PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui koloni bakteri yang terdapat dalam sampel bahan makanan
padat yang akan diujikan metode Total Plate Count
2. Untuk mengidentifikasi bakteri yang terdapat pada bahan makanan yang
diujikan
BAB II
Metode
2.1.1 .Alat :
1. Tabung reaksi
2. Gelas erlenmeyer
3. Ose bulat
4. Ose jarum
5. Rak tabung
6. Lampu bunsen
7. Mikroskop
8. Object glass
9. Mikropipet
10. Pipet
11. Mortir alu
12. Neraca
13. Alumunium foil
14. Cawan petri
15. Inkubator
2.1.2 Bahan :
1. Bahan makanan yang akan diuji
2. NaCl fisiologis
3. Kristal violet
4. Etano
5. Lugol
6. Safranin
7. Aquades
8. Medium cair atau NB(Nutrient broth)
9. Larutan
10. Media tryptophan atau peptone broth (Indole test)
11. Medium semi solid (Uji motilitas)
12. Larutan Peroksida(Uji Katalase)
13. Simmos citrate (SC)
14. Triple sugar iron agar (TSIA)
2.2.1 Pengenceran
Uji Katalase
1. Mengambil kultur sampel dengan ose secara aseptis dari agar miring
dengan meijarkan ose dan mendinginkannya.
2. Biakan digoreskan pada petridish agar sel rata dan tidak bertumpuk.
3. Kultur mikroba kemudian ditetesi 1-2 tetes H2O2 3% agar aktivitas
katalase pada mikroba dapat diketahui.
4. Petridish ditutup kembali agar tidak ada kontaminasi dan memaksimalkan
mikroba untuk merombak H2O2.
5. Amati ada tidaknya gelembung-gelembung kecil. Jika terdapat
gelembung maka dalam petridish tersebut merupakan bakteri katalase
positif, sebaliknya jika tidak ada gelembung termasuk bakteri katalase
negatif.
Uji TSIA
Uji ini bertujuan untuk mengetahui organisme yang dapat memfermentasi
glukosa, sukrosa dan atau laktosa dengan atau tanpa menghasilkan gas. Juga untuk
mengetahui kemampuan organisme dalam menghasilkan hydrogen sulfida dan
thiosulfate dalam kondisi asam.
1. Acid/acid/gas : Klebsiella
2. Acid/acid : Yersinia enterocolitica (18 jam)
3. Acid/acid : Yersinia enterocolitica. Sesudah 48 jam
4. Acid/acid/gas/hydrogen sulphide : Citrobacter
5. Acid/acid/gas/hydrogen sulphide : Erysipelothrix rhusiopathie
Uji Motilitas
Tes ini bertujuan untuk mengetahui pergerakan organise pada suhu yang
dikehendaki dengan media semi solid. Bakteri yang motil akan migrasi dari area
penusukan dan menyebar ke dalam media yang menyebabkan kekeruhan. Bakteri non
motil akan menunjukan batas pertumbuhan yang jelas, tidak menyebar, dan tidak
menghasilkan kekeruhan.
3.1 Hasil
Jumlah Koloni
UJI HASIL
Uji Katalase (+) Ada gelembung
Uji SC (+) Menjadi warna biru
Uji SIM
Uji TSIA (+) Pada bagian dasar terutama
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil yang didapatkan saat praktikum kemarin, terdapat sejumlah 70 koloni
pada sampel yang ditumbuhkan dalam media nutrien broth. Koloni tersebut didapatkan
dari pengenceran sebanyak 10-3 dengan bahan yang diujikan adalah jajanan pinggir jalan,
yaitu molen mini. Metode yang digunakan untuk mengukur jumlah koloni adalah metode
total plate count. Metode ini dilakukan dengan asumsi bahwa mikroorganisme hidup akan
bertumbuh dalam suspensi dan membentuk suatu koloni bakteri denga media pertumbuhan
dan lingkungan yang sesuai(Fardiaz,1993)Bakteri yang tumbuh dan berkembang biak akan
dapat dilihat dengan mata telanjang. Sehingga penghitungan koloni bakteri dilakukan tanpa
perlu mikroskop(Volk, 1989). Untuk menghindari kepadatan bakteri yang berlebihan maka
dilakukan proses pengenceran. Pada pengenceran 10-3 didapatkan hanya satu koloni saja.
Dengan demikian koloi tunggal yang diperoleh disebut juga koloni yang murni.
Pada pewarnaan gram yang dilakukan dari sampel koloni, didapatkan bakteri negaitf
berbentuk basil berwarna merah. Bakteri gram negatif merupakan bakteri yang memiliki
seidkit peptidoglikan dan tidak mengandung asam pada dinding selnya namun
mengandung sejumlah polisakarida dan lebih rentan terhadap kerusakan mekanik dan
kimia. Sehingga saat diteterkan oleh etanol pewarna kristal violet yang telah diserap akan
ikut luntur. Lalu saat dialnjutkan dengan pewarnaan kedua menggunakan safranin sehingga
dapat menyerap safranin dan menghasilkan warna merah(Prasetyo, 2009)
Uji Indol dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah organisme menghasilkan gugus indole
dan tryptophan atau peptone. Uji indol menunjukan hasil negatif karena ditandai larutnya senyawa
amino benzealdehid dalam air sehingga tidak membentuk warna merah seperti cincin sebagai
pembentukan indol(Lumantouw et al, 2013). Pada uji indol yang dilakukan pada praktimum ini
menunjukan adanya cincin merah yan berarti positif (+). Cincin merah yang disebabkan oleh indol
yang bereaksi dengan aldehida ketika diteteskan dengan reagen kovac. Bakteri akan teoksidasi oleh
tryptophan sebagai sumber karbon. Uji indol adalah salah satu komponen asam amino yang
terdapat pada protein, sehingga asam amino pada umumnya digunakan oleh mikroorganisme untuk
penguraian protein. Bakteri yang menghasilkan enzim triptofanase akan menguraikan gugus indol
dapat dikatalis dari triptofan. Gugus indol pada media akan menumpuk sebagai produk buangan
dan molekul triptofan kemudian digunakan untuk memenuhi kebetuhan zat hara mikroorganisme.
Pada uji sitrat bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri menggunakan sitrat. Pada praktikum ini
uji sitrat didapatkan hasil positif, hal ini ditunjukan dengan perubahan dari warna hijau menjadi
biru. Bila suatu bakteri mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energi untuk bakteri
tersebu maka asam yang terdapat dalam media akan dihilangkan sehingga tidak terjadi perubahan
warna atau didapatkan hasil negatif(-). Namun bila pada medium sitrat bakteri memiliki
kemampuan menggunakan sitrat maka akan terjadi perubahan warna(Saridewi, 2016)
Prasetyo T. 2009. Pola resistensi kuman dari kultur darah di Lab mikro FKUI th 2001 – 2006 terhadap
Kloramfenikol,Trimethoprim dan Tetrasiklin. [Skripsi]. FKUI: Jakarta
Lumantouw SF, Febby EFK, Sendy BR, Marina FOS. 2013. Isolasi dan identifkasi bakteri yang toleran
terhadap fungisida mankozeb pada lahan pertanian tomat di DesaTempok, KecamatanTompaso,
Sulawesi Utara. Bios Logos. 3(2):73-77
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan Edisi Pertama. Cetakan. Pertama. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Saridewi I, Pambudi A, dan Ningrum Y F. 2016. ANALISIS BAKTERI Escherichia coli PADA
MAKANAN SIAP SAJI DI KANTIN RUMAH SAKIT X DAN KANTIN RUMAH SAKIT Y.
Bioma Vol.12 No.2
Daftar Pustaka
Jenie Betty S. 2014. Sanitasi dalam Penanganan Pangan. Universitas Terbuka : Tangerang Selatan
Prasetyo T. 2009. Pola resistensi kuman dari kultur darah di Lab mikro FKUI th 2001 – 2006
terhadap Kloramfenikol,Trimethoprim dan Tetrasiklin. [Skripsi]. FKUI: Jakarta
Lumantouw SF, Febby EFK, Sendy BR, Marina FOS. 2013. Isolasi dan identifkasi bakteri yang
toleran terhadap fungisida mankozeb pada lahan pertanian tomat di DesaTempok,
KecamatanTompaso, Sulawesi Utara. Bios Logos. 3(2):73-77
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan Edisi Pertama. Cetakan. Pertama. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Saridewi I, Pambudi A, dan Ningrum Y F. 2016. ANALISIS BAKTERI Escherichia coli PADA
MAKANAN SIAP SAJI DI KANTIN RUMAH SAKIT X DAN KANTIN RUMAH
SAKIT Y. Bioma Vol.12 No.2