Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Pemetaan Situasi

PRAKTIKUM 1 :
PENGUKURAN SUDUT UKUR DAN AZIMUTH

1.1 LANDASAN TEORI


Azimut adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang meridian acuan.
Dalam pengukuran tanah datar, Azimut biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli astronomi,
militer dan National Geodetic Survey memakai selatan sebagai arah acuan.

Seperti ditunjukkan dalam gambar 1, Azimut berkisar antara 0 sampai 360° dan tidak
memerlukan huruf-huruf untuk menunjukkan kuadran. Jadi Azimut OA adalah 70°, Azimut
OB 145°, Azimut OC 235°, dan Azimut OD 330°. Perlu dinyatakan dalam catatan lapangan
apakah Azimut diukur dari utara atau selatan.

1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui dan paham terhadap tata cara pengukuran dalam pembacaan
azimuth antara 2 titik tetap di lapangan.
2. Mahasiswa mengetahui dan paham terhadap tata cara perhitungan azimuth dengan
data azimuth dari titik sebelumnya dan sudut ukur (dalam) yang diperoleh di
lapangan.
3. Mahasiswa dapat melakukan pembidikan pada titik tujuan secara tepat menggunakan
theodolite dengan sudut horisontal / mendatar searah jarum jam yang dihitung dari
arah utara ke arah titik yang dimaksud.
4. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran yang teliti dengan meminimalisir kesalahan
dan perhitungan toleransi kesalahan sebagai batas kesalahan pada pengukuran.

1.3 ALAT PRAKTIKUM


a. Pesawat Ukur Theodolite
b. Statif / Tripod
c. Rambu Ukur / Bak Ukur
d. Yalon
e. Kompas Magnetis
f. Payung
g. Rol Meter
h. Paku Payung
i. Alat Tulis

KELOMPOK 3 (S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUANAN 2017)


Laporan Praktikum Pemetaan Situasi

1.4 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


1. Menggunakan Pakaian Praktikum.
2. Mengikuti pengarahan dan petunjuk dari dosen pembimbing.
3. Mengecek dan membawa peralatan praktik ke lokasi praktik dengan hati-hati.
4. Meletakkan alat praktik di lokasi praktik dengan aman.
5. Menggunakan alat praktik dengan benar sesuai fungsinya.
6. Memeriksa alat-alat tersebut sebelum dan sesudah praktik.
7. Mengikuti Prosedur dan arahan yang telah ditentukan.

1.5 LANGKAH KERJA

1.5.1 Persiapan :
a. Menentukan titik-titik pengukuran sesuai dengan yang diarahkan dengan jarak titik A
ke titik B, titik B ke titik C, dan titik C ke titik A adalah sekitar 20 meter disesuaikan
dengan lokasi pengukuran
b. Membuat sket lokasi pengukuran sesuai dengan kondisi lokasi pengukuran.
c. Membuat form isian data pengukuran tersebut dengan kolom berisikan titik pesawat
(TP), titik ukur, pembacaan sudut horisontal (biasa dan luar biasa), besar sudut ukur
(β, biasa, luar biasa, dan rata-rata), koreksi, Azimuth (α), pembacaan rambu ukur dan
jarak datar (baik jarak optis dan jarak manual rol meter).

1.5.2 Pemasangan Statif :


a. Letakkan statif di atas P1 / titik A sebagai titik pesawat (TP) yang telah ditentukan.
b. Lepaskan pengunci pada 3 kaki statif.
c. Tarik kepala statif sampai pada ketinggian yang dikehendaki (umumnya 20cm
dibawah mata pembidik) sehingga sesuai dengan tinggi dari pembidik.
d. Tutup pengunci pada 3 kaki statif.
e. Buka kaki statif diatas titik pesawat (TP) upayakan dengan membentuk sudut yang
sesuai dari muka tanah dan ujungnya mendekati bentuk segitiga sama sisi sehingga
kondisi statif kokoh dan stabil.
f. Upayakan as lubang plat dasar statif tepat di atas center point atau titik pesawat (TP).
Menggunakan unting-unting akan lebih presisi pada penempatan as plat datar berada
diatas titik pesawat (TP).
g. Cek kedataran dari plat datar, jika belum datar sesuaikan dengan mengubah sedikit
dari 3 kaki statif.
h. Jika as lubang plat datar tepat di atas center point atau titik pesawat (TP) dan
kedataran dari plat datar sudah benar maka statif mendekati posisi yang optimal
untuk digunakan sebagai landasan pesawat ukur theodolite.

KELOMPOK 3 (S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUANAN 2017)


Laporan Praktikum Pemetaan Situasi

1.5.3 Pemasangan Theodolite :


a. Letakan theodolite diatas plat datar dari statif. (Jangan lepaskan pegangan ke
theodolite sebelum theodolite terkunci pada statif)
b. Kunci pesawat ukur theodolite dengan skrup pengunci.
c. Posisikan gelembung pada nivo bulat dengan memutar 3 sekrup pendatar pada
pesawat ukur theodolite.
d. Lihat dan cek posisi gelembung pada nivo tabung sehingga berada di tengah nivo
tabung. Jika belum maka sesuaikan dengan memutar 3 sekrup pendatar.
e. Lihat posisi sentering antara theodolite dengan titik pesawat (TP) dengan
menggunakan lensa sentering optik pada pesawat ukur theodolite. Jika belum maka
longgarkan sekrup pengunci, geser pesawat ukur theodolite sehingga titik sentering
pada lensa sentering optik dan titik pesawat (TP) berada pada satu titik, kencangkan
sekrup pengunci.
f. Lihat dan cek posisi gelembung pada nivo. Jika bergeser dan tidak ditengah nivo
maka ulangi dari langkah kerja 3c.

1.5.4 Pemasangan Kompas Magnetis :


a. Buka sekrup pengunci pada kompas.
b. Letakkan posisi kompas diatas perletakan kompas pada theodolite dengan 2 sekrup
pengunci didepan dan 1 sekrup pengunci dibelakang.
c. Tutup sekrup pengunci pada kompas.

1.5.5 Penempatan titik U (Utara) :


a. Arahkan theodolite ke arah utara mengikuti arah dari kompas magnetis.
b. Buka pengunci horisontal, kemudian arahkan pesawat theodolite ke arah utara
dengan mengikuti arah dari kompas magnetis (1 garis yang melayang berposisi
mendekati / berada diantara 2 garis tetap pada kompas), tutup pengunci horisontal.
c. Putar penggerak halus horisontal sehingga mendekati arah utara kompas magnetis (1
garis yang melayang berposisi berada diantara 2 garis tetap pada kompas).
d. Tentukan titik U sebagai arah utara dari P1 / titik A pada lapangan pengukuran
dengan menggunakan teropong dan lensa objektif pada tanah dengan jalon sebagai
pendekatan dan tancapkan paku sebagai titik utara.

1.5.6 Pengamatan Sudut Biasa :


a. Periksa apakah posisi teropong theodolite telah benar pada posisi pengambilan sudut
biasa (bukan pada posisi sudut luar biasa) dengan memposisikan pemutar vertikal
KELOMPOK 3 (S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUANAN 2017)
Laporan Praktikum Pemetaan Situasi

menghadap ke arah pembidik. Jika belum maka putas 180 derajat secara vertikal dan
horisontal sehingga pemutar vertikal menghadap ke arah pembidik dengan membuka
pengunci dan menutup pengunci setelahnya.
b. Nyalakan theodolite dengan menekan tombol “Power”.
c. Buka pengunci vertikal, kemudian arahkan visir pada bagian bawah / kaki jalon,
tutup pengunci vertikal.
d. Letakkan jalon pada P2 / titik B.
e. Buka pengunci horisontal, kemudian putar searah jarum jam arahkan visir pada jalon
di P2 / titik B, tutup pengunci horisontal.
f. Buka pengunci vertikal, kemudian arahkan visir pada bagian bawah / kaki jalon,
tutup pengunci vertikal.
g. Putar penggerak halus vertikal dan horisontal, kemudian arahkan teropong dan lensa
objektif theodolite dengan posisi benang tengah theodolite pada :
 As dari paku payung / patok sementara
(jika telah terlihat posisi dari paku payung)
 As dari bagian bawah / kaki jalon
(jika hanya jalon yang terlihat).
h. Catat data sudut horisontal dari layar theodolite sebagai sudut biasa P2 / titik B.

1.5.7 Pengamatan Sudut Luar Biasa :


a. Putar teropong / lensa objektif 180 derajat secara vertikal dan horisontal, pada posisi
pengambilan sudut luar biasa dengan memposisikan pemutar vertikal tidak
menghadap ke arah pembidik.
b. Letakkan jalon pada P2 / titik B.
c. Buka pengunci horisontal, kemudian putar searah jarum jam arahkan visir pada jalon
di P2 / titik B, tutup pengunci horisontal.
d. Buka pengunci vertikal, kemudian arahkan visir pada bagian bawah / kaki jalon,
tutup pengunci vertikal.
e. Putar penggerak halus vertikal dan horisontal, kemudian arahkan teropong dan lensa
objektif theodolite dengan posisi benang tengah theodolite pada :
 As dari paku payung / patok sementara
(jika telah terlihat posisi dari paku payung)
 As dari bagian bawah / kaki jalon
(jika hanya jalon yang terlihat).
f. Catat data sudut horisontal dari layar theodolite sebagai sudut luar biasa dari P2 /
titik B.

1.5.8 Pengamatan Jarak :


a. Tekan tombol “V” untuk menampilkan sudut vertikal pada layar theodolit.

KELOMPOK 3 (S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUANAN 2017)


Laporan Praktikum Pemetaan Situasi

b. Buka pengunci vertikal, kemudian putar sehingga sudut vertikal mendekati 90 / 270
derajat, tutup pengunci vertikal.
c. Putar penggerak halus vertikal hingga sudut vertikal menjadi 90°00’00” /
270°00’00”.
d. Letakkan rambu ukur pada P2 / titik B.
e. Sesuaikan rambu ukur intruksi pembidik sehingga rambu ukur sesuai berada di
benang tengah pesawat ukur theodolite.
f. Baca dan catat data Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah
(BB) sebagai pembacaan rambu ukur dari P2 / titik B.
g. Hitung jarak dengan data pembacaan rambu ukur tersebut, kemudian catat sebagai
jarak optis.
h. Ukur menggunakan rol meter dari P1 / titik A menuju P2 / titik B, kemudian catat
sebagai jarak rol.

1.5.9 Pengamatan Besar Sudut (β) :


a. Lakukan pengulangan dari langkah 6 hingga langkah 8 untuk melakukan pengamatan
di P3 / titik C dan dilakukan oleh pembidik berikutnya.
b. Hitung besar sudut sesuai tabel pengukuran dari data bacaan sudut horisontal P2 /
titik B dan data bacaan sudut horisontal P3 / titik C sebagai besar sudut (β) P1 / titik
A.

KELOMPOK 3 (S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUANAN 2017)


Laporan Praktikum Pemetaan Situasi

1.10 KESIMPULAN & SARAN

1.10.1 Kesimpulan
Melalui praktikum tersebut mahasiswa telah mampu menggunakan alat-alat
praktikum untuk mencari azimuth.
Mencari azimuth dengan memperhitungkan sudut biasa dan luar biasa dilakukan
demi meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pengambilan data sudut, dimana
keduanya terdapat toleransi untuk selisihnya yang tidak melebihi ketentuan.
Mahasiswa telah paham terhadap tata cara perhitungan azimuth dengan data azimuth
dari titik sebelumnya dan sudut ukur (dalam) yang diperoleh di lapangan.
Pengukuran yang teliti dengan meminimalisir kesalahan dan perhitungan toleransi
kesalahan sebagai batas kesalahan pada pengukuran.

1.10.2 Saran
Perhitungan perlu ketelitian karena akan sangat berpengaruh terhadap data yang akan
dihasilkan. Ketelitian dari awal pendirian statif dan senteringnya terhadap titik pesawat
juga berpengaruh signifikan, jika melakukan dengan kurang hati-hati, mahasiswa akan
berpeluang untuk mendirikan ulang statif.
Seperti diketahui bahwa azimuth adalah sudut mendatar / horisontal yang dihitung
dari arah utara searah jarum jam hingga sampai ke titik yang dimaksud. Tetapi perlu
diingat penggunaan kompas adalah menuju ke arah utara magnetis bumi bukan utara
geografis bumi.
Perlu ketelitian dalam mengolah data pengukuran terutama saat menggunakan rumus
yang hasilnya melebihi 1 putaran yang artinya harus dikurangi 360°.

KELOMPOK 3 (S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUANAN 2017)

Anda mungkin juga menyukai