Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUGAS BESAR

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA
POWER SUPPLY

Oleh :
Kelompok 2
NAMA MAHASISWA NIM
1. Ahmad Wahyu Tri Utama 141910201030
2. Dwi Sukma Aji 141910201031
3. Drajat Kurniawan 141910201033
4. Joni Pranata 141910201034
5. Rizqi Afif 141910201036

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN TERAPAN


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO STRATA 1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2015
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ....................................................................................................... i


Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori .................................................................................................. 2
2.2 Komponen Utama Catu Daya ....................................................................... 3
Trafo (Penurun Tegangan)
Dioda Rectifier (Penyearah)
Filter (Penyaring)
Stabilizer dan Regulator
2.3 Prinsip Kerja ................................................................................................. 4
Prinsip Kerja Catu Daya
Penyearah (Rectifier)
Voltage Regulator
2.4 Alat dan Bahan ............................................................................................. 11
2.5 Gambar Rangkaian ....................................................................................... 12
2.6 Langkah-langkah Pembuatan Catu Daya ..................................................... 13
2.7 Pembahasan .................................................................................................. 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 16\

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Catu daya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus
listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Catu daya menjadi bagian yang penting dalam
elektonika yang berfungsi sebagai sumber tenaga listrik misalnya pada baterai atau accu. Catu
daya (Power Supply) juga dapat digunakan sebagai perangkat yang memasok listrik energi
untuk satu atau lebih beban listrik.
Secara umum prinsip rangkaian catu daya terdiri atas komponen utama yaitu:
transformator, dioda dan kondensator. Dalam pembuatan rangkaian catu daya, selain
menggunakan komponen utama juga diperlukan komponen pendukung agar rangkaian
tersebut dapat berfungsi dengan baik. Komponen Pendukung tersebut antara lain : sakelar,
sekering (fuse), led indicator, voltmeter dan amperemeter, jack and plug, printed circuit
board (PCB), kabel dan steker, serta chasis. Baik komponen utama maupun komponen
pendukung sama sama berperan penting dalam rangkaian catu daya.

1.2. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami prinsip kerja berbagai
macam catu daya.
Manfaat penulisan makalah ini bagi penulis adalah mendapatkan pengertian dan
penjelasan tentang pembuatan Catu Daya. Sedangkan bagi para pembaca, diharapkan semoga
makalah ini dapat menjadi sumbangan dalam memperkaya pengetahuan dan memberikan
kesempatan untuk mempelajarinya lebih lanjut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Teori Dasar


Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem
elektronika. Ada dua sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber AC
yaitu sumber tegangan bolak – balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan sumber
tegangan searah.
Bila dilihat dengan osiloskop seperti berikut :

(a) Tegangan AC

(b) Tegangan DC

Sumber Tegangan Bila diamati sumber AC tegangan berayun sewaktu-waktu


pada kutub positif dan sewaktu-waktu pada kutub negatif, sedangkan sumber AC selalu
pada satu kutub saja, positif saja atau negatif saja. Dari sumber AC dapat disearahkan
menjadi sumber DC dengan menggunakan rangkaian penyearah yang di bentuk dari
dioda. Ada tiga macam rangkaian penyearah dasar yaitu penyearah setengah gelombang,
gelombang penuh dan sistem jembatan.

(a) Penyearah Setengah Gelombang

2
(b) Penyearah Setengah Gelombang

(c) Penyearah Sistem Jembatan

Rangkaian Penyearah Biasanya output dari rangkaian diberi suatu filter kapasitor
untuk menghilangkan riak sehingga diperoleh tegangan DC yang stabil. Tegangan DC
juga dapat diperoleh dari batere. Dengan penggunaan batere ditawarkan sumber tegangan
DC yang stabil dan portable namun dapat habis tergantung kapasitas batere tersebut.
Tegangan yang tersedia dari suatu sumber tegangan yang ada biasanya tidak sesuai
dengan kebutuhan. Untuk itu diperlukan suatu regulator tegangan yang berfungsi untuk
menjaga agar tegangan bernilai konstan pada nilai tertentu. Regulator tegangan ini
biasanya berupa IC dengan kode 78xx atau 79xx. Untuk seri 78xx digunakan untuk
regulator tegangan DC positif, sedangkan 79xx digunakan untuk regulator DC negatif.
Nilai xx menandakan tegangan yang akan diregulasikan. Misalnya kebutuhan sistem
adalah positif 5 volt, maka regulator yang digunakan adalah 7805. IC regulator ini
biasanya terdiri dari tiga pin yaitu input, ground dan output. Dalam menggunakan IC ini
tegangan input harus lebih besar beberapa persen (tergantung pada data sheet) dari
tegangan yang akan diregulasikan.

2.2. Komponen Utama dan Pendukung Catu Daya


1. Trafo (Penurun Tegangan)
Trafo atau transformator merupakan komponen utama dalam membuat rangkaian
catu daya yang berfungsi untuk mengubah tegangan listrik. Trafo dapat menaikkan dan
menurunkan tegangan. Berdasarkan tegangan yang dikeluarkan dari belitan scundair
dibagi menjadi 2 yaitu:
a). Step up (penaik tegangan) apabila tegangan belitan scundair yang kita butuhkan lebih
tinggi dari tegangan primair ( jala listrik).
b). Step down (penurun tegangan) apabila tegangan belitan scundair yang kita butuhkan
lebih rendah dari tegangan primair (jala listrik).

3
Berdasarkan pemasangan gulungannya dikenal 2 (dua) macam trafo yaitu:
a). Trafo tanpa center tap (CT)
b). Trafo dengan center tap (CT)
2. Dioda Rectifier (Penyearah)
Peranan rectifier dalam rangkaian catu daya adalah untuk mengubah tegangan
listrik AC yang berasal dari trafo step- down atau trafo adaptor menjadi tegangan listrik
arus searah DC.
a). Penyearah Setengah Gelombang
Dalam komponen elektronika penyearah setengah gelombang disebut juga Half Wave
Rectifier.
b).Penyearah Gelombang Penuh
Dalam komponen elektronika penyearah gelombang penuh disebut juga Full Wave
Rectifier.
3. Filter (Penyaring)
Penyaring atau filter merupakan bagian yang terdiri dari kapasitor yang berfungsi
sebagai penyaring atau meratakan tegangan listrik yang berasal dari rectifier. Selain
menggunakan filter juga menggunakan resistor sebagai tahanan.
4. Stabilizer dan Regulator
Stabilizer dan regulator adalah bagian yang terdiri dari komponen dioda zener,
transistor, komponen IC atau kombinasi dari ketiga komponen tersebut. Komponen ini
berfungsi sebagai penstabil dan pengatur tegangan (regulator) yang berasal dari rangkaian
penyaring. Selain komponen utama dalam pembuatan rangkaian catu daya juga
menggunakan berbagai komponen pendukung lainnya seperti sakelar, sekering, lampu
indicator, voltmeter, multimeter, PCB ( Printed Circuit Board) dan berbagai komponen
pendukung lainnya.

2.3. Prinsip Kerja


1. Prinsip Kerja Catu Daya
Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current)
yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya
DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar,
sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik
AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu
perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC. Pada tulisan kali ini

4
disajikan prinsip rangkaian catu daya (power supply) linier mulai dari rangkaian
penyearah yang paling sederhana sampai pada catu daya yang ter-regulasi.
2. Penyearah (Rectifier)
Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar-1
berikut ini. Transformator (T1) diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala
listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan
sekundernya.

Pada rangkaian ini, dioda (D1) berperan hanya untuk merubah dari arus AC
menjadi DC dan meneruskan tegangan positif ke beban R1. Ini yang disebut dengan
penyearah setengah gelombang (half wave). Untuk mendapatkan penyearah gelombang
penuh (full wave) diperlukan transformator dengan center tap (CT) seperti tertera pada
gambar 2.

Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang
berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator
sebagai common ground.. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan
gelombang penuh seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk
men-catu motor dc yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah
cukup memadai. Walaupun terlihat di sini tegangan ripple dari kedua rangkaian di atas
masih sangat besar.

5
Gambar 3 adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor
C yang paralel terhadap beban R. Ternyata dengan filter ini bentuk gelombang tegangan
keluarnya bisa menjadi rata. Gambar-4 menunjukkan bentuk keluaran tegangan DC dari
rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor. Garis b-c kira-kira
adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu, dimana pada keadaan ini arus untuk beban
R1 dicatu oleh tegangan kapasitor. Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi
eksponensial sesuai dengan sifat pengosongan kapasitor.

Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir ke beban R.
Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis horizontal.
Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan semakin tajam.
Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan tegangan ripple yang besarnya
adalah :
Vr = VM -VL ………. (1)
dan tegangan dc ke beban adalah Vdc = VM + Vr/2 ….. (2)
Rangkaian penyearah yang baik adalah rangkaian yang memiliki
tegangan ripple paling kecil. VL adalah tegangan discharge atau pengosongan kapasitor
C, sehingga dapat ditulis :
VL = VM e -T/RC ………. (3)
Jika persamaan (3) disubsitusi ke rumus (1), maka diperoleh :
Vr = VM (1 – e -T/RC) …… (4)
Jika T << RC, dapat ditulis : e -T/RC » 1 – T/RC ….. (5)

6
sehingga jika ini disubsitusi ke rumus (4) dapat diperoleh persamaan yang lebih
sederhana :
Vr = VM(T/RC) …. (6)
VM/R tidak lain adalah beban I, sehingga dengan ini terlihat hubungan antara
beban arus I dan nilai kapasitor C terhadap tegangan ripple Vr. Perhitungan ini efektif
untuk mendapatkan nilai tengangan ripple yang diinginkan.
Vr = I T/C … (7)
Rumus ini mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka
tegangan ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin besar,
tegangan ripple akan semakin kecil. Untuk penyederhanaan biasanya dianggap T=Tp,
yaitu periode satu gelombang sinus dari jala-jala listrik yang frekuensinya 50Hz atau
60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik 50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50 = 0.02 det. Ini
berlaku untuk penyearah setengah gelombang. Untuk penyearah gelombang penuh, tentu
saja fekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T = 1/2 Tp = 0.01 det.
Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan menambahkan
kapasitor pada rangkaian gambar 2. Bisa juga dengan menggunakan transformator yang
tanpa CT, tetapi dengan merangkai 4 dioda seperti pada gambar-5 berikut ini.

Sebagai contoh, anda mendisain rangkaian penyearah gelombang penuh dari catu
jala-jala listrik 220V/50Hz untuk mensuplai beban sebesar 0.5 A. Berapa nilai kapasitor
yang diperlukan sehingga rangkaian ini memiliki tegangan ripple yang tidak lebih dari
0.75 Vpp. Jika rumus (7) dibolak-balik maka diperoleh.
C = I.T/Vr = (0.5) (0.01)/0.75 = 6600 uF.
Untuk kapasitor yang sebesar ini banyak tersedia tipe elco yang memiliki polaritas
dan tegangan kerja maksimum tertentu. Tegangan kerja kapasitor yang digunakan harus
lebih besar dari tegangan keluaran catu daya. Anda barangkalai sekarang paham mengapa
rangkaian audio yang anda buat mendengung, coba periksa kembali rangkaian penyearah
catu daya yang anda buat, apakah teganganripple ini cukup mengganggu. Jika dipasaran
tidak tersedia kapasitor yang demikian besar, tentu bisa dengan memparalel dua atau tiga
buah kapasitor.

7
3. Voltage Regulator
Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil, namun
ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan outputnya juga
akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika arus semakin besar ternyata
tegangan dc keluarnya juga ikut turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini
cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi
tegangan keluaran ini menjadi stabil. Regulator Voltage berfungsi sebagai filter tegangan
agar sesuai dengan keinginan. Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply
maka IC Regulator tegangan ini selalu dipakai untuk stabilnya outputan tegangan.
Berikut susunan kaki IC regulator tersebut:

Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan +5 volt, 7812 regulator
tegangan +12 volt dan seterusnya. Sedangkan seri 79XX misalnya adalah 7905 dan 7912
yang berturut-turut adalah regulator tegangan -5 dan -12 volt.
Selain dari regulator tegangan tetap ada juga IC regulator yang tegangannya dapat
diatur. Prinsipnya sama dengan regulator OP-amp yang dikemas dalam satu IC misalnya
LM317 untuk regulator variable positif dan LM337 untuk regulator variable negatif.
Bedanya resistor R1 dan R2 ada di luar IC, sehingga tegangan keluaran dapat diatur
melalui resistor eksternal tersebut.
Rangkaian regulator yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar 6. Pada
rangkaian ini, zener bekerja pada daerah breakdown, sehingga menghasilkan tegangan
output yang sama dengan tegangan zener atau Vout = Vz. Namun rangkaian ini hanya
bermanfaat jika arus beban tidak lebih dari 50mA.

8
Prinsip rangkaian catu daya yang seperti ini disebut shunt regulator, salah satu ciri
khasnya adalah komponen regulator yang paralel dengan beban. Ciri lain dari shunt
regulator adalah, rentan terhadapshort-circuit. Perhatikan jika Vout terhubung singkat
(short-circuit) maka arusnya tetap I = Vin/R1. Disamping regulator shunt, ada juga yang
disebut dengan regulator seri. Prinsip utama regulator seri seperti rangkaian pada gambar
7 berikut ini. Pada rangkaian ini tegangan keluarannya adalah :
Vout = VZ + VBE ……….. (8)
VBE adalah tegangan base-emitor dari transistor Q1 yang besarnya antara 0.2 –
0.7 volt tergantung dari jenis transistor yang digunakan. Dengan mengabaikan arus
IB yang mengalir pada base transistor, dapat dihitung besar tahanan R2 yang diperlukan
adalah :
R2 = (Vin – Vz)/Iz ………(9)
Iz adalah arus minimum yang diperlukan oleh dioda zener untuk mencapai
tegangan breakdown zener tersebut. Besar arus ini dapat diketahui dari datasheet yang
besarnya lebih kurang 20 mA.

Jika diperlukan catu arus yang lebih besar, tentu perhitungan arus base IB pada
rangkaian di atas tidak bisa diabaikan lagi. Dimana seperti yang diketahui, besar arus IC
akan berbanding lurus terhadap arus IB atau dirumskan dengan IC = bIB. Untuk
keperluan itu, transistor Q1 yang dipakai bisa diganti dengan tansistor darlington yang

9
biasanya memiliki nilai b yang cukup besar. Dengan transistor darlington, arus base yang
kecil bisa menghasilkan arus IC yang lebih besar.
Teknik regulasi yang lebih baik lagi adalah dengan menggunakan Op-Amp untuk
men-drive transistor Q, seperti pada rangkaian gambar 8. Dioda zener disini tidak
langsung memberi umpan ke transistor Q, melainkan sebagai tegangan referensi bagi Op-
Amp IC1. Umpan balik pada pin negatif Op-amp adalah cuplikan dari tegangan keluar
regulator, yaitu :
Vin(-) = (R2/(R1+R2)) Vout ……. (10)
Jika tegangan keluar Vout menaik, maka tegangan Vin(-) juga akan menaik
sampai tegangan ini sama dengan tegangan referensi Vz. Demikian sebaliknya jika
tegangan keluar Vout menurun, misalnya karena suplai arus ke beban meningkat, Op-
amp akan menjaga kestabilan di titik referensi Vz dengan memberi arus IB ke transistor
Q1. Sehingga pada setiap saat Op-amp menjaga kestabilan :
Vin(-) = Vz ……… (11)

Dengan mengabaikan tegangan VBE transistor Q1 dan mensubsitusi rumus (11)


ke dalam rumus (10) maka diperoleh hubungan matematis :
Vout = ( (R1+R2)/R2) Vz……….. (12)
Pada rangkaian ini tegangan output dapat diatur dengan mengatur besar R1 dan
R2. Sekarang mestinya tidak perlu susah payah lagi mencari op-amp, transistor dan
komponen lainnya untuk merealisasikan rangkaian regulator seperti di atas. Karena
rangkaian semacam ini sudah dikemas menjadi satu IC regulator tegangan tetap. Saat ini
sudah banyak dikenal komponen seri 78XX sebagai regulator tegangan tetap positif dan
seri 79XX yang merupakan regulator untuk tegangan tetap negatif. Bahkan komponen ini
biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus (current limiter) dan juga pembatas
suhu (thermal shutdown). Komponen ini hanya tiga pin dan dengan menambah beberapa
komponen saja sudah dapat menjadi rangkaian catu daya yang ter-regulasi dengan baik.

10
Hanya saja perlu diketahui supaya rangkaian regulator dengan IC tersebut bisa
bekerja, tengangan input harus lebih besar dari tegangan output regulatornya. Biasanya
perbedaan tegangan Vin terhadap Vout yang direkomendasikan ada di dalam datasheet
komponen tersebut. Pemakaian heatshink(aluminium pendingin) dianjurkan jika
komponen ini dipakai untuk men-catu arus yang besar. Di dalam datasheet, komponen
seperti ini maksimum bisa dilewati arus mencapai 1 A.

2.4. Alat dan Bahan


Komponen dasar yang diperlukan untuk membuat catu daya ini adalah sebagai berikut:
1. Solder
2. Timah
3. Bor
4. PCB
5. Trafo 5 Ampere 30V
6. Dioda
7. Kapasitor 4700 uF
8. IC regulator LM 317
9. Resistor 330 ohm
10. LED 5 warna
11. Kabel AC

11
2.5 Gambar Rangkaian

Gambar Rangkaian 1

Gambar Rangkaian 2

12
2.6 Langkah-langkah Pembuatan Catu Daya
Setelah komponen tersebut ada, kita akan mulai merangkai rangkaian Catu Daya
tersebut. Pertama dalam memasang diode, dioda ini memiliki 4 buah kaki yang berisi
simbul +, -, dan 2 buah simbol ~.1 kaki yang berisi gambar ~ dihubungkan dengan trafo
yang berisi angka 12V, dan kaki yang bergambar ~ yang lainnya dihubungkan dengan
trafo yang berisi tanda 0. Kemudian kaki dioda yang bergambar + dihubungkan dengan
kaki + kapasitor, dan kaki dioda yang berisi gambar -, dihubungkan dengan kaki –
kapasitor. Kemudian kaki + capasitor dihubungkan dengan kaki input dari IC 7812, dan
kaki – kapasitor dihubungkan dengan kaki Ground/- dari IC 7812. Setelah itu kaki ke tiga
dari IC 7812 yang merupakan kaki keluaran yang harus di hubungkan dengan kaki +
kapasitor yang ke 2, dan Ground dari IC 7812 dihubungkan dengan kaki – dari kapasitor
ke 2. Setelah itu pada kaki + kapasitor ke dipasangkan ke salah satu kaki resistor 330
ohm dan kaki yang satunya dari resisitor ini dihubungkan pada kaki + dari LED

2.7 Pembahasan
Catu daya atau power supply merupakan suatu rangkaian yang paling penting bagi
sistem elektronika. Ada dua sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber
AC merupakan sumber tegangan bolak-balik, sedangkan sumber DC merupakan sumber
tegangan searah. Komponen utama dan pendukung dalam pembuatan catu daya terdiri
dari trafo (penurun tegangan), dioda rectifier (penyearah), filter (penyaring), serta
stabilizer dan regulator.
Pada pembuatan catu daya ini, kami menggunakan beberapa alat dan bahan
diantaranya solder, timah, bor, PCB, trafo 1 Ampere 12 Volt, dioda, kapasitor 1000µF, IC
regulator 7812, resistor 330 ohm, LED warna merah, dan kabel AC. Langkah-langkah
yang kami lakukan dalam pembuatan catu daya ini adalah setelah menyiapkan alat dan
bahan, kami mulai merangkai rangkaian catu daya tersebut. Pertama, dalam memasang
dioda, dioda memiliki 4 buah kaki yang berisi simbol +, -, dan 2 buah simbol ~, 1 kaki
yang berisi gambar ~ dihubungkan dengan trafo yang berisi angka 12 Volt dan kaki yang
bergambar ~ yang lainnya dihubungkan dengan trafo yang berisi tanda 0. Kemudian, kaki
dioda yang bergambar + dihubungkan dengan kaki + kapasitor dan kaki dioda yang berisi
gambar – dihubungkan dengan kaki – kapasitor. Kemudian, kaki + kapasitor
dihubungkan dengan kaki input dari IC 7812 dan kaki – kapasitor dihubungkan dengan
kaki Ground dari IC 7812. Setelah itu, kaki ketiga dari IC 7812 yang merupakan kaki
keluaran yang harus dihubungkan dengan kaki + kapasitor yang ke 2 dan Ground dari IC
7812 dihubungkan dengan kaki – dari kapasitor ke 2. Setelah itu, pada kaki + kapasitor

13
ke 2 dipasangkan ke salah satu kaki resistor 330 ohm dan kaki yang satunya dari resistor
dihubungkan pada kaki + dari LED.
Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC yang stabil agar
dapat bekerja dengan baik. Baterai adalah sumber catu daya DC yang paling baik.
Namun, untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai
tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik atau AC dari
pembangkit tenaga listrik. Untuk itu, diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat
mengubah arus AC menjadi DC.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pada pembuatan catu daya ini, kami memperoleh kesimpulan bahwa:
1. Catu daya memiliki dua sumber yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber AC
merupakan sumber tegangan bolak-balik, sedangkan sumber DC merupakan sumber
tegangan searah.
2. Komponen-komponen utama dalam pembuatan catu daya yaitu trafo (penurun
tegangan), dioda rectifier (penyearah), filter (penyaring), serta stabilizer dan regulator.
3. Sumber catu daya menggunakan sumber bolak-balik AC dan tidak menggunakan
baterai karena untuk pembuatan catu daya, sumber dari baterai tidak cukup.
Sedangkan untuk pembuatan catu daya membutuhkan sumber catu daya yang besar.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://goscience-go.blogspot.com/2011/12/cara-membuat-catu-daya.html
http://aang-la.blogspot.com/2010/05/cara-membuat-catu-daya.html
http://duniaelektronika.blogspot.com/2007/09/catu-daya.html
http://alfredbudiono.blogspot.com/2010/11/i.html
http://mia-andilolo.blogspot.com/2011/10/catu-daya.html
http://www.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/2-240.pdf
http://wongwara.blogspot.com/2012/04/makalah-elektro.html

16

Anda mungkin juga menyukai