil) : 4-5 kali/hari
D. KONDISI KESEHATAN
1. Penyakit yang pernah diderita sebelumnya : Tidak ada
2. Riwayat dirawat di rumah sakit : Tidak Pernah
3. Anda sedang menggunakan obat yang diresepkan secara teratur :
Ya, Tidak
sebutkan,____________________
4. Status HIV:
Tidak tahu Tes positif Hasil tes tidak
Belum pernah tes Tes negatif diketahui
5. Status HCV:
Tidak tahu Tes positif Hasil tes tidak
Belum pernah Tes negatif diketahui
tes
6. Status TBC:
Tidak tahu Rontgen foto Tes BTA 3x
Belum periksa positif positif
Rontgen negatif Tes BTA 3x
negatif
7. Jika sakit, sering berkonsultasi pada
Dokter Mengobati sendiri
Apotik/farmasis Tidak diobati
Pengobatan alternatif
8. Pernah menjadi pendonor darah selama menggunakan NAPZA?
Ya, tahun____ Tidak
E. KONDISI PSIKIS
1. Apakah anda pernah mengalami masalah serius dalam berhubungan dengan :
8
Ibu, jelaskan
_______________________________________________________________
Ayah, jelaskan
______________________________________________________________
Adik / kakak, jelaskan
________________________________________________________
Suami / istri, jelaskan
________________________________________________________
Keluarga lain yang berarti, jelaskan
_____________________________________________
Pacar , jelaskan
_____________________________________________________________
Teman akrab, jelaskan
_______________________________________________________
Tetangga, jelaskan
__________________________________________________________
Teman sekerja, jelaskan : klien mennggunakan napza akibat dari tekanan teman
sebayanya.
2. Perasaan saat ini :
Depresi serius-kesedihan Sulit merasa relaks
Putus asa Sulit berkonsentrasi atau
Kehilangan minat mengingat sesuatu
Kesukaran dalam melakukan Kesulitan mengontrol amarah
kegiatan sehari-hari Kadang melihat / mendengar
Ketegangan sesuatu yang tidak ada objeknya
Gelisah Lainnya, sebutkan
Kekhawatiran yang berlebihan ______________
3. Pernah terpikir untuk bunuh diri :
Ya,___ kali, Tidak
karena_______________
9
Ya, tahun pertama Tidak
suntik__________
2. Pernah bertukar jarum suntik:
Ya Tidak
3. Jenis zat yang pernah disuntik : _____________________________________________
4. Frekuensi menyuntik dalam 1 hari : _____ kali
5. Alasan menyuntik:
Ingin tahu/coba- Kualitas obat Lainnya,
coba kurang baik ________
Lebih murah Lebih nyaman
Cepat dan lebih Teman/pasanga
pas n menyuntik
H. PERILAKU SEKSUAL
10
1. Apakah Anda pernah melakukan hubungan seksual?
Ya Tidak
2. Jika pernah, dengan siapa?
Pasangan Sesama Lainnya______
Anak pengguna __
Pacar NAPZA
PSK
3. Pernah menderita penyakit infeksi menular seksual?
1-3 bulan lalu Lebih dari 1 tahun lalu
3-6 bulan lalu` Tidak tahu
Kurang dari 1 tahun lalu
4. Pernah menggunakan kondom saat berhubungan seks?
Selalu Sering Kadang-kadang
Jarang
Tidak pernah
I. PENGETAHUAN TENTANG VIRUS YANG DITULARKAN MELALUI DARAH
1. Menurut Anda, apakah bertukar jarum suntik dapat menularkan penyakit?
Ya Tidak
2. Apakah yang Anda ketahui tentang HIV/AIDS?
Pengertian karena menurut klien menggunakan
Penyebab jarum suntik secara bergantian dapat
K. HUBUNGAN SOSIAL
1. Orang yang dekat/ dipercaya saat ini
Bila ada, sebutkan klien sering bercerita dengan istrinya
L. KONSEP DIRI
1. Gambaran diri
a. Puas dengan bentuk fisik yang ada ()
b. Tidak menerima cacat fisik yang ada
c. Tidak puas dengan bentuk fisik yang ada
d. Lain-lain ..........
Jelaskan :
2. Identitas
a. Puas dengan status/ posisi sekarang ()
b. Puas sebagai laki-laki/ perempuan
c. Tidak puas dengan status/ posisi sekarang
d. Tidak puas sebagai laki-laki/ perempuan
e. Jelaskan
3. Peran
a. Puas dengan peran yang diemban saat ini ()
b. Mampu menjalankan peran tersebut ()
4. Ideal diri
a. Memiliki cita-cita yang akan dicapai
b. Adanya harapan untuk sembuh ()
c. Tidak memiliki cita-cita yang akan dicapai
d. Tidak memiliki harapan untuk sembuh
5. Harga Diri
a. Percaya diri ()
b. Tidak konsisten/ mudah terpengaruh
c. Tidak percaya diri
Masalah Keperawatan : koping individu tidak efektif
13
M. SPIRITUAL
1. Nilai dan keyakinan :
a. Menggunakan zat bertentangan dengan nilai agama dan budaya ()
b. Menggunakan zat tidak bertentangan dengan nilai agama dan budaya
c. Lain-lain .........
2. Kegiatan ibadah
a. Melakukan ibadah secara rutin/ teratur ()
b. Melakukan ibadah jarang-jarang
c. Tidak pernah melakukan kegiatan ibadah
d. Tidak memiliki pengetahuan cara melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan
agamanya.
Masalah keperawatan : ..................
N. Sumber koping
Komunikasi dalam keluarga
Sistem pendukung sosial
Kegiatan yang biasa dilakukan
Ketrampilan kerja
Kemampuan menurunkan stres
Motivasi perilaku
O. FUNGSI KOGNITIF
1. Konsentrasi:
Baik Buruk, , sulit berkonsentrasi
2. Daya ingat:
Baik Buruk, sulit mengingat sesuatu
3. Pikiran obsesif:
Ya, _______________ Tidak
4. Halusinasi:
Ya, _______________ Tidak
P. PEMERIKSAAN FISIK
14
1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg pernapasan : 20x/menit
Nadi : 90x/menit Suhu : 36,5 oCelcius
2. Pemeriksaan sistemik
a. Sistem pencernaan : bising usus normal 7x/mnt
b. Sistem kardiovaskuler : irama jantung reguler terdengar bj 1 dan bj 2
c. Sistem respiratori : tidak ada suara nafas tambahan
d. Sistem saraf pusat : orientasi baik, tetapi sulit mengingat dan
berkonsentrasi
e. THT dan kulit : tidak ada masalah
15
8. Lampirkan rencana asuhan keparawatan sesuai diagnosa yang ditegakkan
Jakarta, 27/02/1019
Tn. S
16
A. ANALISA DATA
Ansietas
Stressor
17
B. Diagnosa Keperawatan
1. Koping Individu Tidak Efektif
2. Ansietas
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
18
2. Meningkatkan 2. Menunjukkan Diskusikan
motivasi untuk motivasi yang kuat keinginan untuk
berhenti untuk berhenti berhenti
menggunakan
zat
Latihan cara cara
meningkatkan
motivasi seperti
berpikir positif,
teknik afirmasi/
penguatan
motivasi
19
masalah dengan
sikap dan
perilaku positif
20
menimbulkan
ansietas
bantu pasien
mengenal
penyebab
ansietas
bantu pasien
menyadari
perilaku
penyebab
ansietas.
3. Klien dapat 3. menerapkan cara Ajarkan klien
mengurangi mengurangi ansietas untuk
ansietas : dengan cara : teknik menggunakan
menggunakan relaksasi, distraksi, teknik relaksasi
teknik relaksasi, hipnotis 5 jari dalam
distraksi, hipnotis 5 menurunkan
jari. tingkat ansietas
Ajarkan klien
untuk
menggunakan
teknik distraksi
dalam
menurunkan
tingkat ansietas
Ajarkan klien
untuk
melakukan
hipnotis 5 jari
dalam
menurunkan
tingkat ansietas
21
4. Klien dapat 4. klien mampu Diskusikan
mengurangi mengurangi ansietas dengan
ansietas : secara dengan cara spritual keyakinan yang
Spiritual dianut oleh
pasien
Latih cara
mengontrol
ansietas sesuai
keyakinan
pasien.
Motivasi klien
untuk
melakukannya.
5. Klien dapat 5. klien mampu jelaskan tentang
mengurangi mengurangi ansietas prinsip 5 benar
ansietas : patuh dengan cara patuh minum obat
minum obat minum obat jelaskan manfaat
obat
jelaskan
pentingnya
minum oabt
teratur
jelaskan tentang
pentingnya
kontunitas
minum oabt.
22
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil pengkajian dari klien Tn. S, klien berumur 29 tahun, jenis kelamin laki-laki, beragama
Islam, klien tinggal bersama istri dan kedua anaknya, Kesehatan istri dan anak anaknya dalam
keadaan sehat, dan di dalam keluarganya tidak ada yang yang pernah mrnggunakan NAPZA.sebelum
masuk ke RSKO klien bekerja sebagai pegawai swasta. Klien masuk ke RSKO karena keinginan
keluarga dan keinginan dirinya sendiri. . Zat yang digunakan klien adalah ganja klien pertama kali
memakai Zat ini dari tahun1999 dan sempat berhenti sekitar 2 tahun tanpa pengobatan. Klien baru
pertama kali masuk ke RSKO dan alasan klien menggunakan NAPZA karena tersedianya dan tekanan
dari teman-teman sebayanya, lokasi yang diguankan klien untuk menggunakan NAPZA adalah di
tempat yang sepi. Klien menghabiskan uang untuk membeli NAPZA dalam 1 bulan terakhir sekitar
RP.800.000,-.800.000,-
Klien mandi 2 kali sehari , klien tidur siang 2 jam, klien BAB 1 kali sehari dan BAK 4-5 kali
sehari. Klien bangun tidur jam 07.08. Selama di RSKO aktifitas klien mencuci baju, berolah raga
main billiard dan berinteraksi dengan teman temannya, klien makan 3 kali sehari dan makan selingan
1-2 kali sehari dan penampilan jlien rapih. Klien belum pernah tes HIV, HCV dan TBC. Klien belum
pernah sakit yang sampe di rawat di Rumah Sakit selama menjadi pengguna NAPZA klien tidak
pernah menjadi pendonor darah. Klien tidak memiliki penyakit menular seksual (PMS), tidak ada
masalah saat bersosialisai atau berhubungan dengan orang lain, hubungan dengan keluarga baik, klien
tidak pernah menggunakan NAPZA suntik karena bisa menukarkan HIV, klien tau penyebab penyakit
HIV dan hepatitis C dari petugas kesehatan dan internet.
Klien nyambung saat di ajak bicara tapi cenderung cepat mengakhiri obrolan, klien tampak sedih,
klien mengatakan paling dekat dengan istrinya karena menurutnya istrinya orang yang dapat
dipercaya, terbuka pada keluarganya. Saat dtanya klien mengatakan puas dengan bentuk fisik yang
dimiliki, dan klien merasa puas menjadi seorang laki-laki , klien mampu menjalankan peran sebagai
seorang suami dan seorang ayah. Klien mengatakan mempunyai haran buuat sembuh dan cukup
percaya diri buat sembuh dari ketergantungan penggunaan NAPZA, klien juga sadar penggunaan zat
bertentangan dengan agama dan budaya.
Bedasarkan hasil pengkajian diatas , Tn. S awalnya menggunakan napza akibat paksaan dari
teman-temannya, karena tersedianyaa ganja dan suka memakai ganja ditempat yang sepi, saat diajak
bicara klien tampak ingin cepat mengakhiri pembicaraan, klien mengatakan sulit berkonsentrasi dan
sering lupa, sehingga setelah dilakukan analisa data dari kasus didapatkan 2 diagnosa yaitu : koping
individu tidak efektif dan ansietas. Kami memfokuskan mengatasi kedua diagnose yaitu koping
23
individu tidak efektif kami menjelaskan kepada klien tentang penggunaan zat dan akibatnya,
memotivasi klien untuk konsisten berhenti menggunakan zat-zat tersebut, dan memotivasi klien untuk
terus berkeinginan kuat dalam penyembuhan dan memotivasi keluarga untuk membantu proses
kesembuhan klien. Lalu masalah ansietas kami menjelaskan klien untuk mengenan apa itu ansietas,
penyebab yang dapat menimbulkan ansietascara mengatasi ansietas dengan cara distraksi, relaksasi,
hipnotis 5 jari, dengan cara spiritual dan patuh minum obat.
24
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil
serat, namun,lebih dikenal sebagai obat psikotropika karena adanya kandungan
zat tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya
mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Tanaman ganja
biasanya dibuat menjadi rokok mariyuana. (Wikipedia, 2018).
Dari kasus 5 dimana Tn. S dengan ketergantungan ganja, setelah dilakukan penkajian
dan menganalisa data didapatkan 2 diagnosa keperawatan yaitu koping individu tidak
efektif dan ansietas. Setelah menemukan diagnosa tentang kondisi klien perawat
menyusun intervensi dimana diharapkan setelah dilakukan intervensi Koping Tn. S
menjadi efektif dank lien tidak mengalami ansietas.
25
DAFTAR PUSTAKA
Info Datin.2017. Anti narkoba sedunia Kemenkes RI. diakses pada tanggal 23 februari pukul
Kompas.2018. Mari Mengenal Efek Baik dan Buruk Ganja. diakses pada tanggal 23 februari pukul
baik-dan-buruk-ganja.
Putri. Blickman. 2016. Ganja di Indonesia pola konsumsi, produksi, dan kebijakan : transional
https://www.tni.org/files/publication-downloads/dpb_44_web_def_bahasaindonesia.pdf.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ganja
26