Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PENGEMBANGAN KAMPUNG BATU MALAKASARI

SEBAGAI DAYA TARIK WISATA MINAT KHUSUS

Erlangga Brahmanto
NIDN : 0511058204
erlangga.egb@bsi.ac.id
Dosen AKPAR BSI Bandung

Hary Hermawan
haryhermawan8@gmail.com
Dosen STP ARS Internasional Bandung

Faizal Hamzah
Faizal.faz@bsi.ac.id
Dosen AKPAR BSI Bandung

ABSTRACT

Special interest tourism is one of the forms of attraction development recommended in


the Regional Tourism Development Master Plan (RIPDA) of Bandung Regency. Therefore,
realizing the special interest attraction of interest in Kampung Batu Malakasari destination is
the most appropriate strategy in the development of the next destination. This article
discusses how the strategy in developing Kampung Batu Malakasari to become a special
interest tourist attraction. using qualitative studies and SWOT analysis resulted in several
recommendations related to the strategy of developing special interest interest in Kampung
Batu Malakasari, are: (1) Packaging special interest attractiveness; (2) Presenting geo-
tourism based education (geowisata); (3) Provide staff training as a natural and cultural
interpreter; (5 Improve accessibility to increase tourist comfort; (6) Involving citizens in
tourism management with the concept of community-based tourism management.

Keywords: Tourism attractions, special interest tourism, educational tourism, tourism

PENDAHULUAN perekonomian rakyat di pedesaan, di


Sektor kepariwisataan telah tumbuh antaranya: (1) Mampu meningkatkan
menjadi sektor unggulan dengan pertum- penghasilan masyarakat; (2) Membuka
buhan tercepat di dunia dan menjadi peluang kerja; (3) Meningkatkan kesempatan
lokomotif pertumbuhan ekonomi. Bahkan berusaha; (4) Meningkatkan kepemilikan dan
sektor pariwisataterbukti mampu memberi kontrol masyarakat lokal terhadap
kontribusi sebesar 9,5% pada Produk pengelolaan sumber daya desa; (5)
Domestik Bruto (PDB) global (Yahya 2015). Meningkatkan pendapatan pemerintah
Pariwisata juga terbukti pro terhadap melalui retribusi wisata dan lain sebagainya
perkembangan ekonomi kerakyatan, melalui (Hermawan, 2016).
Community Based Tourism(CBT), pariwisata Melalui pengembangan desa wisata,
mampu menjadi pendorong kemajuan pariwisata juga terbukti mampu

588 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017


meningkatkan kesejahteraan sosial yang memiliki potensi strategik adalah
masyarakat lokal, meningkatkan kepedulian Kabupaten Bandung, tepatnya di Desa
terhadap lingkungan, serta memotivasi Malakasari, Kecamatan Baleendah,
masyarkat untuk lebih bangga terhadap Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
identitas budayanya (Hermawan, 2016). Oleh Desa Malakasari memiliki kekayaan
karena itu, sangat tepat jika Pemerintah telah alam yang sangat beragam berupa
berkomitmen menempatkan kepariwisataan keanekaragaman potensi geologi berupa
sebagai tulang punggung perekonomian hamparan gunung dan lembah menghasilkan
negara, dengan menempatkan pariwisata lansekap alam yang indah. Kondisi geografis
sebagai prioritas pembangunan Nasional. Desa Malakasari yang berada di dataran
Pemerintah melalui Kementerian tinggi mampu menghasilkan udara sejuk,
Pariwisata (Kemenpar) menetapkan enam serta keberagaman flora dan fauna. Selain
target utama pembangunan pariwisata, itu, posisi geografisnya yang dekat dengan
diantara yang sangat strategik adalah target Kota Jakarta sebagai salah satu gerbang
peningkatan indeks daya saing pariwisata utama kedatangan wisatawan merupakan
dari peringkat 70 pada tahun 2014 menjadi prospek dan keuntungan tersendiri.
30 pada tahun 2019, sekaligus meningkatkan Dibalik potensi yang ada, faktanya
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara Kabupaten Bandung belum memiliki daya
(Yahya, 2015). tarik wisata berbasis alam yang unggul.
Kedua target pembangunan pariwisata Kurangnya sinergi dan integrasi hulu ke hilir,
diatas dapat dicapai dengan sinergi yang baik antara Pemerintah dan pelaku industri wisata
pada tingkatan hulu-hilir, antara pemerintah menjadi akar masalah dari kurangnya
melalui Kemenpar dengan pengelola kualitas dan daya saing daya tarik wisata.
destinasi wisata di berbagai daerah dalam Contoh, Rencana Induk Pengembangan
mengembangkan daya tarik wisata yang Pariwissata Daerah (RIPDA) Kabupaten
berkualitas. Bandung, merekomendasikan pengembangan
Daya tarik wisata yang unggul dan wisata berbasis alam diarahkan untuk : (1)
berkualitas merupakanfaktor kunci yang Pendidikan ekowisata; (2) Pendidikan
menentukan motivasi wisatawan untuk agrowisata; (3) Pendidikan geowisata; (4)
berwisata, serta sebagai alasan fundamental Penyediaan pasar wisata sayur-mayur dan
yang menjadi pertimbangan mengapa buah-buahan; (5) Penyediaan terminal pusat
seseorang memilih satu destinasi (Ritchie and pemberangkatan tour; (6). Pengelolaan
Crouch, 2003). Daya tarik juga merupakan lingkungan yang berdasarkan kepada
faktor utama yang menentukan kepuasan pemanfaatan alam sebagai konservasi,
serta loyalitas wisatawan. Loyalitas rekreasi, dan edukasi Akan tetapi, fakta
wisatawan sendiri merupakan aspek yang dilapangan belum banyak pengelolaan
menjamin keberlanjutan bisnis (Hermawan, destinasi berbasis alam pada tingkatan hilir di
2017). Kabupaten Bandung yang merepresentasikan
Indonesia sebagai Negara yang RIPDA (Peraturan Daerah Kabupaten
memiliki kekayaan alam melimpah sangat Bandung Nomor 6 Tahun 2006 Tentang
potensial untuk pengembangan destinasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
wisata berbasis alam. Baik ekowisata, wisata Daerah (RIPDA) Tahun 2006 sampai dengan
alam binaan, maupun wisata minat khusus tahun 2016).
(Darsoprajitno, 2002). Salah satu daerah

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 589


Berdasarkan latar belakang diatas, Maka kunci dari keberlanjutan destinasi
artikel ini mencoba menyajikan upaya wisata alam terletak pada sejauh mana
pengembangan Kampung Batu Malakasari kemampuan manajemen mengelola daya
secara aktual, serta merumuskan strategi tarik wisatanya (Hermawan, 2017).
pengembangan Kampung Batu Malakasari Ditinjau berdasarkan komposisi sumber
sebagai daya tarik wisata minat khusus dayanya, Kampung Batu Malaka sari
melalui kajian ilmiah kepariwisataan yang memiliki daya tarik potensi alam, dan sedang
mendalam. dibangun beberapa fasilitas dan daya tarik
buatan sebagai penunjang. Karena adanya
LITERATUR REVIEW campuran daya tarik wisata alam dan daya
Destinasi Wisata tarik buatan beserta fasilitas wisatanya, maka
Destinasi adalah tempat yang Kampung Malaka termasuk kategori wisata
dikunjungi dengan waktu yang signifikan alam binaan, sesuai konsep yang diajukan
selama perjalanan seseorang dibandingkan Darsoprajitno (2002) dalam bukunya yang
dengan tempat lain yang dilalui selama berjudul ekologi pariwisata.
perjalanan (Pitana dan Putu, 2009). Daya Tarik Wisata Minat Khusus
Berdasarkan sumber daya yang dimiliki, Daya tarik wisata terdiri dari tata alam,
destinasi wisata dapat digolongkan menjadi : masyarakat, dan hasil binaan. Dari ketiganya,
(1) Destinasi sumber daya alam seperti iklim, ada beberapa unsur yang dapat
pantai, hutan; (2) Destinasi sumber daya dikembangkan secara khusus, sehingga
budaya seperti tempat bersejarah, museum, disebut daya tarik wisata minat khusus
teater, dan masyarakat lokal; (3) Destinasi (Darsoprajitno, 2002). Pada prinsipnya,
sumber daya buatan manusia seperti fasilitas pariwisata minat khusus mempunyai kaitan
rekreasi atau taman hiburan; (4) Event seperti dengan petualangan. Wisatawan secara fisik
Pesta Kesenian Bali, Pesta Danau Toba, dapat menguras tenaga, serta ada unsur
pasar malam dan sebagainya (Pitana dan tantangan yang harus dilakukan, karena
Putu, 2009). bentuk pariwisata ini banyak terdapat di
Daya Tarik Wisata daerah terpencil, seperti : kegiatan tracking,
Daya tarik wisata dijelaskan dalam hiking, pendakian gunung, rafting di sungai,
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 dan lainnya (Fandeli, 2000).
sebagai segala sesuatu yang memiliki Ada beberapa kriteria menurut Fandeli
keunikan, keindahan, dan nilai yang dalam Sudana (2013), yang dapat
berwujud keanekaragaman kekayaan alam, dipergunakan sebagai pedoman dalam
budaya, dan hasil buatan manusia yang menetapkan suatu bentuk wisata minat
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan khusus yakni : (1) Learning, pariwisata yang
wisata. Damanik dan Weber (2006) mendasar pada unsur belajar; (2) Rewarding,
menekankan pentingnya keaslian dalam pariwisata yang memasukkan unsur
menentukan kualitas daya tarik wisata, baik pemberian penghargaan; (3) Enriching,
dari segi originalitas, maupun otentisitasnya. pariwisata yang memasukkan peluang
Kualitas daya tarik merupakan faktor utama terjadinya pengkayaan pengetahuan antara
yang menentukan kepuasan dan loyalitas wisatawan dengan masyarakat; (4)
wisatawan dalam berwisata alam, sedangkan Adventuring, pa riwisata yang dirancang dan
loyalitas dalam dimensi bisnis merupakan dikemas sehingga terbentuk wisata
aspek yang menjamin keberlanjutan bisnis. petualangan.

590 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017


Wisatawan kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor
Wisatawan secara sederhana dapat lingkungan itu disebut dengan SWOT yaitu :
dimaknai sebagai orang yang melakukan Strengths, Weaknesses, Opportunities, and
kegiatan wisata. Fridgen (1990) Threats (Hunger and Wheelen, 2001).
mengembangkan tipologi wisatawan yang
dibedakan menurut minat dan pola METODE PENELITIAN
kunjungan wisatanya menjadi 2 jenis Pendekatan kualitatif dipilih untuk
wisatawan, yaitu allocentric dan menggali data, menganalisis akar
psychocentric. Allocentric merupakan tipe permasalahan, serta merumuskan bagaimana
wisatawan yang lebih menyukai tempat- konsep pengembangan daya tarik wisata
tempat yang belum banyak diketahui atau Kampung Batu Malakasari sebagai daya tarik
dijangkau orang lain. Dalam studi lebih wisata minat khusus. Pendekatan kualitatif
lanjut, diketahui bahwa wisatawan dipilih karena mampu memperoleh gambaran
berkarakter allocentric dan petualang diskriptif yang lebih luas terhadap fenomena
cenderung lebih puas berwisata di daya tarik yang diamatai (Moleong, 1995). Pendekatan
wisata berbasis alam yang masih memiliki kualitatif juga dipandang mampu menggali
keaslian, keindahan, keunikan, dan nilai pemaknaan yang lebih mendalam terhadap
berupa pengalaman berwisata (Hermawan, fenomena–fenomena (Creswell, 1994).
2017). Fenomena yang dimaksud mengenai potensi
Sedangkan yang dimaksud wisatawan daya tarik wisata Kampung Batu Malakasari.
berkarakter psychocentric adalah wisatawan
yang hanya mau mengunjungi destinasi
wisata yang sudah memiliki fasilitas
penunjang yang langkap, standar sesuai yang
ada di daerah asalnya. Wisatawan jenis ini
lebih suka berwisata menggunakan jasa
usaha perjalanan dengan program yang sudah
pasti. Terakhir, ada kemungkinan juga
wisatawan memiliki berkarakter diantara
allocentric dan psychocentric, atau dapat
disebut mid-centric.
Perencanaan Strategik
Perencanaan strategis muncul dan
diminati berkaitan dengan semakin
terbatasnya sumber daya internal organisasi Gambar 1. Destinasi Kampung Batu Malakasari,
sumber: kampungbatu.co.id
serta banyaknya tantangan eksternal yang
dipengaruhi kinerja dan peran organisasi
Pengumpulan data dilakukan dengan
(Baiquni, 2004). Perencanaan strategis
teknik observasi langsung serta dokumentasi
merupakan pendekatan prinsip efektifitas dan
terhadap kawasan guna memperoleh data
efisiensi dalam menggali sumber daya
primer non verbal, berupa gambaran potensi
(Hunger dan Wheelen, 2001). Manajemen
daya tarik alam Desa Malakasari (Sugiyono,
strategis mengamati lingkungan eksternal
2004). Selain itu data juga diambil berupa
untuk melihat kesempatan dan ancaman,
hasil wawancara kepada narasumber.
serta mengamati lingkungan internal melihat

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 591


Narasumber yang dimaksud meliputi : (1) dilakukan upaya reklamasi dan rehabilitasi
Pengelola Destinasi Wisata Kampung Batu lahan, yang diharapkan menghasilkan nilai
Malakasari, dalam memperoleh gambaran tambah bagi lingkungan serta menciptakan
pengelolaan daya tarik wisata aktual di keadaan yang jauh lebih baik di bandingkan
Kampung Batu Malakasari; (2) Wisatawan, dengan keadaan sebelumnya (Anonim,
untuk memperoleh gambaran mengenai 2017).
persepsi wisatawan terhadap daya tarik Reklamasi tidak berarti akan
Kampung Batu Malakasari, serta mengetahui mengembalikan kondisi tersebut sama
gambaran kebutuhan dan keinginan dengan kondisi awal, namun dapat juga
wisatawan terhadap daya tarik wisata. berubah sesuai dengan penetapan tata guna
Sebagai jaminan kevalidan data, lahan wilayah tersebut, seperti kemungkinan
dilakukan kroscek menggunakan 3 data dan 3 menjadi kawasan ekowisata. Pada tahun
sumber data, biasa dikenal sebagai 2002 reklamasi lahan bekas tang batuan
triangulasi data. Sedangkan analisis andesit di Desa Malakasari dimulai oleh
dilakukan dengan mengacu pada kaidah- manajemen Kampung Batu Malakasari.
kaidah metodologi kualitatif secara umum Keberadaan bekas galian sengaja dibiarkan
seperti reduksi, penyajian data, verifikasi sehingga mementuk danau yang mampu
serta triangulasi data (Moleong, 1995). menampung puluhan ribu kubik air dengan
Selain itu, analisis SWOT juga bukit batu yang mengelilingi danau tersebut.
digunakan untuk melihat faktor-faktor yang Kemudian ditambah dengan wahana lain
menjadi kekuatan objek (strengs), kelemahan yang memiliki nilai edukatif untuk kegiatan
objek (weakness), peluang pengembangan wisata.
(opportunities), serta kemungkinan faktor- Selain memiliki daya tarik alam yang
faktor luar yang menjadi ancaman (treaths) unik, kawasan ini juga memiliki fungsi
agar diperoleh alternatif strategi serta ekologi yang tinggi bagi lingkungan hidup.
rekomendasi positif dalam pengembangan Danau seluas 70% di kawasan ini merupakan
daya tarik wisata Kampung Batu Malakasari sumber pengisian air bumi (akifer) yang
selanjutnya (Rangkuti, 2011). berguana sebagai sumber air bagi lingkungan
sekitar.
HASIL PENELITIAN DAN Keragaman tanaman yang ada di
PEMBAHASAN kawasan ini berfungsi sebagai filter udara
Gambaran Umum Kampung Batu bagi lingkungan di sekitarnya seperti :
Malakasari kelapa, palem, cengkeh, cemara, lengkeng,
Kampung Batu Malakasari, Baleendah rambutan, mangga, nangka, sukun, petai,
yang terletak di Jalan Raya Banjaran petai cina, jengkol, belimbing, sirsak, jambu
(Rencong), Desa Malakasari, Kecamatan biji merah, jambu jamaika, jambu air, juga
Baleendah, Kabupaten Bandung. Lokasi ini terdapat tanaman langka seperti sawo durian,
pada awalnya merupakan lokasi sawo walanda, bisbul atau apel beludru, dan
penambangan batu alam (adesit) yang lain-lain.
dilakukan secara tradisional oleh masyarakat. Adapun konsep yang disuguhkan oleh
Bentuk permukaan wilayah bekas tambang Kampung Batu Malakasari adalah Smart &
galian C pada umumnya tidak teratur dan Fun Outbound. Destinasi wisata ini
sebagian besar dapat berupa morfologi terjal. menyediakan berbagai macam wahana
Mengacu kepada perubahan tersebut perlu bahkan sudah dikemas dalam berbagai jenis

592 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017


paket wisata seperti paket wisata pelajar Berdasarkan gambar 1 dan tabel 1
(wisata edukasi). Data hasil observasi diatas, terlihat bahwa daya tarik wisata di
inventori daya tarik wisata Kampung Batu Kampung Batu Malakasari cukup memiliki
Malakasari secara lebih lengkap disajikan keragaman, keindahan dan estetika,
pada tabel berikut. keunikan, serta nilai edukasi. Daya tarik
wisata yang memiliki nilai edukasi yang
Tabel 1. Jenis Wahana dan Aktifitas di dimaksud adalah wahana yang mampu
Kampung Batu Malakasari menambah pengetahuan baru, melatih syaraf
kognitif seperti : proses pembibitan, proses
Aktifitas yang
No Jenis wahana menanam padi dan sebagainya, selain itu
dilakukan
1 Wahana Danau Berperahu, memancing wahana-wahana diatas juga mampu melatih
2 Wahana Bukit Jelajah gunung batu keterampilan dan syaraf motorik, seperti :
Batu
aktifitas dan daya tarik jelajah gunung,
3 Wahana Ngangon meri
Peternakan Sapi, (menggembala itik), berperahu, memancing, membajak sawah dan
Domba, memerah susu sapi, lain sebagainya di wahana danau, bukit
Kambing, memberi makan persawahan, peternakan dan lainya. Selain
Kelinci, dan kambing, menangkap
itu, wahana di Kampung Batu Malakasari
Penangkaran kelinci, membuat
Rusa Totol kompos, membuat telur juga mengajarkan wisatawan memiliki dan
asin, memberi makan menghargai rasa keindahan, estetika dan seni.
rusa. Diantara wahana aktifitas dan daya tarik
4 Wahana Membajak sawah tersebut adalah Anjungan Rumah Adat Sunda
Persawahan dengan kerbau,
menanam padi, yang mengajarkan seni tari dan budaya
merawat padi. sunda.
5 Wahana Menangkap ikan atau Analisis SWOT Daya Tarik Wisata
Perikanan belut, bola lumpur.
Kampung Batu Malakasari
6 Wahana Pengamatan proses
Perkebunan pembibitan, Rangkuti (2011) menjelaskan analisis
mencangkul, menanam, SWOT secara rinci sebagai aspek-aspek yang
mencangkok, stek menjadi kekuatan (strength), kelemahan
7 Wahana Theater Menonton film dengan (weakness), peluang (opportunity) dan
Film 4 Dimensi efek 4 dimensi
8 Gedung Pengarahan peserta, ancaman (threat).
Teatrikal (Bale pengenalan kaulinan Berdasarkan data diskriptif diperoleh
Seni Budaya) sunda dengan metode observasi/pengamatan,
9 Anjungan Pengenalan budaya wawancara dan hasil dokumentasi, maka
Rumah Adat sunda dan alat-alat
Sunda tradisional yang
peneliti menentukan skor kinerja objek
digunakan masyarakat dengan cara penilaian (judgement value).
sunda Skala penilaian untuk faktor positif (kekuatan
10 Wahana Rumah pohon, Burma dan peluang) sebagai berikut : 1 untuk nilai
Outbound dan bridge, loop bridge,
Flying Fox jaring laba-laba (cargo
sangan lemah, 2 untuk nilai lemah, 3 untuk
net), panjat dinding, nilai kuat dan 4 untuk nilai sangat kuat.
kukuyaan, jembatan Sedangkan untuk menilai faktor negatif
goyang (kelemahan dan ancaman) digunakan skala
11 Tektona Berenang, berseluncur,
dengan pola sebagai berikut : 1 untuk nilai
Waterpark bermain air
sangat kuat), 2 untuk nilai kuat, 3 untuk nilai
lemah, dan 4 untuk nilai sangat lemah.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 593


Nilai bobot ditentukan tergantung skor dan bobot digunakan tebel internal
seberapa penting faktor tersebut, menurut faktor strategi (IFAS) dan ekternalnya faktor
hasil kajian teori-teori kepariwisataan. strategi (EFAS) sebagai berikut :
Peringkat dari yang paling penting adalah Internal Faktor Strategy (IFAS)
daya tarik wisata, sarana wisata, aksebilitas Hasil penelitian terhadap internal
diikuti sistem pengelolaan. Jumlah ke faktor strategy di Kampung Batu Malakasari
seluruhan nilai bobot maksimal adalah satu telah dirangkum dalam tabel berikut :
(1). Untuk mempermudah pemberian nilai

Tabel 2. Internal Faktor Strategi (IFAS)

No Kekuatan (strength) Skor Bobot Total


1 Destinasi wisata wisata Kampung Batu Malakasari memiliki beberapa 4 0,04 0,16
daya Tarik yang unik sebagai kawasan geowisata.
2 Kampung Batu Malakasari memiliki beberapa fungsi ekologi yang 4 0,035 0,14
mampu menjadi daya tarik wisata alam minat kshusus
3 Memiliki beberapa jenis wahana yang dapat disesuaikan dengan 4 0,035 0,14
lingkungan alami .
4 Destinasi wisata telah dibangun sesuai dengan kearifan lokal budaya 4 0,035 0,14
setempat, yaitu Budaya Sunda.
5 Destinasi wisata Kampung Batu memiliki sebuah Tektona Waterpark 4 0,035 0,14
yang mempunyai fasilitas kolam arus dan kolam ombak satu-satunya di
Kab.Bandung
6 Kampung Batu Malaksari sudah memiliki sarana dan prasarana 3 0,035 0,105
pelengkap yang cukup memadai.
7 Kampung Batu Malaksari menyediakan beberapa jenis wahana sebagai 4 0,035 0,14
sarana laboratorium alam seperti : wahana danau dan bukit batu, wahana
perikanan, wahana peternakan, wahana perkebunan, dan lain-lainnya.
No Kelemahan (weakness) Skor Bobot Total
1 Pelayanan yang belum optimal menjadi satu faktor alasan dari kepuasan 2 0,07 0,14
tamu
2 Kurangnya kemampuan staff dalam memandu dan memberi interprestasi 2 0,09 0,18
3 Banyaknya fasilitas terbangun kurang diminati (tidak terpakai oleh 3 0,09 0,27
pengunjung)
Total 0,5 1,555

Internal Faktor Strategy (IFAS) sebenarnya dapat dikontrol oleh pengelola


Kampung Batu Malakasari merupakan untuk dapat ditingkatkan maupun dikurangi
faktor-faktor daya tarik berupa kekuatan dan untuk menyesuaikan berbagai tantangan dan
kelemahan yang ada dalam lingkup kendali gejolak lingkungan pariwisata yang ada.
dan kekuasaan manajemen atau pengelola, Eksternal Faktor Strategi (EFAS)
dalam marketing sering dikenal sebagai Eksternal Faktor Strategi (EFAS) di
atribusi kontrol (Ali Hasan 2015). Jadi IFAS Kampung Batu Malakasari telah dirangkum
merupakan faktor, atau sumber daya yang dalam tabel berikut :

594 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017


Tabel 3. Eksternal Faktor Strategi (IFAS)

No Peluang (opportunity) Skor Bobot Total


1 Banyaknya anak sekolah di Kabupaten Bandung yang 4 0,11 0,44
merupakan segmen utama wisata edukasi
2 Konsep engembangan destinasi dengan tema minat khusus 3 0,07 0,21
sejalan dengan RIPDA
3 Kemungkinan pengembangan konsep geowisata untuk 3 0,07 0,21
memasarakan produk Kampung Batu Malakasari
No Ancaman (threat) Skor Bobot Total
1 Kondisi perekonomian masyarakat yang masih sangat 3 0,013 0,039
bergantung pada ketersediaan sumber daya alam di dalam
kawasan, sehingga rawan pengambilan aset wisata untuk
pemenuhan hidup masyarakat
2 Bila terjadi musim hujan akses jalan menuju kawasan terhambat 4 0,012 0,048
dikarenakan terjadi banjir tahunan.
Total 0,5 0,947

Eksternal faktor strategy Kampung ancaman atau Weaknese to Threat (WO).


Batu Malakasari merupakan faktor-faktor Implementasi strategy memperbaiki
diluar kendali atau kekuasaan manajemen kelemahan untuk menghindari ancaman atau
(pengelola). Jadi EFAS merupakan faktor- Weaknese to Threat (WO) yang dapat
faktor lingkungan luar tidak dapat di diterapkan sebagai berikut : (1) Mengemas
kendalikan. Akan tetapi, EFAS dapat daya tarik wisata dengan lebih menonjolkan
dihadapi dengan merekayasa atau meng- keunikan destinasi untuk kegiatan wisata
adaptasikan Internal Faktor Strategy (IFAS), minat khusus; (2) Menghadirkan wisata
yang dimiliki perusahaan. edukatif berbasis geologi/ geowisata dengan
Alternatif Strategy mengkaji fenomena alam geologi dan ekologi
Dari kedua bagan diatas diketahui untuk menggali keunikan karakteristik alam
bahwa nilai internal faktor strategi sebesar Kampung Batu Malakasari; (3) Melakukan
1,555 atau dibulatkan satu digit menjadi 2, pelatihan staf sebagai pemandu dan intepreter
yang bermakna lemah. Dalam hal ini maka alam dan budaya agar mampu menyuguhkan
daya tarik wisata Kampung Batu Malakasari daya tarik yang lebih bernilai bagi
masih butuh banyak perbaikan. Sedangkan wisatawan; (4) Mengkaji kembali penyediaan
nilai ekternalnya faktor strategi adalah 0,947 fasilitas dibanding segmen dan motif
atau dibulatkan satu digit menjadi 1sangat wisatawan yang datang; (5) Memperbaiki
lemah. Dalam hal ini bermakna bahwa aksebilitas untuk menujang kenyamanan
peluang sedikit sedangkan maupun ancaman wisatawan, serta terhindar dari banjir
tinggi. Oleh karena itu, pengembangan musiman; (6) Melibatkan warga dalam
Kampung Batu Malakasari perlu dilakukan pengelolaan wisata dengan model kelola
secara hati-hati. Untuk merumuskan strategi pariwisata berbasis masyarakat Community
lebih lanjut digunakan diagram SWOT Based Tourism (CBT), agar masyarakat ikut
seperti dalam gambar 2: Karena nilai IFAS merasa memiliki, serta memiliki kepedulian
sebesar 2 (lemah), sedangkan nilai EFAS 1 terhadap keberlanjutan alam dan destinasi.
(sangat lemah), maka dengan alat bantu Mengemas Daya Tarik Minat Khusus
diagram diatas dipilihlah strategi untuk Dalam mewujudkan konsep pengem-
memperbaiki kelemahan untuk menghindari bangan Kampung Batu Malakasari

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 595


diperlukan pengemasan daya tarik wisata mengajarkan seni tari dan budaya sunda.
dengan lebih menonjolkan sisi keunikan Hanya saja mungkin diperlukan penyam-
destinasi untuk kegiatan wisata minat khusus paian yang lebih informatif dari para staf
menjadi rekomendasi paling utama, pemandu kepada wisatawan.
mengingat kunci dari keberlanjutan destinasi
wisata alam terletak pada sejauh mana
kemampuan manajemen mengelola daya
tarik wisatanya (Hermawan, 2017).
Pengelolaan daya tarik wisata minat
khusus menuntut adanya beberapa prinsip
yang harus diwujudkan diantaranya (1)
Learning, pariwisata yang mendasar pada
unsur belajar; (2) Rewarding, pariwisata
yang memasukkan unsur pemberian
penghargaan; (3) Enriching, pariwisata yang
memasukkan peluang terjadinya pengkayaan
Gambar 2 Diagram SWOT (Adaptasi dari
pengetahuan antara wisatawan dengan Rangkuti, 2011)
masyarakat; (4) Adventuring, pariwisata yang
dirancang dan dikemas sehingga terbentuk Rewarding atau penghargaan juga
wisata petualangan. merupakan prinsip yang perlu diwujudkan
Berdasarkan hasil observasi dan dalam pengemasan daya tarik wisata minat
inventori, Kampung Batu Malakasari khusus. Pengenalan budaya sunda melalui
dipandang sudah memiliki sumber daya alam wahana Anjungan Rumah Adat Sunda
dan wahana yang sudah cukup memadahi dengan aktifitas belajar seni tari dan budaya
untuk mewujudkan unsur learning dan sunda patut untuk lebih dikembangkan untuk
enriching atau belajar dan pengkayaan menambah keunikan serta nilai jual (value of
pengetahuan, dalam daya tarik wisata minat selling) destinasi wisata. Dengan aktifitas
khusus. Kampung Batu Malakasari memiliki belajar seni tari dan budaya menjadikan
wahana dan aktifitas wisata yang mampu wisatawan semakin aware dan menghargai
melatih syaraf kognitif dan menambah terhadap budaya dan adat sunda. Pada
pengetahuan seperti : proses pembibitan, akhirnya tujuan untuk pelestarian nilai seni
proses menanam padi dan sebagainya, selain dan budaya lokal akan tercapai melalui
itu wahana dan aktifitas yang ada juga wisata minat khusus.
mampu melatih keterampilan dan syaraf Rekomendasi terakhir dalam menge-
motorik, seperti : aktifitas dan daya tarik mas daya tarik wisata minat khusus adalah
jelajah gunung, berperahu, memancing, mewujudkan unsur adventure atau petua-
membajak sawah dan lain sebagainya di langan. Kampung Batu Malakasari memiliki
wahana danau, bukit persawahan, peternakan daya tarik petualangan yaitu jelajah gunung
dan lainya.Selain itu, wahana di Kampung batu. Walaupun rute yang dilewati wisatawan
Batu Malakasari juga mengajarkan sangat pendek, dengan penamba-han nilai
wisatawan memiliki dan menghargai rasa edukasi tentang lingkungan alam, melalui
keindahan, estetika dan seni. Diantara ilmu geologi dan ekologi akan menghasilkan
wahana aktifitas dan daya tarik tersebut wisata petualangan ringan yang bernilai
adalah Anjungan Rumah Adat Sunda yang edukasi.

596 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017


Menghadirkan Wisata Edukatif Berbasis Menindaklanjuti rekomendasi sebe-
Geologi (Geowisata) lumnya bahwa pengembangan daya tarik
Wisata minat khusus berbasis geologi minat khusus berbasis geologi sebaiknya
atau sering dikenal dengan geowisata sangat dilengkapi dengan informasi tentang sejarah
tepat untuk disajikan di Kampung Batu terbentuknya bentukkan geologi tersebut agar
Malakasari mengingat kawasan ini memiliki wisatawan dapat paham proses proses alam
karakteristik geologi khusus berupa gunung yang terjadi. Dengan adanya informasi
batu, serta sebagian lokasi ini pada awalnya tersebut diharapkan wiatawan dan
adalah area penambangan batu alam (adesit) masyarakat akan sadar dan tidak berupaya
secara tradisional oleh masyarakat. Akan merusak keindahan lingkungan di sekitar
tetapi, dalam pengembangan geowisata objek geowisata. Oleh karena, itu untuk
sebelumnya perlu dilakukan kajian terlebih menghadirkan interpreter yang terbaik
dahulu secara khusus dan mendalam dibutuhkan pelatihan khusus terhadap para
mengenai keunikan geologi beserta fungsi staf pemandu wisata. Seorang interpreter
ekologisnya. Mengingat bahwa daya tarik dituntut untuk mampu menjelaskan secara
wisata yang dijadikan sebagai geowisata benar dan ilmiah mengenai proses
harus berupa bentukkan hasil proses geologi. terbentuknya alam kepada wisatawan
Hasil proses geologi dalam hal ini berarti (Dirgantara, 2012)
alamiah, bukan artifisial atau buatan Selain interpreter alam, interpreter
manusia. budaya juga sangat dibutuhkan. Mengingat
Wisata geologi atau geowisata dapat Kampung Batu Malakasari memiliki
dijadikan media bagi sosialisasi ilmu beberapa daya tarik wisata berbasis budaya,
pengetahuan alam, pendidikan lingkungan misalnya Anjungan Rumah Adat Sunda yang
dan pelestarian alam dan pada akhirnya mengajarkan seni tari dan budaya sunda.
diharapkan akan terwujud pembangunan Interpreter budaya setidaknya mampu
pariwisata yang berkelanjutan berbasis menjelaskan secara kronologis maupun
kearifan lokal. historis terbentuknya suatu budaya beserta
Memberikan Pelatihan Staf sebagai nilai-nilai filosofi dan estetika didalamnya.
Intepreter Alam dan Budaya Kinerja interpreter dalam wisata minat
khusus sangat penting guna mewujudkan
pelayanan prima kepada wisatawan.
Mengkaji Kembali Penyediaan Fasilitas
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa mayoritas sarana wisata kurang
menarik bagi wisatawan. Dalam teori
pemasaran Kotler (2002), bauran produk
hendaknya dibuat cocok dengan kebutuhan
dan keinginan pelanggan atau focus customer
oriented, dalam konteks pariwisata adalah
kebutuhan dan keinginan wisatawan.
Fasilitas dalam penelitian terdahulu
Gambar 3. Potensi geologi Kampung Batu
terbukti tidak begitu signifikan dalam
Malakasari
sumber: kampungbatu.co.id mempengaruhi kepuasan bagi wisatawan
yang memiliki karakteristik petualang atau

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 597


drifter, bahkan fasilitas wisata tidak ada Efektifitas, efisiensi, serta ektensifitas
hubunganya sama sekali dengan loyalitas daya jangkau merupakan faktor yang perlu
wisatawan (Hermawan, 2017). Oleh karena dipertimbangkan dalam pengembangan
itu mengkaji kembali segmen wisata mana aksebilitas wisata (www.indonesiaculture-
yang akan dilayani sangat perlu untuk andtourism.com).
pengembangan dan evaluasi penyediaan Melibatkan Warga dalam Pengelolaan
fasilitas wisata selanjutnya. Wisata Berbasis Masyarakat
Dinamika pengelolaan Kampung Batu
Malakasari berjalan bukan tanpa masalah.
Menurut narasumber, pengelolaan Kampung
Batu Malakasari terancam oleh oknum
masyarakat yang mengambil beberapa
sumber daya alam dilokasi, yang merupakan
aset bagi daya tarik wisata. Salah satu solusi
untuk menangani masalah ini adalah
merumuskan dan mewujudkan pariwisata
berbasis masyarakat. Prinsip-prinsip Commu-
nity Based Tourism (CBT), yaitu pariwisata
yang kepemilikan adalah komunitas lokal
(Edi Darmawi, 2010; Hermantoro, 2011;
Simanungkalit, dkk, 2015). Dengan
melibatkan peran aktif masyarakat dalam
Gambar 4. Fasilitas wisata di destinasi pengelolaan, diharapkan masyarakat memi-
sumber:notetraveling.net liki rasa kepedulian untuk merawat destinasi
wisata Kampung Batu Malakasari beserta
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lingkungan alam sekitarnya.
mengetahui karakteristik wisatawan, apakah
bertipe allocentric atau pshycocentric. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Karena wisatawan allocentric cenderung Daya tarik wisata yang unggul dan
akan mengabaikan fasilitas wisata, mereka berkualitas merupakan faktor kunci yang
lebih membutuhkan ketersediaan atraksi dan menentukan motivasi wisatawan untuk
wahana yang menantang jiwa petualangnya. berwisata, serta sebagai alasan fundamental
Memperbaiki Aksebilitas untuk Menujang yang menjadi pertimbangan mengapa
Kenyamanan Wisatawan seseorang memilih satu destinasi. Daya tarik
Aksebilitas merupakan salah satu unsur juga sangat menentukan kepuasan dan
pariwisata yang sangat berperan dalam loyalitas wisatawan yang nantinya akan
membentuk kualitas produk wisata berdampak secara ekonomi terhadap
keseluruhan. Menurut penuturan pengelola, keberlanjutan destinasi wisata.
aksebilitas wisata di Kampung Batu Daya tarik wisata minat khusus
Malakasari sangat terkendala pada musim merupakan salah satu bentuk pengembangan
hujan. Oleh karena itu, jalan menuju daya tarik yang direkomendasikan dalam
destinasi perlu untuk diperbaiki dengan Rencana Induk Pengembangan Wisata
rekayasa enginering untuk menambah Daerah Kabupaten Bandung. Oleh karena itu,
kenyamanan dan keamanan wisatawan. mewujudkan daya tarik wisata minat khusus

598 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017


di Kampung Batu Malakasari merupakan Anonim. 2009. Undang-Undang Nomor 10
salah satu strategi yang paling tepat dalam Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
pengembangan destinassi selanjutnya. Indonesia.
Penelitian ini merupakan kajian Anonim. 2017. Ekowisata Kampung Batu
kualitatif dan analisis SWOT Destinasi Malakasari. Tersedia
Wisata Kampung Batu Malakasari, oleh (kampungbatu.co.id, diakses 25
karena itu hasil penelitian ini tidak dapat Oktober 2017).
digunakan sebagai dasar generalisasi teoritis Baiquni, M. 2004. Manajemen Strategis.
maupun strategi pengembangan destinasi Buku Ajar Pusat Studi Kajian
wisata minat khusus lainnya. Dengan Pariwisata Sekolah Pascasarjana
keterbatasan tersebut maka sejumlah Universitas Gajah Mada
rekomendasi pengembangan untuk mewujud- Creswell, John W. 1994. Research Design–
kan daya tarik minat khusus di Kampung Qualitative, Quantitative, and Mixed
Batu Malakasari adalah sebagai berikut : (1) Method. London: SAGE Publications.
Mengemas daya tarik Kampung Malakasari Damanik, J. dan Weber. H. F. 2006.
sebagai daya tarik minat khusus berbasis Perencanaan Ekowisata dari Teori ke
alam dan budaya, dengan menonjolkan sisi Aplikasi. Diterbitkan atas Kerjasama
keindahan, keunikan, serta keaslianya; (2) Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR)
Menghadirkan wisata edukatif berbasis Universitas Gadjah Mada dan
geologi (geowisata); (3) Memberikan Penerbit Andi.”
pelatihan staf sebagai intepreter alam dan Darsoprajitno, Soewarno. 2002. Ekologi
budaya yang profesional; (5) Memperbaiki Pariwisata. Bandung: Penerbit
aksebilitas untuk menujang kenyamanan Angkasa.
wisatawan; (6) Melibatkan warga dalam Dirgantara, Ahmad Rimba. 2012. Peran
pengelolaan wisata dengan model kelola Interpreter dalam Kegiatan
pariwisata berbasis masyarakatagar Geowisata: Studi Kasus Gunung
masyarakat memiliki rasa dan kepedulian Tangkuban Perahu. Tersedia di
untuk merawat destinasi wisata Kampung https://scholar.google.co.id/scholar?q
Batu Malakasari beserta lingkungan alam =%22Ahmad+ Rimba+
sekitarnya; (7) Evaluasi kembali penyediaan Dirgantara%22&hl, diakses 15
fasilitas wisata. November 2017.
Edi Darmawi. 2010. Pengembangan
DAFTAR PUSTAKA Kepariwisataan Berbasis Masyarakat
Ali Hasan, 2015. Tourism Marketing. di Kota Bengkulu. Bengkulu: Fakultas
Yogyakarta: Center for Academic Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMB
Publishing Service. Bengkulu.
Anonim. 2006. Peraturan Daerah Fandeli, Chafid. 2000. Pengusahaan
Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun Ekowisata. Diterbitkan atas kerjasama
2006 tentang Rencana Induk Fakultas Kehutanan UGM dengan
Pengembangan Pariwisata Daerah Pustaka Pelajar dan Unit Konservasi
(RIPDA) Tahun 2006 sampai dengan Sumberdaya Alam DIY.
Tahun 2016. Indonesia. Tersedia Fridgen, Joseph D. 1990. Dimensions of
(jdih.bandungkab.go.id, diakses 26 Tourism. Educational Institute of the
September 2017). American Hotel & Motel Association.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 599


Hermantoro, Henky. 2014. Creative-Based Utama.
Tourism: Dari Wisata Rekreatif Ritchie, J. R.Brent dan Geoffrey Ian Crouch.
menuju Wisata Kreatif. LAP 2003. The Competitive Destination: A
LAMBERT Academic Publishing. Sustainable Tourism Perspective.
Hermawan, Hary. 2016. Dampak Cabi.
Pengembangan Desa Wisata
Sudana, I. Putu. 2013. Strategi
Nglanggeran terhadap
Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pengembangan Desa Wisata Ekologis
Pariwisata, Vol 3, No 1, pp 105-117. di Desa Belimbing, Kecamatan
______. 2016. Dampak Pengembangan Desa Pupuan Kabupaten Tabanan. Analisis
Wisata Nglanggeran terhadap Sosial Pariwisata, Vol 13, No 1, pp 11–31.
Budaya Masyarakat Lokal. pp. 426– Sugiyono. 2004. Metode Penelitian
35. Dalam Seminar Nasional Ilmu Kombinasi. Bandung: CV Alfabeta.
Pengetahuan dan Teknologi Victoria br. Simanungkalit, Destry Anna
Komputer Nusa Mandiri Pertama Sari, Frans Teguh, Hari Ristanto, Ika
Tahun 2016, Vol 1, pp 426–435. K, Leonardo Sambodo, Samsul
______. 2017. Pengaruh Daya Tarik Wisata, Widodo, Masyhud, Sri Wahyuni,
Keselamatan dan Sarana Wisata Henky Hermantoro, Henky
terhadap Kepuasan serta Dampaknya Hermantoro, Dian Vitriani. 2015.
terhadap Loyalitas Wisatawan : Studi Buku Panduan Pengembangan Desa
Community Based Tourism di Wisata Hijau. Jakarta: Asisten Deputi
Gunung Api Purba Nglanggeran. Urusan Ketenagalistrikan dan Aneka
Wahana Informasi Pariwisata : Usaha Kementerian Koperasi dan
Media Wisata, Vol 15, No1, pp 562- UKM Republik Indonesia
577. Yahya, Arief. 2015. Sambutan Menteri
______. 2017. Pengembangan Destinasi Pariwisata R.I. Pada Peringatan
Wisata pada Tingkat Tapak Lahan World Tourism Day dan Hari
dengan Pendekatan Analisis SWOT. Kepariwisataan Nasional. Tersedia
Jurnal Pariwisata, Vol 4, No 2, pp (kemenpar.go.id, diakses 26
64–74. September 2017.
Hunger, J. D. dan T. L. Wheelen. 2001.
Strategic Management. Fifth
Editions.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran,
Terjemahan Hendra Teguh, Edisi
Millenium, Cetakan Pertama. Jakarta:
Prenhalindo.
Moleong, Lexy. 1995. Metode Penelitian.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Pitana, I. Gede dan G. Putu. 2009. Sosiologi
Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT: Balanced
Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka

600 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Anda mungkin juga menyukai