Anda di halaman 1dari 12

ISSN 1410-9859

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DALAM MEMAKSIMALKAN


PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA SEMARANG SUATU
PERSPEKTIF KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Muhammad Junaidi, SHI, MH

Abstrak
Di Kota Semarang terdapat 9 (sembilan) kawasan Industri tersebut adalah kawasan industri
Wijayakusuma, Kawasan Industri Terboyo, Kawasan Industri Lamicitra Nusantara, dan Kawasan Industri
Bukit Semarang Baru, Lingkungan industri Kecil Bugangan Baru, Kawasan Industri Guna Mekar
Tambak Aji, Kawasan Industri Candi, Kawasan Industri Tugu, dan Kawasan Industri Sinar Centra Cipta.
Tingkat okupansi sembilan kawasan industri seluas 1.029 hektare di kota itu mencapai 75%. Namun pada
sisi lain persoalan yang kemudian mengemuka adalah masalah lingkungan hidup.
Materi dan muatan yang terkandung dalam Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2009 tentang
Kawasan Industri yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Daerah Pemerintah Kota Semarang No 14
tahun 2011 tentang Rencana Tata dan Ruang Wilayah telah baik. Namun yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana kemampuan pemerintah daerah saat ini untuk menjabarkan kebijakan tersebut di lapangan.
Indicator adanya ketidak konsistenan tersebut adalah terdapat pembiaran atas pembuangan limbah pada
beberapa lokasi kawasan industri.
Selayaknya dengan pengembangan kawasan industri, pemerintah secara sadar menjadi dipermudah
dalam melakukan pengontrolan apabila terjadinya penyimpangan. Namun jika pemerintah tidak serius
dan hanya berorientasi keuntungan semata, maka akan dikhawatirkan menimbulkan problematika di
kemudian hari yaitu persoalan dilema dan ketimpangan pembangunan yang utamanya diharapkan dapat
dijalankan pada masa yang akan datang.

Kata kunci : kawasan industri, PAD dan pembangunan berkelanjutan

Abstract
in Semarang there are nine (9) The industrial area is an industrial area Wijayakusuma, Terboyo
Industrial Area, Industrial Area Lamicitra archipelago, and New Semarang Hill Industrial Estate, Small
industries Bugangan New Environmental, Industrial Area To Bloom Pond Aji, Region Temple industry ,
Industrial Area Monument , and Sinar industrial Estate Centra reserved. The occupancy rate of nine
industrial area covering 1,029 hectares in the city reached 75 % . But on the other hand is the issue then
raised environmental concerns.
The material and content contained in Government Regulation No. 24 of 2009 on the Industrial
Estate which is then translated in Semarang City Government Regional Regulation No. 14 of 2011 on
Regional Spatial Layout Plan and have good. But keep in mind is how the local government's ability to
describe the current policy on the ground. Indicator some inconsistency is there nullifying the disposal of
waste at several locations industrial area.
Should the development of industrial estates, the government consciously become easy in
controlling when the deviation. But if the government is not serious and just a profit -oriented, it will
concern the problems in the future raises the question of the dilemma and the main development gaps
which are expected to run in the future.

Keywords : industrial area, PAD and sustainable development

J. DINAMIKA SOSBUD Volume 17 Nomor 2, Juni 2015 : 57 - 68 57


PENDAHULUAN mg/l. sedangkan pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2010
Dibandingkan dengan daerah lain baku mutu parameter yang diperlukan
Jumlah Perusahaan Dan Jumlah Tenaga effluent menuju badan air yaitu TSS 150
Kerja Di Jawa Tengah, Kota Semarang mg/l, BOD 50 mg/l, COD 100 mg/l.
lebih mendominasi di bandingkan Nilai TSS, BOD, COD pada
dengan kabupaten atau Kota lain di Jawa laboratorium tentunya diatas ambang
Tengah. Tentunya hal ini juga berkaitan bak mutu air limbah kawasan industri,
erat dari model kebijakan yang diambil maka dari itu dibutuhkan pengolahan
oleh pemerintah Kota Semarang dalam terlebih dahulu1.
melakukan pembuatan kebijakan yang Mencermati adanya kondisi yang
secara sah melegitimasi adanya keingin- demikian tentunya perlu dilakukan
an pengagalian potensi daerah yang ada respon secara cepat terkait bagaimana
di Kota Semarang. tindakan yang seharusnya dilakukan
Dipihak lain, dengan jumlah pada nantinya agar kebijakan-kebijakan
industri yang berkembang cukup yang secara strategis diambil oleh
dominan tersebut menjadi problem pemerintah daerah Kota Semarang
tersendiri. Diantara masalah tersebut bukan hanya mengambil keuntungan
adalah kaitannya terhadap pengelolaan melalui peningkatan Pendapatan Asli
lingkungan yang dilakukan oleh industri Daerah, akan tetapi juga memaksimalkan
yang berkembang di Kota Semarang. pembangunan pada masa yang akan
Berdasarkan pengamatan secara datang.
langsung oleh peneliti di Kota Semarang Melihat kondisi yang demikian di
tepatnya di kawasan industri BSB City, kota semarang penulis tertarik untuk
Mijen Kota Semarang, terdapat beberapa mengangkat tema penelitian tersebut
lokasi pabrik yang dibangun sebagai dengan beberapa masalah sebagai : a.
bagian dari wujud pengembangan Bagaimana implementasi pengembangan
kawasan industri di Kota Semarang yang kawasan industri dalam memaksimalkan
tidak mengindahkan pengelolaan ling- Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota
kungan dengan baik yang dalam Semarang? b. Bagaimana perspektif
praktiknya dengan membuang limbang konsep pembangunan berkelanjutan
secara sembarangan. terhadap implementasi pengembangan
Hasil pengamatan langsung kawasan industri dalam memaksimalkan
peneliti di lapangan ini nampaknya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota
dibenarkan oleh sebuah hasil penelitian Semarang ?.
yang menunjukkan bahwa pencemaran Manfaat yang dalam penelitian
pada kawasan industri BSB City, Mijen ini: a. diharapkan hasil penelitian
Kota Semarang yang diperolah tahun nantinya dapat menjadi acuan
2012 yang didapat dengan uji labora- pemerintah daerah utamanya pemerintah
torium dengan pengambilan sampel di daerah Kota Semarang dalam melakukan
lima titik pencemar pada saluran
drainase menunjukkan pencemaran pada 1
Fazalaili Rahmawati A Dkk, Detail
parameter utama TSS (Total Suspended Engineering desain (ded) sistem Penyaluran air
Solids) 1130,2 mg/ l, BOD (Biological limbah dan instalasi pengolahan Air limbah
Oxygen Demand) 180,27 mg/l, COD kawasan industri bsb city, mijen Kota Semarang,
diunduh dari situs yang beralamat di
(Chemical Oxygen Demand) 392,23 eprints.undip.ac.id/40954/1/JURNAL.docx

58 Pengembangan Kawasan Industri Dalam Memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Semarang
Suatu Perspektif Konsep Pembangunan Berkelanjutan
evaluasi kebijakan terkait pengembangan manusia, keadaan dan gejala-gejala
kawasan industri yang berbasis lainnya.3
Pendapatan Asli Daerah (PAD), b. Jenis data dalam penelitian ini
Diharapkan hasil penelitian nantinya adalah data sekunder. Data sekunder
dapat menjadi sarana untuk berupa dari bahan hukum primer, bahan
memunculkan ide-ide baru terkait hukum sekunder dan bahan hukum
pelaksanaan pengembangan kawasan tersier. Baik bahan hukum primer, bahan
industri berbasis Pendapatan Asli Daerah hukum sekunder dan bahan hukum
(PAD) yang lebih menonjolkan tersier dapat ditemukan diantaranya
kepentingan masa depan umat manusia melalui studi kepustakaan.
utamanya pada masa yang akan dating Metode analisis yang digunakan
dan, c. Diharapkan hasil penelitian adalah dengan analisis data secara
nantinya mampu menjadi bahan kualitatif. Dalam menjalankan proses
pertimbangan pengambilan kebijakan analisis data kualitatif prosesnya dijalan-
pembangunan kawasan industri berbasis kan sebagai berikut ;
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di a. Mencatat yang menghasilkan catatan
seluruh Indonesia utamanya terlebih di lapangan, dengan hal itu diberi kode
Kota Semarang. agar sumber datanya tetap ditelusuri.
b. Mengumpulkan, memilah, meng-
METODE PENELITIAN klasifikasikan, mensintesiskan, mem-
buat ikhtisar dan membuat indeks-
Metode pendektan yang nya.
digunakan adalah Pendekatan yuridis c. Berpikir, dengan jalan membuat agar
normatif. Pendekatan yuridis normatif kategori data itu mempunyai makna,
yaitu pendekatan yang menggunakan mencari dan menemukan pola dan
konsep legis positivis yang menyatakan hubungan-hubungan, dan temuan-
bahwa hukum adalah identik dengan temuan umum4.
norma-norma tertulis yang dibuat dan
diundangkan oleh lembaga-lembaga atau HASIL DAN PEMBAHASAN
pejabat yang berwenang. Selain itu
konsep ini juga memandang hukum Salah satu bentuk dari hadirnya
sebagai sistem normatif yang bersifat Negara dalam sebuah aktivitas me-
otonom, tertutup dan terlepas dari wujudkan Negara kesejahteraan adalah
kehidupan masyarakat.2 lahirnya industrialisasi. Idustrialisasi
Spesifikasi penelitian yang yang berkembang di Indonesia telah
digunakan dalam penelitian ini adalah menggambarkan lahirnya gagasan-
diskriptif analitis, penggunaan diskriptif gagasan Karl Mark tentang industriali-
diharapkan dapat memberikan gambaran sasi sebagai penopang kemajuan per-
secara umum dan menyeluruh tentang adaban manusia. Tidak bisa dipungkiri
obyek yang diteliti, suatu penelitian Madzhab industrialisasi bukan menjadi
diskriptif dimaksudkan untuk memberi- sebuah referensi Negara sosialis saja,
kan data yang seteliti mungkin tentang

3
Soerjono Soekanto, 1981, Pengantar Penelitian
2
Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metode Hukum, UI Press, Jakarta, hlm 10
4
Penelitian Hukum dan jurimetri, Ghalia Lexi J. Moleong, 2007, Metodologi Penelitian
Indonesia, Jakarta, hlm. 11. Kualitatif, Rosda, Bandung, hlm. 248.
J. DINAMIKA SOSBUD Volume 17 Nomor 2, Juni 2015 : 57 - 68 59
akan tetapi juga Negara bermadzhab bagian dari masalah sosial sedikit
demokratis bahkan liberal. banyak telah diatasi dengan jumlah
Di Indonesia sendiri, dampak perusahaan.
dari pemikiran sosialis telah melahirkan Persoalan lain kemudian adalah
dan atau terbentuknya kawasan-kawasan dengan semakin banyaknya jumlah
industri di kabupaten/kota maupun perusahaan di samping menimbulkan
provinsi di seluruh Indonesia. Nilai dampak positif yang sangat meng-
positif tentunya adanya pengembangan untungkan masyarakat utamanya pada
kawasan industri tersebut telah membuat sektor terserapnya lapangan pekerjaan,
terserapnya lapangan pekerjaan. Lapang- juga menimbulkan dampak negatif.
an pekerjaan yang mudah sangat ber- Diantara dampak negatifnya adalah
dampak penting bagi Negara Indonesia masalah lingkungan.
yang memiliki tingkat kepadatan Industrialisasi Kota Semarang
penduduk yang sangat tinggi. Jawa Tengah merujuk data yang dilansir
Indonesia saat ini menjadi dari data Disperindag Kota Semarang
Negara yang mengalami situasi gawat menyebutkan jumlah total industri kecil,
darurat masalah pengangguran. sedang dan besar di Kota Semarang pada
Sepanjang bulan Februari hingga 2013 sebanyak 3.325. Dari jumlah
Agustus 2014, jumlah pengangguran di tersebut, sekitar 2.000-an berkategori
Indonesia bertambah 0,09 juta orang dari industri sedang dan besar dengan nilai
7,15 juta orang meningkat 7,24 juta investasi di atas Rp200 juta.
orang. Dengan jumlah ini, tingkat ini Jumlah industri kecil, sedang dan
diprediksi akan bertambah karena besar di Kota Semarang yang signifikan
pertumbuhan ekonomi yang melambat di tersebut telah memberikan sebuah indi-
5,01%. Menurut Badan Pusat Statistik kator adanya kemajuan dalam praktik
(BPS), jumlah angkatan kerja di industrialisasi di Kota Semarang. Di
Indonesia mencapai 121,87 juta orang, Kota Semarang kawasan industri
yang meningkat dari Agustus tahun 2013 berjumlah 9 (sembilan). 9 (sembilan)
sebesar 120,17 juta orang. Tetapi kawasan Industri tersebut adalah:
peningkatan ini juga terjadi pada tingkat 1. kawasan industri Wijayakusuma;
pengangguran terbuka Februari hingga 2. Kawasan Industri Terboyo;
Agustus 2014 sebesar 5,70% naik 3. Kawasan Industri Lamicitra
5,94%5. Nusantara;
Di Kota Semarang, angka peng- 4. Kawasan Industri Bukit Semarang
angguran sangat minim dibandingkan Baru;
daerah-daerah lain di Jawa Tengah. Hal 5. Lingkungan industri Kecil Bugangan
tersebut seperti terungkap dalam data Baru;
jumlah tenaga kerja di Kota Semarang 6. Kawasan Industri Guna Mekar
276.613. Secara tidak langsung hal ini Tambak Aji;
dapat disimpulkan bahwa lapangan 7. Kawasan Industri Candi;
pekerjaan yang dalam kategori ini adalah 8. Kawasan Industri Tugu, dan;
9. Kawasan Industri Sinar Centra Cipta.
5
Kontan.co.id, 7,24 juta orang Indonesia adalah Dinas Perindustrian dan Per-
pengangguran, diunduh pada tanggal 12 januari dagangan Kota Semarang meng-
2015 pada situs ungkapkan tingkat okupansi sembilan
http://nasional.kontan.co.id/news/724-juta-orang- kawasan industri seluas 1.029 hektare di
indonesia-adalah-pengangguran

60 Pengembangan Kawasan Industri Dalam Memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Semarang
Suatu Perspektif Konsep Pembangunan Berkelanjutan
kota itu mencapai 75%. Nurjanah, ini bersumber dari peningkatan PAD
Kepala Disperindag Kota Semarang, (Pendapatan Asli Daerah), dari Rp
menuturkan saat ini ada sembilan 660,372 miliar menjadi Rp 714,026
kawasan industri di wilayah Kota miliar, dana perimbangan dari Rp 1,106
Semarang, yakni Kawasan Industri triliun menjadi Rp 1,201 triliun7.
Wijayakusuma, Kawasan Industri Jumlah pendapatan asli daerah
Terboyo, Kawasan Industri Lamicitra yang cukup fantastis naik tersebut di atas
Nusantara, dan Kawasan Industri Bukit ternyata menjadi semangat pada sisi lain
Semarang Baru. Selain itu, Lingkungan untuk memaksimalkan mengembangkan
industri Kecil Bugangan Baru, Kawasan kawasan industri. Namun, semangat
Industri Guna Mekar Tambak Aji, yang dimiliki pemerintah daerah tersebut
Kawasan Industri Candi, Kawasan nampaknya harus dihadapkan pada
Industri Tugu, dan Kawasan Industri aturan-aturan yang salah satunya
Sinar Centra Cipta. "Total arealnya Peraturan Daerah Pemerintah Kota
sekitar 1.027 ha. Okupansinya rata-rata Semarang No 14 tahun 2011 tentang
sudah di atas 75%, bahkan ada yang Rencana Tata dan Ruang Wilayah.
sudah penuh, kecuali Kawasan Industri Namun persoalan lain adalah
BSB karena itu kan masih baru," dengan adanya ketidak aturan dari segi
ujarnya, Kamis (8/5/2014). Kawasan penegakan hokum dalam pengelolaan
industri BSB, tuturnya, merupakan industrialisasi memungkinkan akibat
kawasan industri seluas total 112 ha buruk yaitu pengelolaan lingkungan
yang dikhususkan untuk industri yang kurang bermutu/baku mutu ling-
nonpolutan, seperti industri perakitan kungan dan masalah sosial seperti
elektronik dan kendaraan bermotor, serta adanya gesekan antara masyarakat
industri garmen6. dengan pabrik yang dikarenakan pabrik
Melalui jumlah kawasan industri tersebut membuat perusahaan yang tidak
yang demikian, telah memberi pengaruh sesuai standar lokasi.
yang besar terhadap Pendapatan Asli Beberapa kasus yang peneliti
Daerah (PAD). Pada tahun 2012, Kota temukan atas kerusakan lingkungan
Semarang memiliki PAD mencapai Rp akibat kurang adanya pengendalian pada
2,421 triliun. Jumlah itu mengalami sector lingkungan atas beberapa kawasan
peningkatan dibanding tahun sebelum- industri di Kota Semarang sebagai
nya Rp 2,203 triliun. Hal tersebut berikut:
disampaikan Plt Wali Kota Semarang, Lokasi Pencemaran :
Hendrar Prihadi usai menyerahkan - Warga Kelurahan Karanganyar,
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kecamatan Tugu, Kota Semarang
SKPD Tahun Anggaran 2013 dan mengeluhkan limbah pabrik peng-
penandatanganan Pakta Integritas di olahan baja yang mencemari ling-
Gedung Moch Ikhsan lantai 8, Kompleks kungan permukiman
Balai Kota, Senin (14/1). Data yang - Lokasi pembuangan limbah dirasa-
dihimpun dari DPKAD, pendapatan kan di desa Purwoyoso Kecamatan
daerah peningkatan pendapatan daerah Ngaliyan Kota Semarang. Pabrik PT

http://kabar24.bisnis.com/read/20140508/78/226
7
142/kawasan-industri-kota-Semarang-hampir- Suara Merdeka 15 Januari 2013 dengan judul
penuh PAD Kota Semarang Rp 2,4 triliun
J. DINAMIKA SOSBUD Volume 17 Nomor 2, Juni 2015 : 57 - 68 61
Marimas di Kawasan Industri Candi Semarang No 14 Tahun 2011 tentang
(KIC) Gatot Subroto Semarang. Rencana Tata dan Ruang Wilayah bukan
hanya diarahkan/dihadirkan sebagai
Jenis limbah : sarana peningkatan Pendapatan asli
- Limbah PT. Ria Sarana berupa oli daerah tanpa batas.
dari pabrik itu mengalir melalui Analisa Peraturan Daerah
selokan di samping rumahnya. Pemerintah Kota Semarang No 14 Tahun
”Debu-debu dari pengolahan juga 2011 tentang Rencana Tata dan Ruang
sampai perumahan warga Wilayah tersebut dapat peneliti uraikan
- Limbah B3. Menurut PP No. 18 dengan mengacu pada penjelasan
tahun 1999, yang dimaksud dengan Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2009
limbah B3 adalah sisa suatu usaha tentang Kawasan Industri yang
dan atau kegiatan yang mengandung menyatakan :
bahan berbahaya dan atau beracun Pembangunan Industri merupakan salah
yang karena sifat dan atau satu pilar pembangunan perekonomian
konsentrasinya dan atau jumlahnya, nasional, yang diarahkan dengan me-
baik secara langsung maupun tidak nerapkan prinsip-prinsip pembangunan
langsung, dapat mencemarkan dan Industri yang berkelanjutan yang di-
atau merusakan lingkungan hidup dasarkan pada aspek pembangunan
dan atau membahayakan lingkungan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
hidup, kesehatan, kelangsungan Saat ini pembangunan Industri sedang
hidup manusia serta mahluk hidup dihadapkan pada persaingan global yang
lain. sangat berpengaruh terhadap per-
Kedua kasus di atas setidak- kembangan Industri nasional. Peningkat-
tidaknya dapat merepresentasikan kasus an daya saing Industri merupakan salah
penyimpangan yang terjadi dalam satu pilihan yang harus dilakukan agar
praktik ketidakseimbangan pemerintah produk Industri nasional mampu ber-
Kota Semarang dalam mempraktikkan saing di dalam negeri maupun luar
konsep dan oreintasi pengembangan negeri.
kawasan industri yang hanya diarahkan Pembangunan Kawasan Industri merupa-
pada penerimaan daerah. Dalam hal kan sarana untuk mengembangkan
pengendalian sektor lingkungan sebagai Industri yang berwawasan lingkungan
wujud dari pembangunan secara utuh serta memberikan kemudahan dan daya
masih mendapatkan perhatian yang tarik bagi investasi dengan pendekatan
kurang serius dengan diperlihatkan konsep efisiensi, tata ruang, dan
banyaknya kasus pada lahan industri. lingkungan hidup. Aspek efisiensi
Jika peneliti analisis dalam aspek merupakan suatu sasaran pokok
yuridis, keberlakukan Peraturan Daerah pengembangan Kawasan Industri.
Pemerintah Kota Semarang No 14 Tahun Melalui pengembangan Kawasan
2011 tentang Rencana Tata dan Ruang Industri investor pengguna kaveling
Wilayah memang cukup efektif sebagai Industri (user) akan mendapatkan lokasi
ruang kontrol pemerintah Kota kegiatan Industri yang sudah tertata
Semarang agar mampu mengendalikan dengan baik, kemudahan pelayanan
pengembangan kawasan industri yang administrasi, ketersediaan infrastruktur
berwawasan kepentingan berkelanjutan. yang lengkap, keamanan dan kepastian
Peraturan Daerah Pemerintah Kota tempat usaha yang sesuai dengan

62 Pengembangan Kawasan Industri Dalam Memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Semarang
Suatu Perspektif Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang tepat sesuai dengan jenis dan
kabupaten/kota. hierarki Peraturan Perundang-
Aspek tata ruang, pembangunan undangan;
Kawasan Industri dapat mensinergikan d. “asas dapat dilaksanakan” adalah
perencanaan, prasarana dan sarana bahwa setiap Pembentukan Peraturan
penunjang seperti penyediaan energi Perundang-undangan harus memper-
listrik, telekomunikasi, fasilitas jalan, hitungkan efektivitas Peraturan
dan lain sebagainya. Aspek lingkungan Perundang-undangan tersebut di
hidup, dengan pengembangan Kawasan dalam masyarakat, baik secara
Industri akan mendukung peningkatan filosofis, sosiologis, maupun yuridis;
kualitas lingkungan hidup di daerah e. “asas kedayagunaan dan kehasil-
secara menyeluruh. Kegiatan Industri gunaan” adalah bahwa setiap
pada suatu lokasi pengelolaan, akan Peraturan Perundang-undangan di-
lebih mudah menyediakan fasilitas buat karena memang benar-benar
pengolahan limbah dan juga dibutuhkan dan bermanfaat dalam
pengendalian limbahnya. mengatur kehidupan bermasyarakat,
Isi dan materi Peraturan berbangsa, dan bernegara;
Pemerintah No 24 Tahun 2009 tentang f. “asas kejelasan rumusan” adalah
Kawasan Industri, jika di kaji bahwa setiap Peraturan Perundang-
berdasarkan asas-asas dalam Pasal 5 undangan harus memenuhi per-
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 syaratan teknis penyusunan Peratur-
tentang Pembentukan Peraturan dalam an Perundang-undangan, sistematika,
perspektif peneliti tidak terdapat pilihan kata atau istilah, serta bahasa
pertentangan/singkronisasi. Asas-asas hukum yang jelas dan mudah
dalam Pasal 5 adalah sebagai berikut : dimengerti sehingga tidak menimbul-
a. “asas kejelasan tujuan” adalah bahwa kan berbagai macam interpretasi
setiap Pembentukan Peraturan dalam pelaksanaannya;
Perundang-undangan harus mem- g. “asas keterbukaan” adalah bahwa
punyai tujuan yang jelas yang dalam Pembentukan Peraturan
hendak dicapai; Perundang-undangan mulai dari
b. “asas kelembagaan atau pejabat perencanaan, penyusunan, pem-
pembentuk yang tepat” adalah bahwa bahasan, pengesahan atau penetapan,
setiap jenis Peraturan Perundang- dan pengundangan bersifat transpar-
undangan harus dibuat oleh lembaga an dan terbuka. Dengan demikian,
negara atau pejabat Pembentuk seluruh lapisan masyarakat mem-
Peraturan Perundang-undangan yang punyai kesempatan yang seluas-
berwenang. Peraturan Perundang- luasnya untuk memberikan masukan
undangan tersebut dapat dibatalkan dalam Pembentukan Peraturan
atau batal demi hukum apabila dibuat Perundang-undangan.
oleh lembaga negara atau pejabat Beberapa asas tersebut di atas
yang tidak berwenang; tidak ada yang bertentangan dengan isi
c. “asas kesesuaian antara jenis, materi Peraturan Pemerintah No 24
hierarki, dan materi muatan” adalah Tahun 2009 tentang Kawasan Industri.
bahwa dalam Pembentukan Peratur- Pada posisi lain, arah dan sudut pandang
an Perundang-undangan harus benar- Peraturan Pemerintah No 24 tahun 2009
benar memperhatikan materi muatan tentang Kawasan Industri juga sangat

J. DINAMIKA SOSBUD Volume 17 Nomor 2, Juni 2015 : 57 - 68 63


jelas bahwa aspek pembangunan prinsip pembangunan berkelanjutan dan
berkelanjutan yaitu sinergi antara lebih menonjolkan aspek penerimaan
ekonomi, ekologi dan sosial menjadi daerah. Seharusnya, pemerintah Kota
dasar terbentunya kebijakan Semarang dengan konsekwensi men-
pengembangan kawasan industri. Dalam jalankan pengembangan kawasan
praktik yuridis jika kita tinjau dari industri harus siap dengan konsekwensi
konsep pembangunan berkelanjutan adanya penyimpangan yang terjadi yang
orientasi pemerintah Kota Semarang salah satunya dengan menindak
dalam pembuatan kebijakan legalisasi perusahaan yang membuang limbah
kawasan industri sudah sangat sesuai sembarangan.
dalam menyeimbangkan antara faktor Berangkat dari kenyataan
ekonomi, ekologi dan sosial. tersebut, peneliti berpijak pada sebuah
Namun, dalam praktik aplikasi teori bahwa selalu ada bentuk
pengembangan kawasan industri atau konfigurasi di dalam hukum, dalam
aplikasi amanat perundang-Undangan catatan pemikiran Satjipto Rahardjo
yang berlaku, pemerintah nampaknya mengatakan: baik faktor, peranan
masih setengah hati. Dilema atas kurang manusia, maupun masyarakat,
maksimalnya kesimbangan antara ditampilkan kedepan, sehingga hukum
orientasi pengembangan kawasan lebih tampil sebagai medan pergulatan
industri dalam upaya peningkatan dan perjuangan manusia. Hukum dan
pendapatan asli daerah dengan melihat bekerjanya hukum seyogyanya dilihat
kurang dijalankannya prinsip-prinsip dalam konteks hukum itu sendiri.
pembangunan berkelanjutan. Hukum tidak ada untuk diri dan
Prinsip-prinsip pembangunan keperluannya sendiri, melainkan untuk
berkelanjutan yang kurang terakomodir manusia, khususnya kebahagiaan
dalam implementasi pengembangan manusia.8
kawasan industri tersebut sebagai Berdasarkan penjelasan-
berikut: penjelasan tersebut di atas dapatlah
1. Keadilan antargenerasi ditarik suatu kesimpulan, bahwa masalah
(intergenerational equity); pokok daripada penegakan hukum
2. Keadilan dalam satu generasi (intra- sebenarnya terletak pada faktor-faktor
generational equity); yang mungkin mempengaruhinya.
3. Prinsip pencegahan dini Faktor-faktor tersebut mempunyai arti
(precautionary principle); yang netral, sehingga dampak positif
4. Perlindungan keanekaragaman hayati atau negatifnya terletak pada isi faktor-
(conversation of biological faktor tersebut, antara lain:
diversity); dan a. faktor hukumnya sendiri, yang di
5. Internalisasi biaya lingkungan dalam tulisan ini akan dibatasi pada
(internalisation of environment cost undang-undang saja;
and incentive mechanism). b. faktor penegak hukum, yaitu pihak-
Pencemaran lingkungan yang pihak yang membetuk maupun
dimotori oleh perusahaan-perusahaan menerapkan hukum;
dikawasan industri di Kota Semarang,
telah menjadi pembuktian bahwa 8
Satjipto Rahardjo, 2007, Biarkan Hukum
orientasi pemerintah Kota Semarang Mengalir (Catatan Kritis Tentang Pergulatan
belum maksimal dalam menjalankan Manusia dan Hukum), Penerbit Buku Kompas,
Jakarta, hlm. ix

64 Pengembangan Kawasan Industri Dalam Memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Semarang
Suatu Perspektif Konsep Pembangunan Berkelanjutan
c. faktor sarana atau fasilitas yang kedudukan dan peranan yang strategis
mendukung penegakan hukum; dalam perumusan kebijakan Negara10.
d. faktor masyarakat, yakni lingkungan Nilai yang dimaksud dijabarkan
di mana hukum tersebut berlaku atau oleh pemerintah yang dalam hal ini
diterapkan; masuk kategori struktur hukum. Teori
e. faktor kebudayaan, yakni sebagai sistem hukum dari Lawrence M.
hasil karya, cipta dan rasa yang Friedman11 menyatakan bahwa sebagai
didasarkan pada karsa manusia di suatu sistem hukum dari sistem
dalam pergaulan hidup. 9 kemasyarakatan, maka hukum mencakup
Berdasarkan paparan teori di atas tiga komponen yaitu:
memang faktor penegak hukum/manusia 1. Pertama-tama, sistem hukum mem-
sebagai pelaksana perundang-undangan punyai struktur. Sistem hukum terus
sangat menentukan terwujudnya hukum berubah, namun bagian-bagian
yang dapat dijalankan dengan baik. sistem itu berubah dalam kecepatan
Faktor penegak hukum, yaitu pihak- yang berbeda, dan setiap bagian
pihak yang membentuk maupun berubah tidak secepat bagian tertentu
menerapkan hukum jika memiliki cara lainnya. Ada pola jangka panjang
berpikir yang jernih dan bersih untuk yang berkesinambungan-aspek
menjalankan amanat dari Peraturan sistem yang berada di sini kemarin
Pemerintah No 24 tahun 2009 tentang (atau bahkan pada abad yang
Kawasan Industri yang tertuang secara terakhir) akan berada di situ dalam
teknis dalam Perda Kota Semarang, akan jangka panjang. Inilah struktur
menjadi indikator suksesnya kebijaan sistem hukum–kerangka atau rangka-
pengembangan kawasan industri. nya, bagian yang tetap bertahan,
Dalam pembuatan kebijakan, bagian yang memberi semacam
kebijakan tidak hanya berfungsi men- bentuk dan batasan terhadap
ciptakan adanya keseimbangan diantara keseluruhan. Struktur sistem hukum
kepentingan-kepentingan yang berbeda terdiri dari unsur berikut ini : jumlah
(muddling through or balancing dan ukuran pengadilan, yurisdiksinya
interests), tetapi harus berfungsi sebagai (yaitu, jenis perkara yang diperiksa,
penilai (valuer). Artinya ia harus mampu dan bagaimana serta mengapa), dan
menciptakan adanya nilai yang dapat cara naik banding dari satu
disepakatri bersama yang didasarkan pengadilan ke pengadilan lain. Jelas-
pada penilaian-penilaian rasional nya struktur adalah semacam sayatan
(rasional judgements). Ini dimaksudkan sistem hukum–semacam foto diam
untuk mencapai hasil yang maksimal. yang menghentikan gerak.
Ketidakmampuan dalam mengartikulasi- 2. Aspek lain sistem hukum adalah
kan dan menganalisa nilai-nilai (ter- substansinya. Yaitu aturan, norma,
utama nilai-nilai yang bertentangan) dan pola prilaku nyata manusia yang
akan berarti tidak terwujudnya ke-
pentingan masyarakat. Menyadari hal 10
itu, maka system nilai mempunyai Irfan Islami, 2004, Prinsip-Prinsip Perumusan
Kebijaksanaan Negara, Bumi Aksara, Jakarta,
hlm 121
9 11
Soerjono Soekanto, 2002. Faktor-Faktor Yang Lawrence M. Friedman, 2001, American Law
Mempengaruhi Penegakan Hukum, Cetakan An Introduction Second Edition (Hukum
Keempat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Amerika Sebuah Pengantar) Penerjemah Wishnu
hlm. 5. Basuki, Penerbit PT. Tatanusa, Jakarta, hlm 7-9.
J. DINAMIKA SOSBUD Volume 17 Nomor 2, Juni 2015 : 57 - 68 65
berada dalam sistem itu. Substansi yang akan datang, tidak ada istilah
juga berarti “produk” yang dihasil- bahwa anak cucu kita sudah tidak
kan oleh orang yang berada dalam mampu menjalankan pembangunan
sistem hukum itu – keputusan yang dengan baik, akibat warisan kerusakan
mereka keluarkan, aturan baru yang pembangunan yang telah kita jalankan
mereka susun. Penekannya di sini saat ini.
terletak pada hukum hukum yang
hidup (Living law), bukan hanya KESIMPULAN
pada aturan dalam kitab hukum (law
books). Kota Semarang sebagai pusat
3. Komponen ketiga dari sistem hukum kota di provinsi Jawa Tengah telah
adalah budaya hukum. Yaitu sikap menjadi lokasi baru yang cukup
manusia terhadap hukum dan sistem representatif dalam menanamkan
hukum–kepercayaan, nilai, pemikir- investasi. Hal inilah yang kemudian
an, serta harapannya. Dengan kata terbukti dengan semakin banyak dan
lain budaya hukum adalah suasana berkembangnya jumlah industri di Kota
pikiran sosial dan kekuatan sosial Semarang. Data Disperindag Kota
yang menentukan bagaimana hukum Semarang menyebut-kan jumlah total
digunakan, dihindari atau disalah industri kecil, sedang dan besar di Kota
gunakan. Tanpa budaya hukum, Semarang pada 2013 sebanyak 3.589.
sistem hukum itu sendiri tidak akan Dari jumlah tersebut, sekitar 2.000-an
berdaya–seperti ikan yang mati berkategori industri sedang dan besar
terkapar di keranjang, bukan seperti dengan nilai investasi di atas Rp 200
ikan hidup yang berenang di lautnya. juta. Berdasarkan data nilai investasi
Peran dari pemerintah sebagai inilah pemerintah Kota Semarang
struktur hukum dalam mewujudkan menggalakkan pengembangan kawasan
kawasan industri untuk mendongkrak industri yang utamanya diarahkan pada
kesejahteraan masyarakat selayaknya faktor peningkatan Penerimaan Asli
tidak diorientasikan sebagai bentuk dari Daerah.
kepentingan peningkatan pendapatan asli Di Kota Semarang terdapat 9
daerah saja. Faktor keberlanjutan pem- (sembilan) kawasan Industri tersebut
bangunan utamanya dalam bidang adalah kawasan industri Wijayakusuma,
pengelolaan lingkungan harus menjadi Kawasan Industri Terboyo, Kawasan
pertimbangan penting bagi landasan Industri Lamicitra Nusantara, dan
aplikatif kebijakan yang dijalankan. Kawasan Industri Bukit Semarang Baru,
Paradigma dan tradisi pemerintah Lingkungan industri Kecil Bugangan
daerah mengukur kemajuan daerah Baru, Kawasan Industri Guna Mekar
dengan indikator angka-angka statistik Tambak Aji, Kawasan Industri Candi,
Pendapat Asli Daerah tentunya harus Kawasan Industri Tugu, dan Kawasan
dihapuskan. Nilai keberlanjutan pem- Industri Sinar Centra Cipta. Tingkat
bangunan yang paling tidak terdapat okupansi sembilan kawasan industri
dalam indikator konsep pembangunan seluas 1.029 hektare di kota itu mencapai
berkelanjutan harus menjadi indikator 75%. Namun pada sisi lain persoalan
bagimana pengembangan kawasan yang kemudian mengemuka adalah
industri pada masa akan datang masalah lingkungan hidup.
diarahkan. Diharapkan dimasa-masa

66 Pengembangan Kawasan Industri Dalam Memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Semarang
Suatu Perspektif Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Pada kawasan industri di Kota nya penyimpangan. Namun jika
Semarang terdapat pencemaran yang pemerintah tidak serius dan hanya
secara sistematis sangat merugikan berorientasi keuntungan semata, maka
pembangunan yang akan dijalankan pada akan dikhawatirkan menimbulkan
masa yang akan datang. Praktik problematika di kemudian hari yaitu
penyimpangan pembangunan kawasan persoalan dilema dan ketimpangan
industri dari sektor lingkungan inilah pembangunan yang utamanya diharap-
yang menunjukkan bahwa pemerintah kan dapat dijalankan pada masa yang
daerah Kota Semarang lebih menitik- akan datang. Disinilah pentingnya
beratkan pada faktor pendapatan daerah menjalankan prinsip-prinsip pembangun-
yang seyogyanya dikaji ulang. an berkelanjutan dalam pengembangan
Di Kota Semarang, pemerintah kawasan industri yang tidak saja hanya
daerah telah menerbitkan Peraturan dikembangkan pada arah meningkatnya
Daerah Pemerintah Kota Semarang No pendapatan asli daerah dan terkurangi-
14 tahun 2011 tentang Rencana Tata dan nya pengangguran, akan tetapi juga
Ruang Wilayah, yang isinya mengatur melihat factor lingkungan sebagai
lokasi yang dijadikan sebagai kawasan indicator berhasilnya suatu wujud
industri. Regulasi yang dibuat tersebut pembangunan secara nyata.
telah berpijak pada Peraturan Pemerintah Saran yang dapat peneliti berikan
No 24 Tahun 2009 tentang Kawasan berdasarkan hasil penelitian yang telah
Industri. peneliti jalankan sebagai berikut :
Berdasarkan aspek yuridis, ke- 1. Diharapkan pemerintah kota
tentuan Peraturan Daerah Pemerintah semarang lebih secara serius untuk
Kota Semarang No 14 tahun 2011 melakukan pengawasan pada
tentang Rencana Tata dan Ruang kawasan industri yang telah ada di
Wilayah sebagai acuan praktik Kota Semarang utamanya pada
pengembangan kawasan industri tidak masalah lingkungan;
menyalahi ketentuan yang ada. 2. Pemerintah Kota Semarang harus
Ketentuan yang dimaksud salah satunya membuat team independen yang ber-
adalah dalam Undang-Undang Nomor tugas untuk melakukan pengawasan
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan secara simultan berkesinambungan
Peraturan yaitu pasal 5 tentang asas-asas dan sistematis terhadap pelaksanaan
pembentukan peraturan perundang- kegiatan industri yang ada pada
undangan. Namun dalam praktiknya, kawasan industri;
ketentuan dalam Peraturan Daerah 3. Pemerintah Kota Semarang harus
Pemerintah Kota Semarang No 14 tahun secara tegas melakukan penindakan
2011 tentang Rencana Tata dan Ruang kepada industri yang melakukan
Wilayah tidak dijalankan dengan baik. penyimpangan dan jika diperlukan
indikator tidak dijalankan dengan baik mencabut izin menjalankan kegiatan
adalah terdapat pembiaran atas pem- industri sehingga nantinya menjadi-
buangan limbah pada beberapa lokasi kan efek jera kepada perusahaan-
kawasan industri. perusahaan lain yang dimungkiankan
Selayaknya dengan pengembang- mereka akan melakukan
an kawasan industri, pemerintah secara penyimpangan.
sadar menjadi dipermudah dalam
melakukan pengontrolan apabila terjadi-

J. DINAMIKA SOSBUD Volume 17 Nomor 2, Juni 2015 : 57 - 68 67


DAFTAR PUSTAKA eprints.undip.ac.id/40954/1/JURNA
L.docx
Buku-Buku http://kabar24.bisnis.com/read/20140508/
Irfan Islami, 2004, Prinsip-Prinsip 78/226142/kawasan-industri-kota-
Perumusan Kebijaksanaan Negara, Semarang-hampir-penuh
Bumi Aksara, Jakarta http://pelanggan.if-kom.com, Pemerintah
Lawrence M. Friedman, 2001, American Diminta Tindak Pencemaran
Law An Introduction Second Limbah Pabrik Baja , selasa 29
Edition (Hukum Amerika Sebuah november 2011
Pengantar) Penerjemah Wishnu Kontan.co.id, 7,24 juta orang Indonesia
Basuki, Penerbit PT. Tatanusa, adalah pengangguran, diunduh pada
Jakarta tanggal 12 januari 2015 pada situs
Lexi J. Moleong, 2007, Metodologi http://nasional.kontan.co.id/news/72
Penelitian Kualitatif, Rosda, 4-juta-orang-indonesia-adalah-
Bandung pengangguran
Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metode
Penelitian Hukum dan jurimetri, Perundang-Undangan
Ghalia Indonesia, Jakarta Undang-Undang Dasar Negara Republik
Satjipto Rahardjo, 2007, Biarkan Hukum Indonesia tahun 1945
Mengalir (Catatan Kritis Tentang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Pergulatan Manusia dan Hukum), tentang Pemerintahan Daerah
Penerbit Buku Kompas, Jakarta yang telah disempurnakan dengan
Soerjono Soekanto, 1981, Pengantar Undang-Undang No. 12 Tahun
Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta 2008 tentang Pemerintahan
Soerjono Soekanto, 2002. Faktor-Faktor Daerah
Yang Mempengaruhi Penegakan Undang-undang No. 32 Tahun 2009
Hukum, Cetakan Keempat, PT. Raja tentang Perlindungan dan
Grafindo Persada, Jakarta Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-Undang Republik Indonesia
Jurnal/Koran Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Suara Merdeka 15 Januari 2013 dengan Perindustrian
judul PAD Kota Semarang Rp 2,4 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
triliun 2009 tentang Kawasan Industri
Peraturan WaliKota Semarang nomor 35
Internet tahun 2008 tentang penjabaran
Fazalaili Rahmawati A Dkk, Detail tugas dan fungsi dinas
Engineering desain (ded) sistem perindustrian dan perdagangan
Penyaluran air limbah dan instalasi Kota Semarang
pengolahan Air limbah kawasan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011
industri bsb city, mijen Kota tentang RTRW Kota Semarang
Semarang, diunduh dari situs yang 2011-2031
beralamat di

68 Pengembangan Kawasan Industri Dalam Memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Semarang
Suatu Perspektif Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai