NIM : 201903146
Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas dalam praktik klinik keperawatan
maternitas
Mojokerto
Mahasiswa
(................................................)
NIM: 201903146
(..............................................) (................................................)
NIP/NIK: NIP/NIK:
Mengetahui
Kepala Ruangan
(.............................................)
NIP/NIK:
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Preeklampsia adalah penyebab mordibitas serta mortalitas ibu dan
perinatal yang signifikan, penyakit vasospastik yang ditemukan setelah 20
minggu kehamilan atau di awal masa nifas yang ditandai dengan hipertensi
dan proteinuria (Lowdermilk, 2013).
Menurut (Rachimhadi, 2006) Preeklamsia adalah hipertensi disertai
proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu
atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu
bila terjadi penyakit trofoblastik. Preeklampsia merupakan suatu sindrom
spesifik kehamilan dengan penurunan perfusi pada organ-organ akibat
vasospasme dan aktivasi endotel. Proteinuria adalah tanda yang penting dari
preeklamsia.
B. Klasifikasi
Menurut (Rachma, 2008) pembagian preeklamsi sendiri dibagi dalam
golongan ringan dan berat. Berikut ini adalah penggolongannya:
a. Preeklamsia ringan
Dikatakan preeklamsia ringan bila :
1) Tekanan darah sistolik antara 140-160 mmHg dan tekanan darah
diastolik 90- 110 mmHg.
2) Proteinuria minimal (< 2g/L/24 jam)
3) Tidak disertai gangguan fungsi organ
b. Preeklamsia berat
Dikatakan preeklamsia berat bila :
1) Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik >
110 mmHg
2) Proteinuria (> 5 g/L/24 jam) atau positif 3 atau 4 pada pemeriksaan
kuantitatif bisa disertai dengan :
Oliguria (urine ≤ 400 mL/24jam).
Keluhan serebral, gangguan penglihatan.
Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas atau daerah epigastrium.
Gangguan fungsi hati dengan hiperbilirubinemia.
Edema pulmonum, sianosis
Gangguan perkembangan intrauterine
Microangiopathic hemolytic anemia, trombositopenia
Jika terjadi tanda-tanda preeklamsia yang lebih berat dan disertai dengan
adanya kejang, maka dapat digolongkan ke dalam eklamsia.
2. Faktor imunnologis
3. Faktor graviditas
Taber (1994) menyebutkan bahwa preeklampsia merupakan
gangguan yang terutama terjadi pada primigravida. Marshall (1995) juga
menyebutkan bahwa preeklampsia biasanya terjadi pada kehamilan
pertama. Sibai et al (1995) dan Skjaerven (1995) juga mendapatkan hasil
bahwa proporsi primigravida lebih tinggi daripada wanita yang pernah
hamil sebelumnya.
Pada umumnya preeklampsia diperkirakan sebagai penyakit pada
kehamilan pertama. Bila kehamilan sebelumnya normal, maka insidens
preeklampsia akan menurun, bahkan abortus pada kehamilan
sebelumnya merupakan faktor protektif terhadap kejadian
preeklampsia. Hal ini disebabkan pada primigravida pembentukan
antibodi penghambat belum sempurna sehingga meningkatkan resiko
terjadinya preeklampsia.
Namun Roberts & Catov (2008) menyatakan bahwa perfusi
penurunan plasenta baru cukup untuk dapat menyebabkan preeklampsia
adalah pada kehamilan kedua. Dan penelitian Helda (2000) juga
mendapatkan hasil bahwa primigravida tidak berhubungan dengan
preeklampsia.
4. Faktor umur
Umur merupakan bagian dari status reproduksi yang penting. Umur
berkaitan dengan peningkatan atau penurunan fungsi tubuh sehingga
mempengaruhi status kesehatan seseorang. Umur yang baik untuk hamil
adalah 20-35 tahun (Depkes RI,2000). Royston and Armstrong (1994)
juga menyebutkan bahwa umur 20-35 tahun merupakan umur yang paling
aman bagi wanita untuk hamil dan melahirkan. Royston & Armstrong
(1994) juga menyatakan bahwa wanita usia remaja yang hamil untuk
pertama kali dan wanita yang hamil pada usia >35 tahun akan mempunyai
resiko yang sangat tinggi untuk mengalami preeklampsia. Terdapat
peningkatan resiko terjadinya preeklampsia pada ibu yang berusia kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun (Agudelo,2000).
a. Kehamilan ganda
b. Mola hidatidosa
c. Diabetes Mellitus
d. Hidrops fetalis
D. Etiologi
Sampai saat ini belum ada teori yang dapat menjelaskan tentang apa yang
menjadi penyebab pasti terjadinya preeklampsia/eklampsia. Beberapa teori
yang mencoba menjelaskan tentang etiologi preeklampsia/eklampsia, antara
lain :
1. Disfungsi sel endotel
2. Reaksi antigen-antibodi
3. Perfusi plasenta yang tidak adekuat
4. Perubahan reaktivitas vaskuler
5. Ketidakseimbangan antara protasiklin dan tromboksan
6. Penurunan laju filtrasi glomerulus dengan retensi air dan garam
7. Penurunan volume intravaskuler
8. Peningkatan sensitivitas sistem saraf pusat
9. Disseminated Intravascular Coagulation
10. Iskemia uterus
11. Faktor diet
12. Faktor genetik
Wahyudin (2006) menyatakan bahwa dari beberapa teori tersebut, teori
yang relatif baru yang dapat menjelaskan tentang patogenesis preeklampsia
adalah teori disfungsi sel endotel. Pada teori ini, preeklampsia dikatakan
mempengaruhi ibu (disfungsi vaskular) dan janin (intrauterine growth
restriction).
Teori lain yang dikemukakan sebagai penyebab
preeklampsia/eklampsia ialah teori iskemia plasenta yaitu pada PE terjadi
perubahan pada plasenta, Tahap pertama adalah proses yang mempengaruhi
arteri spiralis, yang menyebabkan kurangnya suplai darah ke plasenta.
Tahap kedua terjadi efek iskemia plasenta pada bagian ibu dan janin.
(Smasaron & Sargent)
Akan tetapi teori ini tidak dapat menjelaskan semua hal yang
berkaitan dengan penyakit ini, banyak faktor yang seringkali ditemukan dan
sering kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana yang
akibat.(Prawiroharjo S, 2002)
E. Patofisiologi
G. Penatalaksanaan
c. Pengobatan obstetrik
Cara terminasi kehamilan yang belum inpartu.
1. Induksi persalinan: tetesan oksitosin dengan syarat nilai Bishop
5 atau lebih dan dengan fetal hearth monitoring.
Kala I
a. Fase laten: 6 jam belum masuk fase aktif maka dilakukan seksio
sesaria.
b. Fase aktif: amniotomi saja bila 6 jam setelah amniotomi belum
terjadi pembukaan lengkap maka dilakukan seksio sesaria (bila
diperlu dilakukan tetesan oksitosin.)
Kala II
Pada persalinan pervaginam, maka kala II diselesaikan dengan
partus buatan amniotomi dan tetesan oksitosin dilakukan sekurang-
kurangnya 3 menit setelah pemberian terapi medikamentosa.Pada
kehamilan 32 minggu atau kurang; bila keadaan memungkinkan,
terminasi ditunda 2 kali 24 jam untuk memberikan kortikosteroid.
Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan
ditambah pengobatan medisinal.
Indikasi: Bila kehamilan preterm kurang 37 minggu tanpa disertai
tanda-tanda inpending eklamsia dengan keadaan janin baik.
Terapi medikamentosa:
Sama dengan terapi medikamentosa pada pengelolaan aktif. Hanya
loading dose MgSO4 tidak diberikan intravenous, cukup
intramuskuler saja dimana 4 gram pada bokong kiri dan 4 gram pada
bokong kanan.
Pengobatan obstetri:
a. Selama perawatan konservatif: observasi dan evaluasi sama
seperti perawatan aktif hanya disini tidak dilakukan terminasi.
H. Komplikasi
I. Pencegahan
Akhir akhir ini sudah diselidiki dua upaya pencegahan dan laporan
awal menunjukkan bahwa kedua upaya ini menyebabkan penurunan. Insiden
preeklampsia. Salah satunya adalah penggunaan aspirin profilaksis prenatal
untuk menghmbat siklooksigenasi trombosit, sehingga menghambat sintesis
tromboksan A2. Dosis yang dianjurkan adalah 80 mg setiap dua hari sekali
sampai 150 mg setiap hari tetapi hubungan dosis-efek terapeutik tetap belum
jelas. Karena itu, meskipun menjanjikan, penggunaan aspirin secara luas
sebagai upaya pencegahan tidak dianjurkan.
Cara pencegahan lainnya dalah suplemen kalsium prenatal 600 mg
sampai 1,5 g/hari. Mereka yang mendapat kalsium mengalami penurunan
kepekaan pembuluh darah terhadap angiotensin II dan setidaknya
menurunkan 50% kejadian preeklamsia (Martaadisoebrata, 2013).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1. Identitas umum ibu
Biodata data meliputi nama, umur,jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
agama, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor rekam
medik, diagnose medis, serta identitas penanggung jawab yang meliputi
nama : Nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, agama, dan
hubungan dengan klien. Nama sebagai identitas diri untuk
mengidentifikasi antara pasien agar tidak terjadi kekeliruan
(Muttaqin,2011).
2. Data riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
- Ibu merasa sakit kepala didaerah frontal.
Menurut sibai (2007) terdapat beberapa perubahan klinis
yang memberikan peringatan gejala sebelum timbulnya kejang,
adalah sakit kepala yang berat dan menetap, perubahan mental
sementara, pandangan kabur, fotofobia, iritabilitas, nyeri
epigastrik, mual dan muntah.
- Terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium.
- Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan
- Gangguan serebral lainnya : Refleks tinggi dan tidak tenang.
- Edema pada ektermitas.
- Tengkuk terasa berat.
- Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.
V. Intervensi Kperawatan
No Diangnosa Keperawatan NOC NIC
1. Kelebihan Volume Cairan NOC : NIC :
Definisi : Retensi cairan isotomik Electrolit and acid base balance Fluid management
meningkat Fluid balance - Timbang popok/pembalut jika
Batasan karakteristik : Hydration diperlukan
- Berat badan meningkat pada waktu Kriteria Hasil: - Pertahankan catatan intake dan
yang singkat - Terbebas dari edema, efusi, output yang akurat
- Asupan berlebihan dibanding output anaskara - Pasang urin kateter jika diperlukan
- Tekanan darah berubah, tekanan - Bunyi nafas bersih, tidak ada - Monitor hasil lAb yang sesuai
arteri pulmonalis berubah, dyspneu/ortopneu dengan retensi cairan (BUN , Hmt ,
peningkatan CVP - Terbebas dari distensi vena osmolalitas urin )
- Distensi vena jugulari jugularis, reflek hepatojugular - Monitor status hemodinamik
- Perubahan pada pola nafas, (+) termasuk CVP, MAP, PAP, dan
dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, - Memelihara tekanan vena PCWP
suara nafas abnormal (Rales atau sentral, tekanan kapiler paru, - Monitor vital sign
crakles), kongestikemacetan paru, output jantung dan vital sign - Monitor indikasi retensi / kelebihan
pleural effusion dalam batas normal cairan (cracles, CVP , edema, distensi
- Hb dan hematokrit menurun, - Terbebas dari kelelahan, vena leher, asites)
perubahan elektrolit, khususnya kecemasan atau kebingungan - Kaji lokasi dan luas edema
perubahan berat jenis - Menjelaskanindikator kelebihan - Monitor masukan makanan / cairan
- Suara jantung SIII cairan dan hitung intake kalori harian
- Reflek hepatojugular positif - Monitor status nutrisi
- Oliguria, azotemia - Berikan diuretik sesuai interuksi
- Perubahan status mental, - Batasi masukan cairan pada keadaan
kegelisahan, kecemasan hiponatrermi dilusi dengan serum Na
Faktor-faktor yang berhubungan : < 130 mEq/l
- Mekanisme pengaturan melemah - Kolaborasi dokter jika tanda cairan
- Asupan cairan berlebihan berlebih muncul memburuk
- Asupan natrium berlebihan Fluid Monitoring
- Tentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminaSi
- Tentukan kemungkinan faktor resiko
dari ketidak seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi diuretik, kelainan
renal, gagal jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll
- Monitor berat badan
- Monitor serum dan elektrolit urine
- Monitor serum dan osmilalitas urine
- Monitor BP, HR, dan RR
- Monitor tekanan darah orthostatik
dan perubahan irama jantung
- Monitor parameter hemodinamik
infasif
- Catat secara akutar intake dan output
- Monitor adanya distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan penambahan BB
- Monitor tanda dan gejala dari odema
- Beri obat yang dapat meningkatkan
output urin
No Diangnosa Keperawatan NOC NIC
Risiko cidera NOC NIC
Definisi : Beresiko mengalami cedera Risk Kontrol Environment Management (Manajemen
sebagai akibat kondisi lingkungan yang Kriteria Hasil : lingkungan)
berinteraksi dengan sumber adaptif dan - Klien terbebas dari cedera - Sediakan Iingkungan yang aman
sumber defensif individu - Klien mampu menjelaskan untuk pasien
Faktor Resiko : cara/metode untuk mencegah - Identifikasi kebutuhan keamanan
Eksternal injury/cedera pasien, sesuai dengan kondisi fisik
- Biologis (mis, tingkat imunisasi - Klien mampu menjelaskan dan fungsi kognitif pasien dan
komunitas, mikroorganisme) faktor resiko dari riwayat penyakit terdahulu pasien
- Zat kimia (mis, racun, polutan, obat, lingkungan/perilaku personal - Menghindarkan lingkungan yang
agenens farmasi, alkohol, nikotin, - Mampu memodifikasi gaya berbahaya (misalnya memindahkan
pengawet, kosmetik, pewarna) hidup untuk mencegah injury perabotan)
- Manusia (mis, agens nosokomial, - Menggunakan fasilitas - Memasang side rail tempat tidur
pola ketegangan, atau faktor kesehatan yang ada - Menyediakan tempat tidur yang
kognitif, afektif, dan psikomotor) - Mampu mengenali perubahan nyaman dan bersih
- Cara pemindahan/transpor status kesehatan - Menempatkan saklar lampu
- Nutrisi (mis, desain, struktur, dan ditempat yang mudah dijangkau
pengaturan komunitas, bangunan, pasien.
dan/atau peralatan) - Membatasi pengunjung
Internal - Menganjurkan keluarga untuk
- Profil darah yang abnormal (mis, menemani pasien.
leukositosis / leukopenia, gangguan - Mengontrol lingkungan dari
faktor Koagulasi, trombositopenia, kebisingan
sel sabit, talasemia, penurunan - Memindahkan barang-barang yang
hemoglobin) dapat membahayakan
- Disfungsi biokimia - Berikan penjelasan pada pasien dan
- Usia perkembangan (fisiologis, keluarga atau pengunjung adanya
psikososial) perubahan status kesehatan dan
- Disfungsi efektor penyebab penyakit.
- Disfungsi imun-autoimun -
- Disfungsi integratif
- Malnutrisi
- Fisik (mis, integritas kulit tidak
utuh, gangguan mobilitas)
- Psikologis (orientasi afektif)
- Disfungsi sensorik
- Hipoksia jaringan
NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer NOC NIC
Definisi : Penurunan sirkulasi darah ke Circulation status - Peripheral Sensation Management
perifer yang dapat mengganggu Tissue Perfusion : cerebral (Manajemen sensasi perifer)
kesehatan Kriteria Hasil : - Monitor adanya daerah tertentu yang
Batasan Karakteristik : - Mendemonstrasikan status hanya peka terhadap
- Tidak ada nadi sirkulasi yang ditandai panas/dingin/tajam/tumpul
- Perubahan fungsi motorik dengan : - Monitor adanya paretese
- Perubahan karakteristik kulit - Tekanan systole dan diastole - lnstruksikan keluarga untuk
(warna, elastisitas, rambut, dalam rentang yang mengobservasi kulit jika ada isi atau
kelembapan, kuku, sensasi, diharapkan laserasi
suhu) - Tidak ada ortostatik - Gunakan sarung tangan untuk
- Indek ankle-brakhial <0 hipertensi proteksi
span="">\ - Tidak ada tanda tanda - Batasi gerakan pada kepala, leher dan
- Perubahan tekanan darah peningkatan tekanan punggung
diekstremitas intrakranial (tidak lebih dari - Monitor kemampuan BAB
- Waktu pengisian kapiler > 3 15 mmHg) - Kolaborasi pemberian analgetik
detik - Mendemonstrasikan, - Monitor adanya tromboplebitis\
- Klaudikasi kemampuan kognitif yang - Diskusikan menganai penyebab
- Warna tidak kembali ketungkai ditandai dengan : perubahan sensasi
saat tungkai diturunkan - Berkomunikasi dengan jelas
- Kelambatan penyembuhan luka dan sesuai dengan
perifer kemampuan
- Penurunan nadi\ - Menunjukkan perhatian,
- Edema konsentrasi dan orientasi
- Nyeri ekstremitas - Memproses informasi
- Bruit femoral - Membuat keputusan dengan
- Pemendekan jarak total yang benar
ditempuh dalam uji berjalan 6 - Menunjukkan fungsi sensori
menit\ motori cranial yang utuh :
- Pemendekan jarak bebas nyeri tingkat kesadaran membaik
yang ditempuh dalam uji tidak ada gerakan gerakan
berjalan 6 menit involunter
- Perestesia
- Warna kulit pucat saat elevasi
-