Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

Disusun Oleh :

BADULLAH HARAHAP
NIM:17010117

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
KOTA PADANGSIDIMPUAN
2019
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

A. Latar Belakang

Terapi Aktivitas Kelompol (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi


sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada
pasien gangguan jiwa adalah gangguan sensori persepsi: Halusinasi dan merupakan salah
satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi
adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori
persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau
penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi
yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik
dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi
Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol
halusinasi yang dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan
khususnya Ruang Sawit sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh karena itu maka
kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan
sensori persepsi dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya namun
tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol
dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak
mengganggu anggota kelompok yang lain.
B. Metode Therapy Aktifitas Kelompok

Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah metode
diskusi dan tanya jawab dan melengkapi jadwal harian. Kegiatan TAK menggunakan sistem
Sesi yang dibagi menjadi lima sesi, setiap sesi memiliki tujuan khusus yang berbeda, yaitu
sebagai berikut:
Sesi I : Klien mengenal halusinasi
Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitasterjadwal
Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

1. Tata tertib
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
d. Tidak diperkenannkan makan, ,inum, merokok selama kegiatan TAK
e. Jika inigin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
g. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
h. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum selseai,
maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu
TAK kepada anggota.
2. Program antisipasi
Ada beberapa langkah yang diambil dalam mengantisispasi kemungkinan yang akan
terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil adalah:
a. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat
pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah mempersiapkan
klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan telah disepakati oleh
anggota kelompok lainnya.
b. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mematuhi tata tretib
yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan bila
tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan
c. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan
kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan.
C. Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
1. Tujuan
a. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam kelompok
secara bertahap.
b. Tujuan khusus
1) Klien dapat mengenal halusinasi.
2) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
3) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
4) klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
5) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
2. Klien
a. Kriteria klien
1) Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi sensori;
halusinasi.
2) Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang.
3) Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).
b. Proses seleksi
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan
TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok.
3. Jenis Permainan
Jenis permainan yang digunakan adalah bola
4. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
5. Therapy Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal : jumat, 6 Juni 2014


Waktu : Pukul 10.00 WITA s.d selesai
Tempat : Ruang Kenanga RSKD Prov. Sulsel

6. Nama klien dan ruangan

Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 8 orang, sedangkan sisanya adalah cadangan jika
klien yang ditunjuk berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai cadangan yaitu:

7. Klien peserta:
a. …………….
b. ……………
c. …….………
d. …………....
e. ……………..
f. …………….
g. …………….
h. …………….
8. Klien peserta TAK cadangan:
a. …………
b. .................

6. Media dan alat

1. Spidol dan whiteboard / papan tulis.


2. Beberapa contoh obat.
3. Laptop
4. speaker

7. Susunan Pelaksana
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang telah
disepakati. Sebagai berikut:

 1. Leader :
 Co. Leader :
 Fasilitator 1 :
 Fasilitator 2 :
 Fasilitator 3 :
 Fasilitator 4 :
 Fasilitator 5 :
 Observer :

9. Uraian Tugas Pelaksana

leader
Tugas:

a. Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.


b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
d. Memimpin diskusi kelompok.

Co. Leader
Tugas:

e. Membuka acara.
f. Mendampingi Leader.
g. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
h. Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
i. Menutup acara diskusi.

Fasilitator
Tugas:

a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok.


b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti
jalannya therapy.

Observer
Tugas:

a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
b. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
10. Mekanisme Kegiatan
SESI 1 Mengenal halusinasi

a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik kepada klien
2) Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri papan nama)
3) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien (beri papan
nama)
b. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak
1) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal suara-
suara yang didengar
2) Leader menjelaskan aturan main
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada leader
4) Lama kegiatan 30 menit
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Tahap kerja
1) Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-suara yang
didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi yang membuat terjadi
dan perasaan klien pada saat halusinasi muncul
2) Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya, situasi yang
membuat terjadi dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Hasilnya ditulis di
whiteboard
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan klien dari suara
yang biasa didengar
e. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak Lanjut
Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika halusinasi
muncul
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol halusinasi
b) Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi

a. Evaluasi

Formulir yang dievaluasi


Sesi I TAK Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Personal/Halusinasi
Menyebutk Menyebut
Menyebut
Nama an Waktu Situasi Menyebut Perasaan
No Isi
Klien terjadi Halusinasi saat berhalusinasi
Halusinasi
Halusinasi Muncul

Petunjuk:

1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2) Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi; isi, waktu, situasi dan
perasaan saat halusinasi muncul. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda X jika
klien tidak mampu.
b. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan
kepada perawat.
Sesi II

a. Tujuan
1) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2) Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
b. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi I
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
· Salam terapeutik
· Klien dan terapis pakai papan nama
b) Orientasi
 Leader menanyakan perasaan klien saat ini
 Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi
dan perasaan
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
b) Menjelaskan aturan main
 Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada leader
 Lama kegiata 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhi
4) Tahap keja
a) Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi dan bagaimana hasilnya . Ulangi sampai semua pasien mendapat giliran
b) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c) Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi pada
saat halusinasi muncul.
d) Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: ”Pergi, pergi jangan
ganggu saya, kamu suara palsu...”
e) Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi.
f) Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan.
g) setiap klien memperagakan menghardik halusinasi
5) Tahap terminasi
a) Evaluasi
 Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak Lanjut
 Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika
halusinasi muncul
 Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian klien
6) Kontrak yang akan datang
a) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap dengan orang lain.
b) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya
c. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Sesi II: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Menghardik Halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama Klien


1 Menyebutkan cara yang
selama ini digunakan untuk
mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan efektivitas
cara yang digunakan
3 Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi dengan
4 menghardik
Memperagakan cara
menghardik halusinasi

Petunjuk:

a) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b) Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa digunakan
untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang digunakan, cara mengatasi halusinasi
dengan menghardik dan memperagakan cara menghardik halusinasi. Beri tanda √ jika
klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.
2) Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori. Klien mampu
memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien mengguanakannnya jika
halusinasi muncul.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Maramis, W.F, 1990. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Erlangga Universitas Press
Stuart G.W, 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC
Stuart G.W, Sundeen S.J, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai