Anda di halaman 1dari 61

BIAYA STANDAR

RAHMA MAULIDA, M.PD


HARGA POKOK STANDAR

Peningkatan kinerja perusahaan Pengendalian biaya


BIAYA STANDAR

 Biaya Standar
Biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang
yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk atau
menghasilkan satu jasa
 Harga Pokok Standar
Pembebanan harga pokok kepada produk atau jasa yang ditentukan
dimuka berdasarkan besarnya biaya standar dari BBB, BTKL, dan
BOP untuk mengolah produk atau jasa tertentu
SISTEM BIAYA STANDAR

 Sistem Biaya Standar


Merupakan sistem akuntansi yang menggunakan biaya standar dan
varian terkait biaya standar. Pada akhir periode akuntan
membandingkan biaya aktual vs biaya standar dan melakukan analisis
varian

Biaya Standar merupakan pedoman bagi akuntan untuk


menentukan biaya produksi,  manakala biaya sesungguhnya
menyimpang dari biaya standar maka yang dianggap benar adalah
biaya standar
SISTEM BIAYA STANDAR

Sistem biaya standar meliputi:


1. Penentuan Standar
Menetapkan standar untuk setiap elemen biaya (Direct Material,
Direct Labour, Factory Overhead)
2. Mencatat biaya aktual yang terjadi
3. Menghitung Analisis Selisih Biaya Standar dengan Biaya Aktual
(varian)
Caranya dengan membandingkan biaya aktual dari jumlah unit yang
diproduksi dan biaya standar jumlah dari unit tersebut.
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

Adalah suatu unit organisasi di dalam perusahaan yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggung jawab

Terdiri dari:
1. Pusat biaya
2. Pusat pendapatan
3. Pusat laba
4. Pusat investasi
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

1. Pusat biaya  prestasi manajer di ukur berdasarkan masukannya


2. Pusat pendapatan  prestasi manajer di ukur berdasarkan keluarannya
3. Pusat laba  prestasi manajer di ukur berdasarkan selisih antara keluaran dan
masukan
4. Pusat investasi  prestasi manajer di ukur berdasarkan perbandingan antara
laba yang diperoleh dengan investasi di dalam pusat pertanggungjawaban
tersebut.
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

1. Engineered expense center


Pusat biaya yang sebagian besar biayanya berupa biaya masukan dan
keluarannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat. Misal: Jika biaya
masukan bertambah maka keluaran akan bertambah.
2. Discretionary expense center
Pusat biaya yang sebagian besar biayanya berupa biaya yang antara masukan
dan keluarannya tidak memiliki hubungan yang erat dan nyata. Misal: biaya
penelitian dan pengembangan tidak memiliki hubungan yang erat dan nyata
terhadap volume penjualan
MANFAAT HARGA POKOK STANDAR

1. Perencanaan anggaran
2. Pembuatan keputusan tentang harga jual produk, strategi pengembangan
produk
3. Pengendalian biaya
4. Menilai hasil pelaksanaan
5. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan biaya
6. Menerapkan Management by objective (MBO)
7. Membebankan biaya yang telah dikeluarkan ke produk selesai dan persediaan
produk dalam proses
8. Menekan biaya administrasi dengan menyederhanakan prosedur akuntansi
9. Menyajikan laporan biaya dengan cepat
KOMPONEN BIAYA STANDAR

 Standar Fisik, yakni kuantitas standar dari input per unit output
 Standar harga, yakni biaya standar atau tarif standar per unit input
JENIS BIAYA STANDAR

 Standar dasar (historis)


Suatu standar berdasarkan pada informasi masa lalu
 Standar Teoritis (ideal)
Standar pada kondisi operasi yang sempurna, dimana semua
pelaksana dan fasilitas dapat bekerja dengan tingkat yang paling
efisien.
 Standar pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai
Suatu standar yang di dasarkan pada kondisi operasi yang efisien
CARA PENENTUAN HARGA POKOK STANDAR

1. Biaya Bahan Baku Standar


a. Harga BB Standar
b. Kuantitas BB Standar
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar
a. Tarif upah langsung standar
b. Jam kerja langsung standar
3. Tarif BOP Standar
PROSEDUR PENENTUAN BIAYA BAHAN BAKU STANDAR

Biaya bahan baku standar terdiri dari


 Kuantitas standar
 Harga standar.

Kuantitas standar bahan baku ditentukan dengan menggunakan;


 Penyelidikan teknis
 Analisis catatan masa lalu  rata-rata pemakaian bahan baku di
masa lalu
PROSEDUR PENENTUAN BIAYA BAHAN BAKU STANDAR

Harga yang dipakai sebagai standar dapat berupa;


oHarga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan
datang
oHarga yang berlaku pada saat penyusunan standar
oHarga yang diperkirakan akan merupakan harga normal
dalam jangka panjang.
PROSEDUR PENENTUAN BIAYA BAHAN BAKU STANDAR

Harga Standar Bahan Baku, digunakan untuk:


a. Mengecek pelaksanaan pekerjaan Departemen
Pembelian
b. Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga
terhadap laba perusahaan
Prosedur Penentuan Biaya Tenaga Kerja Standar

Biaya tenaga standar terdiri dari dua unsur:


a. jam tenaga kerja standar
b. tarif upah standar.
Prosedur Penentuan Biaya Tenaga Kerja Standar

Syarat Mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar:


a. Layout pabrik  produksi maksimum dengan biaya minimum
b. Pengembangan staf perencanaan produksi, routing dan scheduling agar aliran proses
produksi lancer
c. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik
d. Standarisasi kerja karyawan dan metode kerja dengan instruksi  tentukan SOP pada setiap
instruksi kerja

Contoh Layout proses produksi


Prosedur Penentuan Biaya Tenaga Kerja Standar

Jam tenaga standar dapat ditentukan dengan cara;


• Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan masa
lalu
• Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan
• Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di
bawah keadaan nyata yang diharapkan.
• Mengadakan taksiran yang wajar, didasarkan pada pengalaman dan
pengetahuan operasi produksi dan produk.
Prosedur Penentuan Biaya Tenaga Kerja Standar

Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar;


 Perjanjian dengan organisasi karyawan
 Data upah masa lalu
 Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.
Prosedur Penentuan BOP Standar

 Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang
dianggarkan pada kapasitas normal dengan realisasi biaya overhead kapasitas
normal.
 Manfaat utama tarif overhead standar adalah untuk penentuan harga pokok
produk dan perencanaan
 Untuk pengendalian biaya, maka tariff dipisah kan : tetap dan variable
ANALISIS PENYIMPANGAN
 Penggunaan sistem biaya standar, selain mencatat biaya menurut standar juga
mencatat biaya sesungguhnya  Perbedaan biaya standar dan sesungguhnya
 Analisis Varian (selisih)
 Kedua biaya dibandingkan dan akan diperoleh selisih biaya  untuk
pengendalian biaya bagi pihak manajemen
 Perhitungan Analisis Varian:
Analisis BBB dan BTK  menghitung selisih Kapasitas Sesungguhnya dan
Kapasitas Standar

Analisis BOP  menghitung selisih Kapasitas Sesungguhnya, Kapasitas Standar


dan Kapasitas Normal
ANALISIS SELISIH BBB & BTK
Model Satu Selisih (The One Way Model)
 Model satu selisih menghitung selisih Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja
dengan cara membandingkan biaya standar dan biaya sesungguhnya

Rumus Analisis untuk Biaya Bahan Baku:

Selisih Biaya = Biaya Standar – Biaya Sesungguhnya


Selisih Biaya = (KSt x HSt) – (KSes x HSes)
Keterangan:
KSt : Kuantitas Standar
Kesimpulan :
HSt : Harga Standar  Biaya Standar > Biaya Sesungguhnya 
KSes : Kuantitas Sesungguhnya Selisih menguntungkan (L)
HSes : Harga Sesungguhnya  Biaya Standar < Biaya Sesungguhnya 
Selisih merugikan (R)
Model Satu Selisih (The One Way Model)
 Model satu selisih menghitung selisih Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja
dengan cara membandingkan biaya standar dan biaya sesungguhnya

Rumus Analisis untuk Biaya Tenaga Kerja

Selisih Biaya = Biaya Standar – Biaya Sesungguhnya


Selisih Biaya = (TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)
Keterangan:
TUSt : Tarif Upah Standar
Kesimpulan :
JKSt : Jam Kerja Standar  Biaya Standar > Biaya Sesungguhnya 
TUS : Tarif Upah Sesungguhnya Selisih menguntungkan (L)
JKS : Jam Kerja Sesungguhnya  Biaya Standar < Biaya Sesungguhnya 
Selisih merugikan (R)
Model Dua Selisih (The Two Way Model)
Selisih Biaya Bahan Baku
1. Selisih Harga Bahan Baku
SHBB = (HSes – HSt) x KSes
 HSes > HSt  selisih merugikan (R)
 HSes < HSt  selisih menguntungkan (L)

2. Selisih Kuantitas Bahan Baku


SKBB = (Kses – KSt) x HSt
 KSes > KSt  selisih merugikan (R)
 KSes < KSt  selisih menguntungkan (L)
Model Dua Selisih (The Two Way Model)
Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
1. Selisih Tarif Upah
STU = (TUS – TUSt) x JKS
 TUS > TUSt  selisih merugikan (R)
 TUS < TUSt  selisih menguntungkan (L)

2. Selisih Jam Kerja (Selisih Efisiensi Upah)


SEU = (JKS – JKSt) x TUSt
 JKS > JKSt  selisih merugikan (R)
 JKS < JKSt  selisih menguntungkan (L)
Model Tiga Selisih (The Three Way Model)
Dipecah menjadi tiga macam selisih yaitu:
a. selisih harga
b. selisih kuantitas
c. selisih harga/kuantitas
Model Tiga Selisih (The Three Way Model)
Tiga kemungkinan dari hubungan harga dan kuantitas standar
dengan harga dan kuantitas sesungguhnya:
1) Harga dan kuantitas standar masing-masing lebih tinggi atau
lebih rendah dari harga sesungguhnya
2) Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya,
namun sebaliknya kuantitas standar lebih tinggi dari
kuantitas sesungguhnya
3) Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun
kuantitas standar lebih rendah dari kuantitas sesungguhnya
Model Tiga Selisih (The Three Way Model)
Biaya Bahan Baku

Kondisi 1a  Harga dan Kuantitas Standar lebih rendah dari


Harga dan Kuantitas Sesungguhnya

HSt < HS dan KSt < KS

SHBB = (HS – HSt) x KSt


SKBB = (KS – KSt) x HSt
SHK = (HS – HSt) x (KS – KSt)
Model Tiga Selisih (The Three Way Model)
Biaya Bahan Baku

Kondisi 1b  Harga dan Kuantitas Standar lebih tinggi dari


Harga dan Kuantitas Sesungguhnya
HSt > HS dan KSt > KS

SHBB = (HSt – HS) x KS


SKBB = (KSt – KS) x HS
SHK = (HSt – HS) x (KSt – KS)
Model Tiga Selisih (The Three Way Model)
Biaya Bahan Baku
Kondisi 2  Harga Standar lebih rendah dari Harga
Sesungguhnya dan Kuantitas Standar lebih tinggi dari
Kuantitas Sesungguhnya

HSt < HS dan KSt > KS

SHBB = (HS – HSt) x KS


SKBB = (KSt – KS) x HSt
SHK =0
Model Tiga Selisih (The Three Way Model)
Biaya Bahan Baku

Kondisi 3  Harga Standar lebih tinggi dari Harga


Sesungguhnya dan Kuantitas Standar lebih rendah dari
Kuantitas Sesungguhnya

HSt > HS dan KSt < KS

SHBB = (HSt – HS) x KSt


SKBB = (KS – KSt) x HS
SHK =0
Model Tiga Selisih (The Three Way Model)
Biaya Bahan Baku

Dari berbagai kondisi tersebut, dapat diringkas sbb:


Model Tiga Selisih (The Three Way Model)
Biaya Tenaga Kerja

Kondisi 1a  Jam Kerja dan Tarif Upah Standar lebih rendah


dari Jam Kerja dan Tarf Upah Sesungguhnya

JKSt < JKS dan TUSt < TUS

STU = (TUSt – TUS) x JKSt


SEU = (JKSt – JKS) x TUSt
STEU = (TUSt – TUS) x (JKSt – JKS)
Model Tiga Selisih (The Three Way Model)
Biaya Tenaga Kerja

Kondisi 1b  Jam Kerja dan Tarif Upah Standar lebih tinggi


dari Jam Kerja dan Tarf Upah Sesungguhnya

JKSt > JKS dan TUSt > TUS

STU = (TUSt – TUS) x JKS


SEU = (JKSt – JKS) x TUS
STEU = (TUSt – TUS) x (JKSt – JKS)
Model Tiga Selisih (The Three Way Model)
Biaya Tenaga Kerja

Kondisi 2  Jam Kerja Standar lebih rendah Jam Kerja


Sesungguhnya dan Tarif Upah Standar lebih tinggi dari Tarif
Upah Sesungguhnya

JKSt < JKS dan TUSt > TUS

STU = (TUSt – TUS) x JKSt


SEU = (JKSt – JKS) x TUS
STEU =0
Model Tiga Selisih (The Three Way Model)
Biaya Tenaga Kerja

Kondisi 3  Jam Kerja Standar lebih tinggi Jam Kerja


Sesungguhnya dan Tarif Upah Standar lebih rendah dari Tarif
Upah Sesungguhnya

JKSt > JKS dan TUSt < TUS

STU = (TUSt – TUS) x JKS


SEU = (JKSt – JKS) x TUSt
STEU = (JKSt – JKS) x (TUSt – TUS)
ANALISIS SELISIH BOP
ANALISIS SELISIH BOP

Karakteristik Analisis Selisih BOP:


 BOP memiliki kapasitas normal, kapasitas standar dan
kapasitas sesungguhnya.
 BOP memiliki unsur variabel dan tetap terhadap produk

Asusmsi BOP berdasarkan Jam Kerja Langsung


Penyusunan anggaran  didasarkan kapasitas normal
Agar analisis bermanfaat maka  Anggaran Fleksibel

Kapasitas Normal  kapasitas produksi/operasi perusahaan


dalam satu periode yang dinyatakan dalam JKL
ANALISIS SELISIH BOP

Analisis Selisih BOP dapat dilakukan dengan:


1. Model satu selisih
2. Model dua selisih
3. Model tiga selisih
4. Model empat selisih
ANGGARAN FLEKSIBEL

Analisis selisih BOP berkaitan dengan anggaran fleksibel,


dikarenakan BOP terdiri dari 2 jenis biaya yaitu: biaya bersifat
tetap dan biaya yang sifatnya variabel

Anggaran BOP Tetap


 BOP yang besarnya sampai kapasitas tertentu adalah tetap
Misal:
PT. Berkah pada kapasitas normal sebesar 10.000 JKL
menganggarkan BOP Tetap Rp 75.000.000. Jika dalam 1 periode
perusahaan memiliki kapasitas produksi secara normal sebanyak
5.000 unit maka tiap unit memerlukan waktu 2 jam.
ANGGARAN FLEKSIBEL
Anggaran BOP Variabel
 BOP yang jumlah totalnya bervariasi sesuai dengan
perubahan JKL.
 BOP Variavel dianggarkan berdasarkan kapasitas normal
Misal:
PT. Berkah menganggarkan BOP variabel sebesar Rp 50.000.000
untuk 1 periode pada kapasitas normal 10.000 JKL.
Dengan demikian, tarif BOP per JKL sebesar Rp 5.000
 (Rp 50.000.000 : 10.000 JKL)
PEMEBEBANAN BOP KE PRODUK
BOP yang dianggarkan pada kapasitas normal  dibebankan
ke produk dengan menggunakan tarif standar.
Misal:
Berdasarkan kasus PT. Berkah BOP yang dianggarkan pada
kapasitas normal sebesar Rp 125.000.000 (kapasitas normal
10.000 JKL)
Maka Tarif standar pembebanan BOP dihitung sbb:
= (Rp 125.000.000 : 10.000 JKL)
= Rp 12.500 per JKL
Jika tiap produk memerlukan 2 jam maka pembebanan BOP ke
produk sebesar Rp 12.5000 x 2 jam = Rp 25.000
CONTOH PEMEBEBANAN BOP KE PRODUK
PT. Berkah pada Januari 2018 menganggarkan BOP sbb:
BOP Tetap Rp 75.000.000,00
BOP Variabel Rp 50.000.000,00
Total BOP Rp 125.000.000,00

Kapasitas normal 10.000 JKL


Perusahaan menetapkan jam standar 1 unit produk sebesar 2
jam (2 JKL). Jika pada bulan Januari 2018 perusahaan
memproduksi 4.500 unit.
Berapa BOP yang dibebankan ke produk?
Berapa BOP Variabel dan Tetap yang dibebankan ke produk?
CONTOH PEMEBEBANAN BOP KE PRODUK
Tarif BOP = Rp 125.000.000 : 10.000 JKL
= Rp 12.500 per JKL

BOP dibebankan = Tarif BOP x jam standar produksi


= Rp 12.500 (2 JKL x 4.500 unit)
= Rp 12.500 x 9.000
= Rp 112.500.000
CONTOH PEMEBEBANAN BOP KE PRODUK
Tarif BOPV = Rp 50.000.000 : 10.000 JKL
= Rp 5.000 per JKL

BOPV dibebankan = Tarif BOP x jam standar produksi


= Rp 5.000 (2 JKL x 4.500 unit)
= Rp 5.000 x 9.000
= Rp 45.000.000
CONTOH PEMEBEBANAN BOP KE PRODUK
Tarif BOPT = Rp 75.000.000 : 10.000 JKL
= Rp 7.500 per JKL

BOPV dibebankan = Tarif BOP x jam standar produksi


= Rp 7.500 (2 JKL x 4.500 unit)
= Rp 7.500 x 9.000
= Rp 67.500.000
ANALISIS SELISIH BOP
Model Satu Selisih

Selisih BOP = BOPS – BOP dibebankan

Keterangan:
BOPS : BOP Sesungguhnya
BOP dibebankan : Tarif standar x Kapasitas Standar
ANALISIS SELISIH BOP
Model Dua Selisih

Model dua selisih dibagi menjadi dua yakni: Selisih Anggaran (Selisih Terkendali) dan Selisih
Volume

Selisih Anggaran
= BOPS – (BOPT dianggarkan + (Tarif Standar BOPV x Jam Standar)

Keterangan:
BOPS : BOP Sesungguhnya
BOPT dibebankan : Tarif standar BOPT x Kapasitas Normal
ANALISIS SELISIH BOP
Model Dua Selisih

Selisih Volume
= BOPT dianggarkan + (Tarif Standar BOPV x Jam Standar) – (Tarif BOP x Jam Standar)

Atau
Selisih Volume
= Tarif BOPT (Jam kerja pada kapasitas normal – Jam Kerja Standar)

Jika kapasitas normal > Kapasitas Standar , maka selisih Rugi


Jika kapasitas normal < Kapasitas Standar , maka selisih laba
ANALISIS SELISIH BOP
Model Tiga Selisih

Model tiga selisih dibagi menjadi tiga yakni:


1. Selisih Pengeluaran
2. Selisih Efisiens
3. Selisih Volume

Selisih Pengeluaran (SP)


= BOPS – (BOPT dianggarkan + (Tarif BOPV x Jam Sesungguhnya)

Jika BOPS > BOP dianggarkan pada jam sesungguhnya  Selisih Rugi
Jika BOPS < BOP dianggarkan pada jam sesungguhnya  Selisih Laba
ANALISIS SELISIH BOP
Model Tiga Selisih

Selisih Efisiensi (SE)


= Tarif Standar BOP x (Jam Sesungguhnya – Jam Standar)

Jika Jam Sesungguhnya > Jam Standar  Selisih Rugi


Jika Jam Sesungguhnya < Jam Standar  Selisih Laba

Selisih Volume (Selisih Kapasitas)


= Tarif BOPT x (Jam Normal – Jam Standar)
Jika Jam Normal > Jam Standar  Selisih laba
Jika Jam Normal < Jam Standar  Selisih Rugi
ANALISIS SELISIH BOP
Model Empat Selisih

BOP dibedakan antara BOPV dengan BOPT.


BOPV  dianalisa menjadi 2 selisih:
(1) Selisih pengeluaran BOP variabel
(2) Selisih Efisiensi
BOPT  dianalisa menjadi 2 selisih:
(1) Selisih pengeluaran BOP Tetap
(2) Selisih Volume
ANALISIS SELISIH BOP
Model Empat Selisih

BOPV  dianalisa menjadi 2 selisih:


(1) Selisih pengeluaran BOP variabel
Merupakan selisih antara BOPV Ses dengan BOPV pada jam sesungguhnya dengan tarif
BOPV Standar.
Selisih Pengeluaran BOP Variabel:
= BOPV Ses – (Tarif Standar BOPV x Jam Sesungguhnya)

(2) Selisih Efisensi (SE)


Merupakan selisih antara BOPV pada jam sesungguhnya menggunakan tarif standar
dengan BOPV yang dibebankan.
Selisih Efisiensi (SE):
= Tarif Standar BOPV x (Jam Sesungguhnya – Jam Standar)
ANALISIS SELISIH BOP
Model Empat Selisih

BOPT  dianalisa menjadi 2 selisih:


(1) Selisih pengeluaran BOP Tetap
Merupakan selisih antara BOPT sesungguhnya dengan BOPT dianggarkan
Selisih Pengeluaran BOP Tetap:
= BOPT Ses – BOPT dianggarkan

(2) Selisih Volume (SV)


Merupakan selisih antara BOPT dianggarkan dengan BOPT dibebankan.
Selisih Volume (SV)
= Tarif Standar BOPT x (Jam Normal – Jam Standar)
MISAL:
Kartu Standard per unit
 Bahan Baku 10 Kg @ Rp 5.000 = Rp 50.000
 BTK 15 Jam @ Rp 2.000 = Rp 30.000
 BOP:
Variabel 10 jam @ Rp 1.500 = Rp 15.000
Tetap 10 jam @ Rp 500 = Rp 5.000
Rp 100.000
MISAL:
Transaksi yang sesungguhnya terjadi:
 Pembelian bahan baku 2.600 kg @ Rp 4.900
 Persediaan produk jadi awal 350 unit. Persediaan akhir produk jadi 300 unit
 Penjualan produk dengan harga Rp 200.000 per unit.
 Jumlah produk yang dipindah ke gudang 1.000 Unit.
 Biaya produksi yang dikeluarkan selama sebulan:
 Bahan Baku 10.800 Kg @ Rp 4.900 = Rp 52.920.000
 Tenaga Kerja 14.900 Jam @ Rp 1.700 = Rp 25.330.000
 BOPS = Rp 25.000.000
 Kapasitas Normal 16.000 jam
Penyelesaian .....
Analisis Selisih BOP
Model Satu Selisih

BOPS .................................. Rp 25.000.000


BOPD*................................. Rp 20.000.000
Selisih BOP Rp 5.000.000 (R)

BOPD = Jam Standar BOP x Tarif BOP


= (10 jam x 1.000 unit) x Rp 2.000
= Rp 20.000.000
Penyelesaian .....
Analisis Selisih BOP
Model Dua Selisih
Selisih Terkendali = BOPS – (BOPT dianggarkan + (Tarif BOPV x Jam Std)
= Rp 25.000.000 – (Rp 500 x 16.000 jam) + (Rp 1.500 x 10.000 jam)
= Rp 25.000.000 – (Rp 8.000.000 + Rp 15.000.000)
= Rp 25.000.000 – Rp 23.000.000
= Rp 2.000.000 (R)

Selisih Volume = BOPT dianggarakan + (Tarif BOPV x Jam Std) – (Tarif BOP x Jam Std)
= (Rp 500 x 16.000 jam) + (Rp 1.500 x 10.000 jam) – (Rp 2.000 x 10.000)
= Rp 8.000.000 + Rp 15.000.000 – Rp 20.000.000
= Rp 3.000.000 (R)
Penyelesaian .....
Analisis Selisih BOP
Model Tiga Selisih
Selisih Pengeluaran = BOPS – (BOPT dianggarkan + (Tarif BOPV x Jam Sesungguhnya)
= Rp 25.000.000 – (Rp 8.000.000 + (Rp 1.500 x 14.900 jam)
= Rp 25.000.000 – Rp 30.350.000
= Rp 5.350.000 (L)

Selisih Efisiensi = Tarif Standar BOP x (Jam Sesungguhnya – Jam Standar)


= Rp 2.000 (14.900 – 10.000)
= Rp 2.000 x 4.900 jam
= Rp 9.800.000 (R)

Selisih Volume (Selisih Kapasitas) = Tarif BOPT x (Jam Normal – Jam Standar)
= Rp 500 x (16.000 – 14.900)
= Rp 550.000 (R)

Anda mungkin juga menyukai