Anda di halaman 1dari 13

1

CEREBRAL VASKULAR ACCIDENT


Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Keperawatan Kritis
Di Bimbing Oleh :
Dwi Nur Rahmantika,S.Kep.Ns,M.Kep

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2 :
Elisabeth Jostina P.S ( 1601080455 )
Yulaini ( 1601080466 )
Yunda Nur F ( 1601080467 )
Verty P. Tuani ( 1601080468 )
Richardo Correia L (1601080472 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Tahun Ajaran 2019

KATA PENGANTAR

1
2

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah pencipta langit dan bumi yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, terutama rahmat iman dan kekuatan sehingga Makalah Cerebral
Vaskular Accident (CVA) ini dapat diselesaikan.
Makalah CVA ini disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan tugas mata kuliah
Keperawatan program studi S1 Keperawatan.
Penyusun Makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari
semua pihak. Untuk itu perkenankan penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada
pembimbing dan semua pihak yang telah membantu sehingga Makalah CVA ini dapat
diselesaikan.
Sangat disadari Makalah ini baik isi maupun tekhnik penulisannya masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu sangat diharapkan saran dan perbaikan dari pembaca demi
penyempurnaan Makalah Cerebral Vaskular Accident ini dapat diselesaikan.

BAB I

PENDAHULUAN

2
3

A. Latar Belakang

Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit


stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi
penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Diperkirakan
ada 700.000 kasus stroke di Amerika Serikat setiap tahunnya, dan 200.000
diantaranya dengan serangan berulang. Menurut WHO, ada 15 juta populasi terserang
stroke setiap tahun di seluruh dunia dan terbanyak adalah usia tua dengan kematian
rata-rata setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun. (Goldstein,dkk 2006; Kollen,dkk
2006; Lyoyd-Jones dkk,2009).

Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun.
Stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker.
Disamping itu, stroke juga merupakan penyebab kecatatan. Sehingga keadaan tersebut
menempatkan stroke sebagai masalah kesehatan yang serius.

Rendahnya kesadaran akan faktor risiko stroke, kurang dikenalinya gejala


stroke, belum optimalnya pelayanan stroke dan ketaatan terhadap program terapi
untuk pencegahan stroke ulang yang rendah merupakan permasalahan yang muncul
pada pelayanan stroke di Indonesia. Keempat hal tersebut berkontribusi terhadap
peningkatan kejadian stroke baru, tingginya angka kematian akibat stroke, dan
tingginya kejadian stroke ulang di Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Stroke ?

2. Apa saja Etiologi Stroke?

3. Apa saja faktor resiko terjadinya Stroke ?

4. Bagaiman Patofisiologi Stroke?


3
4

5. Bagaimana penatalaksanaan Stroke ?

6. Apa saja komplikasi Stroke ?

7. Bagaiman pemeriksaan diagnostik Stroke ?

8. Asuhan keperawatan dengan stroke ?

C. Tujun

1. Untuk mengetahui apa itu Stroke.

2. Untuk mengetahui etiologi Stroke .

3. Untuk mengetahui faktor-faktor terjadinya Stroke.

4. Untuk mengetahui patofisiologi Stroke.

5. Untuk mengetahui penatalaksanaan Stroke.

6. Untuk mengetahui komplikasi Stroke.

7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Stroke.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Stroke

Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran
darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Fransisca B.
Batticaca).

4
5

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang


cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)

Stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral dan merupakan satu gangguan


neurologik pokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologik pada
pembuluh darah serebral misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh
atau penyakit vaskuler dasar, misalnya arterosklerosis arteritis trauma aneurisma dan
kelainan perkembangan (Price, 1995).

Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan
gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke merupakan
salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai dengan tingginya morbiditas
dan mortalitasnya. Selain itu, tampak adanya kecenderungan peningkatan insidennya
(Bustan, 2007). Secara garis besar, stroke dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Stroke karena pendarahan (Haemoragic)

Pada Stroke Iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena


atheroklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau
bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir
sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini. Stroke
Hemoragik yaitu penyakit stroke yang terjadi oleh karena pecahnya pembuluh
darah di otak terdiri dari perdarahan intraserebral, perdarahan subarakhnoid.

2. Stroke bukan karena pendarahan (Non Haemorragic/ Iskemik)

5
6

Pada stroke haemorragic pembulih darah pecah sehingga menghambat


aliran darah yang normal dan darah merembes kedalam suatu daerah diotak
dan merusaknya. Hampir 70% kasus stroke ini terjadi pada penderita
hipertensi. Stroke Iskemik yaitu penyakit stroke yang terjadi oleh karena
suplai darah ke otak terhambat atau berhenti. Terdiri dari: Transient Ischemic
Attack (TIA), trombosis serebri, emboli serebri.

Pada Stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh


darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis
interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung
aorta jantung. Stroke Iskemik terbagi lagi menjadi 3 yaitu:
1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung.

Pada Stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran


darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan
merusaknya. Hampir 70 persen kasus Stroke hemorrhagik terjadi pada penderita
hipertensi.

B. Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian:
1. Trombosis
Bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher
2. Embolisme serebral
Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh
yang lain
3. Iskemia
Penurunan aliran darah ke area otak
4. Hemoragi serebral

6
7

Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam


jaringan otak atau ruang sekitar otak.

Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabka


kehilangan sementara atau parmanen gerakan, berfikir, memori, bicara, atau
sensasi. (brunner & suddarth).

C. Faktor resiko terjadinya stroke adalah:


1. Hipertensi
Dapat disebabkan oleh terosklerosis atau sebaliknya. Proses ini
dpat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus
sehingga dapat mengganggu aliran darah serebral.
2. Aneurisma pembuluh darah cerebral
Adanya kelainan pembuluh darah yakni nerupa penebalan pada
satuu tempat yang diikuti oleh penipisan ditempat lain. Pada daerah
penipisa yang maneuvertertentu dapat menimbulkan perdarahan.
3. Kelainan jantung.
Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan
menurunkan aliran darah ke otak.

4. Diabetes melitus
Pada diabetes melitus viskositas darah meningkat sehingga
memperlambat aliran darah kususnya serebral.

5. Usia lanjut
Pada usia lanjut terjadi proses klasifikasi pembuluh darah termasuk
pembuluh darah otak.
6. Polocitemia
Pada polocitemia viskositas dara meningkat dan aliran darah
menjadi lambat sehingga perfusi otak menurun.
7. Peningkatan kolesterol
Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkn aterosklerosis
danterbentuknya embolus dari lemak.
8. Obesitas
Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningktan kadar
kolesterol sehingga dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah.
9. Perokok
Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh
nikotin sehingga terjadi aterosklerosis.
10. Kurang aktivitas fisik

7
8

Kurang aktivitas fisik dapat mengurangi kelenturan fisik termasuk


kelenturan pembuluh darah. (pembuluh darah menjadi kaku).

D. Patofisiologi
Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi
pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan
permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh
darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis Interna.
Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera
pada otak melalui empat mekanisme, yaitu :
1. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan
sehingga aliran darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat,
selanjutnya akan mengakibatkan perubahan-perubahan iskemik otak.
2. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke
kejaringan (hemorrhage).
3. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan
jaringan otak.
4. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial
jaringan otak.

Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan


pada aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis
8
9

terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat. Oklusi suatu arteri otak akan
menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya yang
masih mempunyai pendarahan yang baik berusaha membantu suplai darah melalui
jalur-jalur anastomosis yang ada.
Perubahan awal yang terjadi pada korteks akibat oklusi pembuluh darah
adalah gelapnya warna darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit
dilatasi arteri serta arteriole. Selanjutnya akan terjadi edema pada daerah ini.
Selama berlangsungnya perisriwa ini, otoregulasi sudah tidak berfungsi sehingga
aliran darah mengikuti secara pasif segala perubahan tekanan darah arteri..
Berkurangnya aliran darah serebral sampai ambang tertentu akan memulai
serangkaian gangguan fungsi neural dan terjadi kerusakan jaringan secara
permanen.

Skema Patofisiologi

9
10

E. Penatalaksanaan
Penatalaksaan medis menurut menurut Smeltzer & Bare (2002) meliputi:
10
11

1. Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat maksimum 3


sampai 5 hari setelah infark serebral.
2. Antikoagulan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari
tempat lain dalam sistem kardiovaskuler.
3. Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam
pembentukan thrombus dan embolisasi.

F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit stroke menurut Smeltzer & Bare
(2002) adalah:
1. Hipoksia serebral, diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke
otak. Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke
jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta
hematokrit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan
oksigenasi jaringan.
2. Penurunan aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah, curah
jantung, dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intrvena)
harus menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral.
Hipertensi dan hipotensi ekstrim perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada
aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.
3. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium
atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran
darah ke otak dan selanjutnya akan menurunkan aliran darah serebral. Disritmia
dapat mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombus lokal.
Selain itu, disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.

G. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut (Doenges dkk, 1999) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada
penyakit stroke adalah:

1. Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik


seperti perdarahan, obstruksi arteri atau adanya titik oklusi/ ruptur.
11
12

2. CT-scan: memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark.

3. Pungsi lumbal: menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada


thrombosis, emboli serebral, dan TIA (Transient Ischaemia Attack) atau serangan
iskemia otak sepintas. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah
menunjukkan adanya hemoragik subarakhnoid atau perdarahan intra kranial.
Kadar protein total meningkat pada kasus thrombosis sehubungan dengan adanya
proses inflamasi.

4. MRI (Magnetic Resonance Imaging): menunjukkan daerah yang mengalami


infark, hemoragik, dan malformasi arteriovena.

5. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena.

6. EEG (Electroencephalography): mengidentifikasi penyakit didasarkan pada


gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.

7. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang


berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada
thrombosis serebral.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak
yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang
menderita kelumpuhan atau kematian
Secara garis besar, stroke dibagi menjadi 2 yaitu Stroke karena pendarahan
(Haemorragic) dan Stroke bukan karena pendarahan (Non Haemorragic/ Iskemik)
12
13

Penyebab utama dari stroke adalah aterosklerosis (trombosis), embolisme, hipertensi yang
menimbulkan perdarahan intraserebral dan ruptur aneurisme sakular.

B. Saran

saran dari pembaca agar dapat member kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah
Stroke. Kami dari kelompok juga menyarankan kepada para pembaca hendaknya tidak
hanya mengambil satu referensi dari makalah ini saja dikarenakan kami dari penulis
menyadari bahwa makalah ini hanya mengambil reperensi dari beberapa sumber saja.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, 1995 Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta:EGC

Kapitaselekta Kedokteran. 1982. Jakarta: Media Aeskulapius FKUI

Askep Pada Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. 1996. Jakarta: Depkes

Adib, Muhammad Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan
Stroke ( Yogyakarta, Dian Loka 2009)
http://medicastore.com/stroke.html
http://whiteteaindonesia.blogspot.com/2012/02/gejala-dan-cara-mencegah-stroke.html
http://eprints.undip.ac.id/29354/3/Bab_2.pdf
http://id.scribd.com/doc/66503799/Etiologi-Stroke
http://akperku.blogspot.com/2011/08/patofisiologi-stroke.html
Carpenito, 1995 Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta:EGC
Kapitaselekta Kedokteran. 1982. Jakarta: Media Aeskulapius FKUI

13

Anda mungkin juga menyukai