BAB I
PENDAHULUAN
kimia. Di dalam kimia dikenal suatu larutan, dimana larutan merupakan hal yang
sangat penting dan hal dasar yang harus diketahui, terutama bagi seseorang yang
bekerja di bidang industri maupun di dalam laboratorium. Banyak reaksi kimia yang
dikenal, terutama di dalam laboratorium atau di industri yang terjadi di dalam larutan.
Larutan pada dasarnya adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi dengan baik. Dalam proses pembuatan larutan, juga dikenal pengenceran.
Pengenceran juga merupakan hal yang penting dalam bidang industri maupun
sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat
terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mol zat terlarut sebelum
pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Di dalam
laboratorium maupun di industri juga dikenal pencampuran, dimana dua atau lebih
senyawa yang memiliki konsentrasi yang berbeda dicampurkan menjadi satu. Baik itu
perubahan fisik yang menjadi ciri khas adanya karbohidrat, lemak dan protein.
Pereaksi yang dapat digunakan sangat bervariasi. Akan tetapi, masih banyak
praktikan yang tidak mengetahui jenis-jenis pereaksi tersebut dan tidak mengetahui
bagaimana cara pembuatan larutan pereaksi, baik dengan cara pengenceran maupun
yang baik untuk digunakan dalam menguji kandungan bahan makanan dalam
praktikum biokimia
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk membuat pereaksi yang baik untuk
1.4 Manfaat
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Larutan
Reagen atau sering disebut pereaksi adalah suatu zat yang berperan dalam
suatu reaksi kimia atau diterapkan untuk tujuan analisis. Istilah reagen juga
digunakan untuk menunjuk pada zat kimia dengan kemurnian yang cukup untuk
sebuah analisis atau percobaan. Sebagai contoh sebuah reagen air tidak boleh
mengandung banyak ketidakmurnian seperti ion natrium, klorida atau bakteri dan
juga memiliki tahanan listrik yang tinggi. Penggolongan reagen terbagi menjadi dua,
yaitu :
a. Reagen padat adalah pereaksi yang berbentuk padatan atau serbuk, seperti
calcium carbonate.
b. Reagen cair adalah pereaksi yang berbentuk cairan, baik encer maupun kental,
Campuran homogen adalah campuran yang membentuk satu fasa yaitu yang
mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian yang
lain di dekatnya. Campuran homogen lebih umum disebut larutan. Contohnya gula
dan air dan alcohol dalam air. Sedangkan campuran heterogen adalah umumnya
campuran yang mengandung dua fasa atau lebih yang jelas terlihat dari
penyusunannya. Misalnya campuran air dan minyak , pasir dan semen , serta kopi dan
air. Kebanyakan larutan mempunyai salah satu komponen yang besar itu disebut
pelarut (solvent) dan yang lain disebt zat terlarut (solute) (Musrif, 2011). Larutan
4
terdiri atas zat yang dilarutkan (zat terlarut) yang disebut solute dan pelarut yang
dinamakan solvent. Solvent atau pelarut merupakan senyawa dalam jumlah yang
lebih besar sedangkan senyawa dalam jumlah yang lebih sedikit disebut solute atau
memprrkirakan gula baik dalam keadaan normal mauun dalam keadaan diabetes.
Angka yang diperoleh lebih dari 40 persen lebih rendah dari yang diberikan oleh
pereaksi lainnya, dan nilai tersebut adalah nilai yang lebih rendah daripada nilai yang
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain
air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena,
minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan
(Gunawan, 2004).
Ninhidrin adalah reaksi yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan
siklik dan Jika bereaksi dengan asam amino akan menghasilkan warna violet.
violet yang sama dihasilkan dari seluruh asam α-amino dengan gugus NH2 primer dan
intensitas setiap warna tergantung pada konsentrasi asam amino (Hart, 1990).
dalam larutan sangat penting jika pengembangan warnanya sesuai dengan hukum
larut dalam air. Persiapan reagen membutuhkan air pelarut organik yang mampu
diketohydrindamine) dibentuk oleh reaksi ninhidrin dengan asam amino. Pelarut yang
paling efektif untuk diuji adalah metil cellosolve; penderita dari keterbatasan serius
yang umumnya dengan banyak pelarut organic yang mudah menguap, sehingga harus
Pereaksi Fehling dan pereaksi Benedict yang terdiri dari kelompok Cu2+
dengan ion tartrat untuk pereaksi Fenhling atau ion sitrat untuk perekasi Benedict,
Pereaksi tembaga berwarna biru tua. Jika pereakis ini bereaksi dengan aldehida,
Reaksi dengan pereaksi Tollen atau Fehling mengubah ikatan C-H menjadi
ikatan C-O. Aldehida dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan jumlah atom
karbon yang sama. Karena keton tidak mempunyai hydrogen yang menempel pada
atom karbon karbonil, keton tidak dapat dioksidasi dengan pereaksi-pereaksi ini
(Hart, 1990).
campuran 17,3 gram kupri sulfat, 173 gram natrium sitrat, dan 100 gram natrium
karbonat dalam 100 gram air. Pemanasan karbohidrat pereduksi dengan pereaksi
Benedict akan terjadi perubahan warna dari biru hijau kuning kemerah – merahan dan
akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro oksida apabila konsentrasi karbohidrat
pereduksi cukup tinggi. Seperti halnya pereaksi fehling, dalam reaksi ini, karbohidrat
pereduksi akan teroksidasi menjadi asam onat, sedangkan pereaksi Benedict (sebagai
Cu++) akan tereduksi menjadi kupro oksida. Jadi, dalam uji ini terjadi proses oksida
Pereaksi tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi tollens
dibuat dengan mereaksikan larutan perak nitrat dengan larutan ammonium hidroksida
(Sumardjo, 2009).
Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan
sampel. Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi
yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana
alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari
Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen Benedict (Kusbandari, 2015)
Uji Benedict adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kandungan gula
pereduksi akan memberikan endapan merah bata dengan larutan benedict. Larutan
buah sukun setelah diuji dengan benedict menunjukkan hasil positif yang
dengan terbentuknya endapan merah bata merah dari kupro oksida (Sutikno, 2008).
8
Warna yang diberikan oleh reagen Erlich dan Benedict memudar menjadi merah
2.7.Pereaksi Seliwanoff
Uji Seliwanoff digunakan untuk membedakan antara ketosa dan aldoses. Jika
gula mengandung kelompok keton itu disebut ketose dan jika mengandung gugus
aldehid maka disebut aldosa. Ketosa lebih cepat dehidrasi dari aldoses ketika
resorsinol untuk menghasilkan cherry dalam warna merah (Sharma et al, 2016).
kompleks cincin berwarna ungu. Dengan bahan yang diujikan yaitu glukosa 1%
menunjukkan hasil yang positif. Hal ini menujukkan bahwa adanya suatu karbohidrat
dalam suatu larutan tersebut. Larutan uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi
Molisch, dimasukkan larutan H2SO4 pekat dengan kondisi tabung reaksi miring. Hal
ini dilakukan agar reaksi yang diperoleh suatu pembentukkan cincin berwarna ungu
pada batas antara kedua lapisan larutan dalam tabung tersebut. Asam pekat tersebut
ungu ini disebabkan adanya pengaruh hasil dehidrasi monosakarida (furfural) dengan
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu 9 april 2017 pukul 13.00-17.00
3.2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan sebagai berikut gelas kimia 250 mL, batang
pengaduk, corong gelas, gelas arloji, pipet tetes, labu takar 25 mL, 50 mL, 100 mL,
botol semprot, pipet volume 25 mL, filler, gegep, botol reagen, spatula, gelas ukur
3.2.2. Bahan
klorida, HCl pekat, resinol 0.5 %, HCl 6 M, asam asetat glasial, Kristal Cu (II) asetat,
HCl 12 M, H2SO4 18 M, ninhidrin 0,2 gram, HgSO4 1 gram, NaOH 0,4 gram,
aquades
11
alkohol dalam gelas kimia dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, lalu
kimia, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, dan ditambahkan aquades
kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL, lalu ditambahkan HCl 6 M hingga
Sebanyak 6,65 gram Cu asetat ditimbang lalu larutkan dengan sedikit asam
asetat 1% dalam gelas kimia, kemudian dimasukkan dalam labu takar 100 mL, dan
a. Larutan A
b. Larutan B
a. Pereaksi Fehling A
dalam gelas kimia dengan campuran 10 mL aquades ditambah sedikit asam sulfat
encer, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, dan ditambahkan aquades
b. Pereaksi Fehling B
Sebanyak 12 gram NaOH dan 34,6 gram natrium kalium tartarat ditimbang,
kemudian dilarutkan dengan aquades, lalu dimasukkan dalam labu takar 100 mL, dan
Sebanyak 0,2 gram ninhidrin ditimbang, lalu dilarutkan dengan sedikit air,
kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, dan ditambahkan aquades hingga
b. Pembuatan Pereaksi
H2SO4 10%, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, lalu ditambahkan
Dimasukkan 0,83 mL HCl pekat ke dalam labu takar 100 mL, lalu
Sebanyak 0,4 gram padatan NaOH ditimbang dan dilarutkan dengan sedikit
aquades dalam gelas kimia, lalu masukkan ke dalam labu takar 100 mL, dan
Dimasukkan 28,875 mL asam asetat glacial ke dalam labu takar 500 mL, lalu
a. Larutan A
aquades, lalu dimasukkan dalam labu takar 500 mL dan ditambahkan aquades sampai
tanda tera.
b. Larutan B
dimasukkan ke dalam labu takar 100, lalu ditambahkan aquades sampai batas tera.
aquades, dan dimasukkan ke dalam labu takar 1000 mL, kemudian ditambahkan
kimia, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, dan ditambahkan aquades
Sebanyak 0,5 gram orcinol FeCl3 ditimbang, dilarutkan sedikit HCl pekat
a. Nelson A
12,5 gram natrium karbonat anhidrat ditambahkan 12,5 gram garam rochelle,
b. Nelson B
Dipipet volume 1 gram CH3COOH, diisi sampai tanda tera labu takar 100 mL
dengan akuades.
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam uji Molisch (Molisch berasal dari nama ahli botani Austria, yaitu Hans
Molisch) ialah suatu ujikimia yang sensitif untuk mengetahui adanya karbohidrat,
berdasarkan pada dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat untuk menghasilkan aldehid,
yang berkondensasi dengan dua molekul fenol (biasanya alfa-naftol, meskipun fenol
menghasilkan suatu senyawa berwarna merah atau ungu. Reagensia ini terdiri dari
alfa-naftol dan alkohol atau kloroform. Reagen ini digunakan untuk uji wol dan
gram alfa-naftol dalam 100 ml alkohol atau kloroform. Pereaksi ini digunakan untuk
polisakarida – akan memberikan reaksi positif, dan asam nukleat dan glikoprotein
juga memberikan reaksi positif, karena semua senyawa tersebut akhirnya terhidrolisis
17
menjadi monosakarida oleh asam mineral kuat. Pentosa kemudian terhidrasi menjadi
dari aldehida ini, jika ada, akan berkondensasidengan dua molekul naftol untuk
membentuk produk berwarna ungu, seperti yang digambarkan di bawah ini dengan
contoh glukosa.
dengan sedikit asam asetat yang kemudian ditambah dengan larutan asam asetat 1%.
Pencampuran larutann tersebut menghasilka warna larutan yang biru tua. Pereaksi ini
terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan untuk
lebih cepat daripada disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida
Tauber dan Kleiner membuat modifikasi atas pereaksi ini, yaitu dengan jalan
mengganti asam asetat dengan asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan direaksikan
Perbedaan antara pereaksi Barfoed dengan pereaksi Fehling atau Benedict ialah
mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi menjadi gugus
warna kuning pada padatan resolsinol menjadi larutan yang bening. Hal ini karena
sifat kepolaran yang sama antara aquades dan resolsinol sehingga menghasilkan
Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan
ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut.
Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia
mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa
ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa. Uji Seliwanoff
menguji adanya gugus keton pada karbohidrat. Dihasilkan larutan sukrosa dan
fruktosa mengandung gugus keton dengan terjadi perubahan warna menjadi merah
pada larutan.
Reagen Tollens ialah reagen kimia yang paling umum digunakan untuk
menentukan apakah suatu senyawa mengandung karbonil yang adalah aldehida dan
keton. Ini biasanya adalah perak nitrat amoniakal, tetapi juga dapat berupa campuran
lain, asalkan adanya kompleks perak(I)diamina. Reagen ini dinamakan sesuai dengan
20
penemunya, ahli kimia Jerman Bernhard Tollens. Uji positif dengan reagen Tollens
dihasilkan dengan pengendapan unsur perak dari larutan, sebenarnya pada permukaan
dalam dari tabung reaksi, yang menghasilkan “cermin perak” yang karakteristik dan
mudah diingat di atas permukaan tabung reaksi sebelah dalam. Reagen ini tidak
tersedia secara komersial karena daya tahannya tidak lama; reagen ini harus disiapkan
beberapa tetes NaOH encer ditambahkan kepada sejumlah perak nitrat encer. Dalam
larutan ini, ion Ag+ dari perak nitrat encer terdapat dalam bentuk terhidratkan sebagai
kompleks [Ag(H2O)4]+, yaitu ion tetraaquasilver(I). Ion OH– dari NaOH bereaksi
dengan ion Ag+ untuk menghasilkan perak oksida, Ag2O. Ini tidak larut, dan
mengendap dari larutan sebagai zat padat coklat. Natrium nitrat encer juga dihasilkan
Larutan Fehling ialah suatu larutan yang digunakan dalam uji kimia untuk
membedakan antara karbohidrat larut dalam air dan gugus fungsional keton, dan
sebagai suatu uji untuk monosakarida. Fehling dapat digunakan untuk menentukan
reagen aktif dalam uji tersebut. Senyawa yang akan diuji ditambahkan ke larutan
Fehling dan campuran ini dipanaskan. Aldehida yang teroksidasi, memberikan hasil
yang positif, namun keton tidak bereaksi, kecuali mereka adalah alfa-hidroksi–keton.
Uji Fehling dapat digunakan sebagai uji generik untuk monosakarida. Hal ini akan
memberikan hasil positif untuk monosakarida “aldosa” (karena gugus aledehida dapat
dioksidasi) tetapi juga untuk monosakarisa “ketosa”, karena mereka diubah menjadi
aldosa oleh basa dalam reagen tersebut, dan kemudian memberikan hasil positif.
Untuk alasan ini, reagen Fehling kadang-kadang disebut sebagai uji umum untuk
pati untuk mengubahnya menjadi sirup glukosa dan maltodekstrin untuk mengukur
jumlah gula pereduksi, sehingga dapat mengungkapkan setara dekstrosa (DE) dari
gula pati.
Reagen Benedict (juga disebut larutan Benedict) ialah suatu reagen kimia
yang dinamakan berdasarkan nama ahli kimia Amerika, yaitu Stanley Rossiter
Benedict. Reagen Benedict digunakan sebagai satu uji atas adanya gula reduksi. Ini
maltosa.Bahkan lebih umum, uji Benedict akan mendeteksi adanya aldehid, dan alfa-
hidroksi-keton, termasuk yang terjadi sebagai keton tertentu. Jadi, meskipun ketosa
fruktosa bukan suatu glua reduksi langsung, namun ia merupakan suatu alfa-hidroksi-
keton, dan memberikan uji positif karena ia diubah menjadi aldosa glukosa dan
mannosa oleh basa dalam reagen ini. Reagen Benedict mengandung ion tembaga(II)
(Cu2+) biru yang direduksi menjadi ion tembaga(I) (Cu+). Ini diendapkan sebagai
tembaga(I) oksida berwarna merah yang tidak larut dalam air. Reagen Benedict
memberikan suatu uji kuantitatif untuk gula reduksi bersama dengan uji kuantitatif.
Warna dari endapan yang diperoleh memberikan satu ide tentang kuantitas gula yang
ada dalam larutan. Suatu endapan kehijauan menunjukkan konsentrasi sekitar 0,5%;
endapan kuning konsentrasi 1%; jingga menunjukkan konsentrasi 1,5% dan merah
asam amino dalam suatu sampel. Prinsip analisis protein dengan pereaksi ninhdrin
yaitu asam amino akan beraksi dengan ninhidrin membentuk aldehid dengan satu
atom C lebih rendah serta melepaskan molekul NH3 dan CO2. Sedangkan ninhidrin
biru/keunguan. Hal ini disebabkan karena molekul nnhidrin dan hidrindantin bereaksi
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami
di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat
merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida
di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida adalah
produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan minyak
yang mengandung sulfur (belerang). Asam sulfat terbentuk secara alami melalui
oksidasi mineral sulfida, misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini
24
sangat asam dan disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan
logam-logam yang ada dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.
Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan
putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini
Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat
Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion
hidronium, H3O+.
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh karenanya
dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam
klorida adalah asam kuat karena ia terdisosiasi penuh dalam air.Ketika garam klorida
seperti NaCl ditambahkan ke dalam larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan
secara signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Cl− adalah basa konjugat yang
sangat lemah dan HCl secara penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut. Untuk larutan
asam klorida sedang hingga pekat, asumsi bahwa molaritas H+ sama dengan molaritas
(satuan konsentrasi) HCl cukuplah baik, dengan ketepatan mencapai empat digit
angka bermakna. Dari enam asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan
asam monoprotik yang paling sulit mengalami reaksi redoks. Ia juga merupakan asam
kuat yang paling tidak berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat
lainnya. Walaupun asam, ia mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak
beracun. Asam klorida dalam konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan dan
kenyataan bahwa asam ini tersedia dalam bentuk pereaksi murni, asam klorida
aquades
2. Dimasukkan kedalam labu takar Larutan bening
100 mL, lalu Menambahkan
aquades hingga batas tanda tera
Natrium hidroksida (NaOH) dikenal sebagai soda kaustik, soda api, atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk
dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida
membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. NaOH tergolong
basa kuat yang ditunjukkan dengan adanya endapan setelah pemanasan. Sedangkan
setelah didiamkan, tidak tampak adanya perubahan. Hal ini kemungkinan terjadi
karena NaOH yang ditambahkan tidak cukup banyak sehingga belum mampu
protein dalam air meningkat dan larutan tetap bening. Ketika ditambahkan dengan
etanol, larutan tetap bening. Hal ini terjadi karena molekul-molekul protein yang
kelarutanya telah meningkat akibat penambahan basa tidak kalah bersaing dengan
gugus –OH dari etanol untuk mengikat air, sehingga molekul protein tidak
dengan aquades. Kepolaran antara kedua larutan ini hampir sama, sehingga ketika
Larutan B:
2. - Ditimbang 8,2 gram Na-asetat Serbuk putih
dilarutkan dengan aquades
dalam gelas kimia Larutan bening
- Dimasukkan kedalam labu takar
100, lalu ditambahkan aquades
sampai tanda tera
Larutan dapar (lebih tepatnya, dapar pH atau dapar ion hidrogen) adalah
larutan yang mengandung campuran asam lemah dan basa konjugatnya, atau
sebaliknya. Perubahan pH larutan ini sangat kecil, ketika asam atau basa kuat
ditambahkan, dalam jumlah sedikit atau sedang, ke dalam larutan dapar. Oleh karena
itu, larutan ini berguna untuk mencegah perubahan pH larutan. Larutan dapar
mereka menggunakan larutan dapar untuk menjaga pH konstan. Secara alami, sistem
Larutan iod atau lugol, Lugol telah digunakan lebih jarang untuk mencukupi
defisiensi iodium. Namun, kalium iodida murni, mengandung ion iodida yang relatif
tidak berbahaya tanpa unsur iodium yang lebih toksik, sangat disukai untuk tujuan
sederhana karena ia tersedia secara luas sebagai dekontaminan air minum, dan kalium
iodida murni tanpa iodium (zat yang lebih disukai) tidak tersedia. Larutan ini dapat
digunakan sebagai uji indikator atas adanya pati dalam senyawa organik, dengan
mana larutan ini bereaksi dengan mengubah warna biru-gelap/hitam. Larutan unsur
iodium seperti Lugol akan mewarnai pati/kanji karena interaksi iodium dengan
struktur lingkar polisakarida. Pati termasuk pati tanaman amilosa dan amilopektin,
serta glikogen pada sel hewan. Larutan Lugol tidak akan mendeteksi gula-gula
sederhana seperti glukosa atau fruktosa. Pada kondisi patologis, deposit amiloid
(yaitu, deposit yang berwarna seperti pati, tetapi tidak) dapat begitu berlimpah bahwa
organ yang terkena dampak juga akan ternoda terlalu positif untuk reaksi Lugol untuk
pati.
29
Pereaksi bial orsinol ini dibuat dengan melarutkan padatan orsinol FeCl3
dengan HCl pekat, sehingga menghasilkan larutan yang bening. Hal ini menandakan
kepolaran atara keduanya adalah sama. Karena padatan orsinol larut didalam pelarut.
Asam asetat 1% dibuat dengan melarutkan 1 gram asam asetat kedalam 100
mL aquades. Larutan yang dihasilkan bening, karena asam asetat larut sempurna
dalam aquades.
dengan 0,1 gram p-rosanilin HCl kedalam 1 mL HCl pekat dan aquades. Larutan
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang
fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai
sumber energi yang penting. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan
warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi.
digunakan untuk menguji adanya kandungan karbohidrat dalam suatu sampel. Reagen
nelson merupakan reagen yang akan mengalami reduksi oleh gula reduksi, reagen ini
berperan sebagai oksidator. Reagen nelson yang digunakan merupakan gabungan dari
Warna dari reagen nelson ini adalah biru. Gula pereduksi (glukosa) akan mereduksi
Pada saat penambahan reagen nelson lalu dilakukan pemanasan, maka akan terlihat
adanya endapan pada dasar tabung reaksi yang diasumsikan sebagai endapan merah
bata Cu2O pada sampel yang memiliki konsentrasi gula reduksi yang tinggi.
32
BAB V
SIMPULAN
larutan pereaksi kimia sangat beragam tergantung dari pelarut atau larutan
DAFTAR PUSTAKA
Aladesida, A.A., Owa, S.O., Dedeke, G.A., Osho, B.A. And Adewoyin, O.A. 2013.
Cellulase Sources In The Eudrilid Earthworm. J. Chem. Bio. Phy. Sci. Sec.B,
Vol.3, No.3.
Hendarmin, N.P., Putri A.A., Ramadhan, N., Rizki, Y.R., Saskiya, K. 2016. Uji
Kualitatif Karbohidrat Dan Protein. Universitas Pendidikan Indonesia:
Jakarta.
Martina, Vranska Dan Kumbar Vojtech. 2015. A Comparison Of Biuret, Lowry And
Bradford Methods For Measuring The Egg’s Proteins. J. Mende Net
Summer, James B. 1925. A More Specific Reagent For The Determination Of Sugar
In Urine. Department Of Physiology and Biochemistry, Comell University.
Ithaca.
PERCOBAAN I
OLEH:
KELOMPOK : V. A
KENDARI
2017