Anda di halaman 1dari 3

Badan Usaha: Pengertian, Jenis, Bentuk dan Contoh

 Perbedaan Badan Usaha dan Perusahaan


Badan Usaha merupakan kesatuan yuridis atau hukum, teknis dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan. sementara perusahaan adalah tempat di mana Badan Usaha
tersebut mengelola faktor-faktor produksi. Meskipun sering disamakan dengan perusahaan,
sesungguhnya mereka adalah dua hal yang berbeda.

 Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia


1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
BUMN merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh pemerintah.
Meskipun begitu, karyawan yang bekerja di BUMN tidak disebut sebagai pegawai negeri,
melainkan karyawan BUMN. Bentuk badan usaha ini pun dibagi lagi menjadi 3 bentuk, yakni:
 Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perjan adalah salah satu bentuk badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh pemerintah.
Bentuk BUMN ini memiliki fokus untuk memberi pelayanan kepada masyarakat. Namun karena
fokus tersebut, Perjan tidak mendapat pemasukan untuk menanggulangi kebutuhan
operasionalnya. Oleh sebab itu, bentuk BUMN ini sudah tidak diterapkan lagi. Salah satu contoh
Perjan adalah PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api), yang kini berubah menjadi PT. KAI.
 Perusahaan Umum (Perum)
Perum dapat juga disebut sebagai evolusi dari Perjan. Sebetulnya Perum dan Perjan tidak jauh
berbeda, hanya saja Perum berorientasi pada laba atau mencari keuntungan. Perum dikelola oleh
negara, dan karyawannya berstatus sebagai pegawai negeri. Sayangnya, meskipun sudah berganti
orientasi kepada laba, Perum tetap saja merugi. Negara pun memutuskan untuk menjualnya ke
publik dan mengubahnya menjadi Persero.
Contoh dari Perum yang telah berubah menjadi Persero, diantaranya adalah:
 Perum Asabri yang kini menjadi PT Asabri,
 Kemudian ada Perum Pegadaian yang kini menjadi PT Pegadaian,
 Serta ada Perum Telekomunikasi (Perumtel) yang kini menjadi PT Telkom Indonesia
Tbk.
 Perusahaan Perseroan (Persero)
Persero pun merupakan salah satu bentuk badan usaha yang dikelola oleh negara. Tujuan BUMN
ini adalah melayani masyarakat sekaligus mencari keuntungan, dengan harapan Persero tidak
akan mengalami kerugian. Berikut adalah beberapa ciri-ciri dari Persero:
Ciri-Ciri Persero
 Bersifat komersial, karena bertujuan mencari laba
 Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dalam
bentuk saham
 Dipimpin oleh direksi
 Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta
 Badan usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (Persero)
 Tidak memperoleh fasilitas negara

2. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)


Badan Usaha Milik Swasta adalah jenis badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh seseorang
atau sekelompok orang. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33, bidang-bidang usaha
yang diberikan kepada pihak swasta bertugas mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat
tidak vital dan strategis atau tidak menguasai hajat hidup orang banyak. BUMS pun dibagi-bagi
lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:
 Firma (Fa)
Merupakan sebuah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih, di mana tiap anggota
bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal yang dipakai firma berasal dari anggota
pendiri itu sendiri. Laba atau keuntungannya dibagikan kepada anggota dengan ratio yang sesuai
dengan perjanjian pada saat mendirikannya.
Ciri-ciri Firma
 Semua anggota pendiri firma aktif dalam menjalankan bisnis
 Tanggung jawab tak terbatas atas segala resiko yang terjadi
 Akan berakhir jika salah satu anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia
Beberapa contoh perusahaan yang tergolong firma antara lain perusahaan sepatu dan sportswear,
seperti Nike dan Converse, firma hukum, firma akutansi dan konsultan bisnis.
 Perusahaan Perorangan
Sesuai dengan namanya, perusahaan perseorangan adalah badan usaha yang kegiatan usaha,
modal dan manajemennya ditangani oleh satu orang. Biasanya, orang tersebut pun yang menjadi
manajer atau direktur perusahaannya, sehingga ia memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas.
Bisa dibilang, untung dan rugi ditanggung sendiri olehnya.
Ciri-ciri perusahaan perseorangan
 Dimiliki oleh perorangan/sendiri
 Pengelolaan terbatas atau sederhana
 Modal tidak terlalu besar
 Kelangsungan hidup usaha bergantung pada pemilik perusahaan

Contoh paling mudah untuk sebuah perusahaan perorangan adalah UKM (Usaha Kecil dan
Menengah), misalnya di bidang kuliner, bengkel, laundry, salon kecantikan maupun ritel.
 Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas memiliki banyak kelebihan yang lebih menonjol dibanding bentuk badan
usaha yang lain. Misalnya saja, badan usaha yang bisa dimiliki sangat luas, pergerakan bidang
usahanya pun bebas. Serta tanggung jawab yang dimiliki hanya terbatas pada modal yang
disetorkan. Tidak heran kalau banyak pengusaha yang memutuskan untuk membangun PT.
Ciri–ciri PT
 Kewajiban terhadap pihak luar hanya terbatas pada modal yang disetorkan
 Mudah dalam peralihan kepemimpinan
 Usia perusahaan tidak terbatas
 Mampu untuk menghimpun dana dalam jumlah yang besar
 Bebas untuk melakukan berbagai aktivitas bisnis
 Mudah mencari karyawan
 Dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki saham
 Pajaknya berganda antara Pajak Penghasilan dan Pajak Dividen

Contoh nya adalah PT. Djarum, PT. Indofood Tbk., PT. Unilever Indonesia Tbk. dan PT. Astra
International Tbk.
 Persekutuan Komanditer (CV)
Perusahaan Komanditer merupakan badan usaha yang berasal dari Belanda, dengan sebutan asli
Commanditaire Vennootschap, sehingga disingkat sebagai CV. Bentuk badan usaha ini
merupakan persekutuan yang didirikan berdasarkan saling percaya. CV sering menjadi bentuk
badan usaha yang dipilih oleh para pengusaha, bila mereka ingin memiliki kegiatan usaha
dengan modal yang minim. Dalam CV, terdapat beberapa sekutu yang secara penuh bertanggung
jawab atas sekutu lain, lalu ada salah satu yang menjadi pemberi modal.
Karena tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada jumlah modal yang diberikan,
jenis sekutu dalam CV terbagi menjadi 2, yakni:
 Sekutu aktif, yaitu anggota yang memimpin/menjalankan perusahaan dan bertanggung jawab
penuh atas utang- utang perusahaan
 Sekutu pasif/sekutu komanditer, yaitu anggota yang hanya menanamkan modalnya kepada
sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam urusan operasional perusahaan. Sekutu pasif
bertanggung jawab atas resiko yang terjadi hingga batas modal yang ditanam.
Ciri–ciri CV
 Didirikan oleh minimal 2 orang (satu orang sebagai sekutu aktif, satu lagi sebagai sekutu
pasif)
 Seorang sekutu aktif akan bertindak mengurus kegiatan usaha dan bertanggung jawab
penuh atas segala resiko
 Sekutu pasif hanya bertanggung jawab sebesar modal yang ia setorkan ke dalam
perusahaan

3. Koperasi
Di luar BUMN dan BUMS, adapula badan-badan usaha yang bergerak dengan ketentuan yang
berbeda. Salah satunya adalah koperasi, yakni badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi. Kegiatan usaha oleh badan usaha ini merupakan gerakan ekonomi rakyat
yang berlandaskan asas kekeluargaaan, sesuai dengan prinsip koperasi.
Ciri–ciri yang harus dimiliki
 Koperasi adalah perkumpulan orang–orang
 Penggabungan orang–orang berdasarkan kesukarelaan
 Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai
 Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan
 Anggota koperasi menerima manfaat dan resikonya secara seimbang

4. Yayasan
Yayasan merupakan badan usaha yang tidak mencari untung. Yayasan lebih cenderung
mengutamakan kepentingan sosial dan memiliki badan hukum sendiri.
Ciri–ciri Yayasan
 Dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
 Didirikan dengan akta notaris
 Dibentuk dengan memisahkan kekayaan pribadi pendiri untuk tujuan nirlaba, religi,
sosial dan kemanusiaan
 Tidak memilik anggota dan tidak dimiliki siapapun, namun memiliki pengurus atau organ
untuk merealisasikan tujuan Yayasan
 Dapat dibubarkan oleh pengadilan dalam kondisi pertentangan tujuan yayasan dengan
hukum, likuidasi dan pailit

Yayasan juga memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Adapula kelebihan yayasan adalah
merupakan lembaga nirlaba yang rela membantu masyarakat. Keberadaan yayasan kerap kali
membantu terciptanya keseimbangan sosial dalam masyarakat. Di sisi lain, yayasan memiliki
kekurangan, yakni terbatasnya dana. Hal ini tentu bisa menghambat kegiatan usaha yang
dilakukan olehnya.

Beberapa contohnya adalah Insan Muda Mulia, Obor Berkat Indonesia (OBI), Putera Sampoerna
Foundation dan Indonesia Mengajar.

Anda mungkin juga menyukai