Anda di halaman 1dari 40

ISA 600

PERTIMBANGAN KHUSUS AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN GRUP


(TERMASUK PEKERJAAN AUDITOR KOMPONEN)

Ruang Lingkup
1. Standar Audit (“SA”) berlaku untuk audit grup. SA ini berkaitan dengan pertimbangan
khusus yang berlaku untuk audit grup,terutama audit yang melibatkan auditor
komponen.
2. Auditor dapat menggunakan SA ini bilamana ia melibatkan auditor lain dalam audit
atas laporan keuangan yang bukan merupakan laporan keuangan grup, dengan
melakukan penyesuaian yang diperlukan sesuai dengan kondisi. Sebagai contoh,
auditor dapat melibatkan auditor lain untuk mengobservasi penghitungan sediaan fisik
atau menginspeksi aset tetap di lokasi yang jauh.
3. Auditor komponen diharuskan oleh statuta, regulasi, atau alasan lain, untuk
menyatakan opini audit atas laporan keuangan suatu komponen. Tim perikatan grup
dapat memutuskan untuk menggunakan bukti audit yang menjadibasis opini audit atas
laporan keuangan komponen sebagaibukti audit bagi audit grup, tetapi ketentuan dalam
SA ini tetap berlaku.
4. Berdasarkan SA 220, partner perikatan grup harus yakin bahwa pihak yang
melaksanakan perikatan grup, termasuk auditor komponen, secara kolektif memiliki
kompetensi dan kapabilitas yang tepat. Partner perikatan grup juga bertanggung jawab
atas pengarahan, pengawasan, dan pelaksanaan perikatan audit grup.
5. Partner perikatangrup menerapkan ketentuan SA 220 terlepas apakah tim perikatan
grup atau auditor komponen. SA ini membantu partner perikatan untuk memenuhi
ketentuan SA 220 yang di dalamnya auditor komponen melaksanakan pekerjaan atas
informasi keuangan komponen.
6. Risiko audit merupakan gabungan atas risiko kesalahan penyajian material laporan
keuangan dan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi suatu kesalahan penyajian
material.

1
Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada
atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk
entitas selain Emiten).Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.
Tujuan
Tujuan auditor adalah:
a. Untuk menentukan apakah bertindak sebagai auditor laporan keuangan grup; dan
b. Jika bertindak sebagai auditor laporan keuangan grup:
(i) Untuk berkomunikasi secara jelas dengan auditor komponen mengenai ruang
lingkup waktu pekerjaan atas informasi keuangan yang berkaitan dengan
komponen serta temuan-temuan mereka
(ii) Untuk meperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai informasi keuangan
kompenen dan proses konsolidasi untuk meyatakan suatu opini apakah laporan
keuangan grup telah disajikan dalam semua hal yang material sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Definisi
Untuk tujuan SA ini, istilah-istilah berikut ini bermakna sebagai berikut:
a. Komponen: suatu entitas atau aktivitas bisnis yang untuk itu manajemen grup atau
komponen menyusun informasi keuangan yang harus disajikan bagian dalam laporan
keuangan grup.
b. Auditor komponen: Seorang auditor berdasarkan permintaan tim perikatan grup,
melaksanakan pekerjaan atas informasi keuangan yang berkaitan dengan suatu
komponen untuk tujuan audit grup.
c. Manajemen komponen: Manajemen yang bertanggung jawab atas penyusunan
informasi keuangan suatu komponen.
d. Materialitas komponen: Materialitas bagi suatu komponen yang ditentukan oleh tim
perikatan grup
e. Grup: semua komponen yang informasi keuangannya dimasukkan ke dalam laporan
keuangan grup. Suatu grup selalu memiliki lebih dari satu komponen.
f. Audit grup: Audit atas laporan keuangan grup

2
g. Opini audit grup: Opini audit atas laporan keuangan grup.
h. Rekan perikatan grup: Rekan atau personel lain dalam firm yang bertanggung jawab
atas perikatan audit grup dan pelaksanaannya, serta laporan auditor atas laporan
keuangan grup yang diterbitkan atas namafirm tersebut.
i. Tim perikatan grup: Para rekan, termasuk rekanperikatan grup, dan staf yang
menetapkan strategi auditkeseluruhan, berkomunikasi dengan auditor
komponen,melaksanakan pekerjaan proses konsolidasi, sertamengevaluasi kesimpulan
yang ditarik dari bukti auditsebagai basis untuk membentuk suatu opini atas laporan
keuangan grup.
j. Laporan keuangan grup: Laporan keuangan yang mencakup informasi keuangan lebih
dari satu komponen. Istilah “laporan keuangan grup” juga mencakup laporan keuangan
gabungan yang mengagregasi informasi keuangan yang disusun oleh komponen yang
tidak memiliki induk namun berada dalam pengendalian bersama.
k. Manajemen grup: Manajemen yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan
keuangan grup.
l. Pengendalian grup secara keseluruhan: Pengendalian yang didesain,
diimplementasikan, dan dipertahankan oleh manajemen grup terhadap pelaporan
keuangan grup.
m. Komponen signifikan: Suatu komponen yang diidentifikasi oleh tim perikatan grup (i)
bahwa secara keuangan dan individual adalah signifikan bagi grup, atau (ii) bahwa,
karena secara sifat dan kondisi spesifiknya, kemungkinan mengandung risiko
kesalahan penyajian material yang signifikan dalam laporan keuangan grup.
KENTENTUAN
Tanggung Jawab
1. Rekan perikatan grup bertanggung jawab atas pengarahan,penyupervisian, dan
pelaksanaan perikatan audit grupsesuai dengan standar profesional dan ketentuan
peraturanperundang-undangan yang berlaku.
2. Tim perikatan grup harus memperoleh pemahaman yang cukup tentang grup,
komponen, dan lingkungannyauntuk mengidentifikasi kemungkinan komponen
tersebutmerupakan komponen signifikan.

3
3. Jika rekan perikatan grup berkesimpulan bahwa tidak dimungkinkan bagi tim perikatan
grup untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat karena restriksi yang
dilakukan oleh manajemen grup dan dampak yang mungkin dari ketidakmampuan ini
akan mengakibatkan auditor tidak menyatakan opini atas laporan keuangan grup rekan
perikatan grup harus tidak menerima perikatan tersebut. Ketika peraturan perundang-
undangan melarang auditoruntuk menolak suatu perikatan atau ketika pengundurandiri
dari perikatan tidak dimungkinkan, melaksanakanaudit atas laporan keuangan grup
seluas mungkin,menyatakan tidak memberikan opini atas laporan keuangan grup.
Ketentuan Perikatan
Rekan perikatan harus menyepakati ketentuan perikatan audit grup berdasarkan SA 210.
(Ref : Para. A20-A21)
Strategi Audit Keseluruhan Dan Rencana Audit
a. Tim perikatan grup harus menetapkan strategi audit grup keseluruhan dan harus
mengembangkan rencana audit grup berdasarkan SA 300.6
b. Rekan perikatan grup harus menelaah strategi dan rencana audit grup keseluruhan.
Pemahaman Atas Grup, Komponen, Dan Lingkungannya
Auditor diharuskan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material
melalui pemerolehan pemahaman tentang entintas lingkungannya. Tim perikatan grup
harus melalukan seperti :
a. Memperluas pemahamannya tentang grup dan komponen serta lingkungannya,
termasuk pengendalian grup secara keseluruhan, yang diperoleh selama tahap
penerimaan dan keberlanjutan; dan
b. Memperoleh pemahaman tentang proses konsolidasi, termasuk instruksi yang
dikeluarkan oleh manajemen grup kepada komponen.
Tim perikatan grup harus memperoleh pemahaman yang cukup untuk ;
a. Menginformasikan atau merevisi indentifikasi awal tentang komponen yang
kemungkinan signifikan; dan
b. Menilai risiko kesalahan penyajian material laporan keuangan grup, baik yang
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

4
Pemahanam auditor Komponen
Jika tim perikatan grup merencanakan untuk meminta auditor komponen untuk
melaksanakan pekerjaan atas informasi laporan keuangan komponen, tim perikatan grup
harus memperoleh pemahaman tentang hal berikut ini :
(a) Apakah auditor komponern memahami dan akan mematuhi ketentuan etika yang
relevan dengan auditor komponen independen
(b) Kompetensi profesional auditor komponen
(c) Apakah tim perikatan grup dapat terlihat dalam pekerjanaan auditor komponen
sepanjang diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
(d) Apakah auditor komponen beroperasi dalam suatu lingkungan yang mengawasi
auditor.
Penentuan Tipe Pekerjaan yang Harus Dilaksanakkan atas Informasi Keuangan
Komponen
Komponen yang Bukan Merupakan Komponen Signifikan
Untuk komponen yang bukan merupakan komponen signifikan, tim perikatan grup harus
melaksanakan proseduranalitis pada tingkat grup. Tim perikatan grup harus memilih
komponen yang bukan merupakan komponen signifikan dan harus melaksanakan,atau
meminta seorang auditor komponen untuk melaksanakan,satu atau lebih berikut ini atas
informasi keuangan komponensecara individual terpilih:
a. Suatu audit atas informasi keuangan komponen denganmenggunakan materialitas
komponen.
b. Suatu audit atas satu atau lebih saldo akun, golongan transaksi, atau pengungkapan.
c. Suatu penelaahan atas informasi keuangan komponen dengan menggunakan
materialitas komponen.
d. Prosedur spesifik.
Keterlibatan Dalam Pekerjaan Yang Dilaksanakan Oleh Auditor Komponen
Komponen Signifikan—Penilaian Risiko
 Jika auditor komponen melaksanakan suatu audit atasinformasi keuangan
komponen signifikan, tim perikatan grupharus dilibatkan dalam penilaian risiko

5
auditor komponenuntuk mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian materialyang
signifikan dalam laporan keuangan grup.
 Jika risiko kesalahan penyajian material yang signifikandalam laporan keuangan
grup telah diidentifikasi dalam suatukomponen yang untuk itu auditor komponen
melaksanakanpekerjaannya, tim perikatan grup harus mengevaluasiketepatan
prosedur audit lebih lanjut yang harus dilaksanakanuntuk merespons risiko
kesalahan penyajian material yangsignifikan yang telah teridentifikasi dalam
laporan keuangangrup. Berdasarkan atas pemahaman auditor komponentersebut,
tim perikatan grup harus menentukan apakah perludilibatkan dalam prosedur audit
lebih lanjut.
Proses Konsolidasi
 Tim perikatan grup harus merancang dan melaksanakan prosedur audit lebih lanjut
atas proses konsolidasi untuk merespons risiko yang telah dinilai tentang kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan grup yang timbul dari proses
konsolidasi. Hal ini harus mencakup pengevaluasian apakah semua komponen telah
dimasukkan ke dalam laporan keuangan grup.
 Tim perikatan grup harus mengevaluasi ketepatan, kelengkapan, dan akurasi
penyesuaian dan reklasifikasi konsolidasi, dan harus mengevaluasi apakah terdapat
faktor-faktor risiko kecurangan atau kemungkinan bias manajemen.
 Jika informasi keuangan suatu komponen tidak disusun sesuai dengan kebijakan
akuntansi yang sama dengan yang diterapkan terhadap laporan keuangan grup, tim
perikatan grup harus mengevaluasi apakah informasi keuangan komponen tersebut
telah disesuaikan dengan tepat untuk tujuan penyusunan dan penyajian laporan
keuangan grup.
 Tim perikatan grup harus menentukan apakah informasi keuangan yang
teridentifikasi dalam komunikasi auditor komponen adalah informasi keuangan
yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan grup.
 Jika laporan keuangan grup mencakup laporan keuangan suatu komponen dengan
akhir periode pelaporan keuangan yang berbeda dengan yang dipakai oleh grup, tim
perikatan grup harus mengevaluasi apakah penyesuaian yang tepat telah dilakukan

6
terhadap laporan keuangan tersebut sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku.
Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
 Tim perikatan grupatau auditor komponen harus melaksanakan prosedur
yangdirancang untuk mengidentifikasi peristiwa di komponen - komponen tersebut
yang terjadi antara tanggal informasi keuangan komponen dengan tanggal laporan
auditor ataslaporan keuangan grup, dan yang mungkin memerlukanpenyesuaian
terhadap atau pengungkapan dalam laporankeuangan grup.
 Jika auditor komponen melaksanakan pekerjaan selain pekerjaan audit atas
informasi keuangan komponen, timperikatan grup harus meminta auditor komponen
untuk memberitahu tim perikatan grup ketika mereka telahmengetahui peristiwa
setelah periode pelaporan yang mungkinmemerlukan penyesuaian terhadap atau
pengungkapandalam laporan keuangan grup.
Komunikasi dengan Auditor Komponen
Tim perikatan grup harus mengomunikasikan ketentuan - ketentuannya kepada auditor
komponen.
a. Mengonfirmasi bahwa auditor komponen akan bekerjasama dengan tim perikatan
grup.
b. Ketentuan etik yang relevan dengan audit grup dan,khususnya, ketentuan tentang
independensi.
c. Materialitas komponen dan ambang batas di mana kesalahan penyajian di atas
ambangbatas tersebut tidak boleh dianggap tidak penting bagilaporan keuangan
grup.
d. Risiko kesalahan penyajian material yang signifikan yangteridentifikasi dalam
laporan keuangan grup
e. Suatu daftar pihak berelasi yang dibuat oleh manajemengrup, dan pihak berelasi lain
yang diketahui oleh timperikatan grup.
Tim perikatan grup harus meminta auditor komponen untukmengomunikasikan hal-hal
yang relevan dengan kesimpulantim perikatan grup yang berkaitan dengan audit
grup.Komunikasi tersebut harus mencakup:

7
a. Apakah auditor komponen telah mematuhi ketentuan etikayang relevan dengan
audit grup, termasuk independensidan kompetensi profesional
b. Apakah auditor komponen telah mematuhi ketentuan tim perikatan grup
c. Identifikasi informasi keuangan komponen yang dilaporkan oleh auditor komponen;
d. Informasi tentang ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
dapat mengakibatkan kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan grup
e. Suatu daftar kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi dalam informasi keuangan
komponen (daftar ini tidak perlu berisi kesalahan penyajian yang berada di
bawahbatas kesalahan penyajian yang secara jelas tidak signifikan untuk
dikomunikasikan oleh tim perikatan grup).
f. Indikator tentang kemungkinan bias manajemen
g. Penjelasan adanya defisiensi signifikan dalam pengendalian internal yang
teridentifikasi di tingkatkomponen
h. Hal-hal signifikan lain
i. Temuan, kesimpulan, atau opini keseluruhan auditorkomponen
Pengevaluasian Atas Kecukupan Dan Ketepatan Bukti Audit yang Diperoleh
Pengevaluasian atas Komunikasi dan Kecukupan Pekerjaan Auditor Komponen
Tim perikatan grup harus mengevaluasi komunikasi auditor komponen, tim perikatan grup
harus:
(a) Mendiskusikan hal-hal signifikan yang timbul dari pengevaluasian dengan auditor
komponen, manajemen komponen, atau manajemen grup, sebagaimana mestinya;
dan
(b) Menentukan apakah diperlukan untuk menelaah bagian relevan lain dokumentasi
audit auditor komponen.
Jika tim perikatan grup menyimpulkan bahwa pekerjaan auditor komponen tidak cukup,
Tim perikatan grup harus menentukan prosedur audit tambahan yang harus dilaksanakan,
dan apakah prosedur tersebut harus dilaksanakan oleh auditor komponen atau oleh tim
perikatan grup.
Kecukupan dan Ketepatan Bukti Audit

8
 Tim perikatan grup harus mengevaluasiapakah bukti audit yang cukup dan tepat
telah diperoleh dariprosedur audit yang dilaksanakan dalam proses konsolidasidan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh tim perikatan grupserta auditor komponen atas
informasi keuangan komponen,yang menjadi basis bagi opini audit grup.
 Rekan perikatan grup harus mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang tidak
dikoreksi (baik yang diidentifikasi oleh tim perikatan grup maupun yang
dikomunikasikan oleh auditorkomponen) terhadap opini audit grup dan apakah
terdapat ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukupdan tepat.

Komunikasi dengan Manajemen Grup dan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata
Kelola Grup
Komunikasi dengan Manajemen Grup
Tim perikatan grup harus menentukan defisiensi teridentifikasidalam pengendalian internal
untuk dikomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan
manajemen grup berdasarkan SA 265.
Dalam perikatan grup harus mempertimbangkan :
a) Defisiensi dalam pengendalian internal grup secara keseluruhan yang telah
diidentifikasi oleh tim perikatan grup
b) Defisiensi dalam pengendalian internal yang telah ditemukan oleh auditor grup di
komponen perikatan grup
c) Defisiensi dalam pengendalian internal yangg dilaporkan oleh auditor komponen
kepada tim perikatan grup.
Jika kecurangan telah diidentifikasi oleh tim perikatan grupatau telah dikemukakan oleh
auditor komponen atau terdapat informasi yang mengindikasikan adanyakecurangan, tim
perikatan grup harus mengomunikasikanhal ini secara tepat waktu kepada tingkatan
manajemen grup yang tepat untuk menginformasikan kepada pihak yang tanggung jawab
utamanya berkaitan dengan pencegahandan pendeteksian kecurangan mengenai hal
tersebut.
Tim perikatan grup harus meminta manajemen grup untuk menginformasikan kepada
manajemen komponen hal yang diketahui oleh tim perikatan grup yang mungkin signifikan

9
bagilaporan keuangan komponen, yang mungkin belum diketahui oleh manajemen
komponen.
Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola Grup
Tim perikatan grup harus mengomunikasikan hal-hal berikutini dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelolagrup, sebagai tambahan atas hal-hal yang diharuskan
oleh SA 260dan SA-SA lain:
a. Ringkasan tipe pekerjaan yang harus dilaksanakan atas informasi keuangan
komponen.
b. Ringkasan sifat keterlibatan tim perikatan grup yang direncanakan dalam pekerjaan
yang dilaksanakan olehauditor komponen atas informasi keuangan komponen
signifikan.
c. Hal-hal yang dihasilkan dari pengevaluasian tim perikatan grup atas pekerjaan
auditor komponen yang berkaitan dengan mutu pekerjaan auditor tersebut.
d. Keterbatasan dalam audit grup, sebagai contoh, jikaakses tim perikatan grup
terhadap informasi dibatasi.
e. Kecurangan atau dugaan kecurangan yang melibatkan manajemen grup, manajemen
komponen, karyawanyang berperan signifikan dalam pengendalian grupsecara
keseluruhan atau pihak lain yang kecurangan yang mengakibatkan kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan grup.
Dokumentasi
Tim perikatan grup harus memasukkan hal-hal berikut ini kedalam dokumentasi auditnya:
a. Satu analisis atas komponen, yang menunjukkan bahwa komponen tersebut signifikan,
dan tipe pekerjaan yang telah dilaksanakan atas informasi keuangan komponen.
b. Sifat, saat, dan luas keterlibatan tim perikatan grup dalam pekerjaan yang dilaksanakan
oleh auditor komponen atas komponen signifikan, termasuk, jika relevan, penelaah anti
perikatan grup tentang bagian relevan dokumentasi auditor komponen dan
kesimpulannya.

10
ISA 610
Penggunaan Auditor Internal

Ruang Lingkup
Standar Audit (SA) mengatur tanggung jawab auditor eksternal dalam hubungannya dengan
pekerjaan auditor internal dan SA ini tidak mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kondisi
ketika auditor secara individual menyediakan bantuan langsung kepada auditor eksternal
dalam pelaksanaan prosedur audit.
Hubungan antara Fungsi Audit Internal dengan Auditor Eksternal
Tujuan fungsi audit internal ditentukan oleh manajemen dan, jika ada, mereka yang
bertanggung jawab atas pemerintahan. Sedangkan tujuan dari fungsi audit internal dan
auditor eksternal berbeda, beberapa cara dimana fungsi audit internal dan auditor eksternal
mencapainya tujuan masing-masing mungkin serupa. Terlepas dari tingkat otonomi dan
objektivitas audit internal fungsi, fungsi tersebut tidak terlepas dari entitas sebagaimana
yang dipersyaratkan oleh auditor eksternal ketika mengungkapkan pendapat atas laporan
keuangan.
Tanggal berlaku
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuanagan untuk periode yang dimulai pada
atau setelah tanggal : 1 Januari 2013 (untuk emiten) atau 1 Januari 2014 (untuk entitas
selain Emiten. Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.
Tujuan
Untuk tujuan SA, istilah berikut memiliki arti sebagai berikut :
1. Fungsi audit internal adalah suatu aktivitas penilaian yang ditetapkan atau
disediakan sebagai suatu jasa bagi entitas.
2. Auditor internal adalah individu-individu yang melaksanakan aktivitas fungsi audit
internal.
Ketentuan
1. Auditor eksternal harus menentukan :
a. Apakah pekerjaan auditor internal kemungkinan cukup untuk tujuan audit

11
b. Jika cukup, dampak yang direncanakan dari pekerjaan auditor internal terhadap
sifat, saat atau luas prosedur auditor eksternal
2. Dalam menentukan apakah pekerja auditor internal kemungkinan cukup untuk
tujuan audit, auditor eksternal harus mengevaluasi :
a. Objektivitas fungsi audit internal
b. Kompetensi teknis auditor internal
c. Apakah pekerjaan auditor internal akan dilaksanakan dengan kecermatan
dankehati-hatian profesional
d. Apakah komunikasi antara auditor internal dengan auditor eksternal akan
efektif.
3. Dalam menentukan pengaruh yang direncanakan dari pekerjaan auditor internal
terhadap sifat, saat atau luas prosedur auditor eksternal yang harus
mempertimbangkan :
a. Sifat dan ruang lingkup pekerjaan tertentu yang dilaksanakan atau yang akan
dilaksanakan oleh auditor internal
b. Risiko kesalahan penyajian material yang dinilai pada tingkat asrsi untuk
golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan tertentu
c. Tingkat subjektivitas yang terlibat dalam pengevaluasian bukti audit yang
dikumpulkan oleh auditor internal untuk mendukung asersi yang relevan.
Penggunaan Pekerjaan Tertentu Auditor Internal
1. Agar auditor eksternal dapat menggunakan pekerjaan tertentu auditor internal,
auditor eksternal harus mengevaluasi dan melaksanaan orosedur audit atas
pekerjaan tersebut untuk menentukan kecukupan pekerjaan tersebut untuk tujuan
auditor eksternal.
2. Untuk menentukan kecukupan pekerjaan tertentu yang dilakukan oleh auditor
internal untuk tujuan auditor eksternal, maka auditor eksternal harus mengevaluasi
apakah :
a. Pekerjaan tersebut dilakukuan oleh auditor internal yang memiliki pelatihan
teknis dan kecakapan yang cukup
b. Pekerjaan tersebut disupervisi, direview dan di dokumentasikan dengan baik

12
c. Bukti audit yang cukup telah diperoleh untuk memungkinkan auditor internal
untuk menarik kesimpulan yang wajar
d. Kesimpulan yang ditarik adalah tepat sesuai dengan kondisinya dan laporan
yang dibuat oleh auditor internal konsisten dengan hasil pekerjaan yang
dilakukan
e. Setiap pengecualian atau hal-hal yang tidak biasa yang diungkapkan oleh
auditor internal telah diselesaikan dengan baik.
Dokumentasi
Jika auditor eksternal menggunakan pekerjaan tertentu maka auditor eksternal harus
mencantumkan dalam dokumentasi audit, kesimpulan yang ditarik atas pengevaluasian
kecukupan pekerjaan auditor internal dan prosedur audit yang dilakukan aleh auditor
eksternal atas pekerjaan tersebut.

13
ISA 620
Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Ruang Lingkup
SA ini berhubungan dengan tanggung jawab auditor atas pekerjaan individu atau organisasi
dibidang keahlian selain akuntansi atau audit, ketika pekerjaan tersebut digunakan untuk
membantu auditor dalam mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat.SA ini tidak
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kondisi ketika auditor internal secara individu
menyediakan bantuan langsung kepada auditor eksternal dalam pelaksanaan prosedur audit.
Tanggung Jawab Auditor Terhadap Opini Audit
Auditor bertanggung jawab tunggal terhadap opini audit yang dinyatakan dan tanggung
jawab tersebut tidak berkurang dengan penggunaan pekerja seorang pakar auditor. Dengan
demikian jika auditor menggunakan pekerjaan pakar, mengikuti SA dapat disimpulkan
bahwa pekerjaan pakar tersebut memadai untuk tujuan auditor tersebut dan auditor dapat
menerima temuan pakar atau kesimpulan dibidang keahlian pakar sebagai bukti audit yang
tepat.
Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada
atau setelah : 1 Januari (untuk Emiten) atau 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten).
Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain emiten.
Tujuan
Tujuan auditor adalah :
1. Untuk menentukan apakah perlu menggunakan pekerjaan seorang pakar auditor
2. Jika mnggubakan pekerjaan pakar auditor, untuk menentukan apakah pekerjaan
tersebut memadai untuk tujuan auditor
Definisi
Untuk tujuan SA istilah dibawah ini memiliki makna yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Pakar auditor adalah individu atau organisasi yang memiliki keahlian dalam suatu
bidang selain akuntansi atau auditing yang bekerja dalam bidang yang digunakan oleh

14
auditor untuk membantu auditor tersebut dalam memperoleh bukti audit yang cukup
dan layak
2. Keahlian berupa keterampilan, pengetahuan dan pengalamana dalam suatu bidang
tertentu
3. Pakar manajemen adalah individu atau organisasi yang memiliki keahlian dalam suatu
bidang selain akuntansi atau auditing, yang pekerjaannya dalam bidang tersebut
digunakan oleh entitas untuk membantu entitas dalam penyusunan laporan keuangan.
Ketentuan
1. Penentuan kebutuhan seorang pakar auditor jika keahlian disuatu bidang selain
akuntansi atau audit diperlukan untuk mendapatkan bukti audit kompoten yang cukup
dan tepat, auditor harus menentukan apakah ia perlu menggunakan pekerjaan seorang
pakar auditor.
2. Sifat, saat dan luas prosedur auditor yang berkaitan dengan bervariasi tergantung pada
kondisi. Dalam menentukan sifat, saat dan luas prossedur auditor harus
mempertimbangkan berbagai hal berupa :
a. Risiko kesalahan penyajian material dalam yang yang berkaitan dengan pekerjaan
pakar
b. Signifikansi pekerjaan pakar dalam konteks audit
c. Pengetahuan dan pengalaman auditor tentang pekerjaan sebelumnya yang
dilakukan oleh pakar tersebut
Kompetensi,Kapabilitas dan Objektivitas Pakar Auditor
Auditor perlu mengevaluasi apakah pakar auditor memiliki kompetensi, kapabilitas dan
objektivitas yang diperlukan untuk tujuan auditor, evaluasi atas objektivitas harus termasuk
permintaan keterangan tentang kepentingan dan hubungan yang mungkin dapat menjadi
sebuah ancaman terhadapa objektivitas pakar tersebut.
Pemerolehan Suatu Pemahaman tentang Bidang Keahlian Pakar Auditor
Auditor harus memperoleh suatu permahaman yang cukup tentang bidang keahlian pakar
untuk memungkinkan auditor dalam :
a. Menentukan sifat, ruang lingkup, dan objektivitas pekerjaan pakar untuk tujuan
auditor

15
b. Mengevaluasi kecukupan pekerjaan tersebut untuk tujuan auditor
Perjanjian dengan Pakar Auditor
Auditor harus menyetujui secara tertulis bila diperlukan atas hal-hal sebagai berikut dengan
pakar auditor :
a. Sifat, ruang lingkup dan objektivitas pekerjaaaan, pakar
b. Peran dan tanggung jawab auditor dan pakar
c. Sifat, saat dan luas komunikasi antara auditor dan pakar tersebut termasuk dalam
bentuk laporan apapun yang akan disediakan oleh pakar tersebut
d. Kebutuhan pakar tersebut untuk mengobervasi ketentuan kerahasian
Evaluasi Kecukupan Pekerjaan Pakar Auditor
Auditor harus mengevaluasi kecukupan pekerjaan pakar auditor untuk tujuan yang
mencakup :
a. Relevansi dan kelayakan dari temuan atau kesimpulan pakar tersebut dan
konsistensi hal-hal tersebut dengan bukti audit lain
b. Jika pekerjaan pakar tersebut melibatkan penggunaan asumsi dan metode signifikan,
relevansi dan kelayakan asumsi dan metode tersebut dalam kondisi yang
bersangkutan
c. Jika pekerjaan pakar tersebut melibatkan penggunaan data sumber yang signifikan
bagi pekerjaan pakar tersebut, relevansi, kelengkapan dan akurasi data
Pengacuan ke Pakar Auditor dalam Laporan Auditor
Auditor tidak boleh mengacu ke pekerjaan seorang pakar auditor dalam laporan auditor
yang berisi suatu opini tanpa modifikasian kecuali yang diharuskan oleh peraturan
perundang-undangan.Jika pengacuan itu diharuskan oleh peraturan perundang-undangan,
auditor harus menunjukkan dalam laporan auditor bahwa pengacuan tersebut tidak
mengurangi tanggung jawab auditor atas opini auditor tersebut.
Jika auditor membuat acuan ke pekerjaan seorang pakar auditor dalam laporan auditor
karena pengacuan tersebut relevan dengan suatu pemahaman atas modifikasi terhadapa
opini auditor yang harus menunjukkan dalam laporan auditor bahwa pengacuan tersebut
tidak mengurangi tanggung jawab auditor atas opini tersebut.

16
STANDAR AUDIT DAN KODE ETIK AKUNTAN

A : PRINSIP DASAR ETIKA


SEKSI 100 PENDAHULUAN DAN PRINSIP DASAR
100.1 Ciri pembeda profesi akuntansi adalah kesediaannya menerima tanggung jawab
untuk bertindak bagi kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab Akuntan
Profesional tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Dalam
bertindak bagi kepentingan publik, Akuntan Profesional memerhatikan dan mematuhi
ketentuan Kode Etik ini.
100.2 Kode Etik ini terdiri atas tiga bagian.
Bagian A menetapkan prinsip dasar etika profesional bagi Akuntan Profesional dan
memberikan kerangka konseptual yang akan diterapkan Akuntan Profesional dalam:
(a) Mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika;
(b) Mengevaluasi signifikansi ancaman tersebut; dan
(c) Menerapkan perlindungan yang tepat untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman
tersebut sampai ke tingkat yang dapat diterima.
100.3 Bagian B dan C menjelaskan penerapan kerangka konseptual pada situasi tertentu.
Bagian tersebut memberi contoh perlindungan yang mungkin tepat untuk mengatasi
ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika.
100.4 Dikosongkan
Prinsip Dasar
100.5 Akuntan Profesional mematuhi prinsip dasar etika berikut ini:
(a) Integritas, yaitu bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis.
(b) Objektivitas, yaitu tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang
tidak semestinya dari pihak lain, yang dapat mengesampingkan pertimbangan profesional
atau bisnis. (c) Kompetensi dan kehati-hatian professional
(d) Kerahasiaan,

17
(e) Perilaku Profesional, yaitu mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
menghindari perilaku apa pun yang mengurangi kepercayaan kepada profesi Akuntan
Profesional. Masing-masing prinsip dasar etika ini dijelaskan lebih rinci di Seksi 110-150.
Pendekatan Kerangka Konseptual
100.6 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat berasal dari situasi dan
keadaan yang dihadapi oleh Akuntan Profesional.
100.7 Ketika Akuntan Profesional mengidentifikasi adanya ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika dan mengevaluasi bahwa ancaman tersebut tidak berada dalam
tingkat yang dapat diterima, maka Akuntan Profesional menentukan tersedia tidaknya
perlindungan yang tepat dan dapat diterapkan untuk menghilangkan atau mengurangi
ancaman tersebut sampai ke tingkat yang dapat diterima.
100.8 Akuntan Profesional mengevaluasi setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika ketika Akuntan Profesional mengetahui, atau diperkirakan dapat mengetahui,
adanya keadaan atau hubungan yang dapat mengurangi kepatuhan pada prinsip dasar etika
tersebut.
100.9 Akuntan Profesional mempertimbangkan faktor kualitatif dan kuantitatif ketika
mengevaluasi signifikansi dari ancaman.
100.10 Seksi 290 dan 291 berisi ketentuan yang dipatuhi oleh Akuntan Profesional ketika
mengidentifikasi pelanggaran terhadap ketentuan independensi dalam Kode Etik.
100.11 Ketika menghadapi keadaan yang tidak biasa di mana penerapan aturan tertentu dari
Kode Etik dapat mengakibatkan hasil keluaran yang tidak sepadan atau keluaran yang tidak
memenuhi kepentingan public.
Ancaman dan Perlindungan
100.12 Ancaman dapat timbul melalui beragam jenis hubungan dan keadaan.
100.13 Perlindungan adalah tindakan atau upaya lain yang dapat menghilangkan atau
mengurangi ancaman sampai ke tingkat yang dapat diterima
100.14 Perlindungan yang diciptakan oleh profesi, perundangundangan, atau peraturan
termasuk: • Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk memasuki profesi. •
Persyaratan pengembangan profesional berkelanjutan. • Peraturan tata kelola korporat; •

18
Standar profesi; • Prosedur pemantauan dan pendisiplinan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
atau regulator;
100.16 Perlindungan tertentu dapat meningkatkan kemungkinan untuk mengidentifikasi
atau mencegah perilaku tidak etis. Perlindungan tersebut dapat diciptakan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia, perundang-undangan, peraturan, atau organisasi tempatnya bekerja.
Benturan Kepentingan
100.17 Akuntan Profesional mungkin menghadapi benturan kepentingan ketika melakukan
kegiatan profesionalnya. Benturan kepentingan menciptakan ancaman terhadap objektivitas
dan mungkin menciptakan ancaman terhadap prinsip dasar etika lainnya
100.18 Bagian B dan C menjelaskan benturan kepentingan bagi Akuntan Profesional dalam
Praktik Publik dan Akuntan Profesional di Bisnis. Penyelesaian Konflik Etika
100.19 Akuntan Profesional diwajibkan untuk menyelesaikan benturan dalam mematuhi
prinsip dasar etika.
100.20 Ketika Akuntan Profesional memulai proses penyelesaian benturan terkait
kepatuhan pada prinsip dasar etika, baik secara formal maupun informal, maka faktor
berikut ini mungkin relevan, baik sebagai satu faktor yang berdiri sendiri maupun bersama
dengan faktor lain
100.21 Ketika suatu permasalahan melibatkan benturan dengan, atau di dalam, organisasi,
maka Akuntan Profesional menentukan perlunya berkonsultasi dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola organisasi, seperti direktur, komisaris, atau komite audit.
100.22 Akuntan Profesional sebaiknya mendokumentasikan hakekat persoalan, rincian
setiap pembahasan, dan keputusan terkait persoalan tersebut.
100.23 Jika suatu benturan yang signifikan tidak dapat diselesaikan, Akuntan Profesional
dapat mempertimbangkan untuk memperoleh saran profesional dari Ikatan Akuntan
Indonesia atau penasehat hukum.
100.24 Jika setelah mendalami semua kemungkinan yang relevan namun benturan etika
tetap tidak terselesaikan, maka Akuntan Profesional, kecuali dilarang oleh hukum, menolak
untuk tetap dikaitkan dengan permasalahan yang menyebabkan benturan etika tersebut.

19
Komunikasi dengan Penanggung jawab tata kelola
100.25 Ketika berkomunikasi dengan penanggung jawab tata kelola sesuai dengan
ketentuan dalam Kode Etik ini, maka Akuntan Profesional atau Kantor Akuntan
menentukan orang yang tepat untuk berkomunikasi di dalam struktur tata kelola organisasi
100.26 Dalam beberapa kasus, semua penanggung jawab tata kelola terlibat dalam
pengelolaan entitas, misalnya, usaha kecil yang pemilik tunggalnya mengelola entitas dan
tidak ada orang lain yang memiliki peran atas tata kelola.

SEKSI 110
INTEGRITAS
110.1 Prinsip integritas mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk bersikap lugas dan
jujur dalam semua hubungan profesional dan hubungan bisnisnya. Integritas juga berarti
berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya.
110.2 Akuntan Profesional tidak boleh terkait dengan laporan, pernyataan resmi,
komunikasi, atau informasi lain ketika Akuntan Profesional meyakini bahwa informasi
tersebut terdapat: (a) kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan; (b)
pernyataan atau informasi yang dilengkapi secara sembarangan; atau (c) penghilangan atau
pengaburan informasi yang seharusnya diungkapkan sehingga akan menyesatkan. Ketika
menyadari bahwa dirinya telah dikaitkan dengan informasi semacam itu, maka Akuntan
Profesional mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar tidak dikaitkan dengan
informasi tersebut.
110.3 Akuntan Profesional dianggap tidak melanggar ketentuan paragraf 110.2 sepanjang
Akuntan Profesional memberikan laporan yang telah diperbaiki terkait dengan
permasalahan yang terdapat dalam paragraf tersebut.

SEKSI 120
OBJEKTIVITAS
120.1 Prinsip objektivitas mewajibkan semua Akuntan Profesional untuk tidak membiarkan
bias, benturan kepentingan, atau pengaruh tidak sepantasnya dari pihak lain, yang dapat
mengurangi pertimbangan profesional atau bisnisnya.

20
120.2 Akuntan Profesional mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengganggu
objektivitasnya.

SEKSI 130
KOMPETENSI DAN KEHATI-HATIAN PROFESIONAL
130.1Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional mewajibkan setiap Akuntan
Profesional untuk: (a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang
dibutuhkan; dan (b) Bertindak cermat dan tekun sesuai dengan standar teknis dan
profesional yang berlaku.
130.2 Jasa profesional yang kompeten mensyaratkan pertimbangan yang cermat dalam
menerapkan pengetahuan dan keahlian profesional untuk jasa yang diberikan
130.3 Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan kesadaran yang berkelanjutan
dan pemahaman atas perkembangan teknis, profesional, dan bisnis yang relevan
130.4 Ketekunan meliputi tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan penugasan,
berhati-hati, lengkap, dan tepat waktu.
130.5 Akuntan Profesional mengambil langkah-langkah yang rasional untuk menjamin
bahwa orang-orang yang bekerja di bawah kewenangannya telah memperoleh pelatihan dan
pengawasan yang memadai.
130.6 Ketika tepat, Akuntan Profesional menjelaskan kepada klien, pemberi kerja, atau
pengguna jasa lain mengenai keterbatasan yang melekat pada jasa atau kegiatan profesional
yang diberikannya

SEKSI 140
KERAHASIAAN
140.1 Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk tidak melakukan
hal berikut: (a) Mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan
profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar Kantor Akuntan atau organisasi
tempatnya bekerja tanpa diberikan kewenangan yang memadai dan spesifik, dan (b)
Menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan
bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.

21
140.2 Akuntan Profesional menjaga kerahasiaan informasi, termasuk dalam lingkungan
sosialnya, serta waspada terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja
terutama kepada rekan bisnis dekat atau anggota keluarga dekat.
140.3 Akuntan Profesional menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon
klien atau pemberi kerja.
140.4 Akuntan Profesional menjaga kerahasiaan informasi di dalam Kantor Akuntan atau
organisasi tempatnya kerja.
140.5 Akuntan Profesional mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk
memastikan bahwa staf yang berada di bawah pengawasannya dan orang yang memberi
saran dan bantuan profesional, menghormati kewajiban Akuntan Profesional untuk menjaga
kerahasiaan informasi. 140.6 Kewajiban untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus
dipertahankan, bahkan setelah berakhirnya hubungan antara Akuntan Profesional dengan
klien atau pemberi kerja.
140.7 Sebagai suatu prinsip dasar etika, prinsip kerahasiaan melayani kepentingan publik
karena memfasilitasi aliran informasi yang bebas dari klien Akuntan Profesional atau
organisasi tempatnya bekerja ke Akuntan Profesional.
140.8 Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi rahasia, Akuntan Profesional
mempertimbangkan faktor yang relevan.

SEKSI 150
PERILAKU PROFESIONAL
150.1 Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk
mematuhi ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku serta menghindari setiap perilaku
yang Akuntan Profesional tahu atau seharusnya tahu yang dapat mengurangi kepercayaan
pada profesi.
150.2 Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya, Akuntan Profesional
dilarang mencemarkan nama baik profesi. Akuntan Profesional bersikap jujur dan dapat
dipercaya.

22
B: AKUNTAN PROFESIONAL DI PRAKTIK PUBLIK
Bagian B mengacu pada Bagian B dari Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang dikeluarkan
oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dari Institut Akuntan Publik Indonesia
(DSPAP-IAPI) pada Oktober 2008. Jika tidak diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan
Publik, maka mengacu pada Part B dari Handbook of the Code of Ethics for Professional
Accountants 2016 Edition yang dikeluarkan oleh International Ethics Standards Board for
Accountants of The International Federation of Accountants (IESBA-IFAC)

C: AKUNTAN PROFESIONAL DI BISNIS


SEKSI 300
PENDAHULUAN
300.1 Bagian ini menjelaskan penerapan kerangka konseptual di Bagian A oleh Akuntan
Profesional di Bisnis dalam situasi tertentu. Bagian ini tidak menjelaskan semua keadaan
dan hubungan yang mungkin dihadapi oleh Akuntan Profesional di Bisnis yang
memunculkan atau dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika.
300.2 Hasil pekerjaan Akuntan Profesional di Bisnis dapat dijadikan acuan oleh investor,
kreditur, pemberi kerja, dan komunitas bisnis lain, sebagaimana juga pemerintah dan
masyarakat umum. 300.3 Akuntan Profesional di Bisnis dapat berperan sebagai karyawan,
rekan, direktur, komisaris, manajer sekaligus pemilik, relawan, atau lainnya, yang bekerja
pada satu atau lebih organisasi. 300.4 Akuntan Profesional di Bisnis memiliki tanggung
jawab untuk mendukung organisasi tempatnya bekerja mencapai tujuannya. Kode Etik ini
tidak dimaksudkan untuk menghalangi Akuntan Profesional di Bisnis memenuhi tanggung
jawab tersebut, namun lebih bertujuan untuk menjelaskan keadaan yang dapat mengurangi
kepatuhan pada prinsip dasar etika.
300.5 Akuntan Profesional di Bisnis mungkin menduduki jabatan yang tinggi dalam
organisasi.
300.6 Akuntan Profesional di Bisnis tidak terlibat dalam setiap bisnis, pekerjaan, atau
kegiatan yang merusak atau dapat merusak integritas, objektivitas, atau reputasi baik dari
profesi dan akibatnya bertentangan dengan prinsip dasar etika.

23
300.7 Kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terancam oleh beragam keadaan dan
hubungan.
300.8 Contoh keadaan yang dapat memunculkan ancaman kepentingan pribadi bagi
Akuntan Profesional di Bisnis termasuk: • Kepemilikan kepentingan keuangan di, atau
penerimaan pinjaman atau jaminan dari, organisasi tempatnya bekerja. • Keterlibatan dalam
perancangan insentif kompensasi yang ditawarkan oleh organisasi tempatnya bekerja. •
Penggunaan aset perusahaan secara tidak pantas untuk kepentingan pribadi. • Adanya
kekhawatiran atas keberlangsungan kerja. • Adanya tekanan komersial dari luar organisasi
tempatnya bekerja.
300.9 Contoh keadaan yang memunculkan ancaman telaah pribadi bagi Akuntan
Profesional di Bisnis adalah penentuan perlakuan akuntansi yang tepat atas kombinasi
bisnis setelah yang bersangkutan melakukan studi kelayakan yang mendukung keputusan
akuisisi bisnis tersebut. 300.10 Dalam upaya mendukung organisasi tempatnya bekerja
mencapai tujuan dan sasaran, Akuntan Profesional di Bisnis mungkin mempromosikan
organisasi tempatnya bekerja dengan membuat pernyataan yang tidak salah atau tidak
menyesatkan.
300.11 Contoh keadaan yang dapat memunculkan ancaman kedekatan bagi Akuntan
Profesional di Bisnis termasuk: • Bertanggung jawab atas pelaporan keuangan organisasi
tempatnya bekerja. • Memiliki hubungan yang lama dengan rekan bisnis yangberpengaruh
terhadap keputusan bisnis. • Menerima hadiah atau perlakuan istimewa, kecuali nilainya
tidak berarti dan tidak memiliki konsekuensi apa pun.
300.12 Contoh keadaan yang dapat memunculkan ancaman intimidasi termasuk: • Adanya
ancaman penghentian atau penggantian Akuntan Profesional di Bisnis, atau anggota
keluarga batihnya, akibat dari ketidaksepakatan mengenai penerapan prinsip akuntansi atau
cara pelaporan informasi keuangan.
300.13 Perlindungan yang dapat menghilangkan atau mengurangi ancaman tersebut sampai
ke tingkat yang dapat diterima terbagi menjadi dua kelompok besar.
300.14 Perlindungan di lingkungan kerja termasuk: • Sistem pengawasan korporat •
Program etika dari organisasi tempatnya bekerja. • Prosedur penerimaan karyawan yang

24
menekankan pada pentingnya memperkerjakan karyawan yang memiliki kompetensi tinggi.
• Pengendalian internal yang kuat. • Proses penegakan disiplin yang memadai dan lain-lain.
300.15 Dalam keadaan Akuntan Profesional di Bisnis meyakini bahwa perilaku atau
tindakan tidak beretika akan terus terjadi di dalam organisasi tempatnya bekerja, maka
Akuntan Profesional di Bisnis perlu mempertimbangkan untuk memperoleh nasihat hukum.

SEKSI 310
BENTURAN KEPENTINGAN
310.1 Akuntan Profesional di Bisnis mungkin menghadapi benturan kepentingan ketika
melakukan kegiatan profesionalnya
310.2 Contoh situasi yang memunculkan benturan kepentingan termasuk: • Berposisi
sebagai manajemen di dua organisasi dan memperoleh informasi rahasia dari satu
organisasi yang dapat digunakan untuk menguntungkan atau merugikan organisasi yang
lain. • Melakukan kegiatan profesional untuk dua pihak dalam suatu persekutuan untuk
membantu mereka secara terpisah dalam proses pembubaran persekutuan.
310.3 Ketika melakukan identifikasi dan evaluasi atas kepentingan dan hubungan yang
dapat memunculkan benturan kepentingan dan menerapkan perlindungan untuk
menghilangkan atau mengurangi setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika sampai ke tingkat yang dapat diterima, maka Akuntan Profesional di Bisnis membuat
pertimbangan profesional dan waspada terhadap seluruh kepentingan dan hubungan, di
mana pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang cukup.
310.4 Ketika menghadapi benturan kepentingan, Akuntan Profesional di Bisnis dianjurkan
untuk mencari panduan dari organisasi tempatnya bekerja atau dari pihak lain, seperti
Ikatan Akuntan Indonesia, penasihat hukum, atau Akuntan Profesional lain.
310.5 Ketika ancaman yang muncul dari benturan kepentingan tidak berada pada tingkat
yang dapat diterima,
310.6 Dalam mengidentifikasi keberadaan atau kemungkinan munculnya benturan
kepentingan, Akuntan Profesional di Bisnis mengambil langkah-langkah yang rasional

25
310.7 Jika benturan kepentingan teridentifikasi, Akuntan Profesional di Bisnis
mengevaluasi: • Signifikansi kepentingan atau hubungan yang terkait; dan • Signifikansi
ancaman yang muncul dari pelaksanaan kegiatan profesional.
310.8 Akuntan Profesional di Bisnis menerapkan perlindungan ketika diperlukan untuk
menghilangkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika atau menguranginya
sampai ke tingkat yang dapat diterima.
310.9 Sebagai tambahan, secara umum Akuntan Profesional di Bisnis perlu untuk
mengungkapkan sifat benturan kepada pihak yang relevan, termasuk para pihak pada
tingkat tertentu di dalam organisasi tempatnya bekerja serta memperoleh persetujuan dari
pihak tersebut ketika perlindungan diperlukan untuk mengurangi ancaman sampai ke
tingkat yang dapat diterima. 310.10 Jika pengungkapan dilakukan secara lisan, atau
persetujuan diberikan secara lisan atau tersirat, Akuntan Profesional di Bisnis dianjurkan
untuk mendokumentasikan sifat dari keadaan yang memunculkan benturan kepentingan.
310.11 Akuntan Profesional di Bisnis mungkin menghadapi ancaman lain terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika. Seksi 320 dan 340 memberikan panduan dalam
mengelola ancaman tersebut.

SEKSI 320
PENYUSUNAN DAN PELAPORAN INFORMASI
320.1 Akuntan Profesional di Bisnis seringkali terlibat dalam proses penyusunan dan
pelaporan informasi, baik untuk kepentingan publik maupun yang digunakan oleh pihak
lain di dalam maupun di luar organisasi tempatnya bekerja.
320.2 Akuntan Profesional di Bisnis yang memiliki tanggung jawab dalam menyusun atau
menyetujui laporan keuangan untuk tujuan umum dari organisasi tempatnya bekerja.
320.3 Akuntan Profesional di Bisnis mengambil langkah rasional untuk memelihara
informasi yang menjadi tanggung jawabnya dengan cara: (a) Menjelaskan dengan
gamblang mengenai sifat sebenarnya dari transaksi bisnis (b) Mengklasifikasikan dan
mencatat informasi secara tepat waktu dan dengan cara yang tepat; dan (c) Menyajikan
fakta secara akurat dan lengkap dalam semua hal yang material.

26
320.4 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika, seperti ancaman kepentingan
pribadi atau ancaman intimidasi terhadap prinsip integritas, objektivitas, atau kompetensi
dan kehatihatian professional
320.5 Signifikansi dari ancaman tersebut akan bergantung pada faktor seperti sumber
tekanan dan budaya organisasi di dalam organisasi tempatnya bekerja.
320.6 Signifikansi dari semua ancaman dievaluasi dan perlindungan diterapkan ketika
diperlukan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman sampai ke tingkat yang dapat
diterima.
320.7 Ketika tidak mungkin mengurangi ancaman sampai ke tingkat yang dapat diterima,
maka Akuntan Profesional di Bisnis menolak untuk, atau tetap dikaitkan dengan, informasi
yang dianggap menyesatkan

SEKSI 330
BERTINDAK DENGAN KEAHLIAN YANG MEMADAI
330.1 Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional mensyaratkan Akuntan Profesional
di Bisnis hanya melaksanakan tugas signifikan ketika memiliki, atau dapat memperoleh,
pelatihan atau pengalaman tertentu yang memadai
330.2 Keadaan berikut dapat memunculkan ancaman bagi Akuntan Profesional di Bisnis
dalam melaksanakan tugasnya dengan tingkat kompetensi dan kehati-hatian profesional
yang memadai: 330.3 Signifikansi ancaman akan bergantung pada beberapa faktor seperti
sejauh mana Akuntan Profesional di Bisnis bekerja dengan pihak lain, senioritas di bisnis,
dan tingkat pengawasan dan telaahan yang dilakukan atas pekerjaan.
330.4 Ketika ancaman tidak dapat dihilangkan atau dikurangi sampai ke tingkat yang dapat
diterima, maka Akuntan Profesional di Bisnis menentukan menolak tidaknya melaksanakan
tugas yang dipermasalahkan.

SEKSI 340
KEPENTINGAN KEUANGAN, KOMPENSASI, DAN INSENTIF TERKAIT
DENGAN PELAPORAN KEUANGAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

27
340.1 Akuntan Profesional di Bisnis mungkin mempunyai kepentingan keuangan termasuk
kepentingan keuangan yang timbul dari program kompensasi atau insentif, atau mungkin
mengetahui kepentingan keuangan dari anggota keluarga batih atau keluarga sedarah dan
semenda, yang dalam keadaan tertentu dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika.
340.2 Ancaman kepentingan pribadi yang muncul dari program kompensasi atau insentif
mungkin meningkat secara berlipat ganda ketika terdapat tekanan dari atasan atau rekan
kerja yang ikut serta dalam program yang sama.
340.3 Akuntan Profesional di Bisnis tidak memanipulasi atau menggunakan informasi
rahasia bagi keuntungan pribadi atau bagi keuntungan keuangan orang lain.
340.4 Signifikansi setiap ancaman dievaluasi dan perlindungan diterapkan ketika
diperlukan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman tersebut sampai ke tingkat
yang dapat diterima.

SEKSI 350
BUJUKAN
Menerima Penawaran
350.1 Akuntan Profesional di Bisnis, anggota keluarga batih, atau anggota keluarga sedarah
dan semenda mungkin ditawari bujukan dalam berbagai bentuk termasuk hadiah, layanan,
perlakuan istimewa, dan tawaran yang tidak sepantasnya berdasarkan pertemanan atau
loyalitas.
350.2 Bujukan dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
350.3 Keberadaan dan signifikansi dari setiap ancaman bergantung pada sifat, nilai, dan
maksud di balik tawaran yang diberikan.
350.4 Signifikansi setiap ancaman dievaluasi dan perlindungan diterapkan ketika
diperlukan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman tersebut sampai ke tingkat
yang dapat diterima. Ketika perlindungan yang diterapkan tidak dapat menghilangkan atau
mengurangi ancaman sampai ke tingkat yang dapat diterima, maka Akuntan Profesional di
Bisnis tidak menerima bujukan tersebut.

28
Memberi Penawaran
350.5 Akuntan Profesional di Bisnis mungkin berada dalam situasi yang mana Akuntan
Profesional di Bisnis diharapkan, atau di bawah tekanan lainnya, untuk menawarkan
bujukan untuk memengaruhi pertimbangan atau proses pengambilan keputusan dari
individu atau organisasi, atau untuk memperoleh informasi rahasia.
350.6 Tekanan tersebut dapat berasal dari dalam organisasi tempatnya bekerja, misalnya,
dari rekan sejawat atau atasan.
350.7 Akuntan Profesional di Bisnis tidak menawarkan bujukan untuk memengaruhi secara
tidak pantas keputusan profesional dari pihak ketiga.
350.8 Ketika tekanan untuk menawarkan bujukan yang tidak beretika berasal dari dalam
organisasi tempatnya bekerja, maka Akuntan Profesional mengikuti prinsip dan panduan
mengenai penyelesaian benturan etika yang diatur di Bagian A.

SEKSI 360
MERESPONS KETIDAKPATUHAN PADA HUKUM DAN PERATURAN
Tujuan
360.1 Akuntan Profesional di bisnis mungkin menghadapi atau menyadari adanya
ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan pada hukum dan peraturan ketika
melaksanakan kegiatan profesional.
360.2 Ketidakpatuhan pada hukum dan peraturan ("ketidakpatuhan") mencakup tindakan
kelalaian atau perbuatan jahat yang disengaja maupun tidak disengaja, yang dilakukan oleh
organisasi tempat Akuntan Profesional bekerja
360.3 Ketentuan hukum atau peraturan mungkin mengatur tindakan yang harus dilakukan
Akuntan Profesional ketika menghadapi adanya ketidakpatuhan atau dugaan
ketidakpatuhan, yang mungkin berbeda dengan atau melebihi yang diatur dari Seksi ini.
360.4 Ciri pembeda profesi akuntansi adalah kesediaannya menerima tanggung jawab
untuk bertindak bagi kepentingan publik. Ketika meresponsadanya ketidakpatuhan atau
dugaan ketidakpatuhan.

29
Ruang Lingkup
360.5 Seksi ini menetapkan pendekatan yang akan diambil oleh Akuntan Profesional yang
mengalami atau menyadari adanya ketidakpatuhan
360.6 Contoh Undang-Undang dan peraturan yang terkait dengan Seksi ini adalah: •
Kecurangan, korupsi, dan suap. • Pencucian uang, pendanaan teroris, dan hasil kejahatan. •
Pasar dan perdagangan efek. • Perbankan dan produk jasa keuangan lain. • Perlindungan
data. • kewajiban dan pembayaran atas pajak dan pensiun. • Perlindungan lingkungan
hidup.
360.7 Ketidakpatuhan dapat mengakibatkan denda, tuntutan, atau akibat lain bagi
organisasi tempatnya bekerja yang mungkin berdampak material terhadap laporan
keuangan.
360.8 Akuntan Profesional yang menghadapi atau menyadari permasalahan yang jelas tidak
penting, dinilai berdasarkan sifat dan dampaknya, baik keuangan maupun nonkeuangan,
terhadap organisasi tempatnya bekerja.

360.9 Seksi ini tidak membahas: (a) Pelanggaran pribadi yang tidak terkait dengan kegiatan
usaha organisasi tempatnya bekerja; dan (b) Ketidakpatuhan oleh selain organisasi tempat
bekerja, penanggung jawab tata kelola, manajemen, atau individu lain yang bekerja untuk,
atau di bawah arahan dari, organisasi tempatnya bekerja.
Tanggung Jawab dari Manajemen dan Penanggung Jawab Tata Kelola di Organisasi
tempatnya bekerja
360.10 Manajemen organisasi tempatnya bekerja, dengan pengawasan dari penanggung
jawab tata kelola, bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan usaha organisasi
tempatnya bekerja dilakukan sesuai dengan hukum dan peraturan.
Tanggung Jawab Akuntan Profesional di Bisnis
360.11 Banyak organisasi tempatnya bekerja menetapkan protokol dan prosedur (misal,
kebijakan etika atau mekanisme whistleblowing internal) tentang cara mengungkapkan
secara internal atas ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan oleh organisasi tempatnya
bekerja.

30
360.12 Ketika Akuntan Profesional menyadari suatu permasalahan yang diterapkan Seksi
ini, maka langkah-langkah yang diperlukan bagi Akuntan Profesional untuk mematuhi
Seksi ini harus dilakukan secara tepat waktu
Tanggung Jawab dari Akuntan Profesional Senior di Bisnis
360.13 Akuntan Profesional senior di bisnis ("Akuntan Profesional Senior") adalah
direktur, komisaris, pejabat, atau karyawan senior yang mampu memberikan pengaruh
signifikan atas, dan membuat keputusan tentang, perolehan, penempatan, dan pengendalian
atas sumber daya manusia, keuangan, teknologi, dan sumber daya fisik dan tidak berwujud
dari organisasi tempatnya bekerja. 360.14 Jika, dalam rangka melaksanakan kegiatan
profesional, Akuntan Profesional Senior menyadari informasi mengenai kejadian
ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan, maka Akuntan Profesioanal tersebut harus
memahami permasalahan
360.15 Akuntan Profesional Senior diharapkan menerapkan pengetahuan, pertimbangan
profesional, dan keahlian, namun tidak diharapkan memiliki tingkat pemahaman atas
hukum dan peraturan melebihi yang disyaratkan bagi peran Akuntan Profesional di dalam
organisasi tempatnya bekerja.
360.16 Jika Akuntan Profesional Senior mengidentifikasi atau mencurigai bahwa
ketidakpatuhan telah terjadi atau mungkin terjadi, maka tunduk pada paragraf 360.11,
Akuntan Profesional Senior membahas permasalahan tersebut dengan atasan langsung, jika
ada, yang memungkinkan dibuatnya suatu penetapan bagaimana cara mengatasi
permasalahan.
360.17 Akuntan Profesional Senior juga mengambil langkah yang sesuai.
360.18 Selain merespons permasalahan sesuai dengan ketentuan dari Seksi ini, Akuntan
Profesional Senior harus menentukan perlu tidaknya mengungkapkan permasalahan
tersebut kepada auditor eksternal dari organisasi tempatnya bekerja, jika ada, sesuai dengan
tugas atau kewajiban hukum Akuntan Profesional untuk menyediakan semua informasi
yang diperlukan yang memungkinkan auditor untuk melakukan audit
360.19 Akuntan Profesional Senior menilai kesesuaian dari responsdari atasan, jika ada,
dan penanggung jawab tata kelola.

31
360.20 Faktor relevan yang dipertimbangkan dalam menilai kesesuaian dari respons dari
atasan, jika ada, dan penanggung jawab tata kelola
360.21 Dengan memperhatikan responsdari atasan, jika ada, dan pihak yang bertanggung
jawab atas oleh tata kelola, Akuntan Profesional Senior menentukan perlu tidaknya
tindakan lebih lanjut supaya sesuai dengan kepentingan publik.
360.22 Dalam menentukan perlu tidaknya tindakan lebih lanjut, serta sifat dan tingkat dari
tindakan tersebut, akan bergantung pada berbagai factor
360.23 Contoh keadaan yang dapat menyebabkan Akuntan Profesional Senior tidak lagi
memiliki keyakinan terhadap integritas atasannya dan penanggung jawab tata kelola
termasuk situasi ketika: • Akuntan Profesional mencurigai atau memiliki bukti keterlibatan
mereka atau sengaja terlibat dalam setiap ketidakpatuhan. • Bertentangan dengan ketentuan
hukum atau peraturan yang berlaku, mereka tidak melaporkan permasalahan tersebut, atau
tidak menyetujui pelaporan, kepada otoritas yang berwenang.
360.24 Dalam menentukan perlunya, sifat, dan tingkat tindakan lebih lanjut, Akuntan
Profesional Senior membuat pertimbangan profesional dan mempertimbangkan pihak
ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang cukup.
360.25 Tindakan lebih lanjut oleh Akuntan Profesional mungkin termasuk: •
Menginformasikan permasalahan ini kepada manajemen dari entitas induk, jika organisasi
tempatnya bekerja merupakan anggota dari suatu kelompok usaha. • Mengungkapkan
permasalahan ini kepada otoritas yang berwenang, bahkan ketika tidak ada ketentuan
hukum atau peraturan untuk melakukannya. • Mengundurkan diri dari organisasi tempatnya
bekerja.
360.26 Ketika Akuntan Profesional Senior menentukan mengundurkan diri dari organisasi
tempatnya bekerja merupakan tindakan yang tepat, maka hal tersebut tidak dapat
menggantikan tindakan lain yang mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan Akuntan
Profesional yang diatur di Seksi ini.
360.27 Dalam hal permasalahan tersebut mungkin melibatkan analisis dan penilaian yang
rumit, maka Akuntan Profesional Senior mungkin mempertimbangkan untuk melakukan
konsultasi internal,

32
360.28 Pengungkapan pemasalahan kepada otoritas berwenang akan terhalang jika hal itu
akan bertentangan dengan hukum atau peraturan.
360.29 Penentuan perlu tidaknya membuat pengungkapan akan bergantung khususnya pada
sifat dan tingkat bahaya aktual atau potensial terhadap investor, kreditor, karyawan atau
masyarakat umum yang disebabkan atau mungkin disebabkan oleh permasalahan tersebut.
360.30 Jika Akuntan Profesional Senior menentukan bahwa pengungkapan permasalahan
kepada otoritas berwenang merupakan tindakan yang sesuai dalam keadaan tersebut, maka
hal ini tidak dianggap sebagai pelanggaran terhadap kewajiban kerahasiaan di Seksi 140.
360.31 Dalam keadaan yang luar biasa, Akuntan Profesional Senior mungkin menyadari
perilaku nyata atau yang diniatkan, bahwa Akuntan Profesional memiliki alasan untuk
meyakini bahwa suatu pelanggaran yang akan segera terjadi terhadap hukum atau peraturan
yang akan menyebabkan bahaya besar bagi investor, kreditur, karyawan, atau masyarakat
umum. Dokumentasi
360.32 Sehubungan dengan ketidakpatuhan yang teridentifikasi atau terduga yang masuk
dalam ruang lingkup Seksi ini, Akuntan Profesional Senior didorong untuk memiliki
dokumentasi terkait halhal berikut: • Permasalahan. • Hasil pembahasan dengan atasan, jika
ada, penanggung jawab tata kelola, dan pihak lain. • Bagaimana respons atas permasalahan
dari atasan, jika ada, dan penanggung jawab tata kelola.

Tanggung Jawab dari Akuntan Profesional Selain Akuntan Profesional Senior di


Bisnis

360.33 Jika dalam melaksanakan kegiatan profesionalnya Akuntan Profesional menyadari


informasi terkait kejadian ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan,
360.34 Akuntan profesional diharapkan menerapkan pengetahuan, pertimbangan
profesional, dan keahlian, tetapi tidak diharapkan memiliki tingkat pemahaman atas
ketentuan hukum dan peraturan di luar yang diperlukan dalam perannya sebagai Akuntan
Profesional di dalam organisasi tempatnya bekerja
360.35 Jika Akuntan Profesional mengidentifikasi atau mencurigai telah terjadi atau
mungkin terjadi ketidakpatuhan, maka, dengan mematuhi paragraf 360.11,

33
menginformasikan kepada atasan langsung yang memungkinkannya untuk mengambil
tindakan yang sesuai.
360.36 Dalam keadaan yang luar biasa, Akuntan Profesional mungkin memutuskan bahwa
pengungkapan permasalahan kepada otoritas yang sesuai merupakan tindakan yang tepat.
360.37 Sehubungan dengan ketidakpatuhan yang teridentifikasi atau terduga yang termasuk
dalam lingkup bagian ini, maka Akuntan Profesional didorong untuk memiliki dokumentasi
hal-hal berikut: • Permasalahan. • Hasil diskusi dengan atasan, manajemen, dan, jika dapat
diterapkan, penanggung jawab tata kelola dan pihak lain. • Bagaimana respons atasan atas
permasalahan. • Tindakan Akuntan Profesional yang dipertimbangkan, pertimbangan yang
dibuat, dan keputusan yang diambil.

STANDAR PENGENDALIAN MUTU

Ruang Lingkup
 SPM ini mengatur tanggung jawab Kantor Akuntan Publik (“KAP”) atas
sistem pengendalian mutu dalam melaksanakan perikatan asurans (Audit,
Reviu, dan Perikatan Asurans. SPM ini harus dibaca dalam kaitannya
dengan Standar Audit dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik (“Kode Etik”) yang
ditetapkan oleh IAPI.
 Standar profesi lainnya yang terc.antum dalam standar profesi yang ditetapkan
oleh IAPI mengatur standar dan pedoman tambahan mengenai tanggung
jawab personel KAP atas prosedur pengendalian mutu dalam perikatan
tertentu.
 Suatu sistem pengendalian mutu terdiri dari kebijakan yang dirancang untuk
mencapai tujuan seperti yang diuraikan dalam paragraf 11 dan prosedur yang
diperlukan untuk menerapkan dan memantau kepatuhan terhadap kebijakan
tersebut

34
Keterterapan
 SPM ini berlaku bagi semua KAP yang melaksanakan perikatan asurans (audit,
reviu, serta perikatan asurans lainnya) dan perikatan selain asurans. Sifat
dan luas dari kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh masing-masing
KAP untuk mematuhi SPM ini akan bergantung pada berbagai faktor, seperti
besar kecilnya dan karakteristik operasi dari KAP, dan masuk tidaknya KAP
tersebut dalam suatu Jaringan.
 SPM ini berisi tujuan KAP dalam mematuhi SPM dan ketentuan yang dirancang
untuk memungkinkan KAP dapat memenuhi tujuan tersebut. Selain itu, SPM
ini berisi pedoman terkait lainnya, yang disajikan dalam bentuk materi
penerapan dan penjelasan lainnya seperti yang diuraikan dalam paragraf8,
dan materi pendahuluan yang menjelaskan kondisi yang relevan untuk
memahami SPM dengan tepat, beserta definisinya.

Tanggal Efektif
 KAP harus menetapkan suatu sistem pengendalian mutu yang isinya sesuai
dengan SPM ini paling lambat tanggal 1 Januari 2013

Tujuan
 Tujuan KAP dalam menetapkan dan memelihara sistem ketentuan hukum
dan peraturan yang berlaku; dan
 Laporan yang diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan telah sesuai dengan
kondisinya.

Standar pengendalian mutu memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di


dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya
dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh dewan standar profesional
akuntan publik dan aturan etika kompartemen, akuntan publik yang diterbitkan oleh
kompartemen akuntan publik, Ikatan Akuntansi Indonesia dalam perikatan jasa

35
profesional, kantor akuntan publik bertanggung jawab untuk mematuhi berbagai
standar relevan yang telah diterbitkan oleh dewan dan kompartemen akuntan publik.
Dalam pemenuhan tanggung jawab tersebut, kantor akuntan publik wajib
mempertimbangkan integritas stafnya dalam menentukan hubungan profesionalnya;
bahwa kantor akuntan publik dan para stafnya akan independen terhadap kliennya
sebagaimana diatur oleh aturan etika kompartemen akuntan publik dan bahwa staf
kantor akuntan publik kompeten, profesional dan objektif serta akan menggunakan
kemahiran profesinalnya dengan cermat dan seksama. Oleh karena itu, kantor akuntan
publik harus memiliki sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan
memadai tentang kesesuaian perikatan profesional dengan berbagai standar dan aturan
relevan yang berlaku.
Standar pengendalian mutu ini harus dilaksanakan dan ditaati oleh setiap anggota
profesi akuntan publik dalam pelaksanaan penugasannya dan dapat digunakan oleh
kantor akuntan publik untuk membantu dalam memenuhi standar pemeriksaan yang
diterima umum.

Unsur-Unsur Pengendalian Mutu


Dalam merancang kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP harus
mempertimbangkan keberadaan unsur-unsur pengendalian mutu seperti yang tertera
dalam Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) No.1, (SPAP 2001:17000.2)
adalah sebagai berikut:
• Tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu.
• Ketentuan etika profesi yang berlaku
• Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan
tertentu.
• Sumber daya manusia.
• Pelaksanaan perikatan
• Pemantauan.

36
Tanggung Jawab Kepemimpinan KAP atas Mutu
• Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang
untuk mendukung budaya internal yang mengakui pentingnya mutu
dalam melaksanakan suatu perikatan Kebijakan dan prosedur tersebut
mengharuskan pimpinan KAP sebagai pihak yang bertanggung jawab atas
mutu KAP secara keseluruhan.
• Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
mengharuskan pihak yang menerima tanggung jawab operasional atas
sistem pengendalian mutu dari pimpinan KAP memiliki pengalaman dan
kemampuan yang cukup dan tepat, serta wewenang yang diperlukan untuk
melaksanakan tanggung jawab tersebut.

Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku


Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personelnya telah mematuhi
ketentuan etika profesi yang berlaku.
 Independensi
- Mengomunikasikan ketentuan independensi kepada personel KAP
dan, jika relevan, kepada pihak lain yang juga diwajibkan untuk
mematuhi ketentuan independensi
- Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan yang
menciptakan ancaman terhadap independensi serta melakukan
tindakan pencegahan yang tepat un peraturan yang berlaku tuk
menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
dapat diterima, atau jika dipandang tepat, mengundurkan diri dari
perikatan selama tindakan tersebut diperkenankan oleh ketentuan
hukum dan peraturan yang berlaku.

37
Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan Perikatan
Tertentu
 KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur dalam penerimaan
dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu,
yang dirancang untuk memberikan keyakinan meadadai bahwa KAP
hanya akan menerima atau melanjutkan hubungan dengan klien dan
perikatannya jika:
- KAP memiliki kompetensi untuk melaksanakan perikatan dan memiliki
kemampuan, termasuk waktu dan sumber daya untuk
melaksanakannya.
- KAP dapat mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku
- KAP telah mempertimbangkan integritas klien, dan tidak memiliki
informasi yang dapat mengarahkan KAP untuk menyimpulkan tidak
memadainya integritas klien.
Sumber Daya Manusia
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa KAP memiliki jumlah personel yang
cukup dengan kompetensi kemampuan, dan komitmen terhadap prinsip
etika profesi yang diperlukan untuk:
- Melaksanakan perikatan sesuai dengan standar profesi, serta
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
- Memungkinkan KAP atau rekan perikatan untuk menerbitkan
laporan yang tepat dengan kondisinya.
Pelaksanaan Perikatan
- Konsultasi
- Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
- Dokumentasi Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
- Perbedaan Pendapat
- Dokumentasi Perikatan

38
Pemantauan
- Pemantauan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu KAP
- Pengevaluasian, Pengomunikasian, dan Penanganan Defisiensi yang
Teridentifikasi
- Keluhan dan Dugaan (Allegations)
Dokumentasi
- menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan dilakukannya
dokumentasi yang tepat
- menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan
dilakukannya penyimpanan dokumen selama suatu periode tertentu
- menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan dilakukannya
dokumentasi atas keluhan dan dugaan, serta respons yang terkait.

39
DAFTAR PUSTAKA

IAPI.(2014). Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional Sesuai Ukuran dan


Kompleksitas Suatu Entitas.
IAPI.(2014). Standar Audit (“SA”) 600.Pertimbangan Khusus Audit Atas Laporan
Keuangan Grup. Salemba Empat, Jakarta.
IAPI.(2014). Standar Audit (“SA”) 610.Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal. Salemba
Empat, Jakarta.
Tuankotta, Theodorus M. 2013. Audit Berbasis ISA (International Standards on Auditing).
Salemba Empat, Jakarta.

40

Anda mungkin juga menyukai