Anda di halaman 1dari 7

MACAM – MACAM GRAND THEORY

Oleh : Chintya Susanto


NIM : 023001709099

1. Stakeholders Theory
Stakeholders theory menyatakan bahwa perusahaan tidak hanya beroperasi
untuk dirinya sendiri, melainkan juga harus memberikan manfaat kepada stakeholders
(Purwanto, 2011). Stakeholders adalah individu, sekelompok individu, komunitas, atau
bahkan masyarakat yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap perusahaan.
Teori stakeholders menjelaskan bahwa setiap perusahaan yang ingin mempertahankan
kelangsungan hidupnya akan membutuhkan dukungan dari para stakeholders (Gray et
al., 1995). Disisi lain bagi setiap stakeholders, stakeholders memiliki hak untuk
mengetahui informasi mengenai aktivitas perusahaan. Sehingga agar dapat
memberikan hak stakeholders, perusahaan diharuskan untuk meningkatkan penyediaan
informasi.
Teori stakeholders menjelaskan bahwa perusahaan akan memilih secara
sukarela (voluntary) untuk mengungkapkan informasi perusahaan (termasuk mengenai
risiko perusahaan) melebihi yang disyaratkan oleh badan pengatur (mandatory).
Pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan didorong oleh keinginan untuk
memberikan kepuasan kepada stakeholders. Informasi merupakan elemen kunci dalam
pengambilan keputusan (Amran et al., 2009). Setiap stakeholders akan memanfaatkan
posisinya untuk mengumpulkan informasi tentang risiko sebanyak mungkin yang
nantinya akan digunakan dalam pengambilan keputusan. Sehingga, adanya informasi
tersebut akan mampu meminimalisir jumlah kerugian yang mungkin harus ditanggung
oleh stakeholders.

2. Agency Theory
Agency theory menjelaskan hubungan antara principal dengan agent. Hubungan
tersebut didefinisikan sebagai suatu kontrak dimana agent bertindak untuk dan atas
nama principal dalam hal pengambilan keputusan (Jensen dan Meckling, 1976).
Principal merupakan pihak yang memberikan wewenang kepada agent. Sedangkan
agent merupakan pihak yang menerima wewenang dari principal. Agency theory
menjelaskan bahwa dalam hubungan keagenan, setiap manajer (agent) akan memiliki
informasi yang lebih banyak dan akses yang tidak terbatas terhadap informasi
perusahaan, berbeda dengan investor (principal) yang memiliki akses terbatas terhadap
informasi perusahaan. Perbedaan kondisi tersebut sering menyebabkan adanya
informasi yang hanya diketahui oleh pihak manajemen perusahaan yang tidak
diungkapkan kepada investor. Sehingga atas situasi tersebut timbul asimetri informasi
antara pihak manajemen dengan pihak eksternal perusahaan. Dalam rangka
memperkecil tingkat asimetri informasi, pihak manajemen perusahaan dituntut untuk
menyediakan informasi secara lebih transparan dan terbuka.
Pengungkapan informasi mengenai risiko perusahaan (corporate risk disclosure
- CRD) secara lebih transparan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi tingkat asimetri informasi. Informasi mengenai risiko perusahaan
seringkali hanya diketahui oleh pihak manajemen perusahaan. Dengan adanya
transparansi risiko oleh manajemen perusahaan, maka pihak eksternal perusahaan akan
memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang dapat
mengancam kepentingannya. Sehingga para pihak eksternal akan mampu menentukan
keputusan terbaik yang harus diambil agar dapat terhindar dari kerugian.

3. Signalling Theory
Signalling theory menjelaskan tentang pentingnya informasi yang dikeluarkan
oleh perusahaan terhadap keputusan investasi berbagai pihak di luar manajemen
perusahaan. Informasi merupakan unsur yang penting bagi investor. Informasi mampu
memberikan gambaran kepada investor mengenai kondisi masa lalu maupun masa
depan. Informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu mampu membantu investor
dalam mempertimbangkan keputusan yang akan diambil.
Berdasarkan teori signal, manajer melakukan pengungkapan informasi yang
memadai untuk menyampaikan signal tertentu kepada para pengguna informasi
(Elzahar dan Hussainey, 2012). Ketika informasi telah diungkapkan (diumumkan),
informasi tersebut akan diinterpretasikan dan dianalisis oleh para pengguna informasi.
Tujuan dari interpretasi tersebut adalah untuk mengetahui apakah informasi
mengandung signal yang baik atau buruk bagi investor. Jika informasi mengandung
signal yang baik bagi investor, maka investor akan tertarik untuk melakukan
perdagangan saham.
Laporan tahunan merupakan salah satu jenis informasi yang dapat menjadi
signal bagi pihak diluar perusahaan. Terdapat dua jenis informasi yang terdapat dalam
laporan tahunan yaitu informasi akuntansi dan informasi non-akuntansi. Salah satu
contoh informasi non-akuntansi adalah informasi mengenai risiko perusahaan.
Informasi mengenai risiko perusahaan akan memberikan signal kepada pihak diluar
perusahaan, khususnya investor terkait dengan risiko yang akan mengancam
keberhasilan investasi investor.

4. Legitimacy Theory
Legitimacy theory menyebutkan bahwa perusahaan secara continue mencoba
untuk meyakinkan bahwa kegiatan perusahaan sesuai dengan batasan dan norma yang
berlaku di masyarakat. Perusahaan berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan yang
dilakukan dapat diterima oleh pihak luar perusahaan. Teori ini didasarkan pada situasi
dimana terdapat kontrak sosial antara perusahaan dengan lingkungan sekitar.
Teori legitimasi merupakan salah satu teori yang mampu menjelaskan alasan
perusahaan melakukan pengungkapan sukarela. Salah satu alasannya adalah
perusahaan ingin meyakinkan masyarakat kegiatan perusahaan masih berada dalam
batas dan norma masyarakat. Ketika terjadi perubahan persepsi sosial (masyarakat)
yang merugikan perusahaan tentang bagaimana perusahaan berjalan, maka keinginan
perusahaan untuk mengendalikan perubahan tersebut akan menjadi lebih besar
(O’Donovan, 2002). Perusahaan yang mencoba untuk mengubah persepsi orang lain
cenderung akan melakukan pengungkapan secara sukarela. Sehingga, dengan alasan
tersebut perusahaan akan melaporkan secara sukarela informasi yang menjadi perhatian
masyarakat, termasuk mengenai risiko perusahaan.
CRD akan memungkinkan masyarakat sekitar perusahaan mengetahui risiko
yang harus mereka pikul atas kegiatan atau aktivitas perusahaan. Atas informasi
tersebut, masyarakat dapat mengetahui bahwa kegiatan perusahaan masih berada dalam
batas dan norma yang diberlakukan.

5. Teori Akuntansi Positif


Watts dan Zimmerman (1986:5), penggagas Teori Akuntansi
Positif, menyatakan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan (to
explain) dan memprediksi (to predict) praktik- praktik akuntansi. Arti dari menjelaskan
adalah menyediakan alasan-alasan untuk praktik akuntansi yang dapat diobservasi,
sedangkan arti dari memprediksi adalah bahwa teori akuntansi dapat memprediksi
fenomena yang tidak terobservasi. menghubungkan konsep-konsep dalam bentuk
hipotesis yang akan diuji. Lebih lanjut, mereka menyatakan bahwa teori sebaiknya
dibangun oleh para akademisi, bersumber pada bukti empiris yang memiliki kekuatan
untuk mampu memprediksi. Teori yang tidak dibangun atas dasar tersebut di sebut
Watts dan Zimmerman (1986 :4) sebagai ‘child’s theory’ yang melakukan generalisasi
tanpa pengalaman riset saintifik.
Selanjutnya, Positive Theory menjelaskan tentang hubungan sebab akibat (how
the world works) tanpa dilandasi pertimbangan nilai (Suwardjono, 2008 :27),
sedangkan Normative Theory memberikan saran (prescription) tentang prosedur
akuntansi apa yang sebaiknya dilakukan. Contoh teori normatif antara lain : Paton dan
Littleton- An Introduction to Corporate Accounting Standards (1940), Scott
– Accounting Theory (1941), Paul Grady-inventory for Generally Accepted Accounting
Principle (1965). Contoh teori positif adalah Watts dan Zimmerman (1986) yang
mengkritik teori normatif karena teori normatif didasarkan pada pertimbangan
nilai/ value judgement (Chariri, 2001 : 64-65).
Oleh karena itu jelas bahwa teori akuntansi positif mengakui asumsi rasionalitas
(Watts dan Zimmerman, 1986 :22)
Teori Akuntansi positif didasarkan pada proposisi bahwa manajer, pemegang
saham, dan regulator (politisi) adalah rasional dan mereka berusaha untuk
memaksimalkan utility mereka, yang secara langsung terkait dengan kompensasi dan
kemakmuran mereka. Pilihan akuntansi tergantung pada variabel-variabel yang
merepresentasi insentif manajemen untuk memilih metode akuntansi dengan rencana
bonus, kontrak hutang, dan proses politisi.
Watts dan Zimmerman (1986) menjelaskan tiga hipotesis yang diaplikasikan
untuk melakukan prediksi dalam teori akuntansi positif mengenai motivasi manajemen
melakukan pengelolaan laba. Tiga hipotesis yang dijelaskannya adalah sebagai berikut:

 Hipotesis rencana bonus (bonus plan hypothesis), berkaitan dengan tindakan


manajemen dalam memilih metode akuntansi untuk memaksimalkan laba demi
mendapatkan bonus yang tinggi. Manajemen yang diberikan janji untuk
mendapatkan bonus sehubungan dengan performa perusahaan khususnya
terkait dengan laba perusahaan yang diperolehnya akan termotivasi untuk
mengakui laba perusahaan yang seharusnya menjadi bagian di masa mendatang,
diakui menjadi laba perusahaan pada tahun berjalan.
 Hipotesis perjanjian hutang (debt covenant hypothesis), dalam melakukan
perjanjian hutang, perusahaan diharuskan untuk memenuhi beberapa
persyaratan yang diajukan oleh debitur agar dapat mengajukan pinjaman.
Beberapa persyaratan tersebut adalah persyaratan atas kondisi tertentu
mengenai keuangan perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan dapat tercermin
dari rasio-rasio keuangannya. Kreditor memiliki persepsi bahwa perusahaan
yang memiliki nilai laba yang relatif tinggi dan stabil merupakan salah satu
kriteria perusahaan yang sehat.
 Hipotesis biaya politik (political cost hypothesis), hipotesis ini menjelaskan
akibat politis dari pemilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh
manajemen. Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, maka semakin
besar tuntutan masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Perusahaan yang
berukuran besar diharapkan akan memberikan perhatian yang lebih terhadap
lingkungan sekitarnya dan terhadap pemenuhan atas peraturan yang
diberlakukan regulator.
Menurut Chariri dan Ghozali (2007), dalam teori akuntansi positif terdapat tiga
hubungan keagenan yaitu:
 Hubungan manajemen dengan pemilik (pemegang saham), manajemen akan
cenderung menerapkan akuntansi yang kurang konservatif atau optimis apabila
kepemilikan saham yang ada di perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan
kepemilikan saham eksternal. Agen atau manajer tersebut ingin agar kinerjanya
dinilai bagus dan mendapatkan bonus (bonus plan), maka manajer cenderung
meningkatkan laba periode berjalan. Namun, prinsipal atau pemegang saham
hanya menginginkan deviden maupun capital gain dari saham yang
dimilikinya. Sebaliknya, jika kepemilikan manajerial lebih tinggi dibanding
pemegang saham eksternal, maka manajemen cenderung melaporkan laba yang
lebih konservatif. Adanya rasa memiliki dari manajer terhadap perusahaan yang
tinggi membuat manajer lebih berkeinginan untuk memperbesar perusahaan.
Penerapan akuntansi yang konservatif menyebabkan terdapat cadangan dana
tersembunyi yang cukup besar untuk dapat meningkatkan investasi perusahaan.
Aset akan diakui dengan nilai terendah, sehingga nilai pasar lebih besar
daripada nilai buku dan terbentuklah goodwill.
 Hubungan manajemen dengan kreditor, apabila rasio hutang atau ekuitas
perusahaan tinggi maka kemungkinan bagi manajer untuk memilih metode
akuntansi yang konservatif atau yang cenderung menurunkan laba semakin
besar. Hal ini dikarenakan kreditor dapat mengawasi kegiatan operasional
manajemen, sehingga pihaknya meminta manajemen agar melaporkan laba
yang konservatif demi keamanan dananya.
 Hubungan manajemen dengan pemerintah, manajer akan cenderung
melaporkan laba secara konservatif atau secara hati-hati untuk menghindari
pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah, para analis, dan masyarakat.
Perusahaan yang besar akan lebih disoroti oleh pihak-pihak tersebut dibanding
perusahaan kecil. Perusahaan besar harus dapat menyediakan layanan publik
dan tanggung jawab sosial yang lebih baik kepada masyarakat sebagai tuntutan
dari pemerintah dan juga membayar pajak yang lebih ringgi sesuai dengan laba
perusahaan yang tinggi.

6. Teori Rasionalitas Terbatas (Bounded Rationality Theory)


Keputusan adalah suatu reaksi terhadap solusi alternatif yang dilakukan secara
sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut
bersama konsekuensinya. Ada banyak irasionalitas ditemukan dalam proses
pengambilan keputusan individu sosial yang senantiasa menantang konsep tentang
rasionalitas. Kebanyakan individu mengambil keputusan berjalan dalam rasionalitas
terbatas (bounded rationality) dengan membangun model yang disederhanakan dan
mencari segi-segi yang penting dari masalah tanpa menangkap semua kompleksitasnya
(Santoso, 2012).
Penelitian Simon (1957), March & Simon (1958) dalam Bazerman (1994)
menyatakan bahwa keputusan individual dibatasi dalam rasionalitasnya dan bahwa
individu dapat lebih memahami pengambilan keputusan dengan penjelasan aktual
daripada normatif. Teori rasionalitas terbatas menyatakan bahwa manusia gagal untuk
sepenuhnya rasional karena beberapa faktor berikut: (1) kemampuan yang terbatas
untuk memproses informasi, (2) penggunaan pertimbangan heuristik, dan (3) dalam
situasi kompleks orang tidak bisa memaksimalkan tujuan, tapi sekedar mencapai tujuan
yang satisfying (Gudono, 2009). Auditor dalam memberikan opini atas laporan
keuangan melibatkan unsur pertimbangan. Pertimbangan mengacu pada aspek kognitif
atas proses pengambilan keputusan (Bazerman, 1994). Kahneman & Tversky (1973)
menjelaskan bahwa manusia pada saat mengambil keputusan akan mendasarkan pada
heuristik. Heuristik adalah rule of thumb yang digunakan seseorang untuk
menyederhanakan pemrosesan informasi dalam memorinya. Ada dua macam heuristik
pertimbangan, yaitu (1) availability heuristic (heuristik ketersediaan) dan (2)
representativeness heuristic (heuristik keterwakilan) (Nurdiono, et al., 2015). Heuristik
ketersediaan adalah strategi membuat penilaian berdasarkan seberapa mudah informasi
tertentu dimasukkan ke pikiran. Informasi yang lebih menonjol dan lebih penting akan
lebih digunakan dalam melakukan pertimbangan dan pertimbangan. Sementara
heuristik keterwakilan adalah strategi membuat penilaian berdasarkan seberapa jauh
kemiripan dengan sesuatu (Suartana, 2010).

Anda mungkin juga menyukai